Dear temans,
 
Maaf postingnya agak lama mengenai persiapan diskusi PPI. Jadi sebagaimana yang 
disepakati bersama, tema besar yang akan disampaikan adalah mengenai 
pendidikan. Acara akan diselenggarakan di KBRI Woluwe, insya allah pada tanggal 
4 Juli 2009. Saya telah sampaikan Pak Baktiar dan beliau tetap bersedia menjadi 
moderator. Saya pikir Pak Priatna tetap akan bersedia menjadi salah satu 
pembicara (Beliau masih di Indonesia saat ini). 
 
Diskusi di Antwerpen juga membahas dua panelis dari PPI. Adalah Bung Anis dan 
Pak Abas yang menjadi pilihan. Mudah-mudahan beliau-beliau sudah dihubungi. 
Selain itu dari PPI juga akan me-launch keberadaan PPI Belgia. 
 
Format acara adalah classroom dengan 4 panelis dan satu moderator di depan. 
Untuk membuat suasana santai dan informal, maka suasananya akan dibuat seperti 
talkshow. Yang penting adalah bagaimana memancing/mem-provoke agar interaksi 
antara audience dan panelis lancar dan mengeluarkan ide/rekomendasi 
konstruktif. 
 
Sekedar ide, maka diskusi pendidikan ini dapat membicarakan hal-hal yang 
berkisar (hanya ide saja, silahkan ditambah/dikurangi):
 
1. Perbandingan pendidikan di Belgia dan Indonesia, baik dari segi biaya maupun 
substansinya (kurikulum, cara mendidik/mengajar, ekstra kurikuler, bahasa). 
Positif dan negatifnya.
 
2. Bagaimana pendidikan, sebagaimana juga pengaruh orang tua, mempengaruhi 
kepribadian dan eloquency dalam mengemukakan pendapat (berani bertanya dan 
tidak takut salah dalam mengekspresikan pendapat/pertanyaan). Bagaimana budaya 
setempat dan pendidikan mempengaruhi kepribadian.
 
3.Biaya pendidikan kedua negara, bagaimana perbandingannya. apa yang bisa 
diperbuat untuk membuat biaya pendidikan menjadi lebih murah? subsidi silang 
apakah berjalan dengan baik di Indonesia? undang-undang (sistem pendidikan 
nasional no. 20/2003) menjamin pendidikan bebas biaya bagi pendidikan dasar? 
apakah cukup, bagaimana sikon di lapangan? apakah pendidikan harus gratis untuk 
semua level? berapa investasi pemerintah yang harus dikeluarkan? mendiknas 
berkomentar (tempo, 14 jan 2009) bahwa UUD 45 hanya dicantumkan "mencerdaskan 
kehidupan bangsa" bukan "mencerdaskan kehidupan bangsa secara gratis", 
bagaimana dengan pandangan ini?
 
4. benarkah sistem pendidikan di Belgia lebih baik? kurang lebihnya dari hal 
apa? apa yang bisa menjadi manfaat untuk kita? gaji guru/dosen/honorer? 
kebiasaan memberikan les diluar selepas sekolah? 
 
5. Benarkah memadatkan kurikulum akan meningkatkan? atau justru melonggarkan 
kurikulum dan disejajarkan dengan perkembangan psikis anak? bagaimana dengan 
kebiasaan menghafal/sistem kebut semalam? apakah di Belgia juga seperti itu? 
bagaimana hubungannya antara semangat belajar dan cara dosen/guru mengajar? 
perbandingannya antara Indonesia dan Belgia? apa yang bisa diambil dari hal ini?
 
6. lebih filosifis dan longterm thinking, apa yang bisa diperbuat agar 
bagaimana pendidikan dapat menjadikan rakyat yang kritis? apakah bangsa yang 
kritis dengan sendirinya akan menjadi bangsa yang maju? korelasinya? berapa 
investasi yang dibutuhkan (uang dan waktu) agar Indonesia menjadi bangsa yang 
maju (dari segi pendidikan: melek buku/teknologi).
 
7. bagaimana dengan mereka yang sekolah dibiayai oleh negara, lalu setelah 
tamat, pindah bekerja di luar negeri? bagaimana membuat mereka yang kuliah di 
luar negeri untuk memberikan pengetahuannya kepada negara? bagaimana membuat 
mereka 'betah' bekerja untuk indonesia dengan gaji yang rendah? 
 
Bayu. 

--- On Sat, 6/20/09, Furqon Azis <uton...@yahoo.com> wrote:


From: Furqon Azis <uton...@yahoo.com>
Subject: Re: [PPIBelgia] Acara ngumpul di Antwerp
To: PPIBelgia@yahoogroups.com
Date: Saturday, June 20, 2009, 6:46 PM










Terima kasih Mas Lurah Antwerp atas reportase nya


Mengenai format kepengurusan PPI-Belgia ke depan, saya mencoba menyarikan hasil 
pembicaraan diskusi rekan-rekan PPI-Belgia pada pertemuan tadi di Antwerp, 
CMIIW.
Pada intinya, kepengurusan PPI-Belgia bersifat kolektif terdiri atas 
"presidium" yang di ketuai oleh
ketua PPI-Antwerp, ketua PPI-Brussels, ketua PPI-Gent, ketua PPI-Hasselt, ketua 
PPI-Leuven, ketua PPI-Louvain, etc.
dan satu orang sekretaris eksekutif yang akan di pilih oleh masing-masing ketua 
presidium untuk periode tertentu (detailnya akan kita putuskan bersama), yang 
bertugas salah salah satunya semacam 'public relation' dengan pihak KBRI, 
masyarakat Indonesia di Belgia, rekan-rekan PPI-Belgia, etc (detail tugasnya 
akan kita diskusikan bersama).   


Mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan saat ini, silahkan rekan-rekan 
sekalian yang ingin menambahkan.






Salam
-Utong-








From: bagusco <bagus...@yahoo. com>
To: ppibel...@yahoogrou ps.com
Sent: Saturday, June 20, 2009 5:22:30 PM
Subject: Re: [PPIBelgia] Acara ngumpul di Antwerp







Sekedar berbagi cerita...
Alhamdulillah acara ngumpul di Antwerp terlaksana dengan baik.  Temen2 yang 
ikut hadir adalah (mudah2an gak ada yang kelewat)
Antwerp... Dendi, Ibu Dendi, Carisa, Yoga, Endang, Dimas, Bagus
Brussel... Utong, Wina
Leuven... Roil, Ibu Roil, Dhani
Gent... Petrus
KBRI... Mas Bayu, Pak Iwan
Terimakasih atas kedatangan teman2 dan mohon maaf kalau ada kekurangan selama 
kumpul2 tadi siang.

Selama ngumpul, kami sempat berdiskusi mengenai acara PPI - KBRI tanggal 4 Juli 
nanti.  Mudah2an pada tanggal itu minimal 80% warga PPI-Belgia berkesempatan 
untuk hadir.  Kenapa?  Selain melakukan diskusi PPI - KBRI - Masyarakat, ada 
keinginan untuk me-'resmi'-kan keberadaan organisasi PPI-Belgia.  Format 
tentang organisasi ini akan disampaikan lebih lengkap oleh Kang Utong.  
Sedangkan format diskusi PPI-KBRI-Masyarakat akan diberikan oleh Mas Bayu.  

Terimakasih sebelumnya atas kesediaan Kang Utong dan Mas Bayu untuk segera 
menyampaikan hasil diskusi di Antwerp sehingga persiapan tanggal 4 Juli bisa 
dilakukan dengan baik.

salam,
bagusco
















Kirim email ke