Assalaamualaikum wr.wb.,
Wakatu ketek-ketek dulu di Biaro ambo acok disejarahi dek inyiak ambo
bahaso ado seorang Sech di Makkah urang awak, yaitu Seckh Ahmad Chatib
ko,  dan memang keturunan baliau tu adolah Mak Dafiq Saib St. Lembang
Alam.
Alhamdulillah salah surang dari keturunan keluarga besar Mak Dafiq ko
adolah rajo Pulau Penang, baliau Rajo tu datang ke Koto di Koto Tuo
Balaigurah IV Angkek Canduang lah pernah datang sacaro resmi dulu ka
Koto Tuo Balaigurah ko. mungkin Mak lembang alam bisa meluruskan kalau
info ambo salah atau bisa seketek mancaritokan kunjungan gubernur Peneng
ko ka Koto Tuo.
Mak Dafiq ko juo adolah kamanakan kontan dari Alm. Pak Djamin Dt.
Bagindo, mantan Gubernur Sumatera Tengah dan mantan Gubernur pertama
Propinsi jambi.
Mudah-mudahan prestasi urang tuo-tuo awak ko sebagai pelecut bagi awak
untuak maju.
Terimakasih,
wassalam,
Elthaf S. S. Bagindo

________________________________

From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of Muhammad Dafiq Saib
Sent: Saturday, May 26, 2007 9:03 AM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [EMAIL PROTECTED] KEKERABATAN MATRILINEAL vs KEKERABATAN PATRILINEAL


Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 
KEKERABATAN MATRILINEAL vs KEKERABATAN PATRILINEAL
 
Ustad Zulharbi bercerita bahwa beliau dapat info dari dunsanak Ridwan di
Jeddah, keturunan Syekh Ahmad Khatib sangat ingin mencari jejak nenek
moyang mereka di Tanah Minangkabau.  Berdebar-debar jantung saya, antara
akan menyampaikan sebuah kebenaran atau mendiamkannya saja. Cerita punya
cerita akhirnya saya sampaikan juga, bahwa secara kekerabatan
Minangkabau Syekh Ahmad Khatib adalah inyiak buyut saya. Salah satu dari
adik perempuan beliau adalah ibu dari nenek saya (nenek yang adalah ibu
dari ibu saya). Cerita dengan ustad Zulharbi ini berkembang tatkala kami
pergi mengantarkan sumbangan gempa ke Solok dan sekitarnya beberapa
waktu yang lalu, dan beliau bercerita bahwa beliau sedang merintis
pekerjaan membangun sebuah pesantren di Batusangkar. 'Sebenarnya, ustad.
Saya juga sedang dalam menegakkan sebuah sekolah di kampung saya dibawah
sebuah yayasan yang kami namai Yayasan Syekh Ahmad Khatib,' kata saya.
Dari sana berkembanglah cerita tadi itu.
 
Ustad Zulharbi sangat antusias dengan keterangan saya dan bahkan
menyampaikan informasi ini ke Makkah.  Saya bahkan dapat tindasan (copy)
dari sms yang beliau kirim. Jawaban dari sana tidak kalah antusias. Does
he speak Arab, or English or only Bahasa Indonesia? tanya saudara 'jauh'
saya itu. 
 
Suatu sore, saya kirim sms kepadanya dalam bahasa Inggeris, untuk
memperkenalkan diri saya. Dia segera menelpon saya. Kebetulan waktu itu
saya sedang dalam perjalanan lalu saya minta dia menelpon balik sekitar
setengah jam lagi. Setelah waktu setengah jam berlalu dan saya tidak
menerima panggilan lagi, saya balas menelponnya. Panjang pembicaraan
kami di telpon. Tidak ingin membuatnya kecewa nanti-nantinya saya
langsung saja menjelaskan hubungan kekerabatan saya dengan Syekh Ahmad
Khatib seperti yang saya jelaskan di atas.  Bahwa beliau adalah kakek
buyut saya secara kekerabatan Minangkabau. Dan tentu saja saya ceritakan
juga bahwa sebahagian dari 'balahan' kami, keturunan dari adik perempuan
beliau yang lain yang dulu beliau ajak kesana, masih ada di Makkah
sampai sekarang. (nenek buyut saya beserta dua puteri dan tiga cucu
beliau kembali pulang kampung tahun 1916 sesudah Syekh Ahmad Khatib
berpulang, sementara satu saudara perempuan beliau yang lain dengan
anak-anak dan cucu-cucunya menetap disana). Dan dia mengatakan, 'oh yes,
I have met them once.' Dari pembicaraan panjang di telpon itu, meski
tidak dinyatakannya, fahamlah saya, dengan 'garak keminangan' saya bahwa
yang dicarinya adalah 'root' dari fihak ayah dari Syekh Ahmad Khatib,
bukan kerabat Minangkabau beliau. Dan sejak itu saya tidak pernah lagi
ada kontak dengannya.  Saya tidak kenal dengan keluarga ayah beliau di
Koto Gadang itu. Kakak sepupu saya mengatakan bahwa dia kenal dengan
keturunan ayah Syekh Ahmad Khatib di Koto Gadang namun yang saya
khawatirkan mungkin keturunan beliau itu yang sudah mengikuti tali
kekerabatan Minangkabau lagi, sebagai cucu kemenakan dari ayah beliau
itu.  Sementara yang ingin diketahui oleh 'dunsanak' jauh itu adalah
keluarga ayah, dari ayah, dari ayah, dari ayah Syekh Ahmad Khatib, yang
untuk orang Minangkabau memang agak kabur gambar untuk mencarinya. 
 
Wassalamu'alaikum,


St. Lembang Alam
http://lembangalam.multiply.com
http://360.yahoo.com/stlembang_alam

________________________________

Boardwalk for $500? In 2007? Ha! 
Play Monopoly Here and Now
<http://us.rd.yahoo.com/evt=48223/*http://get.games.yahoo.com/proddesc?g
amekey=monopolyherenow>  (it's updated for today's economy) at Yahoo!
Games




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke