Jamaah Surau dan dunsanak di balerong RN

Ass, WrWb,

Minggu 31 Maret 2002 pukul 06.00 setelah menyaksikan acara pengajian Islam
di Indosiar dengan pembicara Ibu Herlini Amran, MA, entah kenapa  saya
'malas' menukar chanel Indosiar. Saya tetap saja duduk dan kemudian
acarapun berganti. Ternyata acara berikutnya adalah perayaan Paskah secara
langsung dari Kuningan Jabar. Sayapun tertarik untuk menyaksikannya, kayak
apa sih acara perayaan Paskah tersebut.

Siaran Paskah Indosiar itu mengambil tempat dari desa Cigugur kuningan
Indramayu tepatnya dari gereja Kristus Raja. Ya..saya sebelumnya sudah
pernah mendapat berita bahwa daerah ini adalah daerah sukses misionaris
Khatolik dengan berhasil menarik  banyak penduduk didaerah tersebut untuk
pindah agama ke Khatolik.

Dan setelah ditayangkan sebentar tentang suasana kehidupan desa tersebut,
mulailah siaran langsung dari gereja Kristus Raja itu. Ternyata hadirin
yang ikut kebaktian itu berpakaian ala Sunda termasuk alat musik/tembang 
dan bahasa yang digunakan juga bahasa Sunda halus. Dan setelah saya amati
wajah peserta kebaktian itu, koq tidak ada mirip orang Sunda kebanyakan. 

Dari sinilah saya mulai terenyuh, koq bisa-bisanya mereka kebaktian dengan
ala budaya Sunda segala, padahal yang ikut sepertinya bukan orang Sunda
'asli'. Tapi saya berfikiri positif saja, mungkin karena ini acara dari
daerah Kuningan yang masih bagian dari Sunda.

Ada suatu pelajaran dari acara tersebut, ternyata media budaya bagi
misionaris Khatolik/Kristen merupakan alat ampuh untuk menarik
pengikut. Dengan menampilkan budaya Sunda, secara pelan-pelan akan
terbentuklah "opini" bahwa orang Sunda itu tidak semuanya Islam dan ada
juga beragama selain Islam. 

Padahal kita sudah mengetahui bahwa beberapa suku bangsa di Indonesia ini
selalu identik dengan Islam. Katakanlah Sunda, Betawi, Minang atau Aceh
maupun Melayu secara keseluruhan apabila disebut nama suku bangsa itu,
yang terbayang bahwa orangnya pasti beragama Islam.
Namun sekarang, sepertinya tembok budaya itu telah jebol. Bahkah di Tatar
Sunda telah ada Gereja Kristen Pasundan.

Entahlah...saya jadi sedih..karena Sunda, "tanah air" kedua saya telah
jebol budayanya. Terbayang bagi saya bagaimana dengan Minangkabau.
Mungkin kalau jebol juga, 10 atau 20 tahun lagi kita di TV akan
menyaksikan siaran langsung Kebaktian dengan adat istiadat Minang. Dan
digambarkan rumah gadang didepannya ada salib nya. Dan malah mungkin nanti
acaranya disiarkan dari " Gereja Kristen Minangkabau".

Apakah itu bisa terjadi...?
Jawabnya bisa saja..!!!

Adalah tanggung jawab kita semua ummat Islam dan khususnya urang awak,
untuk menyelamatkan akidah saudara kita lainnya. Ranah Minang sekarang 
jadi target pemurtadan. Mari kita pererat ukhuwah dan kita peduli dengan
lingkungan sekitar kita.

Wassalam
Nusrizar


RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===============================================

Kirim email ke