Waalaikumsalam w.w. bung Jepe dan para sanak sapalanta, Wah, Analisa bung Jepe tentang pilpres Juli mendatang benar-benar sudah tuntas tas tas. Secara umum saya setuju dengan pengamatan bung Jepe ini, walau saya agak terkejut juga dengan 'deklarasi' BK3AM pada pertemuan di rumah JK di Jl. Mangunsarkoko 1 tersebut, yang selain secara formal telah mengatasnamakan seluruh masyarakat Minang, baik di Ranah maupun di Rantau, juga mem-fait accompli saya mewakili tetua Minang untuk disemati pin kampanye pilpres JK-Wiranto. Rasanya, selain masalah tersebut belum pernah dimusyawarahkan, juga bidang politik tidak -- atau belum -- termasuk mandat BK3AM, sehingga bisa dipertanyakan keabsahannya. Lagi pula, saya agak sangsi, apakah orang Minang --yang umumnya kritis itu -- mau melaksanakan begitu saja keputusan sefihak dari pengurus BK3AM itu. Namun, memang benar, bahwa jika dipakai semacam 'sistem gugur', maka yang rasanya layak untuk kita pertimbangkan adalah pasangan SBY-Boediono dan JK-Wiranto. Kita sudah kenal dengan rekam jejak Megawati sewaktu jadi presiden. Kan beliau yang menjuali aset Negara ke Singapura, dan jangan lupa bahwa juga pada masa kepresidenan beliau Menteri BUMN Laksamana Sukardi yang meminta Kapolri untuk mengerahkan 750 orang polisi - sama dengan satu batalyon -- untuk 'menduduki' PT Semen Padang dan 'mengusir' manajemen lama di bawah Ir Ikhdan Nizar di Direksi dan saya di Dewan Komisaris, supaya Cemex S.A. bisa menguasai pabrik semen tertua di Indonesia. Kalau saya ditanya mengenai Megawati sebagai capres, saya akan jawab : " Indak lai dooooooo." Tinggal pasangan SBY-Boediono dan JK-Wiranto. Perlu kita ingat, bahwa sesungguhnya JK sendiri sudah tiga kali menyatakan keinginan untuk tetap berpasangan dengan SBY, tapi SBY tidak langsung menolak atau pun memberikan syarat secara pribadi apa yang harus dikoreksi kalau mau tetap jadi pasangan SBY. Menurut penglihatan saya, JK agak terlambat menyadari bahwa SBY tidak bersedia lagi berpasangan dengan JK, sehingga JK juga terlambat mengambil keputusan untuk maju sendiri sebagai capres. Posisi beliau sebagai ketua umum sebuah partai besar memang bagaikan memakan buah simalakama. Dari dalam ditekan untuk mau jadi capres, padahal beliau secara pribadi merasa cukup jadi wapres saja, mendampingi SBY, yang semakin jelas tak mau berpasangan lagi dengan JK. Untuk maju langsung sebagai capres, JK yakin sekali bahwa pemilih dari Jawa belum terbiasa memilih capres dari luar Jawa. Saya ragu, apakah Wiranto merupakan 'asset' atau merupakan 'liability' bagi JK, oleh karena nama Wiranto masih dikaitkan orang dengan peristiwa Mei 1998 dan peristiwa jajak pendapat di Timor Timur, Agustus 1999. Sementara itu SBY telah menyiapkan strategi pemenangan pilpres yang cukup cerdik. Beliau memilih Boediono, yang tak punya ambisi politik, sehingga SBY merasa aman. Posisi SBY sebagai presiden 'incumbent' memungkinkan kampanye beliau berjalan 'bagaikan mengayuh biduk hilir'. Ada apa yang disebut sebagai 'band wagon effect', yaitu daya tarik dan pesona dari kegemilangan posisi beliau itu sendiri. Beliau juga mahir memainkan kartu etnik. Pak Gamawan diminta membacakan deklarasi di Bandung, memecah asumsi bahwa Sumatera Barat adalah limbung suara untuk JK [Saya dengar beberapa orang pemuka Minang telah merapat ke barisan SBY.] Apalagi dalam pemilu 9 April yang lalu Partai Demokrat menang di Sumatra Barat, mengalahkan Golkar. Dengan demikian, perjuangan pasangan JK-Wiranto untuk menang memerlukan kekuatan luar biasa, untuk bisa mengungguli pasangan SBY-Boediono yang sudah terlebih dahulu melakukan 'headstart'. Salah satu kemungkinan JK-Wiranto mampu mengalahkan pasangan SBY-Boediono adalah dengan mengeksploitir kekeliruan kebijakan SBY-Boediono, dengan cara yang cerdik dan elegant. [Membisunya SBY sampai saat posting ini saya tulis, terhadap provokasi kapal perang Malaysia di perairan Ambalat -- yang ke sekian kalinya -- bisa menjadi salah satu bahan yang bisa di-'smash' secara politik.]. Sementara itu dapat dikatakan bahwa kehidupan politik di Indonesia sudah menjadi semacam 'bola liar' yang susah untuk diramalkan akan lari kemana. Pengurus daerah dan pengurus cabang partai belum tentu setuju untuk melaksanakan istruksi dewan pimpinan pusatnya. Semua tatanan politik yang dibangun selama sepuluh tahun belakangan ini seakan-akan mencair. Akan sangat asyik untuk memperhatikan perkembangan politik 40 hari mendatang ini.Mari kita timang-timang dua pasangan yang 'eligible' : SBY-Boediono dan JK-Wiranto. Awal Juli sudah harus kita ambil keputusan salah satu: SBY-Boediono atau JK-Wiranto. Let the best candidates win.
Wassalam, Saafroedin Bahar (L, masuk 72 th, Jakarta) --- On Sun, 5/31/09, andi jepe <andi.j...@gmail.com> wrote: From: andi jepe <andi.j...@gmail.com> Subject: [...@ntau-net] Re: Menghadapi Pemilihan Presiden kedepan (untuak pak Saaf) To: RantauNet@googlegroups.com Date: Sunday, May 31, 2009, 5:51 PM Assalamualaikum Wr Wb Pak Saaf dan Dunsanak Palanta RN yang mulia Jum’at sore ketika saya bersantai sejenak di lobi sebuah Hotel di Dumai sambil membaca koran RIAU MANDIRI mata saya tertumbuk pada sebuah berita dan foto. Foto dan berita tersebut digambarkan Pak Saaf berada disamping JK setelah saya baca tuntas berita tersebut pada intinya perantau minang di Jakarta mendukung sepenuhnya majunya urang Sumando kita ini Jusuf Kalla (JK) menjadi Capres 2009-2014 yang berpasangan dengan Wiranto. Pak Saaf dalam berita yang ditulis wartawan RM kapasitasnya mewakili Pituo Minang yang merantau di Jakarta dan secara resmi disematkan PIN JK-Win kepada Pak Saaf oleh JK. Tentunya setelah saya membaca berita ini pikiran saya lansung melayang kepada Pak Saaf orang tua kita di Rantau Net ini ”Wah Pak Saaf rupanya pendukung atau taroklah bagian Tim Sukses atau Jurkam pemenangan JK_WIN nih” itu syah saja ya Pak dugaan awal saya, tapi setelah Pak Saaf mengklarifikasi semua itu terhadap postingan Pak Nizhamul dan Ibu Dewi ternyata (intinya) ”Bukan Jurkam JK-Win, tetap mengambil posisi sebagai pemilih indenpendent, masih ada dua Capres yang ditimang-timang yaitu JK-Win dan SBY-Boediano sedangkan yang satu lagi sudah Bapak Drop, lebih jelasnya kalau saya pertegas Mega-Pro bukan pilihannya (sama kalau begitu dengan saya Pak) lalu ditutup dengan pernyataan bersedia disematkan Pin kampanye JK-Win alasan Pak Saaf capres ini masuk daftar nominasinya. Lalu Pak Saaf juga punya pandangan dipostingannya di RN seandainya SBY-JK akan bersatu lagi dalam Pilpres kali ini tentu dalam satu putaran akan selesai artinya mereka akan melanjutkan kembali menjadi Presiden dan Wa Pres untuk periode kedua, saya termasuk yang setuju pendapat tersebut, tapi sangat sulit bersatunya pasangan yang kita dambakan ini Pak. Situasi dan kondisi terutama dalam ranah politik tentu sangat jauh berbeda ketika mereka berdua berpasangan pada Pilpres 2004, jika kita coba tarik mundur ke Tahun 2004 Golkar menjadi pemenang Pemilu ketika itu melalui Konvensi yang dilakukan Golkar ditetapkan Wiranto dan pasangan Salahuddin maju menjadi Ca dan Cawa Pres dan hasilnya gagal total diputaran pertama. Sementara SBY dengan partai Demokratnya cukup cerdik memilih pasangan yaitu JK (Golkar) dengan harapan terpecahnya suara pemilih Golkar pada Pilpres tersebut walau diatas kertas pada putaran kedua Mega didukung secara resmi oleh Golkar (Ketua Umum Akbar Tanjung) jika suara pemilih Golkar memang bersatu kepeda Mega-Hasyim maka tak pelak lagi maka Mega akan menjadi Presiden kala itu. Akhirnya (faktanya) memang suara pemilih Golkar pecah ke SBY dan akhirnya SBY dan JK menjadi pemenang. Nah situasi sekarang tentu berbeda ya Pak, dimana Demokrat menjadi pemenang diikuti oleh Golkar dan PDI P menurut saya yang awam tentunya Golkar tidak mau terulang lagi seperti tahun 2004 ketika mengadakan Konvensi (bisa terbuka jadi Presiden diluar partai Golkar atau calon non partai) kalau ”pakem” nya memang ketua umum atau pembina partai atau yang membidani berdirinya partai (seperti SBY Amin Rais, Gus Dur misalnya)yang maju jadi Presiden jika suaranya cukup signifikan dan itulah kondisi sekarang. Saya setuju dengan pendapat bahwa karir puncak dari seorang politikus (partai) jika tingkat Nasional adalah mengincar jabatan Presiden atau duduk di Legislatif begitu juga di daerah mengincar Gubernur dan Legislatif (DPRD). Jika memang pernyataan Bapak masih menimang2 kedua orang tersebut itu artinya sama dengan posisi saya dan kita masih ada waktu menentukan pilihan pada hari H nya kemana kita sebagai warga negara yang punya Satu Suara ini menjatuhkan pilihan, mungkin kita sependapat juga atau bagaimana menurut analisa Bapak apakah akan terjadi dua putaran Pilpres kali ini. Jika kita asumsikan dua putaran nantinya ”tidak jadi masalah” bagi kita nantinya jika pada putaran kedua itu akan bertarung JK-Win dengan Mega Pro pastinya kita memilih JK seandainya SBY-Boedi dengan Mega Pro tentunya kita pilih SBY dengan asumsi diatas Mega-Pro telah kita Drop, menjadi rumit kembali kita menimang2 jika pada putaran kedua bertarung SBY dengan JK. Bagi saya sekarang sangat sulit menentukan pilihan antara JK dan SBY bahkan jikapun saya pada hari H masih saja kesulitan menentukan pilihan bisa jadi saya sebelum pergi ke TPS secara acak saya ambil kemeja dilemari saya untuk dipakai, lalu di bilik TPS saya akan mengurut buah baju dari atas sampai ke bawah JK-SBY-JK-SBY sampai buah baju paling bawah jatuhnya siapa he..he..he atau begini Pak perlu kiranya saya bawa-bawa tokek ke TPS ketika dia berbunyi Tokek SBY...Tokek JK..Tokek SBY dan seterusnya sampai tokek tidak berbunyi lagi maka suara terakhir jatuh pada siapa itulah yang saya pilih, permasalahan jadi rumit jika membawa-bawa tokek ke TPS ini Sang Tokek ini berbunyi satu jam lebih tak henti-hentinya di TPS aha..tentu saya akan ditangkap Hansip TPS, kok lama sekali dalam TPS sementara orang telah antri (Becanda sedikit Pak..kalau saya lihat Joke2 segar dalam politik sungguh asyik dan membuat kita tersenyum serta ketawa) Nah sekarang jika saya boleh mendapatkan hasil ”timang-timang” Bapak tersebut kelebihan dan kekurangan diantara kedua yang membikin kita belum menjatuhkan pilihan pada hari H silahkan disampaikan secara terbuka dan objektiv Pak tanpa terpengaruh PIN yang disematkan JK, sehingga paling tidak saya bisa menentukan pilihan secara pas dan tepat tanpa mengurut buah baju kemeja saya atau bawa-bawa Tokek ke TPS. Jika berdasarkan pernyataan Bapak kita telah Drop Meg-Pro (bukan pilihan kita) tentunya jika terjadi dua putaran yang maju adalah SBY dan JK dengan pasangan masing-masing, paling tidak jikapun kalah pilihan saya dalam putaran kedua tersebut walau nanti hanya berdasarkan ”buah baju dan Tokek” saya cukup senang juga karena itu tadi mereka berdualah yang membikin kita ”Timang-Timang”..bagaimana menurut Bapak Saaf Terima kasih sebelumnya atas tanggapan dan jawaban Pak Saaf yang sangat saya tunggu sehingga bisa menambah cakrawala saya yang ”berdiri di satelit (Satelite View) dalam menentukan dua Capres yang kita timang2 ini sebelum hari H. Wass-Jepe (44, Pku) Catatan : Faktanya dilapangan terutama orang2 terdekat dan teman saya (orang Minang yang merantau di Pekanbaru) suaranya memang terpecah ke kubu SBY dan JK, mungkin tidak jauh beda yang saya amati dunsanak di Palanta RN ini kecendrungannya memang dua pilihan tersebut, disinilah pintarnya orang Minang yang tidak POKOKE tapi jika mereka memilih Mega-Pro ya bukan berdasarkan POKOKE saya pikir..he..he --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---