Hmmmm racism... hot, favorite topic of all time...:)). Kalau menurut saya, baguslah pengusaha2 WNI-keturunan itu pada pergi, bukan karena rasis atau gimana, tapi karena orang2 seperti mereka itu engga' banyak gunanya. Mereka2 itu adalah parasit yang akan merugikan Indonesia dimasa datang. Mereka tidak punya rasa nasionalisme, cinta terhadap bangsa. Sebenarnya ini yang saya harapkan... bangsat2 seperti inilah yang merusak citra orang cina di Indonesia. Biarlah mereka pergi, biar bangsa Indonesia bisa melihat mana warganya yang setia, mana yang tidak, regardless of color or any other physical difference. Uang bisa dicari, sekarang kita tinggal catat saja nama2 mereka supaya mereka tidak bisa lagi mendapatkan WNI-nya kembali, thus usaha2 mereka di Indonesia bisa kita "beslah" karena sekarang statusnya bukan PMA. Seandainya sudah, pajak dan segala peraturan2 PMA, bisa kita impose ke perusahaan2 mereka sehingga mereka tidak "berkutik"...:). "Tidak semua cina jahat, tidak semua melayu baik. Tidak semua kristen jahat, tidak semua Islam baik." Buat saya itu saja yang harus kita pegang, supaya kita bisa hidup berdampingan, bahu-membahu membangun negara kita tercinta. Kalau semua sudah pulang ke tanah air, jangan cuma ilmu akademis saja yang dibawa, tapi juga ilmu tentang kehidupan dan bersocial, sehingga kita tidak terjerumus ke lembah SARA yang nista dan hina itu. Kalau anda merasa mulai rada2 racist, ingat2 bagaimana cara2 kita hidup di Luar Negri, dimana SARA itu tidak ada, cina melayu, islam, kristen, budha, semua hidup berdampingan secara damai. ichal. Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Makanya kalau begitu mending orang cina diusirin saja dari Indonesia termasuk anda. Terlalu banyak ambil keuntungan dari policy eknonomi Indonesia di masa lalu. Terlalu banyak komplain. Paling pintar mengambil keuntungan dari kolusi. Paling banyak membuat hutang luar negeri swasta yang kemudian harus ditanggung pemerintah. Nah, yang tidak tahu diri itu siapa? Jelas orang Cina dong! Emang dulu modalnya dari mana? Dari eyang Li Peng? See, memang sebutan binatang ekonomi oleh bekas PM Sinagpura geblek itu sudah tepat. Giliran satu orang saja yg mati terbunuh saja gegernya minta ampun. Sudah deh tuduhan rasis kemana-mana. Tapi giliran bikin pan-cina bersatu tidak merasa sedang melakukan praktek rasisme. Semua saluran ekonomi buat pengusaha non-cina ditutup sehingga tidak bisa berkembang. Giliran ada usaha koperasi untuk memberdayakan rakyat lalu ribut protes diskriminasi. Siapa yang diskriminasi sih? Hahaha......:) Memang melayu itu mental kampung. Persis ucapan anda yang selalu muncul di dalam percakapan orang-orang Cina di Indonesia. Oranbg melayu kan yg suka ngrusak telpon umum ya? Memang melayu goblok, sudah dikampung-kampungin masih saja mau berbaik-baik dengan cina-cina sok modern dan anasionalis kayak Mardika ini. Huh, ada-ada saja.....:) Coba aja tunggu, entar kan Mardika bilang kalau saya yang rasis. Dasar rasis! '---------------------------------------- >From: Mardhika Wisesa <[EMAIL PROTECTED]> >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore >Date: Wed, 1 Dec 1999 09:33:12 EST > >Puluhan pengusaha Indonesia yang pindah ke Singapura kedapatan menjadi >warganegara Singapura, sejak terjadinya kerusuhan pada Mei 1998, kata >Kepala >bidang Konsuler KBRI Singapura, Ghazali. >"Setiap bulan puluhan pengusaha kita yang umumnya WNI keturunan pindah >kewarganegaraan menjadi warga negara Singapura," katanya di Singapura, >Rabu. >Dikatakan, WNI keturunan tersebut mulanya datang ke negara jiran itu untuk >mengungsi akibat kerusuhan di dalam negeri, namun setelah bekerja, mereka >menjadi WN Singapura. >Menurut dia, para pengusaha itu umumnya berasal dari Jawa dan Kepulauan >Riau. >Alasan menjadi WN Singapura umumnya karena ikatan perkawinan. >Ia mengungkapkan, 40 sampai 50 orang WN Indonesia yang tinggal di negara >pulau >itu mengakui telah menjadi warga Singapura. >Katanya, pihaknya tidak bisa melarang karena itu hak masyarakat, tetapi >menyayangkan warga keturunan yang beralih kewarganegaraan kemudian membuka >usaha di Singapura. >"Yang kita takutkan, bukan orang, tetapi kapitalnya sebab orang Singapura >yang >untung," katanya. >Dalam penilaiannya, modal yang dilarikan pengusaha ke Singapura itu dinilai >merugikan Indonesia, ditambah para warga keturunan itu tidak kembali lagi >ke >Indonesia. > >Koment: Kasihan saya melihat sikap pejabat yang memberikan komentar ini, >rupanya orang-orang cina ini hanya dinilai dari duitnya, bukan dari >kemanusiannya. Rasaiin Indonesia Bangkrut total, sukurin nama Indonesia >rusak >di mata dunia karena semua kerusuhan dan kehilangan Timor-timur, semoga >peristiwa di Aceh dan West Papua menambah tinta merah Indonesia di mata >dunia, >sehingga mereka tahu kalau Indonesia memang bangsa yang tidak tahu diri. > >(Mental....mental....kasihan , mental kampung semua....mental norak) > > >Mardhika Wisesa > >____________________________________________________________________ >Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 > ______________________________________________________ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com ____________________________________________________________________ Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.