Refleksi : Mengapa  kongres tidak diselesaikan sebelum dibuka?

  

http://www.antaranews.com/berita/1270550310/kongres-pdip-baru-dibuka-sudah-selesai

Kongres PDIP: Baru Dibuka "Sudah Selesai"
Selasa, 6 April 2010 17:38 WIB | Artikel | Pumpunan | 
Akhmad Kusaeni
Sanur, Bali (ANTARA News) - Keajaiban ini hanya terjadi di Partai Banteng 
Moncong Putih. Baru saja dibuka pada Selasa, Kongres III Partai Demokrasi 
Perjuangan di Sanur, Bali, dianggap "sudah selesai". Padahal, Kongres 
dijadwalkan baru berakhir hari Jumat, atau tiga hari kemudian.

Agenda utama pemilihan ketua umum partai periode 2010-2015 sudah tuntas justeru 
sebelum kongres digelar. Megawati Soekarnoputri terpilih kembali menjadi ketua 
umum untuk lima tahun mendatang. Kongres tinggal ketuk palu mengesahkannya.

Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas jauh-jauh hari sudah 
mengatakan kongres partai telah berakhir.

"Saya rasa semua anak cabang itu sudah memilih satu nama. Satu nama untuk Ketua 
Umum, satu nama untuk ketua DPC, dan satu nama untuk ketua DPD," kata tokoh 
yang biasa dipanggil TK itu.

Memang, hanya foto Megawati yang ada di baliho, spanduk, atau bendera, yang 
dipasang di hampir sepanjang jalan di Bali. Makin mendekati kawasan Sanur, 
tempat berlangsungnya Kongres III PDIP, baliho, spanduk dan bendera warna merah 
makin ramai dan meriah. Kalaupun ada gambar tokoh lain, sang tokoh memberi 
selamat atau dukungan kepada Megawati. 

Tak ada foto calon ketua umum lain yang terlihat. Guruh Soekarnoputra, adik 
Megawati yang mencoba" menantang "kakaknya, sama sekali tak kelihatan jejak 
kehadirannya di arena Kongres.

Sejumlah pendukung Guruh pernah mencoba memasang spanduk dan poster Guruh di 
sekitar hotel lokasi Kongres, tapi dicopot oleh pendukung Megawati. Poster itu 
kini lenyap tak berbekas.

"Habis dicabuti orang-orang Puan (Maharani)," kata Tricahya Budi, dari tim 
sukses Guruh Soekarnoputra.

Alasan pencopotan poster Guruh, kata Budi, karena pihak lawan menganggap adanya 
calon ketua umum lain atau tandingan sebagai provokasi. Jadi hanya gambar 
Megawati yang boleh dipasang. Gambar calon lain dianggap sebagai provokator.

"Itulah sebabnya Mas Guruh gak datang ke Bali. Kami menolak Kongres yang tidak 
fair dan tidak mendengarkan suara ranting-ranting," katanya lagi.

Praktis Kongres III PDIP milik Megawati. Ini juga dibuktikan dengan ramainya 
kader-kader PDIP yang mengenakan kaos putih atau merah bertulisankan "Oposisi 
Harga Mati" di sekitar arena Kongres. Menjadi oposisi sejati jelas suara 
Megawati. Suara Taufiq Kiemas yang membuka peluang untuk koalisi dengan Partai 
Demokrat dan pemerintahan SBY nyaris tidak terdengar.

"Jempol darah untuk tetap oposisi. Hidup Megawati," teriak pemuda berkaos 
"Oposisi Harga Mati".

Dari Bawah 

PDIP yang mengusung kembali Megawati meski perolehan suara partai terus merosot 
dan Megawati dua kali pecundang dalam pemilihan presiden diyakini sudah 
berproses dari bawah.

Mengapa Kongres Bali dianggap milik Megawati? Ini karena Guruh Soekarnoputra 
dan kandidat lain tidak bergerak cepat jauh-jauh hari. Mekanisme yang berlaku 
di partai mengatur bahwa siapa pun yang mencalonkan diri menjadi ketua umum 
PDIP, harus bergerak enam bulan lalu dengan mendekati PAC se-Indonesia yang 
berjumlah 7.000 se-Indonesia, 512 DPC, dan 33 PDD.

"Kalau sanggup mengumpulkan 3,600 PAC maka harapan untuk terpilih besar, " kata 
Taufiq Kiemas yang juga Ketua MPR itu.

Kesalahan Guruh adalah tidak mendekati PAC se-Indonesia, melainkan dia 
mendekati media massa. 

"Kalau kampanye di koran, itu bukan gaya PDIP. Kita selalu memberi kesempatan 
semua orang boleh, tapi kampanye di desa-desa, bukan di media," sindir TK 
seperti dikutip sejumlah media.

Siapa Sekjen

Walhasil, yang ramai dibicarakan di Kongres III PDIP adalah siapa sekretaris 
jenderal yang bakal mendampingi Megawati lima tahun ke depan. Apakah tetap 
Pramono Anung, Sekjen sekarang, atau Tjahyo Kumolo yang kini menjabat Ketua 
Fraksi PDIP di DPR? Atau ada calon lain yang bisa saja pada menit-menit 
terakhir muncul?

Yang juga jadi wacana adalah dibuatnya struktur baru posisi wakil ketua umum. 
Sejumlah orang menilai struktur baru itu dibuat untuk menyiapkan dan 
mematangkan Puan Maharani. Jika Puan berhasil menduduki kursi wakil ketua umum, 
peluangnya untuk menjadi orang nomor satu PDIP pada 2015 akan terbuka lebar.

Naga-naga kearah mendorong Puan ke puncak pimpinan partai banteng moncong putih 
itu sudah kasat mata. Poster-poster Megawati lebih banyak didampingi oleh Puan 
ketimbang katakanlah Muhamad Prananda, putera kedua Megawati dari pernikahan 
dengan almarhum Letnan Satu Penerbang Surindro Suprijarso. 

Dalam setiap konferensi pers penting, Puan selalu mendampingi Megawati. Dimana 
ada Megawati disitu ada Puan Maharani. Para pendukung Puan untuk menjadi wakil 
ketua umum PDIP juga sudah 

"bergerilya di "arena Kongres. Pengurus PDIP Jawa Tengah dan Sumatera Selatan 
adalah para penyokong Puan.

Sekretaris PDIP Sumatera Selatan Gantada Aliandra terang-terangan mendukung 
Puan Maharani menjadi wakil ketua umum atau pelaksana harian.

Bagaimana dengan Puan sendiri? 

"Saya siap," katanya dengan suara lantang dan tegas mirip Megawati.








[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke