Yg gak berqunut tau kenapa gak berqunut dan kalau berqunut tau kapan gak qunut 
lagi .....

Yg berqunut tau kenapa berqunut, sayang gak tau kapan berhenti berqunut 
sehingga amalan sunat qunut bagi mereka se-olah2 dudah menjadi amalan wajib ... 
gak PD klu gak qunut, rasa2 ada yg kurang klu gak pakai qunut, imam yg gak 
qunut ntar besok gak bakalan diberi kesempatan lagi jadi imam di mesjid itu
wasalam 
abp


________________________________
 Dari: Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>
Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com> 
Dikirim: Sabtu, 20 Juli 2013 18:25
Judul: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta
 


Pak FMNS,
Justru karena itulah Buya Hamka bersifat fleksibel menghadapi orang (kelompok) 
yang menerapkan qunut pada SETIAP shalat Subuh. Silaturahim sebagai sesama 
muslim lebih penting bagi Buya. 
Wassalam,
ANB
45, Cibubur

Pada Minggu, 21 Juli 2013,  menulis:

Sanak ANB dan para sanak sapalanta yth.
>
>"Qunut Subuh" Buya Hamka ini yang terjadi bukan hanya sekali (misalnya hanya 
>dengan KH Abdullah Syafi'i), melainkan (ternyata) beberapa kali baik dengan KH 
>Idham Chalid maupun KH Wahid Hasyim 
>bisa diintrepetasikan sbg "toleransi".
>
>Tapi patut diingat bahwa qunut itu hukumnya sunat (atau ada yg berpendapat 
>lain)?
>
>Salam
>FMNS
>L65bdg 
>
>>________________________________
>
>From:  Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org> 
>Sender:  rantaunet@googlegroups.com 
>Date: Sun, 21 Jul 2013 07:57:48 +0700
>To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
>ReplyTo:  rantaunet@googlegroups.com 
>Subject: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta
>
>Betul Ari, 
>saya juga percaya bahwa kisah "toleransi qunut Subuh" Buya Hamka ini terjadi 
>bukan hanya sekali (misalnya hanya dengan KH Abdullah Syafi'i), melainkan bisa 
>beberapa kali baik dengan KH Idham Chalid maupun KH Wahid Hasyim.
>
>
>Boleh jadi berkat inspirasi toleransi qunut inilah maka Din Syamsuddin yang 
>mantan ketua IPNU terinspirasi "pindah kapling" ke Muhammadiyah :) dan bahkan 
>terpilih menjadi ketua umum PP pula selama dua periode. 
>
>
>Wassalam,
>
>
>ANB
>45, Cibubur
>
>Pada Minggu, 21 Juli 2013, Ari Noviandi menulis:
>
>Kanda Akmal,
>>
>>  Kalau versi yang sering saya dengar, adalah ketika Buya Hamka naik kapal 
>>pergi Haji yang isinya ada petinggi NU. Diatas kapal yang berminggu-minggu 
>>itu, yang isinya lengkap dengan pengikut Muhammadiyah dan pengikut NU kedua 
>>ulama besar ini bergantian menjadi imam. Ketika Buya Hamka yang jadi imam 
>>beliau melakukan qunut, sebaliknya jika petinggi NU yang jadi imam, maka 
>>beliau malah tidak qunut. Tetangga saya pak Haji yang orang betawi tiap 
>>bertemu saya senang sekali menceritakan kisah ini, tapi tak menyebutkan siapa 
>>petinggi NU itu. Ketika barusan saya google, sang 'petinggi' NU itu rupanya 
>>adalah KH Idham Chalid. Mungkin cerita ini bisa diverifikasi juga karena 
>>rasanya cukup sering saya dengar disebutkan orang.
>>
>>  Kalau cerita sang Khatib dibawah, bisa jadi salah tapi bisa jadi benar. 
>>Sebelum wafatnya KH Wahid Hasyim, saya rasa bisa saja ada undangan ke Madura 
>>tersebut. Bisa saja ditanyain ke anak keturunan atau orang dekat sang Kiai 
>>atau Buya Hamka. Cara lain, adalah kalau sanak Imran bisa ketemu khatib 
>>tersebut lagi tentu bisa juga ditanya darimana sumbernya.
>>wassalam
>>.ari 37thn jkt
>>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke