http://ranah-minang.info/content.php?article.13
Rangkiang oleh Gufron pada Wednesday 11 February 2004 Rangkiang adalah bangunan untuk menyimpan padi. Nama lainnya adalah Lumbuang atau Kapuak. Nama rangkiang bermacam-macam, sesuai dengan kegunaan dari padi yang disimpan di dalam rangkiang tersebut. Beberapa rangkiang yang dikenal: 1. Sitinjau Lauik Disebut juga dengan Kapuak Adat Jo Pusako. Berguna untuk hal-hal yang berkaitan dengan acara adat, seperti tagak panghulu, kematian dan lain-lain. Bentuknya lebih langsing dibandingkan dengan yang lain, berdiri diatas empat tiang dan terletak ditengah diantara rangkiang yang lain. 2. Sibayau-Bayau Disebut juga Kapuak Salang Tenggang, yang berguna untuk makanan sehari-hari anggota keluarga rumah gadang. 3. Sitangka Lapa Disebut juga Kapuak Gantuang Tungku, digunakan pada masa paceklik. Tipenya bersegi dan berdiri di atas empat tiangnya. 4. Kaciak Simajo Kayo Disebut juga Kapuak Abuan Rang Mudo, digunakan untuk keperluan anak-anak muda yang ada dalam rumah gadang yang membutuhkan sesuatu, seperti untuk kawin, maka biayanya akan diambil dari rangkiang ini. Selain itu juga dikenal beberapa rangkiang lainnya: 1. Mandah Pahlawan Disebut juga Kapuak Tuhuek Parang, untuk keperluan orang-orang yang mempertahankan kampung halaman dari serangan musuh. 2. Harimau Paunyi Koto Disebut juga Kapuak Pambangunan Nagari, yang berguna untuk pembangunan daerah. 3. Galuang Bulek Basandiang Disebut juga Kapuak Abuan Panghulu, untuk kepentingan panghulu yang ada dalam kaum tersebut, agar memiliki jaminan ekonomi dalam menjalankan tugas-tugas adat. 4. Garuik Simajo Labiah Disebut juga Kapuak Abuan Sumando, yang berguna untuk kepentingan anak dan istri urang sumando. Pada umumnya, paling kurang di depan setiap rumah gadang terdapat tiga buah rangkiang yaitu Sibayau-Bayau, Sitinjau Lauik dan Sitangka Lapa. Dari bermacam-macam nama dan fungsi rangkiang, hal tersebut mencerminkan kesejahteraan ekonomi orang Minangkabau di masa dahulu. Dan juga, hal ini menunjukkan rasa dan jiwa sosial yang dimiliki oleh orang Minangkabau terhadap orang lain. Hal ini terlihat pada pepatah berikut: Hati tungau samo dicacah hati gajah samo dilapah Indak samo dicari, ado sama dimakan ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________