Tarimokasiah Mak!...
Tarang bana penjelasan mamak, namun kemungkinan berbeda tu  kan tetap ado mak. 
kito tunggu juolah pandapek nan lain. Bia batambah jaleh, tantu kito paralu 
penjelasan. Baa pulo pandangan sanak kito nan lain. 
Nan diambo sendiri suai jo kato mamak  "saya yang daif ini" tidak pantaslah 
menghakimi keyakinan orang lain, tamasuak suni dan shi'ah. Kalau ahmadiyah yo 
ndak sato ambo do mak.

Ambo tertarik maangkek tulisan mamak tu kamuko, karano diantaro kito umat islam 
kan memang banyak yang dengan mudahya mengharamkan dan menghalalkan, dikit2 
Bid'ah, sasek, kapia yang tendensiyo menghakimi keyakinan orang lain, padahal 
dalam Al-qur'an sen seperti yang mamak kutipkan babi saja bisa halal dalam 
kondisi tertentu. Nan iko kan ado penjelasannyo mak. Baa nan indak ado 
penjelasanyo tantu turun ka level barikuiknyo. Dilevel baruiknyo ko, banyak 
pertentangan nan lah ado pulo tuntunanyo supayo baliak kapangka.  Nan lah jaleh 
kapia sajo masih ado tuntunannyo mak, kareno Islamko adolah agamo yang sempurna.

Rancak kaji  karano diulang mak. Nan teknologi ko kan buatan urang kapia. dari 
awal kan lah heboh juo soal teknologi di kalangan umat islam ado nan mangecek 
bakawan jo setanlah, ado manggunokan dalil urang kapia to najis lah  dan 
sebagai2nyo. Padohal dalam mabuek musadjik sajo, sato lo urang kapia tu 
sadangkan dalilnyo jaleh bana bahasonyo urang kapia tu ndak buliah memasuki 
masjidilharam.

Ciek lai mak, masih masalah tekhnologi. "Ado ulama nan mangecekan anak2 kiniko 
kan barajanyo melalui internet, tidak lagi kepada ulama, kalau baitu untuak apo 
ado ulama.".  Jujur mak! ambo labiah banyak belajar melalui internet. ambo cuma 
nyeletuk sajo, ndak ambo sampaikan "Ulama tu takuik ndak laku lai?".. he he...
Baa pulo pandangan dusanak kito satantangan celetukan ambo ko. Tasarah lah....

Salam,
Zulidamel L49 Jkt.


Dari: Darwin Bahar <dba...@indo.net.id>
Kepada: Palanta Rantaunet <rantaunet@googlegroups.com> 
Dikirim: Minggu, 26 Agustus 2012 6:36
Judul: Re: Bls: [R@ntau-Net] Tawaf dengan Kendaraan Listrik
 

 
Nakan Zulidamel Sarato Sanak Sa Palanta nan Ambo Hormati
Alhamdulillah, sejak bergabung di Palanta lebih kurang 12
tahun yang lalu, saya bukan yang suka mengharam-haramkan yang halal atau
sebaliknya. Daging babi yang haram bisa jadi halal kalau dimakan untuk
mempertahankan kehidupan dan tidak berlebihan. Saya selalu melatih diri saya
untuk rendah hati dalam beragama. Bukan hak dan kemampuan saya untuk menilai
haram halal perbuatan orang lain, terkecuali perbuatan-perbuatan yang
jelas-jelas menzalimi orang lain. Bagi saya seseorang hanya dapat dihakimi atas
apa yang ia lakukan, bukan atas apa yang ia yakini, karena yang terakhir ini
merupakan hak prerogatif Allah semata.
Oleh karena itu, walaupun punya pendirian sendiri, saya
lebih banyak jadi penonton dalam diskusi seputar sunah/bid’ahnya
mengucapkan selamat ulang tahun atau Maulid Nabi. Sebab bagi saya pribadi baik
tidaknya mengucapkan selamat/merayakan ulang tahun atau merayakan Maulid Nabi,
tergantung pada caranya. Kalau dilakukan dengan bermewah-mewah atau berlebihan
ya salah. Merayakan pernikahan dengan bermewah-mewah atau berlebihan pada saat
banyak saudara sebangsa yang hidup di bawah garis kemiskinan pun, menurut saya
salah.
Menurut saya yang daif ini, mustahil Allah SWT akan
mengazab seseorang atau sekelompok orang memperingati hari kelahiran Nabi
s.a.w. karena rasa cinta kepada Al Mustafa, Sang Junjungan. 
Ketika berziarah ke rumah kelahiran Rasulullah (yang
sekarang sudah dibongkar oleh Pemerintah KSA) secara spontan saya menangis.
Apakah ini akan bid’ah pula, karena tidak ada hadis yang menyuruh seorang
muslim menangis di rumah kelahiran Nabi s.a.w.,  saya tidak akan
memeperdulikannya.  Seperti saya tulis sebelum ini, saya beriman dengan cinta,
bukan dengan rasa takut.
Dan tulisan saya mengenai  Kereta Api Super Cepat Makkah
– Madina sedikitpun tidak punya tendensi mengharamkan moda transportasi
tersebut, tetapi sekedar mengingatkan bahwa penerapan fasilitas
transportasi/handling modern dalam peribadatan yang berlebihan, bisa mengurangi
dimensi rohaniyah perjalanan haji, karena manasik haji—yang saya
pahami—adalah napak tilas perjalanan Nabi Ibrahim a.s. dan Siti Hajar,
sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi s.a.w. 
Tetapi kalau ada yang berpendapat berbeda dengan saya, ya
silakan saja.
Wallahualam bissawab
Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan 
Wassalam, HDB-SBK (L, 69) 
 
--- In rantau...@yahoogroups.com, Zulidamel Badri <zulidamel@...>
wrote:
>
> Mamak Darwin sarato sanak di palanta RN
> 
> "Begitu
> keluar Kota Madinah, sejauh-jauh mata memandang yang terlihat hanya padang
> pasir dan gunung-gunung batu. Lalu terbayang oleh saya, betapa beratnya
> perjalanan Rasulullah sewaktu hijrah dari Makkah ke Madinah yang hanya
berdua
> dengan sahabatnya Abubakar r.a."
> 
> Pejalanan Hijrah dari Makkah ke Madina tidak menggunakan kendaraan seperti
yang ada sekarang, lalu apakah dengan itu kita dapat mengharamkan Kereta Api
Super Cepat Makkah - Madina yang sekarang sedang di bangun KSA. atau
menghalalkan naik kereta gantung dalam sa'i dari safa - marwah.

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



Kirim email ke