Dunsanak Ronald dan lainnya Yth.
 
Assalamulaikum Wr. Wb.
 
Saya ingin mengucapkan selamat atas berhasilnya Ronald dan kawan-kawan mengumpulkan dana Remaja di kelompok tenisnya dan terimakasih atas masukannya melalui "impiannya". Impian Ronald ini sangat menarik, Ronald yang saya kenal sangat gagah ternyata harus hati-hati menyampaikan pesan dan harapannya dalam media RN ini. Pada hal kalau kita simak apa yang ditulis Ronald bukanlah hal yang terlalu "tinggi" yang harus kita capai seperti "tingginya cita-citaku, seperti bintang dilangit".
 
Tentu ada sesuatu hal yang menyebabkan Ronald perlu hati-hati dengan cara "bermimpi" untuk mengajak anggota media ini mau ber-sinergi, atau ber-gotong royong dengan kemampuan keuangannya untuk sesuatu hal yang lebih berguna. Kemudian apa sebabnya Ronald harus kembali bermimpi? Apakah untuk mengajak para pengusaha, para agamawan, para birokrat dan para ekonom warga RN untuk mau bergandeng tangan, membuat komitmen untuk bahu membahu melakukan yang lebih besar, sehingga hasilnya akan jauh lebih besar dan lebih berarti, harus juga dengan cara bermimpi?
 
Di Kompas hari Sabtu kemarin, di halaman Opini, ada tulisan menarik dengan judul "Pemilih Berakal Sehat". Disana ditulis bahwa menurut filsuf Lin Yutang, seperti rumus kimia, karakter bangsa ditentukan oleh empat faktor (atom?), yaitu Realitas (R), Dream (D), sense of Humor (H) dan Sensitivity (S). Kemudian diberikan contoh untuk orang Jerman formulanya adalah R3D4H1S2, yaitu karakter bangsa yang mimpinya tinggi dan miskin sense of humor, tapi sangat realistis dan mempunyai sentivity yang lumayan. Orang Cina disebutkan memiliki formula R4D1H3S2, yaitu amat sangat realistis, tinggi sense of humor, dan peka, tetapi rendah rendah mimpinya.
 
Sayangnya Yutang tidak membuat formula untuk bangsa Indonesia, tapi menurut Hendrawan penulisnya - seorang dokter, penulis dan pengasuh rubik Kesehatan, formulanya adalah R1D4H1S1. Yaitu bangsa yang tidak realistis, pemimpi yang super, rendah sense of humor (humor disini bukan artinya dagelan), dan sangat kurang peka terhadap suasana sekitarnya. Saya tidak percaya bahwa orang kita hanya bisa mimpi dan tidak bisa membuat suatu karya nyata. Tetapi yang jelas kita lihat pada saat ini, bahwa banyak kerja elit bangsa ini yang masih terbatas pada impian (masih tahap dream belum menjadi sebuah visi) yang masih jauh dari kenyataan (realitas).
 
Kita bisa membedakan mana sesuatu rencana atau plan, mana yang merupakan strategic plan, dan mana yang masih merupakan visi jangka panjang, dan mana pula yang hanya masih sebatas impian. Ronald dan kawan-kawan alah punyo kacio sorang, sehingga tidak repot-repot untuk sesuatu yang perlu mendadak. Kemudian kita tanya diri kita sendiri apakah masih hanya merupakan sebuah mimpi apabila kita semua bisa membuat hal yang sama dengan skala yang lebih besar untuk tujuan yang sama seperti dilakukan oleh rang mudo?
 
Wassalam,
Ridwan M. Risan
 
 
[cut]

di Rantaunet ko, jumlah awak jauah balipek-lipek dibandiang kawan-kawan ambo dulu (kami hanya 38 orang). Dalam angan-angan ambo,
tantunyo dengan komitmen yang tinggi, awak bisa pulo mansinergikan kamampuan finansial awak masiang-masiang sahinggo indak paralu lai tiok ado musibah awak bukak kacio.

Barangan-angan ambo,
Jiko kudian awak punyo pulo kucio yang lumayan, tantu bisa pulo awak babuek banyak untuak kampuang. Mulai dari bantuan utk bencana, sampai mungkin bea siswa utk anak-anak minang yang terlantar di kampuang, atau bilo paralu awak buka sakolah terpadu utk anak-anak minang dengan kurikulum Imtaq dan Imtek yang terpadu dan siap pakai.

Barangan-angan ambo,
Kalau yayasan yang alah pernah ado di RN koh, disinergikan baliak, dibuek komitmen, dijadikan profesional. para anggota RN koh bukanlah sumbarang urang cukuik lamo ambo di siko, dan ambo caliak RN koh adolah sebuah Naga yang masih tidur. Ado Usahawan di siko, ado Agamawan, ado Birokrat, Ekonom, Politisi, dlsbnyo.

Marilah, awak buek Naga tuh jago, awak mulai dari kini saketek-saketek, salangkah demi salangkah, satanggo demi  satanggo, insya Allah dengan komitmen tinggi dan niek tulus, akan ado hasilnyo.

Bamimpi ambo,
Sakian tahun kamuko, RN adolah sebuah kekuatan ekonomi dan sosial yang ikuik diperhitungkan. Dengan jumlah anggota dan kemampuan ekonomi yang luar biasa, RN ikuik terlibat dalam sagalo usaho pemberdayaan urang minang di kampuang. Dari sakolah yang dibinanyo, tampil putra-putra minang yang ilmuwan sakaligus religius. Dari anak-anak asuh yang dilindunginyo, muncul generasi-generasi baru yang siap dalam segala bidang. Sahinggo istilah lost generation yang dicamehkan urang banyak, indak tajadi di bumi Ranah Minang.

[cut]
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke