Sdri Iraf yg sexy, surat saya sebelumny semata2 hanya menjawab surat anda sebelumnya.
bahwa saya tak akan dikenal dari bahasa saya. karena saya menunggangi bahasa sepenuhnya.
 
pernah seorang bijak ternama di negri ini menasehati saya bahwa bahasa hanyalah ibarat perahu sampan. sekali kita menyebrangi sungai pemahaman maka perahu bahasa mestilah di tinggal di tepian dan tak bisa dipanggul kemana2. dan kita butuh kendaraan lain untuk menempung jalan berikutnya.
 
sambil berfikir manggut-manggut saya menagimini apa kata org terkenal tersebut. sejanak saya kagum tak alang kepalang betapa hebat dan bijak nya dia. tapi sejenak berikut saya menyadari bahwa saya jauh lebih paham dari dia. saya tak membutuhkan perahu didaratan. tapi saya telah menyebrang dg perahu karet. saya melipat dan  akan menggelarnya suatu waktu. mungkin dihutan belantara diantara ranting pepohonan agar saya bisa tidur lelap. saat itu kita bukan lagi menunggangi bahasa tapi kita telah mengantonginya dalam saku celana. dan sekarang perahu saya tak lagi berguna hanya utk bersampan.
 
tak ada gunanya org lain yg memiliki pemahaman selain daripada membuat kita lebih paham daripada dia. 
 
jadi kalau iraf baca berhati keseluruhan diatas maka terjawablah seluruh isi surat iraf yg dibawah. dan jikalau hal itu belum menjawab, maka bersabarlah menunggu sampai kamu mengerti.
 
salam,
Sehhann


iraf m <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Saya salut dengan perbendaharaan bahasa anda Sehan.  Apalagi dengan kemampuan merangkai dan mempermainkan kata-kata sehingga terdengar "dramatis".  Dikit lagi, sepertinya yang saya hadapi seorang "pujangga" nich.  Dan memang jelas sekali anda sedang memperkenalkan dan memperlihatkan siapa diri anda kepada saya dan member lainnya disini. 
 
Meskipun saya bukan orang yang suka bermain-main dengan kata-kata dan meskipun bahasa anda melilit-lilit kaya ular, tapi saya mencoba memahami apa yang anda maksudkan.  
 
Menurut saya, sehebat-hebatnya anda menirukan siulan burung atau gonggongan anjing untuk berkomunikasi dengan mereka, tentunya gak akan pernah bisa benar-benar dipahami oleh burung atau anjing tsb, kecuali anda juga berasal dari jenis yang sama. 
 
Tentunya Sehan juga paham apa yang saya maksudkan.  Gak mungkin orang sehebat anda gak menangkap apa yang ingin saya sampaikan kepada anda. 
 
Salam,
Iraf
 
** Oya, di milis ini, rasanya yang hobby berbahasa "tinggi" kayanya hanya anda dech. Jadi gimana anda mencapai target komunikasi dengan yang lain jika justru anda sendiri yang berbeda dalam gaya bahasa.  Saya perhatikan yang lain-lain gaya bahasanya normal tuch.  Atau anda menginginkan lingkunganlah yang beradaptasi terhadap anda? :)
 
 
 
"S.Sehan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
tentu saya sedang memperkenalkan diri pada iraf. sebagai seorang pemain dalam kebudayaan dan peradaban, saya punya banyak gaya bahsa dan perbendaharaan kata (karena budaya dan peradaban kita masih didominasi oleh bahasa dan kata). sehingga bahasa yg saya gunakan bukanlah basa cirikas tapi semata2 hanyalah bahasa yg ingin mencapai komunikasi. mengikuti target tuturan.
 
jadi jikalau saya bersiul pada anda artinya saya dapat merasaan bahwa anda adalah burung dan jika saya menggonggong pada anda maka berarti saya melihat citra anjing. akan tetapi sama sekali tidaklah menunjukan bahwa saya anjing atau burung.
 
mudah2an bisa sampai dalam pemahaman iraf. jikalau tidak,.... tentu tak mungkin tidak. masa begitu saja tidak sampai.
 
salam


iraf m <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Uda Adrisman,
 
Kata orang 'cara' seseorang berbahasa menunjukkan 'siapa' yang sedang berbicara.  Dengan ungkapan-ungkapan dan bahasanya, rasanya Sehan/Luthfi sedang memperkenalkan diri kepada kita :)  
 
Salam,
Iraf
 
** Saya gak tersinggung dipanggil uni.  Tapi saya lebih senang dipanggil Iraf aja.
 

Adrisman Yunus <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Uni Iraf.
Saya sekarang jadi ragu, apa sanak Sehan padusi atau laki laki.
Tapi saya setuju dengan pendapat uni, kalau bahasanya Sehan lebih "sadis" dari Rarach.
sanak Sehan kalausaya perhatikan diawal awal tulisannya membuat saya kagum, terutama kalau ikutan kelasnya uni gamut, nampak sekali dia piawai merangkai kata dan nampaknya juga knowlegable di kelas itu.
Tapi akhir akhir ini grafiknya semakin turun, well that's human, what can i say.
 
Wassalam.
 
AYTanjung (41).
 
PS. sanak Iraf jangan tersinggung kalau saya panggil uni, bukan maksud saya memudakan saya dan menuakan yang muda. It's a habit, I'd like to call somebody that I don't really know with sister or brother instead of his/her name. 

iraf m <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Memangnya Sehan padusi?? :)
Dari kalimat-kalimat doi rasanya sulit membayangkan dia ini padusi.
Bahasanya malah cenderung lebih "sadis" dari bahasa rarach.
 
Iraf


Do you Yahoo!?
Protect your identity with Yahoo! Mail AddressGuard


Do you Yahoo!?
Protect your identity with Yahoo! Mail AddressGuard


Do you Yahoo!?
Protect your identity with Yahoo! Mail AddressGuard


Do you Yahoo!?
Protect your identity with Yahoo! Mail AddressGuard

Kirim email ke