Urang JIL mungkin indak ado disiko doh, kok nan bapaham JIL mungkin juo indak 
ado dan  mungkin juo ado
wasalaam
abp




Pada Selasa, 18 Maret 2014 6:22, Muchwardi Muchtar <muchwa...@rantaunet.org> 
menulis:
 
----- Pesan yang Diteruskan -----


  This message is eligible for Automatic Cleanup! (muchwa...@rantaunet.org) Add 
cleanup rule | More info 

Satalah komunitas r@ntaunet tau dan mangarati apo kurenah JIL (bukan : Jaringan 
Iblis Laknatullah.....!! m.m) di nagari awak ko, a pangana?

What next?!

Salam................................,
mm***
-.Aktivis & Sekjen Badan Dakwah Islam Pkp Pertamina (1995-2010)
-.Kabid PHBI DKM Al Ikhlas, Bekasi Jaya (1992-2011)
-.Sekjen Kerukunan Keluarga Muslim BJI Bekasi Jaya (2011-2014).

-.Kontributor & inisiator Ikatan Ustadz Alam Maya (2001-s/d hari akhir)

PANUNGKEK :

1)=>Strategi melawan Jaringan Islam Liberal (JIL):
• Mengadakan secara rutin seminar2 dan tabligh-2 akbar di masjid-2 dan 
mushalla-2, yg membongkar kesesatan JIL dan aliran-2 sesat lainnya.
• 
Mendirikan penerbitan yang akan menerbitkan buku-2, majalah-2, buletin-2, VCD-2 
yang membongkar kesesatan Islam Liberal dan aliran-2 sesat lainnya.
• Mendirikan lembaga pendidikan dan kaderisasi untuk mencetak para pakar kontra 
Islam Liberal.
2)=>JIL Mangatokan Indak Adoh Negara Nan Maju Nan Mamakai Syariat Islam. 

Astaghfirullah al azim.....!!!

Setelah Jaringan Islam Liberal (JIL)
tidak lagi mendapatkan donasi dari The Asia Foundation (TAF), sepertinya LSM
liberal itu mati suri. Kegiatannya banyak yang berhenti. Tokoh-tokohnya
berlarian ke lembaga lain. Bahkan markas mereka di Utan Kayu Raya 68 H pun
makin sepi.
Guntur Romli kini berpindah ke
Komunitas Salihara di Pasar Minggu, Ulil Abshar dan Luthfie Assyaukanie lari ke
Freedom Institute, LSM liberal yang dibiayai Aburizal Bakrie. Walaupun
kehidupan LSM-nya ikut Ical, tapi afiliasi politik Ulil ke partai penguasa,
Partai Demokrat. Dia menjabat sebagai Ketua Pusat Pengembangan Strategi 
Kebijakan
DPP Partai Demokrat. Sementara Novriantoni Kahar bergabung bersama Yayasan
Denny JA.
Soal Freedom Institute, umat Islam
tentu ingat dengan nama Rizal Malarangeng, saudara kandung Andi Malarangeng,
Menteri Pemuda dan Olahraga saat ini. Rizal, Direktur Eksekutif Freedom
Institute, sangat terkait dan terlibat dengan penyerahan tambang minyak Blok
Cepu ke ExxonMobil pada 2006 lalu. Karena Rizal adalah anggota tim yang
melakukan negoisasi dengan Exxon yang berujung pada kekalahan Pertamina.
Meski terkesan berlarian ke sana
kemari, liberal tetaplah liberal. Misi mereka tetap sama, meliberalkan Islam
dan menjauhkan umat dari ajaran Islam yang lurus. Komentar-komentarnya tetap
saja menyakitkan hati umat dan membuat panas telinga.
Tengok saja pernyataan terakhir dari
seorang  Luthfi Assyaukanie yang mengatakan bahwa tidak ada negara yang
maju dengan syariat Islam.
“Setahu saya tidak ada negara yang
maju dengan menggunakan syariat Islam. Apa ada contohnya?”, jawab Luthfi saat
ditanya wartawan Merdeka.com, Kamis (18/10) pekan lalu, apa dia percaya
negara bisa maju jika menerapkan syariat Islam.
Tak cukup sampai disitu, Luthfi yang
kini menjabat Deputi Direktur Eksekutif Freedom Institute, bahkan mengatakan
bahwa negara Islam adalah negara yang melawan kodrat manusia, yang tidak akan
bisa maju. “Negara-negara Islam itu melawan kodrat manusia, jadi tidak akan
bisa maju,” katanya.
Pernyataan-pernyataan ganjil
pengajar Universitas Paramadina Jakarta ini keluar dari mulutnya ketika sebuah
lembaga survey merilis hasil surveynya yang menyatakan bahwa Parpol Islam sudah
tidak laku, angkanya di bawah 5 persen dan sebagainya. Survey dan opini
berikutnya terus menyudutkan keberadaan Parpol Islam.
Kemudian terkait dengan penerapan
syariat Islam oleh negara, Luthfi bukan saja alergi tapi juga terlihat sangat
antipati sebagai jelmaan watak asli kaum liberal.
Walaupun tetap saja salah jika
mencontohkan negara Islam dengan menyebut Saudi Arabia, Iran, Malaysia dan
sebagainya. Karena memang negara-negara yang dimaksud tidak 100 persen
mengadopsi hukum syariah sebagai hukum positif yang berlaku di negara mereka.
Keamanan rakyatnya juga tidak 100 persen di tangan umat Islam. Di Saudi Arabia
bahkan berdiri kokoh pangkalan militer AS. Sementara Iran juga tidak lebih dari
sebuah tipologi negara mazhab. Demikian dikutip dari Suara Islam.
Wawancara dengan Merdeka Online
Agar pembaca  mampu
memahami pernyataan nyleneh Luthfi itu, berikut kami cuplikkan sebagian
isi wawancara Luthfi dengan wartawan Merdeka.com, yang dilakukan di
sekretariat Freedom Institute, Jalan Proklamasi Nomor 41 Menteng Jakarta Pusat,
Kamis pekan lalu.
Sejauh mana Islam harus berperan
dalam kehidupan politik di Indonesia?

Itu isu lama, sejauh mana Islam mengakomodasi masalah-masalah politik. Ada
sebagian orang percaya, Islam harus menaklukkan politik atau Islam harus
berpolitik, harus mendirikan partai Islam, harus menjalankan dakwah Islam lewat
partai politik, dan seterusnya. Ada juga sebaliknya, kita boleh lebih religius,
menjadi orang yang saleh, tapi dalam urusan politik itu urusan dunia, tidak ada
urusannya dengan agama.
Saya kira jumlah umat Islam yang
percaya dengan tidak ada hubungan Islam dan politik itu lebih banyak jumlahnya.
Buktinya pemilu ini, tentu saja pemilu adalah bukti nyata, tidak bisa
dibohongi. Orang di luar sana bilang, “Oh, orang Islam itu percaya pada agama
dan negara (addin wa daulah)”, atau macam-macam, itu cuma bicara saja,
buktinya tetap pemilu. Saat mereka datang ke bilik suara mereka tidak memilih
partai Islam. Kalau mereka yakin pandangan agama dan negara adalah satu
kesatuan mereka akan memilih partai Islam.
Apakah Islam memang tidak boleh ikut
campur dalam kehidupan politik?

Ada sebagian yang berkeyakinan begitu, tapi sebagian besar masyarakat Indonesia
justru meyakini sebaliknya. Ya sudahlah, Islam tidak usah ikut campur dalam
masalah politik, itu kalau ukurannya partai-partai politik.
Apakah anda percaya negara yang
menerapkan syariat Islam bisa maju?

Setahu saya tidak ada negara yang maju dengan menggunakan syariat Islam. Apa
ada contohnya?
Bagaimana dengan Iran dan Arab
Saudi?

Maju apanya, ekonominya paling terbelakang. Terbelakang dalam artian, mereka
hanya memanfaatkan sumber daya alam yang ada sebagai sumber utama ekonominya.
Berapa lama sumber alam terus untuk eksplorasi?
Ada contoh negara Islam yang bisa
dibilang maju?
Tidak ada. Negara yang paling mundur
di dunia, adalah negara yang melawan kodrat manusia. Negara-negara Islam itu
melawan kodrat manusia, jadi tidak akan bisa maju. Manusia itu kodratnya
menginginkan kebebasan pada dasarnya. Sementara negara-negara yang menerapkan
itu, memusuhi kebebasan itu. Misalnya di Arab Saudi, perempuan tidak
diperbolehkan mengendarai mobil sendiri. Orang mau bicara politik tidak boleh,
di sana orang tidak boleh demonstrasi.
Tapi sebulan kemarin Arab Saudi
sudah mengeluarkan aturan yang membolehkan perempuan boleh mengendarai mobil
sendiri?

Bayangkan, sudah zaman segini baru memperbolehkan. Orang-orang yang
menginginkan aturan itu sendiri juga orang-orang dari kerajaan itu sendiri.
Anak-anak raja, anak-anak pangeran yang ingin mengemudi sendiri, mereka yang
kuliahnya di barat. Jadi negara-negara itu tidak akan maju, karena melawan
kodrat manusia.
Iran begitu juga, mundur jauh
sekali. Kalau pun ada pencapaian, itu pasti dari orang-orang yang melawan
sistem itu. Misalnya, orang sering bilang, “Kok film-film Iran itu
bagus-bagus.” Justru karena mereka memberontak dari situasi yang mengungkung.
Para sineas Iran itu adalah orang yang tidak setuju dengan sistem negara Islam
di Iran. Itu yang salah dimengerti orang. Setiap ada pencapaian di
negara-negara yang seperti itu, muncul dari mereka yang anti dari sistem yang
ada di sana.

Bagaimana dengan dari sisi kemajuan ekonominya?
Saya rasa tidak. Melihat ekonomi
bukan hanya melihat pendapatan per kapita atau Produk Domestik Bruto (PDB) tapi
kita harus lihat, harus diuraikan, dari mana mereka mendapatkan itu. kalau
Indonesia, saya sangat bangga dengan pencapaian ekonomi kita. Itu dilakukan
dengan kerja keras dan sungguh-sungguh. Tapi kalau negara-negara penghasil
minyak di teluk itu tidak bisa dibanggakan.
(Sumber: merdeka | suara islam)


---------- Pesan terusan ----------
Dari: Marindo Palar Vinkoert <mrdpa...@gmail.com>
Tanggal: 17 Maret 2014 14.41
Subjek: [R@ntau-Net] Tentang Jaringan Islam Liberal
Kepada: rantaunet@googlegroups.com



Assalamu'alaikum Wr Wb
Niniak Mamak jo Bundo Kanduang sarato Dunsanak N.A.H,



Ambo mandapek "Hikayat Tentang JIL", yang ambo raso paralu di share melalu 
mailing grup kito ko, supayo kito sadonyo bisa lebih paham apo dan mangapo JIL 
ko, lalu waspada. 


Hikayat ko 100% ambo dapek dari sebuah blog di internet.


Silahkan dicermati dan dikritisi
---------------------------------------------------.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi selengkapnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke