Yang bene..er???

...............
Remang-Remang Kehidupan Malam di Bukittinggi
oleh: Habib



Feature | Sabtu, 19/07/2008 19:48 WIB



Suasana malam di Jam Gadang
Bukittinggi, ada kehidupan lain
disudut-sudut kota yang tak terbaca.
(Foto: Habib)BUKITTINGGI -- Hawa dingin malam pekan silam benar-benar 
menidurkan Bukittinggi. Malam hanya menyisakan kelam. Tak banyak terlihat anak 
muda nongkrong di tempat hiburan, tepatnya disebut café di kawasan Jalan A. 
Yani, Kampung Cina, kota wisata itu. Di kawasan ini, ada beberapa buah café. 

"Kalau bukan malam minggu memang agak sepi," kata seorang penjaga café. Hawa 
Bukittinggi yang basah dan terpaan udara dari beberapa buah kipas angin di 
ruang yang temaram di dalam café itu, membuat dingin terasa kian menyayat. 

Tetapi kawasan yang satu ini memang tidak pernah sepi. "Uang tetap masih laku 
hingga subuh di sini," kata seorang pengunjung yang mengaku datang dari 
Payakumbuh. 

Beberapa bule memang ada dalam cafe itu. Dan itu adalah pemandangan umum 
sepanjang malam di Kampung Cina. 

Toh, the show must go on. Tepat tengah malam, dari sebuah kendaraan mewah 
keluar sesosok pria muda menenteng tas. Penampilannya tak jauh beda dengan 
pengunjung café. Mengenakan baju kaos, berjaket kulit berwarna coklat, dan kaki 
dibalut sepatu kets. Dandanannya amat santai. Wajahnya segar meski malam sudah 
beranjak tua. 

Pria itu duduk di pojok ruangan, memanggil pelayan, memesan secangkir minuman. 
Tas yang dia tenteng diletakkan di sudut kursi duduknya. Sesaat mengeluarkan 
handphone dari saku jaketnya, menekan nomor tujuan pada tuts alat komunikasi 
kecil itu lalu berbicara beberapa saat. 

"Abang sudah di sini, dimana sekarang?" kata pria itu. Terjadi dialog sejenak. 

"Oke, sepuluh menit," kata pria itu. Handphone mati. Alat itu dimasukkan 
kembali ke dalam saku jaketnya. Duduk sesaat. Menyeruput secangkir minuman yang 
baru dia pesan. 'Aku makin cinta' tembang merdunya Vina Panduwinata terdengar 
melonkolis di sudut-sudut café. 

Tepat sepuluh menit kemudian, dua gadis masuk café. Berkaos oblong lengan 
panjang. Ketat. Sangat seksi. Satu berwarna biru tua, satunya lagi berwarna 
ungu. Keduanya melihat kiri kanan. Pria muda tadi yang melihat kedua gadis itu 
melambaikan tangan. Kedua gadis mendekat. Bersalaman, duduk dan memanggil 
pelayan. Keduanya juga memesan minuman. 

Selanjutnya yang terdengar gelak tawa mereka. Bicara ngalor ngidul ke sana ke 
mari dan tak begitu jelas. Sesekali terlihat, kedua gadis berusia sekitar 20 
tahun itu mencubit nakal si pria. Sementara, di ruangan café itu, ada sekitar 8 
pengunjung. Juga berpasang-pasangan. Asap rokok mengepul di langit-langit café. 

Dua puluh menit kemudian, pria dan dua gadis muda itu beranjak. Membayar 
minuman lalu keluar café. Ketiganya masuk ke dalam mobil jenis Kijang Innova 
milik si pria, lalu meluncur ke arah utara. 

Penasaran, padangmedia.com membuntuti mobil itu. Menumpang taksi yang mangkal 
di depan cafe. Karena lajunya tidak begitu cepat, mobil itu pun mudah diikuti. 
Dan, sekitar 15 menit perjalanan, sepanjang 3 km di perbatasan Bukittinggi, 
mobil itu masuk gerbang sebuah hotel. Langkah terputus. 

"Tidak turun, Da? Tidak menginap?," tanya sopir taksi kepada padangmedia.com. 

"Tidak, saya hanya ingin tahu kemana mobil itu pergi," jawab padangmedia.com. 

"Wah, kalau yang seperti gituan di sini biasa, Da. Janjian di café-café, 
ujungnya, ya, di hotel," kata sopir taksi. Peluang langkah investigasi 
padangmedia.com kembali terbuka. Dialog dengan sopir taksi bernama Herman (45), 
itu pun berlanjut. 

"Selain di café-café, dimana lagi bisa betemu dengan gadis-gadis seperti itu?" 
pancing padangmedia.com. 

"Uda wartawan? Atau anggota (maksudnya aparat-red)?" tanya Herman, si sopir 
taksi. 

"Ah, saya hanya ingin tahu saja," elak padangmedia.com. Pria yang mengaku orang 
Padang itu tak lagi bertanya. Lalu padangmedia.com meminta agar dibawa kembali 
ke Bukittinggi. Mobil berbalik arah meninggalkan gerbang hotel. Terjadi 
dialog-dialog di dalam taksi. 

"Kalau uda mau cari gadis-gadis seperti gituan, di Bukittinggi mudah, Da." kata 
Herman. 

"Oya, mudah gimana?" pancing padangmedia.com lagi. 

"Kita balik saja ke café tadi. Di depan café banyak gadis-gadis muda yang bisa 
dibawa dan mendekat ketika dipanggil, apalagi mangsanya bawa mobil, karena aksi 
mereka lebih aman," ujarnya. Sepuluh menit kemudian, taksi sampai kembali ke 
kawasan Jalan A Yani, Kampung Cina. 

Benar kata sopir taksi. Malam semakin beranjak, semakin ramai kawasan itu oleh 
sekelompok anak muda, pria dan wanita. Berpakaian necis. Di depan café, parkir 
sederatan sepeda motor. Di pinggiran jalan, mobil-mobil mewah parkir berjejer. 
Terlihat ada satu mobil berplat merah. Di dalamya duduk tiga anak muda, satu 
pria dua wanita. Dan, tak jauh dari café, warung-warung penjual nasi goreng, 
sate maupun pecel lele di kawasan itu ramai ditandangi pembeli. 

Taksi parkir tidak jauh dari Jembatan Limpapeh. Di trotoar, beberapa gadis 
melintas. Berusia muda dan seksi. Beberapa orang di antaranya masuk ke dalam 
café, yang lainnya berdiri di sudut-sudut pertokoan yang tutup dan tempat 
mobil-mobil parkir. 

Sekitar sepuluh menit kemudian, dua gadis mendekat ke arah taksi yang 
ditumpangi padangmedia.com. "Bang, boleh minta rokok?" kata gadis berambut 
pirang. Untung saja, sopir taksi memiliki persediaan rokok. Sebatang sigaret 
merek Sampoerna itu pun diambil dari bungkusnya dan gadis itu membakar dan 
menghisapnya. Asap rokok mengepul di dalam taksi. 

"Diluar dingin, masuk saja ke dalam mobil," tawar si sopir taksi. 

Merasa mendapat peluang, kedua gadis itu masuk. Pintu taksi terbuka dan 
keduanya duduk di jok bagian belakang. "Iya, diluar dingin." kata kedua gadis 
itu. 

"Ada rencana ke Payakumbuh, Bang?" tanya gadis berambut panjang. 

"Payakumbuh? Apa tinggal di sana?" tanya padangmedia.com. 

"Iya, kami tadi dari Padang. Singgah di Bukittinggi sebentar, biasalah, kan 
abang tahu sendiri," kata gadis berambut panjang sembari tersenyum. Manis. 

padangmedia.com menawarkan sopir taksi jalan-jalan. Kedua gadis malah minta 
dibawa ke sebuah hotel berbintang di kota wisata itu. Untung saja, si sopir 
taksi cukup berpengalaman soal mengalihkan alasan gadis-gadis itu. Aman. 

Di dalam taksi, padangmedia.com berhasil mendapatkan identitas kedua gadis itu. 
Yang berambut panjang bernama Maya (untuk menjaga etika nama kedua gadis itu 
disamarkan-red), 29 tahun, dan oleh Laura (bukan nama sebenarnya), 20 tahun, 
gadis disebelahnya, Maya dipanggil bunda. 

Maya sudah pernah menikah, punya satu anak, namun dia ditinggalkan suaminya 
yang kawin 'batambuah'. Karena merasa dikhianati, Maya memilih nekat menjadi 
Pekerja Seks Komersil (PSK) yang mencari mangsa dari satu kota ke kota lainnya. 
Di Sumatera Barat, Maya beroperasi di Kota Padang, Kota Bukittinggi dan 
Payakumbuh. 

"Anak saya baru berumur lima tahun dan saya titipkan sama orang lain," ujar 
Maya. Wajahnya menunduk. 

Sedangkan Laura mengaku baru mengenal Maya yang juga sama-sama tinggal di 
Payakumbuh. Laura belum menikah dan sering dibawa Maya ke luar kota. Namun, dia 
mengaku masih menjaga kegadisannya. 

Sesaat kemudian, Laura yang selama di dalam taksi itu tampak gelisah meminjam 
handphone padangmedia.com, lalu mengetik tuts dan mengirim SMS ke nomor tujuan 
08136335xxxxx. Karena item terkirim tidak ia hapus, padangmedia.com sempat 
membaca isi SMS itu. Bunyinya, "Bang, tunggu telpon aku besok ya. Aku janji 
tidak bohong lagi. Aku tadi ke Padang dan sekarang di Bukit, kalau abang sempat 
jemput aku kemari. Balas." Entah kepada siapa SMS itu ia kirim. Kalau dari isi, 
tujuannya pada seorang lelaki. Tak jelas, apakah kakaknya, pacarnya, atau juga 
ia berbohong kalau sebenarnya gadis itu sudah bersuami. Sampai laporan ini 
ditulis, tak ada balasan yang diterima ke handphone padangmedia.com. Laura 
mengaku tidak membawa HP. 

Kota Bukittinggi yang kecil tidak membawa jauh perjalanan itu. Hingga akhirnya, 
Maya dan Laura minta diantarkan lagi ke café karena ada orang yang menelpon dan 
janjian di café. Taksi pun berbalik arah menuju kawasan Kampung Cina yang tak 
pernah sepi, meski dingin malam menjadi saksi bisu remang-remang kehidupan 
malam di kota itu. *** 

© 2007 PADANGMEDIA.COM - TERBETIK TERBERITA - UP TO DATE

The above message is for the intended recipient only and may contain 
confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are 
not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, 
distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly 
prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by 
reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the 
message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank 
you.


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke