jangan khawartir dengan prediksi wahai evi. bukankah prediksi hanya dibuat sekedar perkiraan menunggu fakta masa depan? jadi hukumnyalah prediksi itu dapat salah. jangankan prediksi yg salah, bahkan niatpun yg merupakan awal dari aktifitas pembangun fakta masa depan pun masih dapat meleset. bukankah niat yg lebih aktif ini seharusnya menguasai fakta lebih besar dibanding prediksi. 
 
jadi kalau begitu kenapa masih mencemaskan prediksi jikalau saya yg berniat bersiulpun bisa terdenagr seperti mengembik di kuping kambing? atau saya yg berniat menggonggong pun hanya mengeluarkan suara sendawa saja? haruskah kita menunggu nilai kepastian konfensional dalam menyikapi dunia maya?
 
salam,
Sehhann
 


" -- (*o*) --" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 
----- Original Message -----
From: S.Sehan
bernagkat dari persoalan sederhana inilah maka saya harus menggunkan bahasa yg tepat pada setiap lawan bicara. jikalau saya bicara dengan kambing maka saya harus mengembik -karena hanya itulah yg dia mengeri. kalau saya bersiul bicara dengan kambing takut kambing menganggap saya sedang memujinya padahal saya sedang sesak nafas akibat baunya.=====
 
Evi:
Masalahnya, apakah prediksi Om sudah akurat bahwa lawan bicara Om adalah seekor kambing? Bukannya Om hanya menduga-duga bahwa yang berada dibelakang PC ini adalah seekor burung hantu? Nah bagaimana Om bisa menggunakan bahasa kambing untuk kambing sementara tidak ada jaminan bahwa lawan bicara Om itu benar2 seekor kambing?
 
 
--Gm
 


Do you Yahoo!?
Protect your identity with Yahoo! Mail AddressGuard

Kirim email ke