Sayang baik kutipan dari pembicara seminar maupun tanggapannya kurang (daripada 
dikatakan tidak) ilmiah karena tidak ada satu literatur pun yang dirujuk. 
(CMIIW)

Maaf kalau ambo salah.

Salam,
ZulTan, L, 50, Bogor
"It's not whether you get knocked down, it's whether you get up!"

-----Original Message-----
From: "Nofendri T. Lare" <nof...@rantaunet.org>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Tue, 8 Feb 2011 07:08:36 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: BUDAYA MINANG DAN MELAYU, IBARAT DAUN SIRIH  RE: Re: [R@ntau-Net]
 Undangan IKMR Riau di Seminar Adat dan Budaya Minangkabau

Seminar IKMR yang digelar pada 29 Januari 2011 dengan tema "Keselarasan
Budaya Minang dan Melayu dalam Kehidupan Antar Budaya". Rencana seminar ini
telah mendapat sambutan positif oleh budayawan terkenal H Tenas Effendi.
beliau menekankan bahwa akar kebudayaan antara Minang dan Melayu itu sama,
yakni Islam.

Harapan beliau kita jangan terjebak dalam pemikiran yang sempit atau
terpasung dalam wawasan sempit mengenai budaya Minang dan Melayu. Akar
kebudayaan keduanya sama yaitu Islam, membe-dakannya hanyalah unsur (Haluan,
Jumat, 21 Januari 2011 Hal 16).

Rasanya tidak berlebihan kalau kita menyampaikan apresiasi kepada IKMR dan
budayawan kita H Tenas Effendi, seminar ini terasa penting dan ingin
mengung-kapkan keserasian budaya Minang dan budaya Melayu dalam kehidupan
antarbudaya.

Saya sependapat dengan Tenas bahwa akar kebudayaan antara Minang dan budaya
Melayu itu sama, yaitu Islam, namun saya berbeda pendapat kalau dikatakan
yang membe-dakan budaya Minang dan Melayu itu adalah unsurnya.

Menurut saya, baik akar maupun unsurnya antara buda-ya Minang dan Melayu itu
adalah sama yaitu ibarat dua permukaan daun sirih, yang satu permukaannya
kasar dan satu lagi licin (halus). Namun bila digigit rasanya sama saja
yaitu pedas

Kebudayaan sebagai hasil perjuangan manusia di samping bersifat indah dan
luhur, juga bersifat memajukan dan memu-dahkan hidup dan kehidupan manusia.
Sebagai buah budi kebudayaan mengandung kein-da-han dan keluhuran, yaitu
bersifat baik, benar, dan adil. Melalui kebudayaan orang dapat hidup tertib,
damai, salam dan bahagia, dan dapat mense-jah-terakan dan membahagiakan diri
dan orang lain.

Umumnya unsur kebuda-yaan itu pada dasarnya sama yaitu buah pikiran (cipta),
buah perasaan (rasa), dan buah kemauan (karsa). Begitu juga kebudayaan
minang dan mela-yu dalam kehidupan antar budaya, pastilah memiliki unsur
yang sama.

Jadi dari segi akar, hakekat sifat dan unsurnya budaya Minang dan Melayu itu
sama, mungkin yang berbeda dalam segi isi, bentuk dan iramanya sesuai dengan
perubahan alam dan zaman. Sampai saat ini harmonisasi (keselarasan) budaya
minang dan melayu tetap terjaga dengan baik dalam kehidupan antarbudaya.

Seminar ini semakin mena-rik, karena dikaitkan dengan budaya Minang dan
budaya Melayu dengan kehidupan antarbudaya. Kehidupan antar-budaya merupakan
sebuah kehidupan yang tumbuh dan berkembang seperti hidup, tumbuh dan
berkembangnya manusia. Adakalanya kebuda-yaan itu lahir, tumbuh, maju,
berkembang dan berubah, adakalanya kebudayaan menjadi tua, mundur,
sakit-sakitan, dan mati.

Secara manasuka (asosiasi) maka kebudayaan itu akan tumbuh dan maju. Bila
kebuda-yaan berkawan secara paksa dapat mengakibatkan kemun-du-ran, bahkan
mungkin kema-tian (dekadensi kebudayaan). Kebudayaan dapat berkawan dengan
kebudayaan lain dan keduanya dapat menghasilkan keturunan.

Bila perkawinan kebuda-yaan secara asosiasi (bercampur tetapi tidak
bersatu), maka keturunannya tidak murni disebut campuran atau bleste-ran.
Keturunan kebudayaan seperti ini biasanya tidak bertahan lama dan akan
meng-alami kemusnahan (dekadensi). Bila kebudayaan kawin secara asimilasi
(bersatu) maka ketu-runannya akan menghasilkan kebudayaan baru yang tumbuh,
berkembang, dan maju.

Hidup tumbuhnya kebudayaan yang baik adalah yang bebas dan merdeka sesuai
kodratnya dan iradatnya. Kebudayaan tumbuh secara evolusi yaitu terus
menerus secara berkesinambungan antara budaya di waktu yang lampau, waktu
yang berjalan sekarang, dan budaya diwaktu yang akan datang. Bila melalui
evolusi tidak memenuhi kehendak bangsa secara keseluruhan (nasional), maka
dapat terjadi revolusi kebudayaan yaitu perubahan secara total dan cepat
untuk mengembalikan suasana yang normal. Hidup dan tumbuhnya kebudayaan
selalu mengandung arti pemeliharaan, memajukan, dan menjunjung tinggi,
secara sadar dan insaf, karena itu kebudayaan disebut sebagai kultur yang
artinya pemeli-haraan.

Ki Jal Atri Tanjung
(Dosen Universitas Tamansiswa Padang)

Ditulis oleh Teguh         
Minggu, 06 Februari 2011 01:02
http://harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1278:bu
daya-minang-dan-melayu-ibarat-daun-sirih&catid=48:limpapeh&Itemid=162

Wassalam
Nofend/34+/M-CKRG

=> MARI KITA RAMaIKAN PALANTA SESUAI DENGAN VISI-NYA!!
Forum komunikasi, diskusi dan silaturahmi menggunakan email ini sangat
dianjurkan selalu dalam koridor topik: yang berhubungan dengan Ranah Minang,
Urang Awak di ranah dan rantau, Adat dan Budaya Minangkabau serta Provinsi
Sumatera Barat.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke