Tulisan ini mempesona saya. menyadari betul bahwa ini ditulis oleh seorang wanita yg berfikir maju sampai bahkan tak menyadari kemajuannya sendiri. saya terbuai oleh paragraf semu yg tak tertulis dibalik tulisan ini. saya memang menebak. tapi kali ini saya tau bahwa saya benar.
 
Ketajaman dalam melihat persoalan dan keluasan dalam menimbang2 hal membuat wanita yg satu ini benar2 kaya imajinasi. kita tau namanya disini adalah evi tapi saya pernah pula mendengar bahwa namanya adalah siti. dari awal interaksi pertamakali saya dengan sang wanita ini adalah di milis tetangga minang net. sejak itu wanita pintar ini -namun belum menamatkan kuliah kehidupannya ini- langsung masuk kategori org2 yg harus dipandang dan dinilai dengan cara lain dalam pikiran saya. sebagai org yg merasa pintar -walaupun tak sepintar yg dirasa dan diharapkan- saya tak berani menilainya dengan kerangka pikir tradisional dan pola pikir biasa2 saja. org ini nyaris tak berpola. tapi satu hal, sepandai2 tupai melompat akhirnya sekali2 terpeleset juga -walaupun tak sampai jatuh. rupanya sang tupai suka lupa bahwa pinang yg bagus itu memang ada yaitu pinang yg "walaupun sampai tua tupai memanjatnya, namun tak kunjung sampai tupai dibuahnya". jikalau tupai tak bisa mengidentifikasi, mana pinang bagus dan mana pinag yg biasa, maka sungguh beresiko bhawa sang tupai sangat mungkin akan terjebak dalam pemanjatan yg tiada henti. sang tupai akan mati tanpa sempat memperoleh satu pinang pun.
 
 
begitulah kisah tupai sebagai jawaban dari tulisan dibawah.
 
salam,
S


" -- (*o*) --" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Kuliah ilmu jiwa penemuan Gm :)

Akibat tak tahan menerima rasa sakit dari kehidupan sosial yang remuk, individu akan membangun sebuah dunia yang melingkar dan aman bagi dirinya sendiri. Ketika ia menemukan dirinya benar-benar sendiri dalam dunia, surga sepertinya hilang untuk selamanya. Kesuksesan, kegagalan, kegalauan, dan kebahagiaan ditentukan oleh hukum-hukum yang dibangun orang lain. Tak aneh jika kemudian hubungan dasar dengan orang lain dibangun atas semangat retorika yang tanpa unsur belas kasihan.Hasilnya adalah kecemasan semakin hari semakin meningkat. Implikasi dari kecemasan terciptanya kepatuhan2 baru terhadap otoritas-otoritas yang dianggap telah berpihak kepada sang individu.

Individu dengan kecemasan dan kepatuhan terhadap otoritas, menemukan ekspresi ideologis dari luar dirinya. Dokrin-dokrin menjadi sangat penting, menginternalisasi dan kemudian menjadi tuan didalam dirinya sendiri. Semakin terpencil individu dari kehidupan sosial, semakin ia menjadi budak dari tuan internal.

Tuan internal individu kesepian ini telah mengendalikan individu dengan pekerjaan tiada henti, menumbuh suburkan semangat egoisme, dan tidak pernah mengijinkan dirinya untuk menjadi diri sendiri dan menyenangi diri sendiri. Semangat kecurigaan dan permusuhan tidak hanya diarahkan pada lingkungannya tapi juga terhadap dirinya sendiri.

Itulah sekilas pandangan terhadap keperibadian yang tidak berkembang. Lain kali akan kita bahas kepribadian ganda.

--Gm


Do you Yahoo!?
The New Yahoo! Shopping - with improved product search

Kirim email ke