----Email Diteruskan---- Dari: ksuhe...@yahoo.com Kepada: sma1...@yahoogroups.com, RantauNet@googlegroups.com, satria_prihand...@yahoo.co.id, renobu...@hotmail.com, irdhan...@yahoo.com, fora...@yahoogroups.com, herlina_du...@yahoo.com, jaro...@yahoo.com, hariansinggal...@yahoo.co.id, paramitha...@yahoo.com, irsyad_suhe...@yahoo.co.id, xan...@yahoo.com, liputanpa...@yahoo.com, gebril_dau...@yahoo.com, sutanja...@gmail.com, denas...@yahoo.com, youngst...@yahoo.com, faya...@gmail.com, anggotai...@yahoogroups.com, rima_mey...@yahoo.com, irhamsuhe...@hotmail.com, agt_spog...@yahoo.com, iet...@yahoo.com, satriayu...@yahoo.com, syamsu...@yahoo.com, darlis_syo...@yahoo.com Email Keluar: Rab, 23 Des 2009 20:21 PST Judul: Hoyak Tabut
HOYAK TABUT Oleh ; Dr.H.K.Suheimi Waktu kecil saya selalu menunggu pesta hoyak tabut, ketika hoyak tabut itulah Pariaman di datangi oleh banyak manusia. Tampaklah dua buah tabut yang di Hoyak-hoyak itu di tengah lautan manusia. Kota Pariaman itu biasanya lengang, tapi bila musim tabut berobah menjadi lautan manusia sangat ramai dan berdesak- desak, sehingga sebuah lagupun di dendangkan dengan Syair : Pariaman tadanga langang, musim tabut makonyo rami. Tuan kanduang tadanga sanang, bawolah tompang badan kami Memang di hari-hari biasa Pariaman lengang, tapi di Hoyak Tabut, dia terbangun, manusianya melimpah ruah, berbondong-bon dongan ndak terhitung betapa banyaknya. Diwaktu kecil saya ndak pernah melewati kesempatan yang sebaik seperti musim tabut itu, saya sengaja pulang kampung, saya ikut beramai-ramai mengangkat, mengarak dan menghoyaknya. Akan lebih bersemangat lagi kalau di dera dan di bakar oleh bunyi Gandang Tabut, bagaikan gendang perang, apalagi ditingkah oleh suara Tasa yang melejit-lejit dan memekik-mekik. Terlebih-lebih kalau yang memukul Tasanya berpen¬ galaman dan pintar, dan Tasanya sudah di panas dan dihangatkan dengan menyangainya diatas kerisik daun kelapa kering yang di bakar, maka suasana bertambah semarak. Dan yang mengangkat serta yang menghoyak tabutpun seperti tak kenal lelah terbakar seman¬ gatnya. Dulu sebelum di Pariaman ada Listrik, maka Tabut itu dengan leluasa dapat di arak keliling kota dan di hoyak dengan semangat yang tinggi sambil berteriak "Hoyak Husein-Hoyak Husein" "Hoyak Tabuik Hoyak" sebetulnya bukan "Hoyak" tapi adalah "Hayya Hu¬ sein" artinya hidup Husein. Mengingatkan kita akan Husein Cucu Nabi Muhammad SAW yang terbunuh di Padang Karbala dengan sangat menggenaskan. Dalam sejarah tercatat Husein terkepung , suasana panas , dia letih dia kehausan, sehingga membuat Husein lengah. Ketika itulah Ibnu Syarik tentara Yazid menebas jari dan lengan Husein, jari dan tangan itupun putus tercampak. Disaat seperti itulah Sinnan bin Anis menusuk dadanya dan syammar bin Ziljausab memeng¬ gal lehernya hingga putus, lalu memamerkan kepala Husein Bin Ali pada ujung tombaknya. Kepala yang terputus itu di bawa ke kota Kuffah untuk di persembahkan kepada Gubernur Abdullah bin Ziyad, kemudian di kirim ke Khalifah Yazid di Damascus. Tatkala Khalifah Yazid menyaksikan kepala Husein diatas baki yang diserahkan oleh utusan, air matanya berlinag dan berkata, "Aku tidak memerintahkan untuk membunuh Husein. Terkutuklah kau anak Marjanah, seandainya aku berada disitu, pasti aku akan memberikan keampunan kepadanya Tubuh Husein Bin Ali di makamkan di Karbala (Sekarang terle¬ tak di negara Irak menjadi kota suci bagi kaum syiah), sedangkan kepalanya, atas perintah Khalifah Yazid di kuburkan dengan penuh penghormatan di Madinah disisi makam ibunda Fatimah dan saudara nya Hasan bin Ali. Peristiwa inilah yang di coba gambarkan dalam pesta Tabut setiap Tahun di Pariaman. Puncaknya ialah terjadi di hari Asura 10 muharam. Karena di hari itulah 10 muharam tahun 61 H Husein terbunuh dengan sangat menggenaskan di Padang Karbala. Maka sebelum pesta puncak Tabut di angkat bersama-sama diarak dan akhirnya di bawa ke pinggir pantai untuk di buang ke laut lepas Kira-kira seminggu sebelumnya ada acara-acara seperti Me ngambil tanah, menebang batang pisang dan meng harak jari-jari. Semua itu saya ikuti sewaktu masih kecil, ketika tinggal di kampung di Pariaman. Kalau hari sudah senja disaat matahari mulai tenggelam, terlihat cahayanya memantulkan warna merah darah, dan lautpun memantulkan warna yang sama merahnya, disaat itulah Tabut di buang ke Laut lepas. Itu pulalah saat-saat yang paling menye¬ nangkan bagi kami anak-anak, berebutan mengambil kain beludru yang meliliti bambu, memperebutkan bunga salapan, tidak peduli akan gulungan hombak dan derasnya arus serta alunan laut. Sebagai anak Asli Pariaman saya tak pernah gentar menghadapi gelombang laut dan ombak yang berdebur. Sering kami mempermainkan dan di permainkan oleh ombak. Sebagaimana nantinya akan sering di per¬ mainkan oleh ombak dan gelombang kehidupan. Makanya terkenal orang Pariaman sebagai perantau yang tangguh, ada di mana-mana dan tidak gentar mengharungi lautan ke hidupan walaupun jauh di rantau orang, jauh dari kampung dan sanak famili Sekarang kesenangan-kesenangan seperti itu telah tak mungkin saya nikmati lagi, tapi saya ingin tahu apa sebetulnya Tabut itu. Dalam kepustakaan saya temukan bahwa Tabut berarti peti kayu yang dilapisi dengan emas sebagai tempat menyompan manuskrip kitab Taurat yang di tulis diatas batu. Di dalam Al-Qur'an pun terbaca kata-kata Tabut dalam rangkain ceritra Talut dan Jalut. Disebut¬ kan bahwa sebagai tanda Talut akan menjadi raja ialah kembalinya tabut tersebut ke tangan Bani Israil setelah tabut itu hilang diambil oleh musuh pada masa pemerintahan Samuel. Nabi mereka mengatakan kepada mereka "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja ialah kembalinya tabut kepadamu, didalamnya terdapat ketenangan" Surat Al Baqarah ayat 248. Diadakannya pesta tabut adalah untuk mengenang kembali peristiwa sejarah yang sangat penting yang terjadi pada hari Asura yaitu musibah pembantaian Husein bin Ali bersama pengikut dan keluarganya di Padang karbala oleh pasukan Yazid dari dinasti umayyah. Peristiwa ini ternyata membawa dampak yang amat besar dalam sejarah perkembangan Islam. Disatu sisi hati umat Islam tersayat oleh perbuatan biadab dari pasukan Yazid dan disisi lain rasa hormat terhadap Husein semakin besar. Rasa haru dan rasa hormat itu akhirnya menumbuhkan hasrat untuk menjadikan hari kematian Husein itu sebagai hari yang perlu di peringati, apalagi hari itu memang hari yang di muliakan Allah swt dan RasulNya yaitu hari Asura. Pada mulanya memperingati terbunuhnya Husein tersebut hanya dalam bentuk sederhana, berupa ziarah ke tempat peristiwa berda rah itu, tapi lama kelamaan membudaya menjadi suatu peringatan yang dilakukan secara besar-besaran. Dari hal diatas timbulah inisiatif pemuka Islam di zaman lampau untuk merayakan hari Asura tersebut. Upacara perarakan tabut yang yang diiringi dengan sorakan "hayya Husein" atau "Hidup Husein" sudah pasti mempunyai kaitan yang erat dengan peristiwa sejarah diatas. Oleh karena itu, tidak salah kalau timbul suatu dugaan bahwa aliran Syiah pernah menjejakkan kakinya diperairan Barat Pulau Sumatera, sehingga di Bengkulupun perayaan Tabut ini meriah. Namun kemungkinan itu belum di teliti dengan Memadai Dari latar belakang diatas kelihatan bahwa tujuan pembua¬ tan dan pengarakkam tabut itu mempunyai kaitan yang erat dengan ekspressi rasa duka dan rasa hormat terhadap Husein bin Ali yang meninggal pada hari asura. Sebagai simbol dari rasa duka sekali gus hormat itu dibuatlah rangkaian "bunga raksasa" yang disebut tabut. Seperti karangan bunga yang berwarna putih pertan¬ da berduka, seperti bunga kamboja yang di kampung saya disebut dengan bunga salapan. Membuang tabut ke laut bagaikan menabur karangan bunga sebagai ungkapan duka yang dalam. Waktu saya kecil yang suka bergembira, berteriak bermain ombak dan berebutan memperebutkan tabut yang di buang, saya sangat menantikan saat-saat seperti itu ialah ketika tabut itu di buang. Tapi kini setelah saya beranjak dewasa, timbul fikiran lain, bukankah sesuatu yang dibuang-buang itu sia-sia dan muba¬ zir? Dan Mubazirun Ikhwanul Syaitan?. Apalagi kalau yang di buang itu dua buah tabut besar yang biayanya bukan main, membuatnya membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang sangat besar. Tidak mudah membuatnya dan tak mudah pula mengumpulkan dana yang demi¬ kian besar, hanya untuk di buang?. Apakah tidak sebaiknya, tabut itu diarak juga ke pinggir laut, dan secara simbolis ada sesuatu yang di buang kelaut sebagai penganti tabut. Bisa saja tabut mini yang kecil yang biasa diarak waktu minta sumbangan sebelum Tabut besar keluar. Atau yang di buang itu salah satu saja dari bunga salapan yang di potong dan dihanyutkan ke laut lepas, sedangkan yang lain-lainnya di simpan dan di pelihara kembali, karena pesta tabut ini akan berulang setiap tahunya. Dan disaat pembuangan ke laut diadakan tata cara yang baik sambil mengingatkan dan menge¬ nang sejarah Husein dan berduka atas kepergiannya. Mungkin ada kata-kata yang menusuk dan menggugah hati untuk mengingat kembali bahwa Islam ini pernah tercabik-cabik, hanya oleh karena persoa¬ lan kecil dan sepele dan juga karena terjadinya salah pengertian, dan saling curiga. Kita peringati agar peristiwa itu tidak terulang lagi. Supaya kita bersatu padu jangan sampai terpecah. Kita rasakan akibat terpecah menimbulkan kemunduran dan kerancuan dalam agama kita. Untuk itu saya teringat akan sebuah Firman Tuhan dalam Al=Qur'an dalam surat Al hujarat ayat 11: "Hai Orang-orang beriman Janganlah suatu kaum meng olok- olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang di olok- olokkan) lebih baik dari mereka (Yang meng olok-olokan) dan jangan pula wanita-wanita (meng olok-olok an) wanita lain (kare¬ na) boleh jadi wanita (yang di olok-olokan) lebih baik dari pada yang mengolok-olokkan, dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah (mereka) beriman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim" P a d a n g 29 Juni 1994 "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com" -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.