Minal A'idin Wal Fa'izin

By: agussyafii

Insya Allah besok hari Jumat kita merayakan hari Idul Fitri. Orang akan saling 
bersalaman dan mengucapkan minal `a’idin wal fa’izin. Apa artinya ?Di depan 
kelas pak guru bertanya kepada murid-muridnya; apa artinya minal `a’idin wal 
fai’izin ? serempak murid-murid menjawab; Mohon maaf lahir batin. Demikianlah 
memang anggapan masyarakat umum atas kalimat itu, padahal salah. Kalimat minal 
`a’idin adalah kependekan dari do’a Allohumma ‘ij`alna minal `a’idin waj`alna 
minal fa’izin, artinya; Ya Allah setelah berpuasa ini, jadikanlah kami 
termasuk  orang yang bisa kembali (ke fitrah kami) dan sukses.

Apakah fitrah itu ? kata hadis Nabi, setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah. 
Fitrah adalah keadaan semula jadi, atau potensi dasar insan.  Seperti apa 
potensi itu ? Pada dasarnya jiwa manusia itu sempurna, memiliki kemampuan 
membedakan yang buruk dari yang baik, memiliki kecenderungan kepada agama yang 
benar, memiliki kecenderungan lupa, mesra juga bergolak. Fitrah dasar manusia 
itu dapat dilihat ada bayi yang baru lahir, simpatik, menarik, lugu dan jujur. 
Semua aspek dari bayi itu menarik hati, tangisnya, geraknya bahkan pipisnya. 
Tidak ada seorangpun yang marah jika dipipisi bayi. Akan tetapi bersamaan 
dengan perjalanan waktu, yakni ketika sang bayi tumbuh dan berinteraksi dengan 
lingkungan, beraktualisasi diri, maka mulailah terjadi distorsi dari fitrahnya. 
Ketika anak-anak, ia mulai bandel dan rewel, ketika remaja ia bisa berbohong 
dan tawuran, ketika dewasa ia bisa merekayasa segala sesuatu secara curang demi 
untuk kepentingan diri, dan ketika
 ia berada pada puncak karir, ia bisa berubah menjadi jahat dan menyebalkan.

Nah, ibadah puasa dengan segala kelengkapannya dapat secara perlahan-lahan 
mengembalikan penyimpangan itu mendekat kepada fitrahnya yang jujur dan 
simpatik. Dalam berpuasa diajarkan untuk rendah hati kepada sesama, di dalam 
berpuasa diajarkan untuk kembali tekun beribadah, didalam berpuasa diajarkan 
untuk banyak memberi kepada orang lain, diajarkan untuk tidak berkata-kata 
kecuali yang benar, diajarkan untuk tidak melihat kecuali sesuatu yang halal, 
diajarkan untuk tidak mendengar kecuali sesuatu yang halal di dengar. Bohong, 
bergunjing, gossip, fitnah, adu domba, bertengkar, maksiat dan semua yang 
tercela secara keras tidak boleh dikerjakan selagi dalam bulan puasa. Jika itu 
semua diperhatikan maka seorang yang sudah sangat menyebalkan bisa berubah 
menjadi simpatik kembali. Mungkinkah ?

Belajarlah kepada ulat bulu yang sangat menjijikkan. Ketika ia bertekad untuk 
berpuasa dengan masuk ke dalam kepompong, dan di dalam kepompong selama 
tigapuluh enam hari hanya berzikir, maka ketika  keluar dari kepompong, ia 
sudah berubah total dari ulat bulu yang menjijikkan menjadi kupu-kupu yang 
sangat menarik, berwarna warni terbang kian kemari. 

Wassalam,
agussyafii
---
Yuk hadir pada kegiatan 'Amalia Nan Fitri' (MANAF), di Rumah Amalia, Jl. 
Subagyo IV Blok ii, No. 23 Komplek Peruri, Ciledug. pada hari Ahad, tanggal 10 
Oktober 2010. Jam 9 s.d 11 Pagi. Kirimkan dukungan dan partisipasi anda di 
http://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 
087 8777 12 431.




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke