Tarimo kasih dinda Afda Rizki. Sadang di Basrah, Irak kah? Salam hangat dari Basral yo.
Pada 20 Oktober 2015 14.10, Afda Rizki <afdari...@gmail.com> menulis: > Uda Akmal, > > Selamat sudah memutuskan bergabung ke Parpol. Dibutuhkan urang pandai > sarupo Uda Akmal untuk menjadikan Partai semakin bermanfaat bagi rakyat > badarai. > > Salam hangat, > > Afda Rizki (Lk,37) > Basrah > > ********** > > > Pada Sabtu, 17 Oktober 2015 07.32.00 UTC+3, Akmal Nasery Basral menulis: >> >> Assalamu'alaikum Wr. Wb. >> Tuo-tuo Rantaunet n.a.h. >> Juga uda, uni, adiak n.a.s. karena Allah. >> >> Jalan hidup kadang mengantarkan kita pada (banyak) peristiwa tak terduga. >> Atau lebih tepatnya, tidak kita rencanakan sebelumnya. Kita semua pernah >> merasakan hal ini, dalam berbagai bentuk. Untuk ambo, contohnya adalah >> kejadian berikut. >> >> Beberapa bulan lalu (usai Idul Fitri), Sekjen Partai Idaman Ramdansyah >> Bakir (mantan Ketua Panwaslu DKI) mengontak ambo, menanyakan apakah ambo >> mau ngobrol-ngobrol dan memberikan masukan tentang kebudayaan, kepada Rhoma >> Irama (RI), Ketum Idaman. Bukan paparan yang ilmiah dan akademis, hanya >> sekadar obrolan biasa. >> >> Karena topiknya menarik minat ambo, dan sebagai bentuk implementasi >> silaturahim sesama muslim, ambo jawab mau. Apalagi ambo belum pernah >> berbicara dengan RI sebelumnya, meski aktif di majalah berita sekitar 16 >> tahun. Tak sekali pun pernah berbincang dan bertatap muka. >> >> Maka beberapa hari kemudian diadakan pertemuan di rumah RI, menjelang >> shalat Jumat. RI menjelaskan visi misi Partai Idaman, ambo >> mendengarkan. Inti paparan RI: ingin mewujudkan bentuk Islam yang rahmatan >> lil alamin di Indonesia, dan membangun Indonesia yang Pancasilais. >> >> Ketika ambo diminta berkomentar, ambo bicara mengalir saja, dengan inti >> pendapat dua pula yakni: >> >> (1). Alhamdulillah jika bentuk akhlakul karimah yang ingin dimunculkan >> Partai Idaman di Indonesia. Tetapi jangan dilupakan konteks, bahwa >> Indonesia yang dimaksud adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) >> seperti telah diperjuangkan para Bapak Bangsa, termasuk antara lain Bung >> Hatta, Haji Agus Salim, Pak Natsir, Buya Hamka, dll. >> >> (2) Tentang kebudayaan secara umum, dan kesenian sebagai ekspresi khusus >> kebudayaan, tentu sangat baik jika banyak kesenian Islam yang muncul dan >> bisa menjadi kegemaran masyarakat. Tetapi jangan dilupakan konteks bahwa >> Indonesia adalah masyarakat majemuk, heterogen, maka bentuk-bentuk ekspresi >> kebudayaan masyarakat non-muslim pun perlu dihargai dan dirangkul, dengan >> catatan sepanjang tidak mencederai nilai-nilai ketuhanan dan merendahkan >> harkat martabat manusia. >> >> Reaksi RI mendengar ucapan ambo adalah tersenyum tipis dan sesekali >> mengangguk-anggukan kepala. Saat itu ambo tidak tahu apakah RI melakukan >> gestur tersebut sebagai bentuk keramahtamahan seorang tuan rumah terhadap >> tamu, atau memang RI setuju dengan pendapat ambo. >> >> Tersebab sudah menjelang shalat Jumat, maka obrolan santai sekitar 40-45 >> menit itu pun usai. Dan tidak dilanjutkan setelah shalat Jumat karena RI >> harus terbang ke luar kota. >> >> Sekitar dua pekan kemudian, Sekjen Ramdansyah kembali menghubungi ambo >> menyatakan bahwa RI "sreg" dengan pendapat ambo dan menanyakan apakah ambo >> bersedia membantu sebagai Wakil Ketua Umum Partai Idaman Bidang >> Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (total ada 5 Waketum seperti pada >> screen shot artikel Republika terlampir). >> >> Waduh! Ambo benar-benar tak menyangka perkembangannya ke sana. Jadi ambo >> mencoba berkelit dengan sopan dengan mengatakan bahwa tentu masih banyak >> orang lain yang punya kapasitas dan kapabilitas lebih tinggi dari ambo >> untuk tema itu. >> >> Jawaban Ramdan di ujung telpon, "Memang ada banyak orang yang ingin masuk >> DPP, tapi semua nama person di semua pos diputuskan Bang Haji, dan untuk >> Waketum Budaya beliau hanya sreg dengan Uda Akmal karena Uda sudah punya >> konsepnya. Bang Haji setuju sekali dengan apa yang Uda Akmal sampaikan." >> >> Ma syaa Allah. >> >> Ambo pikir tadinya itu hanya perbincangan biasa yang digunakan RI sebagai >> brainstorming untuk mendapatkan ide-ide (segar) dalam menjalankan Partai >> Idaman kelak. Tentu RI sudah berbincang dengan banyak orang, dari berbagai >> bidang dan profesi, selain ambo. >> >> Ambo minta waktu berpikir (sambil berdiskusi dengan anak istri, terutama >> menyangkut kondisi kehidupan kami yang saat ini juga tak bisa dibilang >> mapan, melainkan pas-pasan. Belum lagi menyangkut satu urusan domestik yang >> sedang keluarga ambo hadapi dan agak krusial). Tak lupa sebagai muslim, >> ambo pun minta petunjuk Allah Azza wa Jalla tindakan apa yang seharusnya >> ambo ambil atas tawaran seperti itu. >> >> Uniknya semakin ambo mencoba menolak tawaran itu dengan meningkatkan >> justifikasi rasional bahwa dunia politik sekarang adalah dunia yang >> membutuhkan banyak "logistik", justru semakin sering ambo mendapat >> bayangan/visualisasi kehidupan Haji Agus Salim sang politikus besar yang >> rumah pun hampir selalu mengontrak. Terbayang pula kehidupan Sang >> Proklamator Bung Hatta, Bapak Bangsa, yang sampai akhir hayatnya pun sepatu >> Bally yang diinginkannya tetap tak terbeli. Muncul lagi gambaran-gambaran >> imajinatif tentan Pak Natsir, Pak Sjafruddin Prawiranegara, Buya Hamka, >> dll, ketika mereka menjadikan politik sebagai sarana dakwah untuk >> mendekatkan diri kepada Ilahi, bukan sarana memperkaya diri. >> >> Teringat pula (salah satu) kuliah Prof. A. Rahman Zainuddin di FISIP UI, >> salah seorang dosen ambo dulu bahwa "moralitas itu sesungguhnya sesuatu >> yang melekat (embedded) pada diri politikus. Politikus yang tak bermoral >> sesungguhnya tak pantas disebut politikus, selain penghamba kekuasaan." >> >> Waktu terus berjalan. Ambo "buying time" dengan tak segera menjawab, >> berharap RI sudah menemukan calon Waketum lain yang lebih cocok. >> >> Lalu datanglah hari ketika Ramdan kembali menelpon bagaimana jawaban ambo >> terhadap permintaan Bang Haji? Beliau masih menginginkan ambo membantu DARI >> DALAM Partai Idaman. Bukan dari luar. Susunan Pengurus yang definitif akan >> segera ditentukan karena jadwal Deklarasi Nasional (1 Muharram) semakin >> mendekat. >> >> Sebetulnya ini bukan pertama kalinya aku menolak tawaran bergabung di >> parpol. Tahun 2009 ambo pernah pula mendapat tawaran bergabung di sebuah >> parpol besar, juga di Departemen Budaya DPP. Tapi saat itu ambo masih bisa >> bilang, "Thanks, but no thanks." >> >> Saat ini, meski sisi rasional benak ambo terus menerus menyarankan agar >> ambo menampik dengan sopan tawaran RI, tetapi sisi emosional dan spiritual >> ambo berkata lain dibanding tahun 2009. >> >> Saat ini ambo teringat bahwa RI pernah juga menjadi korban penzaliman >> Soeharto ketika di tahun 1977-1982 beliau dilarang tampil di TVRI tersebab >> keaktifannya sebagai juru kampanye PPP. Larangan itu baru diangkat tahun >> 1988. >> >> Belakangan ini, RI sering juga dijadikan "kuda tunggangan" oleh >> pihak-pihak lain, seperti tersaji gamblang dalam Pilpres tahun lalu. >> Dimanfaatkan. >> >> Belum lagi visinya untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil 'alamin dan >> sifat terbuka Partai Idaman (yang meski berbasis nilai-nilai Islam, namun >> tetap partai terbuka bagi non-muslim), adalah kredit yang patut >> diapresiasi. >> >> Akhirnya dengan mempertimbangkan seluruh faktor yang prosesnya tak mudah >> itu, berkonsultasi dengan keluarga, dan terus mengharapkan bimbingan Allah >> Azza wa Jalla, akhirnya ambo menyatakan menerima kepercayaan RI yang >> merupakan bentuk trust luar biasa besar atas kiprah ambo yang tidak ada >> apa-apanya dalam kancah dunia politik nasional selama ini. >> >> Bismillahirrahmanirrahim. >> >> Maka sejak 1 Muharram 1437 (14 Oktober 2015) ambo dengan resmi menempuh >> (semoga) jalan dakwah baru dengan berkiprah langsung di dunia politik tanah >> air, setelah mengucapkan Sumpah dan Janji Pengurus Inti Partai Idaman di >> Tugu Proklamasi, dalam acara yang dihadiri 2000-an orang, baik sipil >> (non-partai) maupun wakil-wakil parpol yang hadir hampir dari seluruh >> parpol sekarang. >> >> Ambo sangat paham bahwa dunia politik Indonesia saat ini adalah dunia >> yang penuh fitnah, kejam, penuh tikungan berliku, di mana setiap senyuman >> yang terlihat belum tentu berisi kehangatan persaudaraan, malah bisa >> sebaliknya. >> >> Karena itulah dengan penuh kerendahan hati, ambo berharap agar seluruh >> Dunsanak RantauNet yang ambo hormati, untuk tetap berkenan membimbing, >> memberi masukan, sampai mengkritik jika diperlukan, sekiranya ada >> tanda-tanda langkah yang akan ambo lakukan melenceng dan keluar jalur di >> masa depan. Semoga itu tidak akan terjadi. >> >> Ini pilihan berat, salah satu terberat dalam hidup ambo. Tetapi ikhtiar >> untuk memperbaiki masyarakat, memperbaiki bangsa, harus tetap kita lakukan >> di mana pun kita berada. Dan saat ini, kebetulan satu pintu politik >> sedang terbuka di hadapan ambo. >> >> Mohon maaf lahir batin jika ada Dunsanak RN yang kurang berkenan membaca >> posting ini. Sama sekali tidak ambo niatkan untuk promosi partai/kampanye, >> melainkan semata-mata karena ambo merasa sebagai bagian integral dari >> keluarga besar RantauNet. >> >> Wallahul muwaffiq ilaa aqwaamith thariq. >> Semoga Allah selalu menuntun kita ke jalan yang lurus. >> >> Hamba Allah yang dhaif, >> >> Akmal Nasery Basral >> 47, Cibubur. >> >> Terlampir cuplikan berita *Republika*, Kamis 15 Oktober 2015. >> >> >> >> >> >> >> >> -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google > Grup. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. > Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.