Suhendri <[EMAIL PROTECTED]>:

...

>Kalau mau sadar dan jujur ke diri sendiri, mutu SDM yang tidak bagus dari
>wakil rakyat, adalah masalah serius, terlepas dari orang pintar yang tidak
>jujur, atau orang bodoh yang jujur.

Yw: Kalo mau bicara secara literal (sesuai makna bahasa),
    sebetulnya, apa yg terjadi sekarang ini udah nyetel (pas).

    Habis gimana, rakyat Indonesia sendiri (SDM-nya) juga kebanyakan
    tidak bagus kualitasnya kok, kalo wakilnya demikian, ya pantas
    ajalah. Malah kalo masyarakat kualitasnya kayak sekarang, terus
    wakilnya di lembaga legislatif profesor doktor semua, ya,
    itu, sebenernya kurang mewakili... Ha, ha..

    Contoh kata: kalo golongan etnis tionghoa diwakili di lembaga
    legislatif oleh orang dari etnik hispanik turunan portugis
    totok, kan kurang pas, atau golongan Islam diwakili orang beragama
    shinto, ini namanya kan nggak nyetel, nggak pas.

    Sebenernya masalah besarnya adalah: kenapa kok rakyat
    Ina kualitasnya kayak sekarang ini? Di sini masalah besarnya dan
    perlu penyelesaian sistematis yg mungkin perlu waktu 5-20th, tapi
    betul-betul perlu dan harus diubah. Kalo yg di senayan itu sih
    cuma wakilnya doang. Dibagus-bagusin di situ, kalo di jalanan
    kualitasnya masih kayak sekarang, ya, nggak sip,...

    Ini pendapat saya. Mungkin agak nyimpang dikit, atau
    memperluas permasalahan.

>Melihat mutu dan kwalitas dari penanggap, agak prihatin juga saya membaca
>tanggapan dari beberapa penanggap di Permias, yang memaklumkan dan
>membenarkan Mutu SDM Wakil Rakyat saat ini.
>
>Soe

Yw: Kalo nanti rakyat Ina udah pada pinter-pinter (katakanlah
    rata-rata lulusan SMA), ya wakil rakyat yg kayak sekarang ini
    ya nggak pantas lagi... ;-)

Kirim email ke