Akankah Selalu Kelabu Negriku….

Yesi elsandra

Sejak terjadinya krisis multidimensional 1997, krisis terus saja bergayut di tubuh 
negri ini. Mulai dari krisis moral, krisis moneter, krisis kepercayaan pada penguasa, 
krisis percaya diri, dan yang sedang naik daun  terorisme. Yang paling sering menjadi 
konsumsi pembicaraan kita salahsatunya adalah krisis ekonomi. Bukan apa-apa, 
stabilitas ekonomi sering menjadi parameter stabilitas lainnya, walaupun tidak dapat 
dipungkri, pemulihan stabilitas ekonomi tidak terlepas dari gonjang ganjing peta 
perpolitikan dan stabilitas ketahanan nasional.

Mungkin rakyat di dusun sana tidak menyangka negara yang subur dan kaya raya ini 
memiliki hutang selangit. Bahkan tercatat per 30 September 2002 terealisasi defisit 
anggaran sebesar Rp.13.05 trilyun. Kok bisa? Jawabannya gampang saja, karena besar 
pasak dari  pada tiang. Kenapa? Bisa jadi ada kebocoran atau dihabisi pejabat untuk 
“ngeceng” di luar negri, atau yang paling gampang menjawabnya ditilep “maling” 
barangkali. 

Bisa jadi untuk menutupi defisit tersebut, pemerintah “memaksa” rakyatnya yang 
sebagian besar miskin ini untuk menutupinya, kecuali kalau pemerintah punya 
kreatifitas menciptakan instrumen lain bagi pemasukan kas negara. Tapi kreatifitas 
macam apakah yang dimiliki pemerintah kini?

Perdagangan bebas antar negara ASEAN 2003 sudah berada di depan mata. Itu artinya kita 
akan menghadapi gempuran produk dan jasa asing yang siap merajai konsumen yang memang 
jumlahnya potensial di sini. Lemahnya bargaining yang kita miliki selama ini dapat 
menjadikan kita seperti kuli di negri sendiri. Kita akan kembali terjajah. 

Kita tidak bisa bersandar pada penguasa yang tidak kompak yang memegang pemerintahan 
kini. Walaupun Menko perekonomian Dorojatun Kuncoro Djati optimis terhadap pertumbuhan 
ekonomi 2003 akan stabil sesuai target RAPBN yaitu 5%, namun analisis pakar lainya 
perlu kita cermati, seperti INDEF (Institute for Development of Economic and Finance) 
yang hanya berani mematok pertumbuhan ekonomi sebesar 3, 12%.  Tidak berbeda dengan 
INDEF ekonom CSIS Mari Pangestu memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2003 adalah 3.5%.

Itu artinya kita harus siap-siap menghadapi potret suram dan kelabu perekonomian masa 
depan. Jangan terlalu ternganga kalau mendapati biaya masuk TK saja sekarang 6 juta. 
Menciptakan SDM untuk memulihkan ekonomi bumi pertiwi melalui pendidikan laksana jauh 
panggang dari api, apalagi mengecap perguruan tinggi, belum lagi ingin jadi master 
atau doktor, semuanya berat diongkos.

Sebagai penduduk yang mayoritas muslim, keberadaan ummat Islam merupakan representatif 
masyarakat Indonesia. Kreatifitas kita menggalakkan sektor informal menjadi sebuah 
keharusan. Jangan hanya puas telah mampu menafkahi anak dan istri. Atau jangan 
langsung duduk santai setelah dapat makan dan minum hari ini. Tapi sebagai muslim kita 
memiliki kewajiban membawa umat ini jauh dari rasa lapar, kehausan, kebodohan, 
keterbelakangan, kehinaan dan keterpurukan Sebagaimana yang telah dicontohkan ummul 
mukminin,  yaitu Khadijah yang mengorbankan hartanya untuk dakwah rasulullah. 

Kemiskinan, kefakiran dapat mendekatkan kita kepada kekufuran. Sebagai mana yang kini 
sedang dipertontonkan penguasa. Kemiskinan yang melilit negeri nan elok ini membawa 
pemimpin kita menggadaikan kedaulatan dan wibawa negara, tidak memiliki power karena 
diketiaki oleh mereka yang oleh Allah sedang di amanahi kekuatan besar, tapi mereka 
sombong.

Mari kita galang kekuatan ekonomi, jangan lelah berjuang, walaupun seperak dua perak, 
sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit. Sebagai hamba yang mengabdi untuk Allah, 
sebagai anak yang dilahirkan di negri ini, saya merindukan sebuah kondisi dimana kita 
semua saling mencintai, tidak ada kemiskinan, tidak ada kebodohan, tidak ada 
kelaparan, tidak ada caci maki, tidak ada kekerasan, tidak ada penindasan, tidak ada 
buruk sangka apalagi dendam kesumat yang tidak berujung….


 


 















__________________________________________________________
Outgrown your current e-mail service? Get 25MB Storage, POP3 Access,
Advanced Spam protection with LYCOS MAIL PLUS.
http://login.mail.lycos.com/brandPage.shtml?pageId=plus&ref=lmtplus

RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe,
anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini.

Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: 
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
===============================================

Kirim email ke