....apa sajakah yang telah dipelajari oleh Malaysiadari Indonesia?...
 
*
 
Dua belas tahun yang lalu, reformasi yang dicetuskan oleh Amien Rais telah 
mencapai hasil yang diharapkannya.
 
Rezim pemerintahan pimpinan Presiden Soeharto, yang kemudian dipersepsikan 
sebagai telah diwariskan selama satu setengah tahun kepada BJ Habibie, telah 
berhasil dilengserkan dan digulingkan oleh gerakan reformasi yang dipimpin oleh 
Amien Rais.
 
 
Dua belas tahun bukanlah waktu yang pendek. 
 
Jika seorang bayi lahir di saat itu, saat Amien Rais mencanangkan gerakan 
reformasinya, maka di hari ini si jabang bayi itu tentunya sudah sekolah, yang 
barangkali saja ia sudah duduk di bangku kelas 1 di sebuah sekolahan SMP 
(Sekolah Menengah Pertama).
 
Bahkan jika ada seorang anak yang waktu itu baru saja lulus dari SD (Sekolah 
Dasar) maka sangat bisa jadi hari ini ia sudah lulus menjadi sarjana dari 
bangku 
kuliahnya di perguruan tinggi.
 
Lalu di hari ini, ia kemungkinan lagi kebingungan dalam upayanya mencari tempat 
untuk bekerja dan mencari nafkah bagi kehidupan dirinya.
 
Dua belas tahun, juga mungkin merupakan kurun waktu yang sudah mencukupi untuk 
seorang meniti kariernya, dari jenjang kepangkatan perwira menengah (pamen) 
dengan jabatan Kapolresta atau Dandim untuk kemudian naik ke kepangkatan 
perwira 
tinggi (pati) dengan jabatan Kapolda atau Pangdam.
 
 
Selanjutnya, setengah dari kurun masa dua belas tahun yang telah berjalan 
hingga 
hari ini, yaitu lebih kurangnya sekitar enam tahun terakhir ini, reformasi itu 
telah berhasil menghasilkan sebuah rezim pemerintahan dibawah kepemimpinan 
Presiden SBY.
 
 
Enam tahun bukanlah waktu yang panjang, walaupun jika saat itu, saat Presiden 
SBY pertama kali dilantik menjadi Presiden di kala itu, ada seorang bayi lahir, 
maka di hari ini si jabang bayi itu sangat bisa jadi sudah mulai memasuki masa 
sekolahnya yang pertama di bangku kelas satu SD (Sekolah Dasar).
 
Enam tahun itu tentunya juga merupakan jangka waktu yang cukup memadai untuk 
seorang lulusan SMA (Sekolah Menengah Atas) dalam menamatkan kuliahnya di 
perguruan tinggi hingga lulus menjadi sarjana.
 
 
Selama kurun waktu itu pulalah hasil dari reformasi telah dinikmati bersama 
oleh 
seluruh rakyat Indonesia.
 
Tentunya tak semua bisa sepakat dan sepemahaman tentang bagaimana skor dan 
nilai 
dari hasil yang diperoleh dari reformasi itu. 

 
Sama tak mungkin sepakatnya dalam menilai kinerja hasil yang telah dicapai oleh 
Presiden SBY selama enam tahun berkuasa dan memimpin pemerintahan negara.
 
 
Sangat beragam pendapat dan opini dalam memandang kinerja hasilnya itu.
 
Tapi tak kurang pula yang berpendapat bahwa reformasi yang telah berjalan 
selama 
dua belas tahun itu ternyata tak lebih dari hanya sekedar menghasilkan keadaan 
peri kehidupan rakyat yang ‘repot nasi’ saja.
 
Tak lebih tak kurang, hanya menghasilkan rezim pemerintahan dalam bentuk baru 
yang tercitrakan lebih santun namun berhakikat jiwa yang masih sama dalam soal 
budaya penyelengaraan pemerintahan dan politik negara yang masih saja dipenuhi 
dengan warna dan nuansa yang kental berbau KKN (Kolusi Korupsi Nepotisme).
 
Pengelolaan sumber daya alam yang masih tak menjadikan kesejahteraan kehidupan 
rakyatnya sebagai prioritas utama, kebijakan penyediaan sumber energi yang tak 
ramah harga bagi rakyatnya.
 
Goyah dan tak kukuh dalam pergaulan antar bangsa, termasuk juga dalam menjaga 
martabat dan kedaulatan serta harga diri negaranya.
 
 
Disisi lain, dalam kurun waktu yang nyaris bersamaan di salah satu negara jiran 
kita, Malaysia, juga mempunyai ikon model pemerintahan yang mungkin hampir sama.
 
Di belahan sisi negara Indonesiaada Soeharto, maka di negara Malaysiajuga ada 
Mahathir Muhammad yang seringkali dijuluki oleh sebagian kalangan dengan 
sebutan 
‘Little Soekarno’.
 
 
Jika Soeharto dikenal publik sebagai pemimpin yang represif dan terkenal dengan 
nuansa model pembangunan ekonomi yang kental per-kroni-annya, maka Mahathir pun 
dikenalkan dengan persepsi yang nyaris tak beda.
 
Represif dengan aturan keamanan nasionalnya yang ketat dan kaku, juga 
ditengarai 
mengembangkan model pembangunan per-kroni-an.
Bahkan tak hanya itu, Mahthir juga dikenal kental dengan persepsi per-kroni-an 
model Ali-Baba yang memberikan hak istimewa bagi kalangan bumiputera yang etnis 
Melayu.
 
 
Khusus dalam hal ekonomi model Ali Baba ini, ada kalangan yang masih 
mendukungnya dengan alasan bahwa dengan model Ali-Baba maka masih memungkinkan 
ada Ali-nya. Sedangkan jika tidak ada model itu maka yang ada hanyalah si Baba 
semuanya, tanpa ada sisa tempat yang dapat diperuntukan bagi si Ali sedikitpun.
 
Entahlah, apakah argumentasi itu benar faktanya demikian itu, tapi tak ada 
salahnya jika ada yang mau memperbandingkan dalam komposisi dan 
porporsionalitas 
antara si Ali dan si Baba dalam dunia bisnis di negara Malaysiadan di negara 
Indonesiapada saat ini.
 
 
Terlepas dari soal Ali-Baba itu, pendek kata, nyaris sama antara gayanya 
Mahthir 
dengan gayamodelnya Soeharto.
 
Dalam hal ini, ada kalangan yang mengatakan bahwa pada dasarnya Mahathir itu 
berguru kepada Soeharto.
 
 
Disamping itu, jika di Indonesiadikenal ada Amien Rais, sang motor dan 
motivator 
gerakan reformasi, maka di Malaysiapun dikenal pula adanya ikon yang mungkin 
bisa dipersamakan, yaitu Datuk Anwar Ibrahim.
 
Keduanya mengusung ide dan jargon yang hampir sama, reformasi dan pembaharuan 
terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.
 
Namun nasib Datuk Anwar Ibrahim ternyata tidaklah semanis dan semulus koleganya 
di Indonesia, iatidaklah sesukses Amien Rais, iabelum berhasil menggulingkan 
dan 
melengserkan rezim pemerintahan yang lama.
 
Sampai saat ini, rezim pemerintahan di Malaysiamasihlah bisa dipersepsikan 
sebagai rezim warisannya Datuk Mahathir Muhammad.
 
 
Apakah itu dikarenakan rakyat Malaysiaberguru ajar ke Indonesiasehingga mereka 
menjadi gamang dan ragu ?.
 
Dimana mereka gamang dengan bayangan hasil yang akan dicapai oleh gerakan 
reformasinya Datuk Anwar Ibrahim di Malaysia itu hanyalah akan sama dengan 
kenyataan hasil yang telah berhasil dicapai oleh warisan gerakan reformasinya 
Amien Rais di Indonesia ?.
 
 
Wallahualambishshawab.
 
 
*
 
Daftar referensi & artikel bacaan :
 
        * Kritik dari Kolonel TNI kepada Jenderal SBY .
        * Besan SBY Bukan Koruptor .
        * Mengkorupsi Remisi .
        * Juki & Poltak Reinkarnasinya Harmoko .
        * Referendum Perpanjangan Masa Jabatan Presiden .
        * Amandemen UUD 1945 & Revisi UU Pemilu 2014 .
        * Surat Hujatan bagi Presiden SBY .

        * Spirit Jendral dalam Diplomasi Indonesia dengan Malaysia .
        * Spirit Hansip Pangkat Jendral .
        * SBY sebagai Permata Berharga bagi Malaysia .
        * Diplomasi men-TKO SBY ala Malaysia .
        * Komparasi Diplomasi antara SBY dan Jimmy Carter .
        * Ngebon Menlu-nya Malaysia .
        * Diplomasi ala Bikini Merah Jambu-nya Indonesia .

        * Komparasi Mudik di Malaysia dan Indonesia .
        * Indonesia di-Setrum Malaysia .
        * Harga BBM antara di Indonesia dengan di Malaysia .
        * Nyidam Menara Petronas .
        * Sekolah Negeri Tak Gratis, Swasta pun Mahal .
        * Gaji standar Lokal, Biaya Hidup standar Internasional .
        * Cukup 1 Riyal Saja .
 
Gambar ilustrasi merupakan hasil copy paste tanpa ijin dari 
: sini , sini , sini , sini , sini .
 
***
Malaysia berguru ajar ke Indonesia
http://politik.kompasiana.com/2010/09/07/malaysia-berguru-ajar-ke-indonesia/
http://politikana.com/baca/2010/09/07/malaysia-berguru-ajar-ke-indonesia.html
***


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke