Saya selalu merasa tidak bisa memahami suatu logika yang mempertanyakan 
seseorang menjadi besar /kecil apakah karena Minang atau justru karena 
meninggalkan Minang.


  Saya benar benar tidak bisa mengikuti alur berfikir seperti itu karena dalam 
pemahaman saya apabila seseorang itu lahir, tumbuh dan besar di Ranah Minang 
kemudian Hidup dengan budaya, adat dan norma agama di Minangkabau maka 
Nilai-nilai "keminangan" itu telah merasuk dan melekat kedalam pemikiran dan 
perilaku yang membentuk pribadi tersebut.


  Ketika adat/budaya/kebiasaan itu telah mengurat mengakar dalam setiap 
generasi tersebut sehingga membentuk jiwa, maka apatah caranya kita bisa 
meninggalkan Minang? Ibarat bayang bayang yang selalu mengikuti tubuh maka 
begitu pulalah setiap nilai dan norma yang tertanam diwaktu kita lahir hingga 
dewasa tidak bisa dipisahkan dari entitas kehidupan kita saat ini.


  Lalau dengan begitu apakah kita bisa mengklaim bahwa setiap generasi minang 
yang kemudian besar/kecil  adalah mutlak karena keminangannya ?  tidak 
juga..ketika manusia Minang tersebut telah meninggalkan nagari dan pergi 
merantau (ke jakarta misalnya) maka secara normatif dan geografis dia telah 
meninggalkan Minang. Manusia minang tersebut telah beralih menjadi manusia baru 
seperti pesan pepatah, dima bumi dipijak disinan langik dijunjuang . dia telah 
beralih dari adat dan budaya Minang ke budaya betawi serta budaya lain yang 
secara normatif berlaku ditempat baru tersebut serta menyerap nilai-nilai baru 
yang berlaku dilingkungan itu.

 
  Lalu apakah dengan begitu keminangannya sirna ? rasanya tidak..karena nilai 
dan norma yang tertanam dibenak dan rasa yang didapat sejak kecil di 
Minangkabau tetap terpatri ibarat bayangan yang selalu mengikuti tubuh. 
Meskipun dia telah menjalankan budaya betawi namun sebuah bayangan tetap 
melekat sebagai identitas kultural bagi seorang anak manusia yang berada dalam 
sebuah bangunan peradaban yang terbentuk dari masyarakat majemuk, masyarakat 
Indonesia...


  sepanjang pemahaman saya, upaya memilah sebuah keberhasilan/kegagalan  karena 
minang atau bukan adalah hal yang tak masuk akal. Adalah  Ibarat memisahkan 
tulang dengan daging..adakah yang bisa memperkirakan semisalnya M. Hatta tidak 
lahir di Minang melainkan lahir dan tumbuh besar di NTT kemudian akan menjadi 
sebesar Hatta sekarang ? adakah yang bisa menerawang sekiranya salah seorang 
pedagang kali lima yang menjual gelang-gelang kaki di blok M tidak dilahirkan 
di payakumbuh melainkan di bugis akan menjadi seorang pengusaha konstruksi 
terkenal ?


  setiap rasa dan nilai yang terpatri dalam jiwa serta setiap jengkal ilmu yang 
tertanam di benak kita adalah suatu kesatuan yang kita dapatkan dari lingkungan 
dan pengalaman hidup yang pada akhirnya membentuk pribadi kita. Tak bisa 
dipisah dan dipilah karena akan saling terkait dan menopang..kalau dipaksakan 
maka bangunan utuh kita sebagai manusia akan runtuh dan itulah pengkhianatan 
terbesar terhadap jiwa dan tubuh.
  
       
---------------------------------
Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. 
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke