Dunsanak nan dilapau Betul Pak TR
Pengalaman berbicara kalau lah tabukak akses jalan disekirar atau membelah hutan lidung suaka margasatwa yang rata-rata topographinya berat (salah satu indikator menetapkan sebuah kawasan hutan) maka kecendurangan hutan kiri kanan di seputar G Merapi (M), Singgalang (S) dan Talang (T) itu akan terjadi pembalakan liar serta okupasi lahan untuk pertanian oleh masyarakat yang terkadang jauh dari kaidah cara pengeloloaannya konservasi tanah dan air dan berpotensi longsor dan erosi sedikit demi sedikit suatu saat akan terakumulasi (jika tanah terkelupas lonsor sedikit saja kecendrungannya akan selalu bergerak (labil) dan tentunya akan menyengsarakan sebuah komunitas masyarakat yang dilembah atau di daratan (fenomena Galodo) yang rata-rata hidup secara agraris Secara awam dan sederhana coba kita ambil peta top daerah sekitar M,S dan T tersebut juga peta citra landsat terkini (untuk melihat penutupanvegetasi) bagaimana alur/badan jalan yang akan dibuat itu, masih adakah punggung bukit atau puncak bukit yang saling sambung menyambung tanpa terputus pada ketinggian yang sama atau jika mendaki keatas dengan kemiringan yang bisa ditoleransi buat kendaraan motor begitu juga radius belokannya, jika terpotong dan perlu di hubungkan berapa lebar jurang tersebut dan kedalamannya berapa tinggi dan banyak tonggak beton kokok (seperti di kelok sembilan akan dibuat), belum lagi sungai dan anak sungai berapa banyak. Dipeta jantop yang diterbitkan bakosurtanal TNI AD kita bisa lihat garis-garis kontur dan kemiringan mulai dari dataran sampai kepuncak kedua gunung tersebut, jika masih mengandalkan pembuatan jalan mengikuti kontur itu artinya akan ada pemapasan tebing gunung dan penimbunan yang rawan lonsor dan erosi, badan jalan di papas dan dikupas agar datar tapi sebelah kiri atau kanannyo adalah tebing sisilainnya pasti jurang yang dalam menganga (bisa lihat jalan alternatif dari Sicincin, Malalak tembus ke Padang Luar yang sedang di bangun sekarang) jika tidak memapas dan mengikuti kontur maka siap-siap menghubungkan suatu tempat yang terpisah dengan beton2 penopang jalan seperti kelok 9 (jika ini yang dilakukan maka memang diperlukan uang yang banyaknya kalau di bakar bisa menghanguskan satu ekor kerbau besar) banyak lagi kajian2nya secara teknis yang saya sampaikan itu hanya kulit2nya saja. Dijaman "Pitih samakin sarik, nan rokok samakin lamak juo diisok" memang perlu skala Prioritas membangun ini walau secara teknis bisa saja membangun jalan kendaraan keatas gunung M.S, dan T banyak lagi skala prioritas dari pada membuat jalan layang yang sangat indah seperti maket2 serta animasi-animasi yang membuat kita berdecak kagum dalam membangun sarana dan prasarana jalan buat yang katanya buat parawisata seperti didearah Agam yang topografinya cukup berat menuju Bukit Tinggi dengan jalan2 layang dan tonggak beton yang tinggi dengan jumlahnya ratusan buah dan menurut saya tidak ada gunanya karena parawisata ranah minang berbasis alam dengan keindahan apa adanya, bukan parawisata sebuah industri yang lengkap dari hulu ke hilir seperti genting hihgland yang dicontohkan Pak Taufik, ada alam, ada judi, ada sek, dan lain sebagainya tentu mereka melengkapi sarana dan prasarana yang canggih2. Jadi orang luar yang berkata "orang sumbar bodoh itu" memang Terrrlaaalluuuu kurang ajar, utaknyo di ampu kaaakkiiii Wass-Jepe ________________________________ Dari: "taufiqras...@rantaunet.org" <taufiqras...@rantaunet.org> Kepada: rantaunet@googlegroups.com Terkirim: Sel, 14 Juni, 2011 18:21:57 Judul: Re: Bls: [R@ntau-Net] BUAT JALAN KE GUNUNG MERAPI/TALANG Ambo satuju jo Jepe... Jan samokan Merapi- Singgalang jo Tangkuban Perahu Iko meliputi medan maupun kandungan Flora-Faunanyo Kok medannyo tantu labiah barek dari Tangkuban Perahu, baitu juo pengaruh/ gangguan pada Ecosystemnya akan lebih beresiko Jadi manuruik ambo bia sajolah sesuai dengan kondisi kini ko Baitu juo kok ka di buek kereta gantung bantuak dari bawah KL ka Genting Highland Itu raminyo kan dek urang bajudi, kalau sekadar jalan2 indak baitu banyak Kok dibuek jalan group nan naiak tantu bukan Mapala/Wanadri lai, tapi club racing ---TR Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/