Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bagi pengelola dunia entertainment, majalah, koran maupun media hiburan elektronik terutama televisi, hal ini tidak memalukan bahkan membanggakan, bayangin aja di sebuah negara yang mayoritas penduduknya muslim mereka bisa meraik ranking yang tinggi. Dengan kata lain mereka berhasil mengatasi segala tantangan dan hambatan dari masy. yang mayoritas penduduknya muslim. Kebanggaan lain mereka adalah meski budaya tersebut adalah budaya impor dari barat tetapi mereka berhasil menyuburkannya di negara ini. wassalam, harman -----Original Message----- From: ronald p putra [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, October 24, 2003 8:08 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [RantauNet.Com] [Republika Online] Memalukan, Indonesia Ranking Kedua di Dunia Dalam Masalah Pornografi 23 Oktober 2003 19:18:00 Memalukan, Indonesia Ranking Kedua di Dunia Dalam Masalah Pornografi Medan-RoL -- Sosiolog Prof Dr Bungaran Antonius Simanjuntak berpendapat, memalukan Indonesia berada pada ranking kedua di dunia dalam masalah pornografi. "Hal ini membuktikan semakin merosotnya moral dan adat kesopanan sebagian rakyat Indonesia," kata Prof Bungaran menjawab ANTARA di Medan, Kamis. Ia mengemukakan hal itu dalam menanggapi Menteri Agama Prof Dr Said Agil Husein Al-Munawar yang mengungkapkan, Indonesia berada dalam ranking kedua terburuk di dunia setelah Rusia dalam hal pornografi. Sementara dalam praktik korupsi, Indonesia berada dalam rangking ke enam. Menurut Bungaran, masalah pornografi yang melanda Indonesia, jelas sangat menghawatirkan para remaja dan generasi muda, sehingga mengakibatkan rusaknya moral calon-calon pemimpin bangsa dimasa mendatang. Oleh karena itu, katanya, pemerintah Indonesia harus dapat menertibkan maraknya peredaran VCD porno atau film "blue" yang banyak diperjualbelikan secara bebas di masyarakat. "Pengamanan VCD yang masuk secara ilegal tersebut, merupakan tanggung jawab pemerintah dan aparat keamanan," tegas Bungaran. Disebutkannya, aksi pornografi dan pornoaksi yang terjadi di Indonesia, juga karena rendahnya sumber daya manusia (SDM) dan sulitnya untuk mencari biaya hidup untuk mendapatkan nafkah serta masih banyaknya warga miskin. Mereka (wanita-Red), jelasnya, tidak mempunyai malu untuk diperdagangkan ke negara tetangga Singapura, Malaysia dan negara lainnya untuk mendaptan sejumlah uang dalam meringankan beban hidup keluarganya. Apalagi, katanya, akhir-akhir ini banyaknya wanita anak baru gede (ABG) yang beroperasi menjadi pekerja seks komersial (PSK) di berbagai kota besar di Indonesia. "Pemerintah harus bertanggung jawab untuk menertibkan dan sekaligus membina mereka kejalan yang baik serta meninggalkan pekerjaan yang dilarang Agama," kata Prof Bungaran yang juga Guru Besar dan Dosen Antropologi Budaya Universitas Negeri Medan (Unimed). ant _____ Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/cetak_detail.asp?id=143798 <http://www.republika.co.id/cetak_detail.asp?id=143798&kat_id=23> &kat_id=23 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php ---------------------------------------------------- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php =======================================