Ini dari Republika Online (dan sorry, agak Out Of Topic).
Mungkin seperti inilah cara IMF & Worldbank 'nolong'
negara berkembang (in a sense). ;-)

---

HUMOR: Nasruddin dan Tetangga yang Banyak Anak


Nasruddin tinggal di sebuah kampung yang padat. Penduduk kampung itu
anaknya banyak karena tidak mengenal keluarga berencana (KB), dan rumah
mereka sempit sehingga mereka hidup berdesak-desakan.

Pada suatu hari salah seorang tetangganya datang kepada Nasruddin, dan
berkata, ''Nasruddin, kau ini orang pandai. Saya mau minta tolong. Begini
soalnya. Seperti kau ketahui, rumah kami ini sangat kecil, sedangkan saya
hidup bersama istri, enam anak, bapak saya yang tua, ibunya istri saya.
Tentu saja rumah itu penuh sesak. Dan kami sama sekali tidak pernah
mengenyam kebahagiaan. Hidup kami ruwet setiap hari.''

Nasruddin bertanya, ''Kamu punya kambing?''

''Tidak,'' jawab orang itu.

''Kalau begitu beli seekor kambing,'' jawab Nasruddin, ''dan pelihara
kambing itu di dalam rumahmu.''

''Lho,'' orang itu menjawab, ''Kamar kami sudah sesak, kalau ada seekor
kambing lagi masuk tentu tambah sesak lagi.''

Nasruddin melotot matanya sambil berkata, ''Kamu minta aku menolongmu atau
tidak?''

''Ya, tentu saja.''

''Nah, kalau begitu, beli seekor kambing.''

Seminggu kemudian orang itu datang ke rumah Nasruddin lagi. Nasruddin
langsung bertanya, ''Kamu sudah jadi beli kambing apa belum?''

''Sudah,'' jawab orang itu.

''Kamu jadi bahagia sekarang?''

''Lho, jelas tidak; rumah kami tambah penuh sesak, dan lebih sesak dari
sebelumnya, dan kami semuanya tambah sengsara lagi.''

''Nah, kalau begitu, belilah enam ekor ayam dan pelihara ayam-ayam itu di
dalam rumahmu juga.''

Seminggu kemudian ia bertemu tetangga itu untuk ketiga kalinya, dan
tetangga itu bilang, ''Nasruddin, keadaan rumah tangga kami makin kacau
balau sekarang ini. Ada anak-anak, ada orang tua, ada kambing, ada ayam
pula.''

Nasruddin tetap tersenyum, ''Kalau begitu belilah seekor biri-biri, dan
pelihara biri-birimu itu dalam rumahmu juga.''

Minggu berikutnya orang itu berkata, ''Nasruddin, mengerikan! Rumah kami
benar-benar neraka sekarang, benar-benar tidak bisa kami tahankan lagi,
binatang dan orang kacau balau dalam rumah itu.''

Nasruddin tetap tersenyum, ''Bagus,'' katanya, ''sekarang pulanglah dan
jual biri-biri itu.''

Minggu berikutnya orang itu datang menemui Nasruddin lagi, wajahnya tampak
agak cerah, ''Ah rumah kami agak legaan sedikit, barangkali karena
biri-biri itu sudah tidak ada lagi.''

''Bagus, bagus,'' kata Nasruddin, ''Nah sekarang pulanglah dan jual
ayam-ayam itu.''

Seminggu kemudian orang itu muncul lagi, sinar kebahagiaan mulai tampak di
wajahnya, katanya, ''Ayam-ayam sekarang sudah tidak ada, jadi suasana di
rumah kami lebih mendingan lagi.''

Nasruddin tersenyum, katanya, ''Sekarang juallah kambingmu!'' Minggu
berikutnya orang itu nongol lagi, katanya tegas, ''Rumah kami bagaikan
istana sekarang, Nasruddin, kami semua berbahagia hidup di dalamnya. Kau
telah membantu kami sebaik-baiknya. Terima kasih, Nasruddin.''

;-)

Kirim email ke