Bismi Allah, Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim

Sekedar untuk selingan di akhir pekan, berikut ada kabar gembira bahwa tiga orang anak SMU Indonesia berhasil memenangkan lomba pada International Science and Engineering Festival 2000 (ISEF 2000), dengan hanya melakukan penelitian terhadap rambut jagung. Dari hasil penelitian mereka, ternyata rambut jagung lumayan untuk menetralisir kelebihan gula darah.

Silahkan disimak sejenak, mudah-mudahan masih akan banyak lagi anak-anak kita yang memiliki kepekaan dan kesenangan yang tinggi terhadap penelitian semacam di masa-masa mendatang.

Assalamun alaikum
Syaifuddin Ma'rifatullah, Aceh.
----------------

IPTEK / PANJI NO. 06 TH IV - 31 MEI 2000
Mengubah Sampah Jadi Obat
Penelitian: Rambut jagung ternyata berkhasiat menyembuhkan penyakit gula. Tiga siswa SMUN I Kudus telah menelitinya dan mendapat pengakuan internasional.

Bukan main senangnya hati Ahmad Syaifudin, Melissa Gracia, dan Bastian Wiandiany. Mereka diumumkan sebagai pemenang ketiga dalam International Science and Engineering Festival 2000 (ISEF 2000) dengan hadiah uang sebesar US$300. Lomba yang diadakan di Detroit, Michigan, Amerika Serikat, itu menempatkan mereka pada posisi tersebut bersama wakil dari Jepang dan Taiwan. Dengan penelitian yang berjudul "Rambut Jagung Sebagai Alternatif Pengobatan Diabetes Melitus", kelompok siswa SMUN 1 Kudus, Jawa Tengah ini berhasil mengalahkan 1.500 peserta lainnya yang berasal dari seluruh dunia.

Sungguh jeli ketiga remaja itu. Terpikir oleh mereka untuk meneliti rambut jagung karena sering melihat bahan ini diramu secara tradisional untuk mengobati penyakit kencing manis. Selain itu, mereka juga tertarik oleh iklan di televisi yang menampilkan gula jagung sebagai makanan diet. "Kalau dari jagung bisa dibuat pemanis sebagai makanan diet, berarti jagung memiliki kalori yang rendah. Organ-organ yang ada di dalam jagung pasti memiliki kalori yang rendah pula," ujar Ahmad Syaifudin yang bertindak sebagai ketua tim. Dari sini timbul ide untuk menelitinya, yang kemudian disampaikan kepada Sugimin, guru biologi SMUN 1 Kudus. "Ide anak-anak ini sangat inovatif. Maka saya dukung untuk melanjutkan penelitian," kata Sugimin, yang juga menjadi pembimbing dalam penelitian.

Ahmad Syaifudin yang duduk di kelas tiga jurusan IPA dibantu dua rekannya yang masih duduk di kelas dua. Sebelum melakukan penelitian, mereka melakukan kajian pustaka untuk mengetahui kandungan senyawa di dalam jagung. Dari literatur diperoleh informasi bahwa rambut jagung memiliki tujuh senyawa. Namun, dari ketujuh senyawa itu, hanya tiga senyawa saja yakni vollatele alkalkaloide, beta stigmasterol, dan alpha tocothepheryl qoisae yang dinilai penting bagi pengobatan kencing manis.

Ketiga senyawa tersebut memang dikenal mampu menyetimulasi pankreas untuk menghasilkan hormon insulin. Hormon inilah yang nantinya akan mengubah glukosa dalam darah menjadi glukogen sehingga kadar gula darah menjadi normal.

Untuk membuktikan bahwa rambut jagung dapat menyetimulasi pankreas menghasilkan insulin, mereka melakukan percobaan pada tikus. Sebelumnya, untuk memudahkan pemberian tiga senyawa tadi, rambut jagung dikeringkan terlebih dahulu hingga kadar airnya tinggal dua persen. Setelah kering, rambut jagung dijadikan serbuk yang kemudian dicampur dengan air hangat. "Campuran ini merupakan ekstrak kotor karena kita tidak mengetahui mana senyawa yang paling aktif," kata Ahmad yang menduduki peringkat pertama di sekolahnya. .

Sebagai langkah awal, tikus-tikus percobaan yang berjumlah 15 ekor itu dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama hanya diberi air putih biasa sebagai pengontrol negatif. Kelompok kedua diberi cairan ekstrak rambut jagung sebagai kelompok treatment, sedangkan tikus kelompok tiga, diberi obat diabetes paten--tolbutamide sebagai pengontrol positif.

Tikus-tikus tersebut lalu dipuasakan selama 18 jam. Setelah itu, diambil darahnya untuk mengetahui kadar glukosa normal. Kemudian, diberi glukosa dengan kadar tertentu agar terjadi peningkatan kadar glukosa. Untuk mengetahui berapa kadar peningkatannya, dilakukan beberapa tahap pengamatan. Pertama, darahnya diambil untuk mengetahui persentase peningkatan glukosa. Setelah tiga puluh menit pertama, darah tikus itu diambil lagi, begitu juga dengan 30 menit kemudian.

Ternyata, tikus yang hanya diberi air mengalami kenaikan kadar glukosa sebesar 0,15 % pada setengah jam pertama dan pada tiga puluh menit kedua turun menjadi 3,2%. Sementara pada tikus kelompok kedua, yang diberi ekstrak rambut jagung, pada tiga puluh menit pertama mengalami penurunan sekitar 7,77% dan turun menjadi 13% pada tiga puluh menit kedua. Sementara pada tikus kelompok ketiga mengalami penurunan yang lebih besar, yakni 8,79% pada tiga puluh menit pertama dan 16,22% pada tiga puluh menit kedua. "Dari sini kami berkesimpulan bahwa rambut jagung lumayan efektif untuk gula darah," kata Ahmad.

"Sebagai penelitian yang dilakukan oleh siswa SMU, ini sudah sangat bagus dan bisa dijadikan dasar bagi penelitian lebih lanjut," kata Nur Wijayahadi, ahli farmakologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Apalagi dengan dukungan peralatan yang sederhana, mereka bisa mengubah sampah (rambut jagung) menjadi sesuatu yang lebih bernilai.

Johansyah

Kirim email ke