Assallamualaikum Wr Wb..

Pak Saf Resah..?? iko nan ambo rasoi dari tulisan beliau..

Membaca uraian pak saf..ambo takana maso SMA dulu (SMA 3 Pdag), pelajaran
nan paliang ambo tunggu2 adolah PMP, kenapa PMP..? bukan materinyo tapi guru
nan mengajar nyo. Pak Davidson (mudah2an beliau sehat selalu) memberi materi
dengan cara yang berbeda dari yang lain. " Mengapa " itulah pembukaan
materinya. Mengapa Gubernur yang terpilih melalui sidang paripurna DPRD
Prop.Riau dibatalkan oleh Mendagri, dan yang dilantik adalah pejabat yang
ditunjuk Jakarta..(salah satu topik yang masih saya ingat) pada masa itu. 60
menit tidak terasa dan tidak cukup rasanya bagi kami dalam mendiskusikan
setiap topik yang dikemukakan, karena setiap murid saling menyampaikan
pendapat masing2.
Ambo amati dan rasoi selama 20 th ko...Dapek satu kesimpulan bahwa "Urang
minang alah bageser dari sandinyo yaitu syarak (Islam)."





Pada 7 Februari 2009 07:47, <saaf10...@yahoo.com> menulis:

>    Assalamualaikum w.w. para sanak sa palanta,
>
> Karangan di bawah ini penuh kata-kata asing yang tak lazim kita pakai dalam
> kehidupan sehari-hari, namun bisa kita tangkap intisarinya, yaitu mengajak
> kita bertanya tentang bermacam-macam hal, untuk mendorong kita berfikir
> menggunakan akal. Bukankah kita diajar bahwa agama mendorong kita berfikir ,
> dan bahwa tak ada agama bagi orang yang tak berakal ? Hanya Rukun Iman yang
> tidak boleh -- dan tak perlu -- kita pertanyakan.
>
> Secara pribadi saya senang dengan ajakan bertanya ini, karena memang ada
> 'sagarobak' pertanyaan yang selama ini mengganggu fikiran saya, dan syukur
> Alhamdulillah sebagian sudah terjawab karena saya pertanyakan terus-menerus.
> Masalah 'punah' misalnya telah terjawab dengan Ranji ABS SBK. Asal muasal
> ABS SBK sudah terjawab dalam bukunya Christine Dobbin.
>
> Beberapa pertanyaan yang sedang 'menggelantung' di kepala saya adalah
> sebagai berikut: mengapa susah sekali mengajak dinas pariwisata Sumbar,
> PHRI-ASITA, MPKAS-MAPPAS untuk duduk semeja membentuk WSTB?; apakah yang
> perlu kita perbuat setelah K.A wisata siap beroperasi?;  mengapa pak Gamawan
> tak mau maju lagi sebagai calon gubernur dalam periode kedua mendatang ?;
> mengapa 'tungku tigo sajarangan' hampir tak pernah berkomunikasi satu sama
> lain ?; mengapa dalam sistem kekerabatan matrilineal peranan perempuan hanya
> sebagai simbol, sedang kepemimpinan  yang memutus tetap di tangan laki-laki
> ?; mengapa tidak diajak perempuan untuk berunding di kerapatan adat?; apa
> perempuan tidak mampu menganalisa masalah dan mengambil keputusan?; mengapa
> dengan dianutnya doktrin ABS SBK masih sering kita baca terjadinya
> kasus-kasus permesuman di Sumatera Barat?; bagaimanakah ABS SBK itu
> dilaksanakans ecara kelembagaan?; mengapa tak ada bupati dan walikota
> perempuan di Sumatera Barat?; mengapa masyarakat Sumatera Barat masih sering
> diberitakan sebagai masyarakat yang sering dijangkiti kurang gizi ? ;
> mengapa kaum terpelajar muda Minang lebih cenderung ingin jadi pegawai
> daripada jadi wisaswasta ?; mengapa 'rumah gadang' banyak dibiarkan merana
> dan tak dibangun lagi?; mengapa tak banyak orang Minang menjadi ketua umum
> partai politik di tingkat nasional ?; apakah wawasan orang sudah menciut?;
> mengapa selama ini INS tak berkembang?; dan banyak lagi yang lain.
>
> Karena itu, mari bertanya terus, dan mari kita cari jawabannya sampai
> tuntas.
>
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
> (L, masuk 72 th, Jakarta; Tanjuang, Soetan Madjolelo)
> Alternate e-mail address: 
> saaf10...@gmail.com<http://us.mc01g.mail.yahoo.com/mc/compose?to=saaf10...@gmail.com>
> ;
> saafroedin.ba...@rantaunet.org
>
> *"Habitus" Bertanya*
> **
>  Kompas, Sabtu, 7 Februari 2009 | 00:34 WIB
>
> *P ARI SUBAGYO*
>
> Bertanya dan teruslah bertanya, tentang apa pun di sekelilingmu, juga
> tentang dirimu!" Itulah petuah YB Mangunwijaya (Romo Mangun)—10 Februari
> 2009 nanti genap 10 tahun meninggal—kepada siswa-siswi SD Mangunan, Sleman,
> Yogyakarta. Pelajaran unik pun dijalankan di SD eksperimen itu selain seni
> musik, yakni pelajaran bertanya.
>
> Para siswa boleh bertanya tentang apa pun. Mereka dilatih berpikir dengan
> menyusun pertanyaan yang cerdas-esensial dalam suasana nalar dan budi
> polos-merdeka. Melalui berbagai pertanyaan yang dirumuskan sendiri, mereka
> diajak berimajinasi, melintasi aneka pengalaman individual, lalu
> bersama-sama menemukan rahasia alam dan kehidupan.
>
> Romo Mangun (1929-1999) meninggalkan karya-karya monumental di bidang
> sastra dan arsitektur. Namun, warisan lain yang tidak boleh dilupakan:
> habitus bertanya. Apakah daya kalimat tanya? Sedemikian pentingkah habitus
> bertanya?
> **
> *Daya komunikasi*
> Secara sintaktis, kalimat tanya (interogatif) memiliki struktur dan
> intonasi yang membedakannya dari kalimat berita (deklaratif) dan kalimat
> perintah (imperatif). Namun, secara pragmatis—dalam komunikasi
> empiris—kalimat tanya memiliki daya komunikasi yang mengantar mengemban
> sejumlah fungsi..
>
> Pertama, kalimat tanya memantik komunikasi. Bermula dari sebuah pertanyaan,
> terjadilah komunikasi verbal, panjang atau pendek, lisan maupun tulisan,
> serius atau santai, ringan maupun berbobot. Di atas fondasi komunikasi,
> dapat dibangun budaya dialog yang—syukur-syukur—terbuka dan tulus.
> Komunikasi dan dialog amat diperlukan mulai dari ranah antar-individu,
> keluarga, korporasi, negara, hingga "kampung" global-mondial.
>
> Kedua, kalimat tanya memuat empati. Ada perhatian dan kepedulian penanya
> yang bermuara pada terciptanya relasi. Di dalamnya termasuk basa-basi yang
> oleh Malinowski dicakup konsep komunikasi fatis (phatic communion).
> Komunikasi fatis adalah penggunaan bahasa yang tidak berorientasi pada isi
> pembicaraan, tetapi demi mewujudkan relasi sosial. Jika diracik sesuai
> takaran, basa-basi merupakan bumbu harmoni sosial.
>
> Ketiga, kalimat tanya etis dan estetis. Meski bermodus interogatif, kalimat
> tanya berkekuatan imperatif. Perintah dapat dikemukakan dengan kalimat
> tanya. Ucapan guru "Siapa yang piket mengambil kapur?" adalah perintah,
> bukan pertanyaan. Dibandingkan kalimat perintah "Ambilkan kapur!", kalimat
> tanya terasa lebih etis dan estetis. Menurut Deborah Tannen (That's Not What
> I Meant!, 1986), tuturan tidak langsung (indirect speech) semacam itu memang
> kurang lugas, tetapi sopan, solider, dan berselera seni ketimbang tuturan
> langsung (direct speech) yang terasa menonjolkan kekuasaan.
> **
> *Daya nalar*
> Lebih dari sekadar berdaya komunikasi, kalimat tanya juga memiliki daya
> nalar. Naluri bertanya merupakan kekhasan manusia sebagai makhluk berpikir.
> Aktivitas berpikir secara inisial dan orisinal berwujud pertanyaan. Dengan
> bertanya, manusia berpikir. Pernyataan Rene Descartes "Aku berpikir maka aku
> ada" (Cogito ergo sum) merupakan ungkapan senada dari "Aku bertanya maka aku
> ada". Dengan bertanya, manusia meng-ada.
>
> Habitus bertanya sudah mentradisi jauh sebelum masa Descartes (1596-1650).
> Plato, Socrates, Aristoteles, dan para filsuf awal telah menggumuli berbagai
> pertanyaan ontologis, fenomenologis, epistemologis, hingga aksiologis sejak
> lebih dari 2.000 tahun lalu. Berkat pertanyaan-pertanyaan
> nakal-eksistensialnya, ilmu pengetahuan berkembang dan peradaban umat
> manusia tinggi menjulang.
>
> Berbeda dengan daya komunikasi yang perlu diungkapkan, daya nalar kalimat
> tanya dapat hidup subur dalam ke-diam-an manusia. Diam bukan berarti tidak
> berpikir. Mulut terkunci, tetapi pikiran terus bergerak. Sekadar contoh,
> rakyat Indonesia semasa Orde Baru dikenal sebagai "masyarakat diam" (silent
> community)—atau disebut Arief Budiman sebagai "masyarakat ketakutan". Demi
> menyelamatkan diri dari represi negara yang otoriter, rakyat memilih diam.
> Diam adalah emas. Prinsipnya: ABS "asli" (asal bapak senang). Namun,
> sejatinya nalar tetap menjalar, hasrat berpikir terus bergulir, meski harus
> dibatin. Dalam keadaan "normal", habitus membatin seyogianya dipupus, sebab
> menyuburkan kemunafikan kolektif dan otoritarianisme. Jadi, diam agaknya
> tidak selalu emas.
> **
> *Daya refleksi*
> Menurut Montigue, La plus grande chose du monde c'est de scavoir être â
> say. Masalah paling sulit dalam hidup ialah mengenal diri sendiri. Karena
> itu, berani bertanya tentang diri menunjukkan kearifan manusia. Dalam olah
> spiritual, lazimnya kita dipandu pertanyaan sederhana "Siapakah aku?", "Apa
> kekuatanku?", "Apa kelemahanku?", "Apa kesempatanku?", "Apa saja ancaman
> yang siap melumatku?". Akhirnya, "Aku di mana dan akan menuju ke mana (visi
> hidup)?"
>
> Lagi-lagi, kalimat tanya memperlihatkan dayanya, yakni daya refleksi.
> Refleksi menyehatkan jiwa—lalu raga—manusia. Dalam ranah sosial-politik dan
> kehidupan bersama, refleksi diri secara kolektif pun perlu dilakukan demi
> menjaga kesehatan jiwa raga kolektif masyarakat.
>
> Situasi Indonesia mutakhir seharusnya menginkubasi kalimat-kalimat tanya
> reflektif-kolektif mulai dari "Apakah aku menaruh sampah di tempatnya?",
> "Apakah aku membayar pajak sesuai aturan?", "Apakah aku menghemat listrik
> dan BBM?", "Apakah aku berlalu lintas dengan tertib?", "Apakah aku mencuri
> hak orang lain?", "Bersihkah aku dari korupsi?", "Layakkah aku menjadi wakil
> rakyat?", Pantaskah aku menjadi presiden?"
> John F Kennedy menyodorkan pemandu untuk refleksi diri kolektif sebagai
> bangsa, "Jangan tanyakan apa yang telah negara berikan kepadamu, tetapi
> tanyakan apa yang telah kau berikan untuk negaramu!".
>
> Hidup dan karya Romo Mangun boleh jadi digerakkan imperasi JFK. Yang pasti,
> habitus bertanya mengasah kemanusiaan manusia dan menjadi fondasi peradaban.
> Atau, kita masih mempertanyakan kebenaran simpulan ini?
> **
> *P ARI SUBAGYO Penggulat Linguistik di Universitas Sanata Dharma,
> Yogyakarta*
>
>
>     Share on 
> Facebook<http://www.facebook.com/share.php?u=http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/02/07/00340451/habitus.bertanya>
>  >
>


-- 
visit http//come to/digitalworks a source for computer hobbyist

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke