Kalau Ekonom biasa seperti JK: Itu Perampokan
Kalau Ekonom Neolib: Itu Penyelamatan...

Memang perspektif perampok dengan orang biasa itu berbeda...:)

Angka kaum Neolib itu juga belum tentu benar. Jadi secara kualitatif mereka 
keliru. Secara kuantitatif juga sengaja keliru.

Pemerintah mengucurkan Rp 6,7 trilyun. Sementara simpanan nasabah di sana rp 
5,6 trilyun. Seandainya dibayar semua, masih selisih rp 1,1 trilyun. Ke mana 
larinya?

Tapi ternyata rp 1,4 trilyun uang nasabah kecil belum digantii. Jadi selisih 
lebih besar lagi, yaitu rp 2,5 trilyun. Ke mana itu. Apa kaum neolib bisa 
menjelaskan ke mana larinya?... See More

http://www.tempointeraktif.com/hg/perbankan_keuangan/2009/09/11/brk,20090911-197426,id.html
Sedangkan pada fase setelah penyelamatan (20 November-31 Desember), jumlah 
penarikan dana Rp 4,5 triliun.

Dari jumlah Rp 4,5 triliun itu, terdapat penarikan dana oleh nasabah besar 
sebanyak Rp 1 triliun. Mereka antara lain Boedi Sampoerna Rp 500 miliar, serta 
dua perusahaan negara: PT Jamsostek dan PT Timah Tbk.

Sisanya sebesar Rp 3,5 triliun merupakan penarikan oleh nasabah individu yang 
memiliki simpanan Rp 2 miliar. "Mereka adalah nasabah yang masuk program 
penjaminan pemerintah," kata sumber itu. Jumlah itu merupakan bagian dari total 
simpanan nasabah Century yang dijamin pemerintah sebesar Rp 5,6 triliun. Jumlah 
inilah yang harus dibayar pemerintah jika Century ditutup.

Ditemui terpisah, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 
(PPATK) Yunus Husein membantah ketika disebut telah menelusuri aliran dana 
Century sebelum dan sesudah bank itu memperoleh kucuran dana penyelamatan Rp 
6,7 triliun.

==
http://www.antara.co.id/berita/1258092296/nasabah-bank-century-mengadu-ke-kpk
Dia menegaskan, dana para nasabah kecil Bank Century sebesar Rp1,4 triliun 
belum kembali, meski pemerintah telah mengucurkan dana talangan.

http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2009/08/31/brk,20090831-195376,id.html

Kalla Tuding Pemerintah Lindungi 'Perampokan' Bank Century  

Senin, 31 Agustus 2009 | 16:34 WIB

bank centuryTEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan 
persoalan Bank Century merupakan kasus kriminal. Pemilik bank dianggap merampok 
bank itu sendiri dan melarikan dana masyarakat ke luar negeri.

"Di samping obligasi-obligasi yang bodong (tak ada nilai) karena tidak diawasi 
dengan baik dan benar oleh Bank Indonesia," kata Jusuf Kalla di kantor Wakil 
Presiden, Senin (31/8).

Kalla mengatakan dirinya tidak mengetahui proses bail out dan tidak pernah 
dilapori sebelumnya oleh pejabat berwenang. Dia menyayangkan penjelasan Menteri 
Keuangan (kepada sejumlah wartawan melalui pesan singkat elektronik), Kalla 
telah diberi tahu. "Seakan-akan Saya diberi tahu per tanggal 22 November 2008," 
ujarnya.

Menurut Kalla, Sri Mulyani mengatakan Komite Kebijakan Sektor Keuangan 
memutuskan bail out Bank Century pada 21 November. Lalu, Menteri Keuangan 
melapor ke Kalla pada 22 November. Sehari setelah laporan atau 23 November, 
dana talangan ke Century dicairkan. "Padahal sebetulnya tidak," katanya.

Kalla menyatakan baru mendapat laporan pada 25 November. Laporan tidak mungkin 
dilakukan pada 22 November karena saat itu hari Sabtu. Menteri Keuangan, Sri 
Mulyani, dan Gubernur (Bank Indonesia), Boediono, melaporkan situasi Bank 
Century. "Saya langsung mengatakan masalah Century bukan masalah karena krisis 
tapi itu perampokan, kriminal karena pengendali bank ini merampok dana bank 
century dengan segala cara termasuk obligasi bodong yang dibawa ke luar 
negeri," ujarnya.

Dia pun menyarankan Robert Tantular (pemilik Bank Century) ditangkap. Sehingga, 
persoalan itu bisa diselesaikan melalui jalur hukum. Kalla meminta Boediono 
melaporkan kasus itu ke polisi.

"Saya bilang, Pak, penyelesaiannya yang harus ini orang (Robert Tantular) 
ditangkap dulu karena kriminal dan perampokan. Tapi jawaban BI (Bank 
Indonesia), ini tidak ada dasar hukumnya," tuturnya.

Ketua Umum Partai Golkar itu mengaku terpaksa langsung menginstruksikan kepala 
kepolisian Republik Indonesia untuk menangkap Robert Tantular dan sejumlah 
direksi yang bertanggung jawab dalam waktu dua jam. Dia khawatir Robert 
Tantular dan direksi-direksi Bank Century melarikan diri bila tak ditangkap 
dalam waktu dua jam.

"Harus (ditangkap dalam dua jam) dan syukur polri pas dua jam ambil itu. Karena 
jam tujuh malam dia laporkan itu, jam empat (sore) Saya perintah. Jam tujuh 
(malam) Pak Kapolri bilang, sudah Pak, tangkap lima orang," katanya.

Dia menegaskan klarifikasi itu untuk mengkoreksi pernyataan Sri Mulyani soal 
kronologi bail out. Menurut dia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berhak untuk 
mengucurkan dana talangan untuk bank yang dinilai tidak sehat. "Itu hak LPS, 
terserah. Tapi Saya tidak tahu sebelumnya," ujarnya.

Saat Sri Mulyani dan Boediono melapor, Kalla menyayangkan sikap pemerintah 
memberi toleransi untuk Bank Century. "Itu kriminal, perampokan, kenapa kita 
tolerir? Itulah kelemahan pengawasan Bank Indonesia di situ. Jadi benar Menteri 
Keuangan bahwa ini kelemahan Bank Indonesia sebenarnya yang terpaksa jadi 
tanggung jawab semuanya," ujarnya.

Dia mengatakan sudah berupaya menghubungi Sri Mulyani untuk mengklarifikasi 
kronologi. Namun, hingga Kalla mengadakan jumpa pers tak ada jawaban dari Sri. 
"Saya SMS. Tanya soal tanggal. Belum ada jawabannya," katanya.


KURNIASIH BUDI

 ===
Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
http://media-islam.or.id


      Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com

Kirim email ke