Sehan,
 
Untuk pujiannya, aku tidak bisa berkomentar banyak. I just lost my words!! But thank u very much.
 
Mari kita bahas soal tupai, pinang dan pendakian saja. Aku sedang mengingat tupai-tupai yang suka meloncat-loncat dengan mudahnya antar satu pohon kepohon berikutnya dibelakang rumah nenekku di kampung sana.
 
Mengapa Tuhan menciptakan  tubuh makhuk itu sedemikian aerodinamis dan lenturnya?Hm, aku berfikir mungkin kelincahan dan kelenturan tupai tersebut tidak terjadi hanya sekedar adaptasi selama mengikuti proses evolusi. Saya kira, kelenturan tubuhnya lebih dari sekedar itu. Bicara dalam tataran kemungkinan, ada kemungkinan bahwa Tuhan menciptakan tupai dan kelenturannya karena dia harus mengisi satu bagian dari jumlah yang tak terbartas dalam proses evolusi makhluk-mahkluk. Mungkin dia semacam contoh soal untuk  mahkluk2 lain bahwa memanjat untuk mencapai buah pinang terbaik bukanlah tujuan dari penciptaannya.  Berhasil mengidentifikasikan pinang bagus adalah satu soal dan berhenti di sana adalah soal yang lain. Jika dia berhenti pada pinang yang bagus artinya dia sedang menelantarkan maksud Illahi bahwa dia harus bisa menjadi contoh soal bagi yang lain bahwa "jatuh" dari ketinggian bukan lah persolan besar di dunia ini. Meloncat, jatuh, meloncat lagi, dan jatuh lagi adalah bagiannya dalam mengambil tempat dalam proses evolusi yang tak terhitung. Kalaupun ada resiko, resikonya hanyalah dia semakin kaya, semakin menghargai perbedaan, semakin lentur dan tentu saja semakin dekat dengan penciptanya. 
 
Jadi singkatnya temanku yang baik, berhentilah mengkuatirkan bahwa sang tupai tidak akan pernah mengidentifikasikan pinang yang bagus atau merasa iba bahwa sang tupai tidak akan pernah berhenti mendaki. Tampaknya kelenturan yang diberikan Tuhan adalah jawaban bahwa tupai memang tidak perlu berhenti mendaki sekalipun dia telah mengidentifikasikan pinang bagus. Misi hidup sang tupai adalah memberi contoh kepada makluk lain, jatuh bukan persoalan besar dikehidupan ini karena Tuhan juga menciptakan kosa kata "bangkit lagi".
 
Segitu saja, ya. Salam manis selalu
 
--Gm
 
----- Original Message -----
From: S.Sehan

 tapi satu hal, sepandai2 tupai melompat akhirnya sekali2 terpeleset juga -walaupun tak sampai jatuh. rupanya sang tupai suka lupa bahwa pinang yg bagus itu memang ada yaitu pinang yg "walaupun sampai tua tupai memanjatnya, namun tak kunjung sampai tupai dibuahnya". jikalau tupai tak bisa mengidentifikasi, mana pinang bagus dan mana pinag yg biasa, maka sungguh beresiko bhawa sang tupai sangat mungkin akan terjebak dalam pemanjatan yg tiada henti. sang tupai akan mati tanpa sempat memperoleh satu pinang pun.
 
 
begitulah kisah tupai sebagai jawaban dari tulisan dibawah.
 
salam,
S


 

Kirim email ke