http://www.sinarharapan.co.id/cetak-sinar/berita/read/rupiah-terbuang-karena-jalan-berlubang/
Senin, 01 Pebruari 2010 13:32 Rupiah Terbuang karena Jalan Berlubang JAKARTA - Wilayah Jakarta Utara adalah salah satu contoh wilayah dengan banyak jalan yang rusak dan berlubang. Padahal, sebagian besar barang ekspor-impor diangkut melalui jalan-jalan di wilayah ini, terutama dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok. Akankah jalan-jalan rusak dan berlubang itu dibiarkan menganga? Hujan di Jakarta mengakibatkan kondisi jalan di wilayah ini rusak, khususnya di wilayah Jakarta Utara. Buruknya kondisi jalan tidak hanya mengakibatkan kemacetan panjang, tetapi juga menyebabkan tingginya angka kecelakaan di jalan raya.Akibat jalan rusak, kemacetan panjang kerap terjadi di Jakarta Utara sejak beberapa minggu terakhir. Hal ini tentu mengganggu aktivitas masyarakat pengguna jalan. Pihak yang paling merasakan dampak kemacetan akibat banyaknya jalan yang rusak adalah para sopir truk trailer yang mengangkut barang dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sunardi (42), sopir truk trailer dari PT Tangguh Karimata Jaya mengatakan, akibat kemacetan panjang di sepanjang Jalan Raya Cakung Cilincing (Cacing) hingga ke Pelabuhan Tanjung Priok, rata-rata ia harus menambah bahan bakar truknya sebanyak 10 liter. "Kalau normal, 10 sampai 15 liter bisa pulang-pergi dari depo kontainer ke pelabuhan," ujarnya. Waktu tempuh dari deponya di daerah Babek TNI, Jalan Raya Cacing sampai ke Pelabuhan, sejak banyak jalanan yang rusak parah mencapai dua jam. "Padahal, kalau normal hanya butuh 20 menit," kata pria yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat. SH mengamati di lapangĀan, salah satu titik jalan rusak di Jakarta Utara terdapat di Jalan Jampea Raya, tepatnya di depan pintu masuk Pertamina Digul, Koja. Lubang di jalan menganga selebar dua meter dengan kedalaman kurang lebih 40 sentimeter. "Kemacetan di sini sudah berlangsung sejak dua minggu terakhir," ujar Sunardi. Selain meningkatnya konsumsi bahan bakar, kemacetan juga kerap mengakibatkan ia terkena biaya closing yang cukup besar. "Biaya closing bisa mencapai Rp 400.000 hingga Rp 500.000," ujarnya. Kasmanto (35), sopir truk trailer PT Dunia Express Trasindo mengatakan, dalam dua minggu terakhir ia terkena biaya antrean (demorage) sebesar US$ 40. "Truk saya mengangkut barang impor," katanya. Menurutnya, biaya demorage tersebut memang ditanggung oleh perusahaan tempatnya bekerja. Namun, tetap saja, pihak perusahaan menilai bahwa ia tidak profesional karena tidak dapat mengirim barang tepat waktu. Pria asal Tasikmalaya ini mengatakan, hal tersebut tidak hanya dialaminya. "Ratusan sopir truk lainnya mengeluhkan hal serupa," tukasnya. Kepala Suku Dinas PU Jakarta Utara Maman Suparman menjelaskan, pihaknya saat ini sedang melakukan inventarisasi sejumlah titik jalan rusak di Jakarta Utara. Menurutnya, sampai dengan 30 Desember 2009 lalu di Jakarta Utara terdapat 601 titik jalan yang rusak. Sebanyak 421 titik di antaranya telah diperbaiki. "Sisa 180 titik lainnya akan dikerjakan dalam waktu dekat," ujarnya. Luas jalanan yang rusak, ditambahkan Maman, mencapai 95.575 meter persegi. Kerusakan jalan ini terdapat di enam kecamatan yang ada di wilayah Jakarta Utara, baik berstatus jalan nasional, provinsi, maupun jalan lokal. Beberapa ruas jalan di Jakarta Utara yang terpantau SH mengalami kerusakan, antara lain terdapat di Jalan Raya Pondok Gede, Jalan Lapangan Tembak Senayan, dan sekitar lampu lalu lintas Matraman, serta lampu lalu lintas Hotel Golden ke arah Mangga Dua. Kondisi yang sama juga terjadi di di Jalan Teluk Gong, di Jalan Lodan terdapat beberapa titik lubang cukup besar menganga, antara lain di sekitar Universitas Bunda Mulia dan di depan Apartemen Aston Marina. Lubang besar dengan diameter hampir 1 meter dengan kedalaman hingga 15 sentimeter sangat berbahaya bagi pengguna jalan. Selain itu, di depan pintu Tol Rorotan II yang terdapat di Jalan Raya Cacing ke arah Cakung juga mengalami kerusakan cukup parah. Jalan rusak yang juga terpantau SH terdapat di Jalan Raya Cilincing, yakni di depan PT Arion, Jalan Kampung Sawah, Jalan RE Martadinata, dan Jalan Yos Sudarso. Di Jalan Enggano, lubang besar terdapat di depan Bank Mandiri. Lubang dengan diameter mencapai 1,5 meter dengan kedalaman 10 centimeter ini sangat berbahaya bagi pengendara. Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Utara Kompol Irvan Prawiraputra mengatakan, kemacetan akibat kerusakan jalan di depan Depo Pertamina Digul tersebut dapat mencapai lima kilometer. Terus Dikebut Tentang jalan rusak di Jakarta, Kepala Dinas PU Jakarta Budi Widiantoro kepada SH mengakui, jalan rusak masih banyak dan menyebar di lima wilayah Jakarta. Perbaikan yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta belum tuntas, baru sekitar 40 persen dari total jalan rusak 45.000 m2 yang diperbaiki. Menurutnya, saat ini perbaikan jalan rusak terus dilakukan, dan sesuai dengan kontrak kerja akan berlangsung sampai dengan Juni 2010. Kontrak kerja ini untuk dua tahun dengan sistem multitahun, dengan anggaran Rp 80 miliar. Artinya, setelah kontrak kerja berakhir Juni 2010, tidak berarti perbaikan jalan berhenti atau berakhir. Jalan-jalan yang rusak terus diperbaiki dengan kontrak baru yang akan dimulai untuk dua tahun mendatang. Menurutnya, setiap malam Dinas PU Jakarta menyelesaikan perbaikan jalan rusak sekitar 2.000 m2. Jalan-jalan rusak dan berlubang ini dikerjakan malam hari agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas dan aktivitas warga. Perbaikan jalan yang rusak dan berlubang, tambahnya, akan terus berlanjut sepanjang tahun. Tidak ada batasan waktu untuk kegiatan perbaikan jalan rusak. (andreas piatu/cr-9) [Non-text portions of this message have been removed]