Refleksi : Sekarang baru jelas rahasianya  mengapa bulan sabit selalu pucat.  
Mungkin nanti penyarulan akan dilakukan melalui bulan purnama.  Silahkan 
menikmati lagu: Dibawah Sinar Bulan Purnama : 
http://www.youtube.com/watch?v=a7LxJ3y4Hig&feature=related

-----
Jawa Pos
[ Kamis, 21 Januari 2010 ] 


Penyelundup Narkoba Baru Lewat Jalur Bulan Sabit Emas 
Tekan Penyelundupan Narkoba, Polri Gandeng Beberapa Instansi 


JAKARTA - Penyelundupan narkoba di Indonesia kian meningkat. Mabes Polri 
mengindikasikan para penyelundup memiliki jalur baru. Polisi mengistilahkannya 
dengan jalur bulan sabit emas. 

''(Jalur distribusi) dari Asia Tengah cenderung meningkat,'' ujar Kepala 
Bareskrim Mabes Polri Komjen Ito Sumardi saat pencanangan program Zero 
Tollerance di Bandara Soekarno-Hatta kemarin (20/1). 

Menurut Ito, potensi masuknya narkoba dari jalur lama -segitiga emas yang 
meliputi Thailand, Laos, dan Myanmar- ke Indonesia masih besar. Tetapi, pelaku 
dari jalur baru juga patut diwaspadai. Jalur bulan sabit emas terdiri atas 
beberapa negara, seperti Iran, Iraq, dan Turki.

Kemarin Mabes Polri membuat nota kesepakatan dengan beberapa pihak. Yakni, 
Badan Narkotika Nasional (BNN), Ditjen Bea dan Cukai, Ditjen Imigrasi, Ditjen 
Perhubungan Udara, Ditjen Perhubungan Laut, Ditjen Pemasyarakatan, serta 
pengelola Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II. ''Kita berharap Zero Tolerance 
berjalan sempurna,'' kata Ito. 

Menurut dia, pengungkapan kejahatan narkoba merupakan kasus tertinggi dibanding 
kejahatan lain. ''Teknik yang digunakan penyelundup juga semakin canggih,'' 
ucap mantan koordinator staf ahli Kapolri itu. 

Dalam pengungkapan itu, polisi memprioritaskan pelabuhan udara dan laut, 
seperti Bandara Soekarno-Hatta, Ngurah Rai, Hang Nadim, dan Pelabuhan Tanjung 
Priok. ''Kalau bergerak bersama, tentu sangat efektif,'' tuturnya. 

Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri juga hadir langsung dalam 
pencanangan tersebut. Alumnus Akpol 1974 itu memusnahkan barang bukti narkoba. 
Antara lain, 4,92 kg heroin, 356 gram sabu, dan 1.937 butir ekstasi. Barang 
bukti narkoba itu adalah hasil pengungkapan Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya 
pada 18-31 Desember 2009.

Barang bukti itu disita dari jaringan West African Syndicate dengan 12 
tersangka. Polri mengklaim nilai narkoba yang dimusnahkan itu mencapai Rp 5 
miliar. Polri juga mengklaim bahwa pemusnahan narkoba itu telah menyelamatkan 
25.000 jiwa.

Saat memberikan sambutan, Kapolri menegaskan soal pentingnya pendekatan 
kemasyarakatan dalam memerangi narkoba. Misalnya, yang dilakukan Polda Aceh. 
''Program yang kami lakukan adalah mengubah sistem pertanian. Dari community 
development, kami lakukan perubahan. Kesejahteraan tidak dari ganja, tapi lewat 
peternakan kambing,'' katanya. 

Kapolri mengatakan, upaya pengalihan mata pencaharian masyarakat dari bertani 
ganja menjadi beternak kambing dilakukan di tiga kabupaten di Provinsi Nanggroe 
Aceh Darussalam. Kebijakan ini mirip dengan yang diterapkan di Thailand. 
Hasilnya, kata Kapolri, Thailand berhasil menurunkan produksi dan peredaran 
ganjanya. 

''Perang terhadap narkoba tak akan berhasil tanpa dukungan nyata warga. Jangan 
hanya diam jika melihat kejahatan di sekitar kita,'' kata Kapolri. (rdl/dwi)


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke