Refleksi :  Tentu saja kalau polisi  menjadi tukang pungli dan macam-amacam 
lagi seperti petinggi-petinggimya punya rekning gendut di bank belum lagi ada 
yang bantu teroris, maka tidak ada jalan lain  bagi penduduk untuk menghajar 
mereka, apabila mereka terus dengan bermain aturan bandit.


http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/read/kepercayaan-turun-warga-serang-kantor-polisi/

Senin, 06 September 2010 12:51 
Kepercayaan Turun, Warga Serang Kantor Polisi
OLEH: DEYTRI ARITONANG/ RIKANDO SOMBA



Jakarta - Aksi penyerangan ke kantor polisi meningkat. Peningkatan itu diakui 
disebabkan menurunnya kepercayaan warga terhadap Polri. 

     
Ada sejumlah tindakan ok­num Polri belakangan ini yang menjadi  ihwal turunnya 
kepercayaan masyarakat di sejumlah daerah. "Aksi-aksi penyerangan kan­tor 
polisi menunjukkan si­kap polisi setempat kurang di­terima masyarakat. Polisi 
ku­rang dapat membawa dirinya di lapangan," aku Kadiv Humas Polri Brigjen 
Iskandar Ha­san kepada  SH, Minggu (5/9).


Dia mengakui adanya ang­gota polisi yang masih bersikap arogan terhadap 
masyarakat. Hal itu, katanya, membuat ge­ram warga dan bereaksi de-ngan 
mengambil tindakan di luar hukum. Diakuinya, kepo­lisian menghadapi dilema 
da-lam menegakkan hukum di tengah masyarakat. Peninda­kan tegas, kata dia, 
menimbul­kan kegeraman warga. Se­baliknya, lemahnya penegakan hukum tidak 
memberikan efek jera.


Hal yang sama juga disampaikan anggota Komisi Ke­polisian Nasional (Kompolnas) 
Novel Ali. Dia mengutarakan, telah terjadi resistensi kepercayaan masyarakat 
terhadap kinerja Polri. Novel berpenda­pat, sikap arogan oknum polisi dalam 
memperlakukan taha­nan, tidak menimbulkan rasa hormat, melainkan rasa takut. 
Ketakutan itu, menurutnya, mendorong warga menghimpun kekuatan dengan 
melaku­kan perlawanan. Salah satunya adalah dengan melakukan penyerangan dengan 
membakar kantor polisi.


Dia mengungkapkan, aksi penyerangan warga terhadap markas kepolisian, terutama 
di daerah selain Jakarta, sering terjadi. Maka, kata dia, se­harusnya 
kepolisian, mulai dari kapolsek hingga kapolda, melakukan evaluasi terhadap 
kinerja anggotanya di lapangan. "Sebaiknya dibentuk tim evaluasi monitoring 
yang melibatkan pihak ketiga, misalnya dari Kompolnas, DPR, juga LSM," lanjut 
dia.


Akhir pekan, Markas Pol­sek Ulu Rawa, Polres Mura, Su­matera Selatan, dibakar 
massa. Iskandar mengungkapkan, pem­­bakaran dipicu Operasi Cipta Kondisi di 
depan Ma­polsek, Sabtu (4/9) pukul 17.00 WIB. Razia itu, ungkap jenderal 
bintang satu ini, menyebabkan Khairul, warga Lesung Batu, Ulu Rawas, terjatuh 
dan mengalami luka saat mencoba menghindar dari pengejaran. Sekitar pukul 21.30 
WIB, ratusan warga mendatangi ma­polsek kemudian merusak dan membakar markas.


Aksi tersebut menyebabkan kantor polisi dan kendaraan patroli ludes terbakar. 
Untuk mengatasi hal itu, Kapolres Mura melakukan dialog de­ngan tokoh 
masyarakat. Ha­silnya, memulangkan 23 warga diamankan juga 14 unit sepeda motor 
yang disita. Sementara itu, Tim In­ves­tigasi dari Mabes Polri yang 
di­terjunkan ke Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah (Sul­teng), pada Rabu (1/9) 
lalu hingga kini, masih me­ngum­pulkan bukti-bukti ihwal kerusuhan. Belum ada 
satu pun yang tegas dijadikan tersangka dalam kasus itu. n






[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke