Assalamu'alaikum wr, wb!

Maaf saya tergelitik untuk mengomentari, ini merupakan pendapat saya saja.

Sistem pendidikan memang sangat menentukan kualitas suatu bangsa.
Indonesia belum merupakan negara yang memperhatikan hal ini disebabkan
masih disibukkan oleh hal-hal ekonomis dan politis. Di masa keadaan politis
lebih stabil saja hal ini hanya merupakan suatu wacana saja tidak pernah
ter-
implementasikan apalagi saat sekarang.

Para siswa sekarang (mungkin bahkan guru) tidak mengerti apalagi memahami
filosofi dari ilmu-ilmu yang diajarkan di sekolah.
Kontribusi ilmu-ilmu matematika, fisika, kimia dsb sangat banyak manfaatnya.
Seperti fisika, matematika dan atau aljabar sebenarnya sarat dengan hal-hal 
yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari bahkan kehidupan 
sosial kemasyarakatan. 
Teori Himpunan misalnya, berisikan bagaimana benda atau semesta dalam suatu
cartesian itu berhimpun dan antar himpunan ada suatu relasi yang jenisnya
beraneka ragam ada satu-satu, satu-banyak, banyak-satu dsb. Kemudian
bagaimana
suatu himpunan dengan himpunan yang lain dapat didefinisikan dengan adanya
suatu
fungsi f(x).

Jika hakekat ilmu himpunan ini saja benar-benar difahami maka akan
mendapatkan suatu
hal yang luar biasa.

Jika di "semesta" ini terdiri dari berbagai "himpunan" yang di"peta"kan oleh

suatu "fungsi" yang dapat merubah suatu "member" "domain" menjadi "member1" 
do "co-domain" yang lain.

Ini hanyalah salah satu contoh kecil manfaat dari ilmu aljabar yang dapat
diterapkan
di kehidupan sosial kita.
Apalagi jika dikaji ilmu integral dan differensial.

Itu lain dengan adanya ilmu binari dan metode numeric alangkah ringannya,
pekerjaan
kita sekarang dengan adanya automatisasi, komputer, dan jangan sekali-kali
hal ini
anda ragukan di depan seorang proggrammer komputer yang sangat berterima
kasih kepada 
guru SMP atau SMP yang mengajarkan metode bilangan ini.

Sistem pendidikan bukanlah sekedar pengajaran tetapi benar-benar mendidik,
merubah
suatu pola yang kurang baik menjadi lebih baik.

Teknik penyampaian meteri mungkin bisa dibuat sedemikian rupa sehingga
menarik 
dapat memberikan inspirasi bagaimana hal- tsb dapat bermanfaat sebagai bekal
kelak
Contohnya matematika mungkin dapat dibantu dengan metoda simulasi.

Wassalam,

Yudian
-----Original Message-----
From: Darul Makmur [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Monday, January 29, 2001 9:02 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [RantauNet] System Pendidikan di Indonesia



Ass.ww

Pendapat dibawah ini baik direnungkan bagi kita semua, terutama para penentu
dunia pendidikan kita.

Wass.ww
> > ----- Original Message -----
> > From:       "Nugroho" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent:       26 January, 2001 12:07
> > Subject:    [manajemen] Re: [gedeprama] System Pendidikan di Indonesia
> >
> >
> > > PENDIDIKAN MISMATCH DENGAN REAL LIFE,
> > > KRITIK DARI PENGALAMAN.
> > >
> > > Sistem pendidikan di dunia (apalagi Indonesia) memang payah. Berikut
ini
> > > beberapa pengalaman pribadi  :
> > > - Lulus SMA, saya tidak bisa kerja apa-apa, membuka usaha sendiripun
> tidak
> > > pernah diajari caranya.
> > > -  Pelajaran seperti Matematika itu (teori himpunan, persamaan
aljabar,
> > > sinus cosinus trigonometri) 90% tidak ada gunanya dalam kehidupan riil
> > saya
> > > sekarang.  Padahal saya belajar susah payah di SD dan SMP dalam waktu
9
> > > tahun.  Kalau saya mau dan memang diperlukan, saya bisa belajar semua
> itu
> > > dengan mudah di Universitas dalam waktu 1-2 tahun saja, termasuk
sampai
> > > Matematika lanjutan (Kalkulus Lanjutan, Statistika Lanjutan). Saya
telah
> > > belajar itu di S-1. Itupun dalam pekerjaan jarang dipakai, kecuali
> > > bidang-bidang tertentu.
> > > - Sebagian besar pelajaran adalah hafalan dan tidak ada gunanya untuk
> > > mendukung perjuangan hidup. Coba seandainya kurikulum untuk kerja
kebih
> > > diprioritaskan antara lain Bertani, Berdagang, Membuka Usaha, Bengkel
> dsb
> > > - Penilaian tidak ada kaitannya dengan keberhasilan hidup.  Wiraswasta
> > yang
> > > bloon di sekolah bisa jauh lebih sukses dari orang pintar di sekolah.
> Saya
> > > lihat sendiri banyak contohnya.
> > > - Tidak jelas pelajaran untuk pengembangan DIRI (self development),
> > padahal
> > > ini adalah sebagian besar dari faktor pembentuk kepribadian manusia.
> Orang
> > > sukses jadi wirausaha atau manajer bukan karena karena nilai sekolah
> > tinggi,
> > > tetapi karena sifat ulet, kreatif, interpersonal skill baik, teknik
> > > berbicara efektif, dll, yang tidak pernah diajarkan.
> > > - Sedikit sekali learning by doing, padahal itu yang paling mendidik.
> > yang
> > > ada adalah hitungan dan hapalan mati.
> > >
> > > Tidak heran jika anak-anak kita bisanya tawuran.  Tidak heran begitu
> > banyak
> > > pengangguran pasca SMA.  Tidak heran sarjana tidak bisa kerja. Tidak
> heran
> > > kita begitu terkebelakang.
> > >
> > > Kesimpulan, sudah pasti ada mismatch antara real life dengan sistem
> > > pendidikan kita.
> > >
> > > Idealnya?
> > >
> > > Idealnya, lulus SMA harus bisa MANDIRI, bisa kerja kantoran level
rendah
> > > atau wirausaha.  Ini memang susah dicapai, karena sekolah harus
> > menyediakan
> > > banyak lab dan praktek usaha dan real-life, tetapi jauh lebih baik
> > daripada
> > > rumus-rumus kimia yang 90% sudah saya lupakan itu.  Penekanannya
adalah
> > pada
> > > BASIC CHARACTER, PRACTICAL SKILL dan LIFE SURVIVAL.  Ini mungkin
dicapai
> > > dalam waktu 12 tahun.
> > > Setelah itu, bila MAU mendalami suatu bidang ilmu tertentu, barulah
> > > dipelajari di Universitas.  Pengalaman saya, pelajaran yang
susah-payah
> > kita
> > > pelajari di SD dan SMP dengan mudah kita akan pahami dalam waktu
singkat
> > > setelah pikiran kita mulai matang, setelah kita mengetahui frame of
> > thinking
> > > ilmu.  Ekstrimnya, kita akan sibuk menyentuh buku hanya setelah umur
18
> > > tahun ke atas. Penekanannya pada TEORI dan  SCIENCE DEVELOPMENT.
> > >
> > > Catatan : saat ini saya sudah menyandang gelar S-1 Teknik, S-2
> Manajemen,
> > > dan S-2 Teologi, dan saya masih sangat kecewa melihat bahwa 80% yang
> saya
> > > pelajari di Universitas S-1 tidak ada gunanya.  Barulah di S-2 saya
> > melihat
> > > lebih dari 50% ilmunya terpakai.  S-2 itu adalah hasil pilihan minat
> > > pribadi.   Saya belajar disiplin ilmu baru sampai level S-2 hanya
dalam
> > > waktu 2-3 tahun saja. Ini saya alami pada waktu belajar
> Ekonomi-Manajemen
> > > dan Filsafat-Teologi. Hanya dalam beberapa tahun pendidikan, itu sudah
> > > terpahami dengan baik dan mampu untuk menghasilkan uang secara riil
dan
> > > mencapai cita-cita untuk kepuasan diri.
> > > Kita perlu para pakar pendidikan yang bisa meletakkan dasar pendidikan
> > yang
> > > lebih baik.  Demi anak-anak kita semua di masa depan.
> > >
> > > Saya membuang lebih dari 15 tahun pendidikan  saya dengan sia-sia!
> > >
> > > Nugroho
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > > From:     Ismet Hasibuan <[EMAIL PROTECTED]>
> > > To:       <[EMAIL PROTECTED]>
> > > Sent:     Thursday, January 25, 2001 7:49 AM
> > > Subject:  [gedeprama] System Pendidikan di Indonesia
> > >
> > >
> > > > > Pak Gede yth,
> > > > > Saya sangat concerns sekali dan cemas dengan system pendidikan
yang
> > > > > diterapkan pada anak didik kita sekarang ini mulai dari SD s/d PT.
> > > > > Bayangkan
> > > > > dari SD sampai PT anak-anak kita hanya dijejali dengan hapalan
demi
> > > > > hapalan
> > > > > dan espoused theory dan sangat jarang diberikan theory in used,
> > mestinya
> > > > > kayak pendidikan dulu yang banyak menggunakan nalar, analysis dan
> > > praktek
> > > > > langsung, lebih effective dalam menciptakan manusia Indoonesia
yang
> > > > > creative
> > > > > dan bernalar.
> > > > >
> > > > > Ditambah lagi dengan anak-anak kita yang dijejali dengan
> produk-produk
> > > > > serba
> > > > > instant, beli-mainkan/konsumsi-happy seperti playstation, makanan,
> > ilmu
> > > > > dll...Informasi yang mereka terima sangat membanjir dengan deras
bak
> > air
> > > > > bah, sehingga susah menfilternya dengan kemampuan nalar kecil
> mereka,
> > > > > sementara di sekolah mereka tidak dibekali dengan pendalaman
nalar.
> > > > >
> > > > > Saat ini mereka hanya dijejali dengan bermacam-macam ilmu yang
> > > overlapping
> > > > > dan hanya menguasai kulit-kulitnya saja dengan menghapal jadi
hanya
> > > > > knowing
> > > > > that. Anak kita tidak biasa untuk mengungkapkan/expressikan
> fikirannya
> > > > > dengan maju kedepan dan berbicara, padahal di dunia kerja kita
harus
> > > > > mem-presentasikan sesuatu di depan orang lain.
> > > > >
> > > > > Yang saya amati anak sekarang jarang mau "mikir' untuk menemukan
> cara
> > > lain
> > > > > (knowing how) kalau mentok dengan suatu masalah, semua ingin serba
> > > tuntas,
> > > > > cepat dan lancar walau itu akan merusak sesuatu. Pokonya diajarkan
> > > > > menghalalkan segala cara untyuk mencapai hasil, dan bukan proses
> untuk
> > > > > mencapai hasil tersebut...karena itu tadi ingin serba
instant..cepat
> > > > > dapat..
> > > > >
> > > > > Apakah betul pemikiran saya tentang sistem pendidikan kita
sekarang
> > pak
> > > > > Gede, mohon tanggapannya...maaf saya banyak meminjam
istilah-istilah
> > pak
> > > > > Gede.
> > > > >
> > > > Best regards,
>
>
>
> To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
>
>


To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]



RantauNet http://www.rantaunet.com
=================================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
- mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda]
- berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda]
Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
=================================================
WebPage RantauNet dan Mailing List RantauNet adalah
servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=================================================

RantauNet http://www.rantaunet.com
=================================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
- mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda]
- berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda]
Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
=================================================
WebPage RantauNet dan Mailing List RantauNet adalah
servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=================================================

Kirim email ke