Assalamu'alaikum wr.wb.

Mak basrihasan, senang saya bisa diskusi dengan mamak...., sekali kali ingin
juga melihat hal yang sama dari perspektif orang lain yang mungkin berbeda
dengan kita, seperti halnya waktu saya diskusi dengan DD, beliau walaupun
hidup dinegeri orang dan bisa dikatakan sudah enak namun masih tetap
berfikir dengan keras untuk kemajuan kampung....

Biar nanti saya tanggapi komentar mamak ini, tapi tolong diclearkan dulu
email yang lagi jadi pergunjingan tersebut..., terus terang saya kurang suka
melihat kesewenang wenangan dimanapun, sekalipun cuma didunia maya seperti
ini.
Hendaknya jangan lagi ada orang yang dengan mudah mem-ban seseorang hanya
karena tidak sependapat.

wassalam
Adrisman

----- Original Message ----- 
From: "basrihasan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)"
<[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 04, 2004 11:03 PM
Subject: Re: [3] [EMAIL PROTECTED] 14.200 Warga Kulit Putih ... FUNDAMENTALIS
(?),...


> Walaikum salam sanak Adrisman, DD bercerita telah diskusi panjang lebar
> dengan sanak.
> Kalau hanya sekedar sebutan khalifah atau presiden, amir atau kanselir,
> no problem at all, namun bagaimana memilih khalifah atau presiden selain
> dengan cara demokrasi saya belum ketemu tuh, termasuk para ikhwan
> dari hizbut takhrir tidak mampu menyediakan sistim alternatif selain dari
> demokrasi belum ada, karena itu itu saya yakin demokrasi yang
> merupakan kebaikan itu adalah islami.
>
> Sanak sebut 700 tahun kekhalifahan, namun yang diakhui hanya khalifah
> para sahabat, itu menunjukkan sanak pada dasarnya sudah sangat ragu
> dengan sistim khalifah. Khalifah (dimana pemimpin agama dan pemimpin
> negara berada pada satu person), hanya pas pada waktu hidupnya
> Rasulullah saja, dan itu tidak mungkin DIULANGI lagi, karena zaman
> berubah dan itulah sunatullah zaman, ummat yang harus kreatif mendapat
> kan yang lebih baik dari waktu ke waktu.
>
> > Demokrasi sendiri pada prakteknya berbeda penerapannya dari satu negara
> > kenegara yang lain kalau dibandingkan dengan konsep awal lahirnya
> demokrasi
> > itu sendiri, dalam banyak hal demokrasi memang telah berhasil mengangkat
> dan
> > membela hak2 konstitusi maupun hak azasi rakyat dinegara tersebut....,
> namun
> > jangan lupa amrik sebagai pentolannya negara demokrasi nyatanya juga
> sangat
> > ambivalent penerapannya..., terutama dalam politik luar negrinya....
>
> Demokrasi adalah proses bukan suatu yang final,amerika sendiri termasuk
> yang belajar dan mengembangkan terus
>
>  karena dalam sehari harinya islam sudah menjadi way of life
> > mereka, sudah menjadi bagian dari diri mereka...., sedang demokrasi
> > diindonesia nyatanya seorang gusdur yang islam saja terbukti
> pemerintahannya
> > yang cuma seumur jagung, namun tercatat menumpuk korupsi dimana
mana....,
> > dan saya yakin dalam negara khilafah, orang akan berfikir seribu kali
> untuk
> > cuma sekedar mencuri jemuran tetangga.
>
> Saya belum melihat Islam menjadi way of life di Ina, kalau mumpungisme
> sebagai way of life ya, termasuk mereka yang mempropogandakan khalifah.
>
> > jangan juga lupa negara amrik bisa seperti sekarang ini setelah melalui
> > tahun2 yang panjang dan berdarah darah dengan perang sipilnya....,
> penerapan
> > sistim demokrasi tidaklah mudah....apalgi dindonesia..., cuma melahirkan
> > kesempatan untuk orang bisa teriak2 meneriakkan ketidak puasannya, namun
> > tetap saja bila presiden atau mentri bersalah, rakyat tak bisa apa
> > apa....Lantas mana sih kedaulatan rakyat itu....?
>
> Semua itu kan dikarenakan memakai pancasila sebagai dasar negara, berani
> ambil harus berani buang karena ternyata busuk.
>
> Terima kasih sanak Adrisman,kalau kurang puas silahkan dibahas terutama
> point saya yang terakhir.
>
> Salam
>
> SBN

____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke