Sanak Ronald P Putra Yth ;
 
Tarimo kasi atas postingan artikel mengenai mengenai air tawar segar dikedalaman samudra , tulisan Ir H . Bambang Pranggono , MBA untuk melengkapi jawaban atas pertanyaan saya mengenai subject tersebut diatas , artikel sungguh banyak manfaatnya bagi saya sendiri barangkali sanak lainnya , dan telah saya printout dan saya dokumentasikan sebagai tambahan dari jawaban Ibu Guru Rahima
 
wassalam : zul amry Piliang di kuta bali 

"Ronald P. Putra" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Mamanda Zul dipulau dewata,
Iko ado artikel yang ambo lampirkan untuk manjawek pertanyaan Mamanda. semoga bermanfaat :
----------------------------------------------

Air Tawar Segar di Kedalaman Samudera
Oleh: Ir. H. Bambang Pranggono, MBA.
Sumber: Majalah Percikan Iman, Edisi 4 Tahun II

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton acara televisi`Discovery\' pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli kelautan (oceanografer) dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam bawah laut untuk di tonton jutaan pemirsa di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu membuat penasaran Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadiantersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi

\"Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan..\"

artinya \"Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak bisa ditembus.\" Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi

\"Yakhruju minhuma lu\'lu`u wal marjaan\" artinya \"Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.\"

Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur\'an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur\'an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.

Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang
silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al-Qur'an memang sungguh-sungguh kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dan ia pun memeluk Islam.

copyright (c) Yayasan Percikan Iman Bandung


\"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini
tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.\"
(Q.S Al Furqan :53)



---------- Original Message ----------------------------------
From: zul amri <[EMAIL PROTECTED]>
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Fri, 5 Sep 2003 15:19:25 -0700 (PDT)


Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software

Kirim email ke