Listrik Mati seperti Makan Obat
Masyarakat Resah, Pengusaha Rugi Padang Ekspres • Kamis, 25/07/2013 12:00 WIB • Hijrah Adi Sukrial • 300 klik *Padang, Padek*—Janji PLN tidak ada pemadaman listrik selama Ramadhan hanya isapan jempol. Selama Ramadhan tahun 2013, pemadaman listrik tak terbendung dan terjadi berkali-kali. Kondisi itu dikeluhkan masyarakat, terutama usaha kecil dan menengah yang sangat bergantung pada listrik. Kemarin (24/7) saja, listrik berkali-kali padam di Padang. Misalnya di Perumnas Belimbing, Kuranji, warga terpaksa sahur dalam kegelapan karena listrik padam. Siangnya, pengusaha fotocopy, warnet dan percetakan di Airtawar, dekat kampus UNP, tidak bisa menjalankan usahanya karena listrik pudur. Begitu juga di kawasan Pasar Batipuh, Padang Selatan dan Padang Baru, Padang Barat. Kemudian, mati lampu juga terjadi di Tabing hingga Kayukalek di Kecamatan Kototangah. Kian masifnya pemadaman listrik itu membuat gaduh dunia maya. Masyarakat hanya melampiaskan emosinya di media sosial, seperti Facebook, Twitter dan Blackberry Massanger. “Semua transaksi kantor kami melalui elektronik. Seperti komputer, jaringan internet, transaksi onlinebank, setoran ke maskapai, hingga promosi, semuanya membutuhkan listrik,” ujar Edi Kurniawan, pengusaha penjualan tiket pesawat di Padang. Mantan presiden BEM Unand ini menilai, kinerja PLN patut dipertanyakan. Kalau tidak ada perubahan, sewajarnya masyarakat mengadukan masalah ini ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) atau Ombudsman. Sejak lampu sering padam, ungkap Edi, omzetnya anjlok hingga 20 persen. Padahal, bulan puasa ini banyak orang yang ingin beli tiket pesawat. “Kami usahakan mengakali dengan laptop dan modem, tapi kalau matinya lama, kan baterai laptop tidak kuat juga,” jelasnya. Selain* *mempengaruhi usaha, padamnya listrik juga mengganggu aktivitas masyarakat di bulan Ramadhan. “Harusnya kami khatam pada tadarus tadi malam. Karena lampu mati, kami batal khatam,” jelas salah seorang pengurus masjid di Padang. *Merata di Sumbar* Pemadaman listrik hampir merata terjadi di seluruh kabupaten/kota di Sumbar. Laporan korespondenPadang Ekspres di Tanahdatar, Dharmasraya, Sijunjung, Solok, Payakumbuh, Kabupaten Solok, mengaku lampu mati seperti minum obat. “Kadang mati lampu bisa setengah hari. Kalau begini terus, bisa habis omzet saya hingga 50 persen,” ujar Almusteqi, 32, pengusaha warnet di Dharmasraya. Hal serupa disampaikan Mardan, 28, pengusaha studio foto di Sijunjung. “Kadang matinya seharian, sehingga saya tidak bisa bekerja,” jelas warga Nagari Kumani itu. Begitu juga di Lintaubuo, Tanahdatar. Warga mengeluhkan banyak barang elektronik yang rusak karena mati lampu. “Mati lampu di sini tak terhitung kalinya. Billing dan komputer jadi rusak. Yang kesalnya, kadang mati saat kami sedang berbuka,” jelas Lindo, pemilik warnet di Nagari Pangian, Lintaubuo. Fifi, PNS di Sijunjung mengatakan, listrik bisa mati sebanyak 4 kali sehari dan dalam waktu yang lama. “Sekarang saja sedang mati. Tadi malam juga mati semalaman, mati lampu sudah seperti makan obat. Bisa 3 kali sehari,” ujar wanita yang berprofesi sebagai perawat itu. Sebelumnya, PLN berjanji tidak akan memberlakukan pemadaman bergilir selama Ramadhan. Upaya untuk tidak terjadi melakukan pemadaman bergilir disampaikan dua hari menjelang Ramadhan. Ini seiring tuntasnya perbaikan kerusakan alat di PLTU Ombilin. Pihak PLN dalam hal ini, juga telah menyiapkan petugas dan komponen alat jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan kembali. Ketika dikonfirmasi Padang Ekspres kemarin, Deputi Manager Humas PLN Wilayah Sumbar Ridwan mengatakan, masih adanya pemadaman disebabkan gangguan pada pembangkit di Ombilin, ditambah debit air Danau Maninjau yang terus menurun. Dia menjelaskan, Sumbar membutuhkan 435 MW listrik di saat beban puncak. PLTU Ombilin yang menghasilkan 2X100 MW, satu di antaranya tidak beroperasi. Tentu saja pasokan listrik tidak bisa memenuhi kebutuhan listrik Sumbar. “Jadi, saat ini kita memasok listrik dari Sumatera Selatan. Diperkirakan hal ini akan terjadi sampai Oktober,” jelasnya. *(ad)* [ Red/Administrator ] -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.