Bangkitkan Entitas Minang
Kamis, 21 Agustus 2008 Oleh : Asnawi Bahar, Ketua Kadin Sumbar Kita mengetahui filosofi masyarakat Minang adalah semangat yang ingin terus berubah, sehingga merantau jadi pilihan utama. Walupun kenyataannya, tanpa ada kepastian akan menjadi apa nanti di rantau. Yang jelas berangkat dulu dari kampung karena pepatah lama sudah terngiang di telinga, "Ka ratau madang dahulu, babuah babungo alun". Dengan semangat itu orang Minang merantau dan memulai kerja apa saja. Mereka memilih jadi pengusaha kaki lima, atau apa pun namanya. Ujungnya melahirkan banyak pengusaha besar dan politikus besar. Artinya, tanpa planning, tanpa modal, dan juga tanpa bekal pendidikan akan berhasil dan menjadi teladan bagi orang Minang, dan malah bangsa ini. Lalu dikaitkan dengan masa kini, pendidikan sudah memadai. Akses keuangan sudah sangat longgar. Potensi daerah, datanya kita punya potensi tambang yang beragam. Pertanian yang berpotensi besar. Potensi perikanan yang lebih banyak dicuri orang. Parwisata yang belum optimal. Menunggu potensi muda yang penuh semangat membangun diri, dengan darah merantau dan jiwa dagang dari leluhur. Hari ini faktual, orang muda kebanyakan mau menjadi pegawai negeri karena melihat pada contoh, kalau pejabat hidup tenang, fasilitas lengkap, terhormat. Namun tak disadari, peluang untuk itu sangat kecil, daya serap pemerintah sangat rendah. Dan jalan terlalu panjang untuk dilalui sampai ke tingkatan seperti itu. Sementara kalau menjadi pengusaha, terbuka lebar peluang yang lebih menjanjikan. Namun kenyataanya tetap belum memuaskan. Beberapa waktu lalu kita juga sempat terhenyak, keinginan anak muda Minang mulai bergeser. Tak tanggung-tanggung jumlahnya lebih dari 50 persen. Kondisi ini tentu perlu menjadi catatan tersendiri bagi semua kalangan. Apa sebab? Tradisi merantau dan berdagang yang dimiliki orang Minang tak lagi melekat dalam diri generasi muda Sumbar. Bila kita mengkaji ke belakang, pedagang asal Minang sangat disegani pedagang lainnya. Namun sekarang mulai bergeser. Bahkan ada aksioma, "Saat ini pedagang Minang selangkah lebih di depan dari Cina". Toh, nyatanya tak lain bentuk gurauan bahwa pedagang Minang sekarang berjualan di depan toko orang Cina alias PKL. Bahkan dari pengakuan sejumlah sahabat, di Tanahabang Jakarta yang dulunya pedagang Minang mendominasi. Tapi, sekarang lambat-laun mulai tersisih. Memang masih ada di antaranya yang naik kelas, namun itu tadi jumlahnya tak berimbang lagi. Bila kondisi ini tyak segera kita cermati, bisa saja negeri ini dikuasai orang lain. Berangkat dari kenyataan di atas, wajr kiranya pedagang-pedagang asal Minang menyatukan diri dan mengentalkan spirit kebersamaan dan ke daerahan. Sejauh ini memang sudah terhimpun dalam berbagai organisasi ke daerahan, termasuk Silaturahmi Saudagar Minang (SSM). Tapi tetap saja belum maksimal. Sudah waktunya juga semua kalangan menyatukan visi memperkuat kembali nilai budaya yang mulai terkikis, seperti mengembangkan semangat kewirausahaan. *** (c) 2008 PADANG EKSPRES - Koran Nasional Dari Sumbar http://www.padangekspres.co.id/content/view/15847/55/ --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---