dulu sekali ada Ni, di depan pasar mayestik
jkt selatan. sekarang mungkin udah tutup. berupa warung, yg bersedia di bayar
ataupun tidak di bayar sekalipun. di tujukan utk kaum yg tidak mampu. tapi yg
mengelola kurang jelas, kayanya yayasan begitu.
wass,
da.
----- Original Message -----
Sent: Tuesday, December 16, 2003 11:46
PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Memberi makan orang
miskin
Assalamualaikum.Wr.Wb.
Menarik juga berita di media
ini.Saya berkhayal,kalaulah ada saja di Indonesia,paling tidak di Sumbar
para dermawan yang mau menyumbangkan dananya untuk orang-orang miskin,buat
makan.
Memberi makan orang miskin yang lapar,sangat besar sekali
pahalanya,sedangkan binatang saja,kalau kita kasih makan,bila ia mendo'akan
kita,do'anya lumayan mujarab juga.Ini sisi keuntungan bagi yang
menyumbang dan memberi makan.Sementara bagi yang di beri makan ada rasa
bahagia dan menghilangkan kecemburuan sosial pada si kaya,serta membuat ia
merasakan bahwa di dunia ini masih banyak orang-orang yang peduli
akan lingkungan.
Adakah di Indonesia hal semacam ini,kalau ada
perlu di tambah kapasitasnya ,kalau belum ada,alangkah baiknya di
mulai.
Hal semacam ini ( makan gratis ),biasanya ada di
bulan ramadhan,lantas kenapa tidak kita teruskan saja di bulan-bulan
yang lain dan sepanjang hari dan tahun?.Siapa yang akan memulai dan
mengkoodinir dari warga RN dan surau,kami pribadi dan keluarga
siap untuk menyumbang,meski jumlahnya sedikit,asal ada yang mengelola
hal-hal semacam ini.
( maaf ini hanya usul dan saran,di terima
syukur alhamdulillah,ngak di terima saya serahkan pada yang kuasa,namun
kalau saja saya di Indo,paling tidak dari lingkungan mesjid atau sekolah
saya,insyaAllah akan saya lakukan hal ini )
Ingatlah di dalam
harta kita ada hak milik faqir miskin disana.Kapan lagi kita menyadari hal
semacam ini..?
Orang yang berkeinginan memberi makan faqir miskin
.
Kadang-kadang di mulai dari makan gratis menanjak menjadi
pendidikan gratis ( seperti di Mesir ).Al Azhar
University.
Wassalam.Rahimarahim.
Di Singapura Banyak
Tempat untuk Makan Gratis Singapura memang bukan Inggris,
sehingga di negeri yang sering disebut termakmur di Asia Tenggara
itulah pepatah no free lunch seperti yang ada di negerinya David Beckham
(Inggris) justru tidak berlaku.
Artikel di harian The Straits Times
menyebutkan bahwa setidaknya ada 15 tempat di negeri pulau itu
yang menyediakan makan siang gratis bagi masyarakat.
Semula
fasilitas tersebut ditujukan untuk orang-orang tidak mampu dan penyedia
makanan cuma-cuma itu kebanyakan adalah lembaga keagamaan dan lembaga
sosial kemasyarakatan.
Beberapa di antara penyelenggara layanan
makan gratis itu bukan hanya menyediakan makan siang saja, melainkan
juga ada yang menyiapkan masakan untuk sarapan dan makan
malam.
Salah satu penyedia makan gratis, organisasi keagamaan Budha,
The Singapore Buddist Lodge, yang bertempat di kawasan River Valley,
memulai kegiatan ini sejak 1974.
Gagasan berawal dari kesulitan
menemukan menu makanan vegetarian serta kenyataan bahwa masyarakat
yang tinggal di sekitar kuil itu terlalu miskin untuk membeli makan
siang.
"Bila ada orang lapar yang datang meminta sesuap nasi, apakah
tega menolaknya?" kata Ketua Vihara itu.
Makanan yang disajikan pondok
ini cukup sederhana terdiri atas nasi, mie, dan sayuran.
Semua
olahan dimasak oleh para relawan yang bekerja setiap hari di kuil tersebut
yang menyajikan makanan mulai pukul 07.00 sampai dengan jam
23.00.
Pada awal berdiri tempat itu hanya dikunjungi beberapa orang
saja, namun kini jumlah pengunjung rutin mencapai 1.000 orang bahkan pada
hari Minggu penikmat makan gratis bisa mencapai 4.500 orang.
Mereka
adalah umat di kuil tersebut, para kuli dan buruh, pelajar dan mahasiswa
dari China, bahkan juga pelancong.
Uniknya, makan siang di kuil itu
juga terbuka untuk yang bukan penganut Budha.
Di tempat lain, kuil
Sikh di kawasan Silat Road, menyediakan makanan hangat setiap hari mulai
pukul 07.00 hingga 22.30 waktu setempat.
Menyediakan makanan gratis
itu bagi pengelola kuil Karpal Singh, bukan sekadar untuk alasan
perut, melainkan karena kepercayaan dalam agama Sikh bahwa rahmat akan
menghampiri orang-orang yang berdoa dengan perut kenyang.
Sekitar
1.000 orang biasanya datang untuk makan siang di kuil itu. Pada hari kerja,
beberapa karyawan rumah sakit umum Singapura yang letaknya berdekatan
dengan kuil itu datang berombongan untuk ikut makan siang.
Karpal
mengatakan, semua orang bisa makan di kuil Gurdwara asal bersedia mengikuti
aturan setempat yaitu melepaskan alas kaki dan menutup kepalanya
dengan kerudung.
Ada juga tempat yang menyediakan makanan gratis
berupa pasakan China tetapi halal, yaitu yang diselenggarakan oleh
lembaga kemasyarakatan Lengkok Bahru.
Di tempat ini makanan gratisnya
diperuntukkan bagi warga yaang berusia 60 tahun ke atas, seperti
juga yang berlaku di balai kemasyarakatan Kallang, Mac Pherson, Paya
Lebar dan kampung Glam.
Menyediakan sarapan pagi gratis menjadi ciri
khas dewan kota di wilayah Singapura bagian Timur laut yang membuka
kesempatan sarapan mulai pukul 05.45 hingga pukul 07.00 dengan menu roti,
telur serta kopi atau teh.
Banyak lembaga lain memberikan layanan
serupa misalnya Thong Kheng Walfare Services Society di Bukit Merah yang
menyediakan makan siang dan malam selama enam hari dalam sepekan, demikian
juga Thye Hua Kwan Moral Society yang mengelola tiga tempat untuk makan
tanpa membayar dengan menu masakan China yang halal.
Memberi makan
gratis untuk ribuan orang setiap hari, tentu saja membutuhkan dana yang
tidak sedikit.
Dana tersebut biasa dikumpulkan dari sumbangan
para dermawan dan juga biaya pengelolaan operasional di lembaga yang
bersangkutan. Kadang-kadang bentuk sumbangan yang masuk berupa bahan
makanan kering dan juga segar.
Kesediaan sejumlah pekerja sosial
untuk menjadi juru masak yang sama sekali tidak mendapat imbalan
(uang) merupakan aspek penting yang menunjang kegiatan ini.
Salah
seorang relawan tersebut, Kumar Sinnanan (43) lelaki keturunan India telah
mengabdikan tenaganya di pondok Budha Singapura sejak dua tahun lalu,
justru setelah ia terkena PHK dari tempat kerjanya.
Semula dia
mampir untuk makan siang, tetapi akhirnya tergerak untuk menyumbangkan
tenaganya di dapur.
Pria yang tinggal di rumah flat kecil dengan
istri, anak dan saudaranya ini, setiap hari sejak pagi buta membantu
memasak di pondok Budha, kemudian pada malam bekerja sebagai karyawan
kontrak dengan upah 750 dolar atau sekitar 3,2 juta rupiah, jumlah yang
kecil untuk ukuran biaya hidup di Singapura.
(Ant/O-1)
__________________________________ Do
you Yahoo!? New Yahoo! Photos - easier uploading and sharing. http://photos.yahoo.com/ _______________________________________________ Berhenti/mengganti
konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/listinfo/rantau-net _______________________________________________
============================================================
'SOAR AWAY TO SEDONA'
Check out attractive value getaway packages at www.sedonahotels.com.sg
============================================================
=========================================================
For more information on our Internet Specials,
visit our website @ http://www.sedonahotels.com.sg
========================================================= |