Pagi ini di jalan raya saat saya berkendara menuju kantor di jalanan sempat
sedikit macet, saya bertanya-tanya kenapa jalanan macet, ternyata ketika
saya bisa melewati sumber kemacetan tersebut berasal dari supir angkot dan
pengemudi mobil sedang bertengkar, mungkin karena angkit berjalan semaunya,
tetapi hal ini sudah wajar terjadi, mengapa orang yang mengemudi mobil
tersebut tidak mengalah ya. menimbulkan pertanyaan dalam hati.

Saya pun sering melihat pertengkaran di rumah, dikantor, saat menjalankan
bisni yang paling nyata adalah kasus Monas, dan perkelahian yang terjadi di
Cilandak Townsquare, sebenarnya pertengkaran dan perbedaan pendapat bisa
diselesaikan dengan sikap mengalah, Sikap mengalah memang bukanlah sikap
yang populer untuk kehidupan kita ini. Justru orang yang mengalah sering
kali orang yang diinjak, orang yang dirugikan, jadi akhirnya kita cenderung
mengembangkan sikap tidak mau mengalah. Masalahnya sikap ini sering kali
kita bawa ke dalam aspek-aspek kehidupan termasuk dalam kehidupan
bermasyarakat.penyebab Kita tidak mau mengalah adalah

1. kita merasa kita lebih tahu
Kita menganggap kitalah yang mengetahui kebenaran dan mengharapkan pihak
yang satunya mengiakan pandangan kita. sifat dasar pengetahuan adalah
sombong artinya kalau tidak hati-hati pengetahuan mudah sekali membuat orang
sombong. Pengetahuan sejati bukanlah pengetahuan yang bersifat intelektual
atau pengetahuan yang bersifat kognitif yakni dalam pikiran kita. Kita
dianggap berpengetahuan jika kita mempunyai Mengerti dan Bijaksana

2. Kita merasa diri berhak,
kita dengan pendapat kita merasa yang paling berhak, berhak tidak sakit
hati, berhak atas pemahaman kita, dan berhak atas yang lainya,Sebenarnya
hak-hak yang paling baik adalah melepaskan hak pribadi untuk Kemaslahatan
kita bersama.

3. Kita Mera Diri Paling Benar
Karena kita merasa lebih berpengetahuan, atau peningkatan ego kita yang luar
biasa, atau kita memiliki kekuasaan yang lebih, maka kita merasa diri kita
paling benar, sehingga kita sangat sulit untuk mengalah, walau kita tahu
sebenarnya kita adalah salah

Kita sama-sama mengetahui bahwa dalam menyelesaikan suatu masalah, bila
kedua belah pihak selalu mau menang sendiri, tidak ada yang mau mengalah,
maka pasti tidak akan berhasil dengan baik, bahkan selamanya tidak bisa
membereskan masalah-masalah tersebut. Padahal dengan mengalah dapat
menetralisir segala pertikaian, masalah besar akan menjadi kecil dan masalah
kecil akan dinihilkan, suasana tegang akan berubah menjadi tenang damai.
Mengalah juga menunjukkan kelapangan dada seseorang, juga memperlihatkan
pandangan orang itu tidak sama dengan orang-orang pada umumnya.

Kita sering mengalami perbedaan pendapat atau keinginan dengan seseorang
dalam hubungan interaksi sosial kita sebagai manusia, perbedaan pendapat
atau keinginan  tidak akan terjembatani hanya dengan perdebatan-perdebatan,
apalagi diwarnai saling menyalahkan dan pemaksaan kehendak. Sikap saling
menyalahkan dan pemaksaan kehendak hanya akan mengakibatkan sakit hati pada
kedua belah pihak. Jalan keluar yang rasional dan manusiawi dari perbedaan
pendapat atau keinginan justru adalah sikap "mengalah dalam pengertian yang
benar". Artinya, tidak memaksakan kehendak atau kesukaan diri sendiri,
tetapi membiarkan diri mengikuti kehendak orang lain, demi terjadinya
perubahan-perubahan rasional dan manusiawi (perbaikan-perbaikan) dalam diri
sendiri maupun diri orang lain. Langkah ini memungkinkan terjembataninya
perbedaan-perbedaan di antara mereka yang berbeda.

Perbuatan mengalah, walaupun kadang menyesakkan dada, tetapi lebih banyak
membuahkan kebaikan ketimbang sikap bersikukuh menganggap diri sendiri
benar. Mengalah juga merupakan pilihan sikap yang jauh lebih dewasa dan
bijaksana, merendahkan hati dan mengalah menepis keegoisan dan rasa
direndahkan atau meninggikan harga diri tak jarang merupakan jawaban dari
rentetan kegalauan dan gejolak hati yang ingin selalu dimenangkan, coba
berbicara sejenak dengan hati nurani. apa ruginya sih mengalah? toh hasilnya
adalah perdamaian bukan...

Pernah dengar kata pepatah bijak "mengalah bukan berarti kalah". Sifat
mengalah dikatakan akan membawa berkah. Setidaknya, menghindari sesuatu hal
yang tidak diinginkan. tetapi mengapa kita sulit dalam mengalah, hal itu
disebabkan karena faktor ego yang besar dari manusia, yang selalu ingin
menang dan juara. Karena ego manusia, kadang sifat mengalah malah membawa
penurunan gengsi. Banyak orang beranggapan mengalah dikategorikan kalah,
sehingga menurunkan gengsi. Padahal secara spiritual, mengalah sifat yang
sangat mulia.

Banyak mengalah dan tidak bertengkar, menunjukkan kebesaran jiwa seseorang.
Bisa memaafkan orang lain, juga menunjukkan intelektual seseorang. Pada
umumnya setelah urusan terselesaikan dengan baik, lawan itu akan merasa
menyesal atau menyalahkan diri sendiri.Maka apabila mengalami suatu
permasalahan, bila bisa mundur selangkah, biarpun ini urusan yang ruwet,
juga akan bisa diatasi dengan sempurna, dari pada harus bertahan dan akan
menyebabkan kehancuran. Ayo kita biasakan diri kita mengalah, untuk mendapat
kemenangan yang lebih besar bukan.

"wani ngalah luhur wekasane" (Barangsiapa berani mengalah, maka pada
akhirnya ia akan mendapatkan kebahagiaan dan kemuliaan)


Depok, 05 JUni 2008
http://erwinarianto.multiply.com/journal/item/544/Saya_akan_mengalah_karena_saya_akan_menang
...
joint di milist saya di [EMAIL PROTECTED] yuk...
-- 
Best Regard
Erwin Arianto,SE
エルイン アリアント (内部監査事務局)
-------------------------------------
SINCERITY, SPEED,  INOVATION & INDEPENDENCY


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke