Mardia Nasir <[EMAIL PROTECTED]> wrote:    
Assalaamu 'alaikum.
   
  Waalaikumsalam wr.wb

Maaf, apakah dia 'ayam pop' ?
   
  Ayamnya direbus/ dikukus dulu, baru digoreng sebentar (asal kena minyak/ 
mentega saja). Saya hanya bisa makan, tapi tidak bisa masaknya. Kalau uni 
berminat, saya lihat resep ayam pop ada di beberapa websites.

Saya bukan pakar dalam makanan, tapi saya dan suami
banyak membuat kajian mengenai makanan untuk keperluan
sendiri dan juga karena kami terlibat dalam industri
makanan. 
   
  Menurut saya ini sangat baik. 
  Saya sangat setuju jika title "makanan baik", atau "makanan berbahaya" 
diberikan kepada setiap makanan yang sudah jadi, bukan berdasarkan unsur2 yang 
dicampur untuk membuat makanan itu. Bahan baku baguspun kalau diolah dengan 
cara tertentu bisa menjadi tidak 100% bagus lagi (contohnya, saya pernah baca, 
daging itu bagus, tetapi kalau dibakar dengan arang, bisa tidak bagus lagi).
   
  Penelitian terhadap tiap jenis makanan jauh lebih baik dibandingkan 
generalisasi bahwa: makanan padang berkolesterol ..., itu penilaian yang tidak 
fair. Harusnya diteliti satu persatu jenis makanan padang tsb.
  

Kalau pergi ke kedai makan Minang, tidak banyak
sayurnya. Semakin ramai yang jadi vegetarian (makan
sayur saja) terutamanya karena cara industri ternakan
sekarang terlalu banyak hormon/bahan kimia. Kalau di
kampung, mungkin ternakan binatang masih secara
tradisional lagi.
   
  Rasanya, ini memang trendnya Minang (atau setidaknya ini yang saya lihat 
selama ini), tidak banyak makan sayur. Tentang bahan kimia, di Indonesiapun 
tidak berarti sayur itu 100% aman, ada yang bilang - pestisida yang digunakan 
itu berbahaya. Mungkin juga itu sebabnya sayuran organik menjadi pilihan.

Antara sebab dikatakan manusia tak berapa sesuai makan
daging adalah faktor panjangnya usus manusia
berbanding usus binatang yang makan daging, yang mana
ususnya pendek saja, jadi makanan cepat diproses dan
keluar dari tubuh, sedangkan bagi manusia ia terlalu
lama dalam badan dan menjadi toksik. Kalau
sekali-sekali mungkin tak mengapa tapi kalau tiap hari
mungkin membebankan tubuh kita memprosesnya.

  Pendapat ini bisa benar, bisa juga tidak 100%. Kebiasaan manusia memakan 
daging kan sudah ada sejak jaman purba. Tapi masalah kolesterol, atau lain2nya 
kan relatif belakangan ini baru muncul.
   
  Wassalam,
   
  Riri




       
---------------------------------
Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. 
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke