Yuni:
Bung Efron,
Saya tertarik dengan tulisan anda diatas. Kapasitas saya sebagai individu,
yang tidak punya peran penting sebagai pengambil keputusan dalam suatu
keluarga besar, yakni negara. yang saya miliki hanya sebuah keluarga dalam
arti sebenarnya, apalagi jauh dari negara yang dituju, apa yang seharusnya
saya lakukan sebagai praktek sebagai wujud dari kerihatinan saya???????.
Efron:
Tanyakanlah kepada diri Anda sendiri karena Andalah yang tahu persis tentang
diri Anda.
Yuni:
Ini bukannya saya merasa sakit hati anda bilang Ndobos atau ngedebus, itu
wajar. membaca tulisan anda selama ini saya menyadari,  anda memang suka
mengolok olok orang lain.  Yang saya herankan bagaimana anda sebagai
pendukung MS (ditanah air lagi) diam saja melihat rakyat terlibat klenik
hanya untuk menggolkan MS. Paling tidak bilang kek pada MS bahwa rakyat itu
perlu diluruskan pengertiannya atas system politik , jangan malah
ditunggangi dengan kediamannya.
Efron:
Terserah Anda mau mengatakan saya suka mengolok-olok orang lain (Orang lain
itu siapa? Anda sendiri, bukan?). Anda sendiri mengatakan Anda emosi. Emosi
menghasilkan ndobos dan ngedebus.
Klenik? Klenik tak akan mengalahkan kuasa Tuhan Allah. Kalau MS itu tante
saya maka langsung saya datangi MS dan bilang ini-itu. Saya makin tertarik
atas "kediaman" MS karena menjadi misteri. Hidup itu judi, cuma satu yang
pasti....mati.
Yuni:
Memang hak anda menilai citra saya yang tidak prihatin dengan rakyat kecil.
Kalau menurut anda bagaimana saya harus menulis yang benar yang konteksnya
tentang MS, supaya bisa mencerminkan bahwa saya peduli akan rakyat
Indonesia??
Efron:
Sudah saya tulis di atas.

Yuni:
Saya bersyukur anda bisa berpraktek secara langsung, bagaimanapun kecilnya
peran anda tetantunya bermanfaat bagi orang lain.
Selamat
Efron:
Terima kasih!

Kirim email ke