Refleksi : Kalau presiden yang adalah pemimpin segala instansi negara 
menyatakan: "politik kita teraduk-aduk", berarti tidak ada perubahan ke arah 
lebih  baik dan bermutu bagi kehidupan rakyat kecil, jadi mau tidak mau rakyat 
kecil  harus tetap pikul beban hidup yang tidak pernah menjadi ringan? Hal ini 
juga berarti rezim SBY gagal dalam segala hal, terkecuali segelintir kaum 
bangsawan nan elit yang berkerumun di sekitar panggung kekuasaan. 


http://www.antaranews.com/berita/1283868306/presiden-politik-kita-teraduk-aduk

Presiden: Politik Kita Teraduk-aduk
Selasa, 7 September 2010 21:05 WIB | Peristiwa | Politik/Hankam | 
Cikeas (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, politik di 
Indonesia sudah teraduk-aduk meski pemilihan umum 2009 baru saja selesai dan 
pemilihan umum 2014 belum berlangsung.

"Mungkin ada yang bertanya pemilu 2009 baru selesai kemarin, pemilu 2014 
sebenarnya masih jauh, tapi kenapa politik kita teraduk aduk. Ada apa 
sebenarnya?" kata Presiden saat memberikan pengarahan dalam acara buka puasa 
bersama Majelis Dzikir SBY Nurussalam di kediaman pribadi Presiden di Puri 
Cikeas, Bogor, Selasa.

Meski demikian, Presiden meminta semua pihak tidak memikirkan itu. Dia minta 
warga negara untuk tetap bekerja sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.

"Sudahlah, tidak usah dipikirkan," kata Presiden.

Presiden Yudhoyono meminta semua pihak untuk tidak saling menyalahkan, 
mengecam, mengkritik, melecehkan. Menurut Presiden, kritik yang tidak membangun 
tidak akan berdampak positif bagi pembangunan bangsa.

Semua warga bangsa, katanya, harus bersatu dan kompak dalam menjalankan tugas.

"Memberikan kesempatan dan dukungan kepada orang lain yang memimpin dan 
mengemban amanah, maka pembangunan di negeri ini akan berjalan lebih baik," 
katanya.

Menurut Kepala Negara, pihak yang mengkritik belum tentu bisa menjalankan 
pekerjaan dengan baik.

Presiden Yudhoyono kemudian bercerita tentang pengalamannya bertemu dengan 
pengungsi letusan Gunung Sinabung, Sumatera Utara. Saat mengunjungi lokasi 
pengungsian, ada seorang meminta Presiden untuk tetap sabar dan tegar.

Presiden mengaku tersentuh karena orang tersebut memperhatikan pemimpinnya, 
meski dia sedang dalam situasi sulit.

"Barangkali saudara kita itu melihat televisi, membaca surat kabar, mungkin dia 
melihat Presidennya dibombardir dengan kritik, kecaman, serangan dan 
lain-lain," kata Presiden.

Pada kesempatan itu, Presiden menegaskan, membangun negara tidak semudah 
membalikkan telapak tangan. "Meski demikian, Yudhoyono akan tetap bekerja 
sesuai tugas yang diberikan oleh rakyat," katanya.

Buka puasa di kediaman pribadi Presiden dihadiri sekitar seratus anggota 
Majelis Dzikir SBY Nurussalam.

Dalam acara itu, Presiden didampingi oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono. Sejumlah 
menteri juga hadir, antara lain Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menko 
Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, dan Menpora Andi 
Malarangeng. (F008/K004)





[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke