Re: [Keuangan] Beranikah Bank Syariah Menjadi 'Grameen Bank' di Indonesia?
Apakah prktek Bank syariah itu hanya dari bunga atau bagi hasil saja, Bagaimana kalau ada lembaga Bank Syariah menghire karyawan dengan status out sourcing selamanya yang setaip saat bisa diPHK ?. Bukankah membuat staffnya tenang dalam bekerja termasuk juga bagian penerapan syariah itu sendiri prinsip adil ? --- Pada Sel, 21/7/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis: Dari: Ari Condro masar...@gmail.com Judul: Re: [Keuangan] Beranikah Bank Syariah Menjadi 'Grameen Bank' di Indonesia? Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 21 Juli, 2009, 12:22 PM tuh kan, untuk kredit mikro salah satu kuncinya adalah monitoring harian. * modus bank thithil minded * 2009/7/21 Tjandra Irawan tjandrairawan@ gmail.com: Seandainya diskusi ini tidak di milis AKI, saya sudah malas menanggapi tulisan dari penulis/blogger malas. Mereka malas membaca Grameen Bank (GB) secara mendalam, hanya mendengar bahwa yang dilakukan oleh GB sudah hebat lantaran Mohamad Yunus memenangi hadiah Nobel Perdamaian. Untung ada orang seperti Mas Madjmudin yang mengutip Prof. Dr. MA Manan mengenai 9 mitos ttg Grameen Bank. Kesalahan terbesar penulis/blogger tersebut adalah kekeliruan pemahamannya tentang GB. Penulis menganggap GB sebagai model atau metodologi penyaluran kredit mikro untuk pengentasan kemiskinan. Padahal model tersebut sudah diakui kegagalannya oleh GB, dan sudah dikoreksi dengan diperkenalkannya GB II. Banyak sekali perubahan PRINSIP antara GB (classic) dengan GB II. Dalam GB II tidak lagi ada tanggung renteng; anggota yang tidak mempunyai pinjaman tidak lagi dikeluarkan (dalam GB classic, anggota yang tidak lagi punya hutang harus dikeluarkan) . Salah satu hasil perubahan ini, untuk pertama kalinya LDR GB kurang dari 100%, alias simpanan yang dimobilisasinya lebih besar dari pinjaman yang disalurkan. Ini salah satu hal untuk membuktikan bahwa mereka adalah benar-benar bank, bukan finance company! Meskipun sudah ada perubahan, GB masih belum dianggap berhasil. Sebagaimana sudah pernah diulas oleh THE WALL STREET JOURNAL edisi November 27, 2001. Yang terakhir adalah ulasan komprehensif tentang microcredit yang ditayangkan TV Perancis pada tanggal 15 Mei 2009. Yang ngerti bahasa Perancis, silakan lihat di http://envoye- special.france2. fr/index- fr.php?page= reportage id_rubrique= 947 Yang paling menarik, dalam berita Kompas, Sabtu, 18 Juli 2009, Resep Neoliberal Gagal, UNCTAD masih melaporkan Bangladesh sebagai 49 negara termiskin dunia yang tak beranjak dari kemiskinan. Dalam hal apa GB berhasil, selain menambah jumlah anggota dan meningkatkan asetnya? Kalau ada yang berminat mempelajarinya secara mendalam, pasti akan sangat menarik. Bank Gakin (Bank Keluarga Miskin) mencoba meniru, bahasa halusnya, mereplikasi GB. Sayangnya yang direplikasi justru kegagalan GB, he, he, he, ... Apakah Bank Gakin itu bank, atau lembaga pembiayaan? Teman-teman yang bekerja di perbankan pasti tahu benar dan dapat mensharingkan bagaimana seharusnya sebuah bank, apalagi bank ritel! Sekarang soal berikutnya, yaitu apakah ada kaitannya dengan sistem perbankan Syariah. Apakah kalau Bank Gakin menerapkan sistem syariah lantas tidak akan mengalami masalah likuiditas yang diberitakan dalam Radar Jember? Saya yakin teman-teman tahu jawabannya. Masalah likuiditas tersebut timbul bukan soal penerapan syariah atau bukan, melainkan soal layanan keuangan apa yang akan digunakan untuk mengentaskan kemiskinan: penyaluran kredit mikro saja atau penyediaan layanan keuangan yang lengkap. Mau memeras orang kecil dengan menyalurkan pinjaman saja, atau mau meningkatkan kesejahteraan orang kecil dengan menyediakan layanan keuangan yang lengkap agar mereka dapat terbantu dalam mengelola keuangannya untuk consumption smoothing! Soal penerapan sistem perbankan Syariah dalam pengentasan kemiskinan atau khususnya Grameen replication bukanlah hal baru. Teman-teman di Koperasi Baytul Ikhtiar (BAIK) yang merupakan bagian dari Peramu--works to empower mustadh'afiin, sudah lebih dulu dari Bank Gakin menerapkan sistem perbankan syariah untuk pengentasan kemiskinan dengan model pelayanan replikasi GB. Awal Juli lalu saya mengunjungi mereka, dan mereka mengamini pengalaman praksis saya sebagai konsultan keuangan mikro bahwa mereka harus meningkatkan pelayanan penerimaan setoran harian. Model pelayanan mingguan secara berkelompok terbukti kurang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Karena para anggotanya masih harus susah payah berjuang untuk menyimpan uang tunai yang diterimanya pada hari Sabtu sampai pada hari pertemuan. Silakan teman-teman berkunjung untuk mendalami yang terjadi di lapangan dan ajukan pertanyaan yang mendalam. Semoga bermanfaat. Salam, Irawan -- salam, Ari Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com [Non-text portions of this message have been
[Keuangan] Aset perbankan syariah tumbuh 30%
Siapa bilang bisnis bank syariah tidak menggiurkan :-) Dari Bisnis Indonesia JAKARTA: Aset perbankan syariah sampai dengan Juni menyentuh Rp56 triliun atau tumbuh 30% dari posisi periode yang sama tahun lalu seiring dengan pembiayaan yang ekspansif dan masuknya sejumlah pemain baru. Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia Ramzi A Zuhdi menuturkan aset perbankan syariah pada semester I/2009 tumbuh 30% menjadi Rp56 triliun berkat perkembangan pembiayaan dan masuknya bank syariah baru. Kami masih yakin aset perbankan syariah sampai akhir tahun ini bisa mencapai Rp65 triliun yang didorong baik oleh peningkatan bisnis maupun munculnya bank umum syariah baru yang tahun ini akan bertambah sebanyak lima bank, ujarnya di Jakarta pekan lalu. Ramzi menjelaskan pertumbuhan perbankan syariah dari sisi bisnis terlihat dari penyaluran pembiayaan ataupun dana pihak ketiga yang meningkat dalam kisaran 25%-30% di tengah melambatnya industri perbankan. Berdasarkan data Bank Indonesia per Mei, ekspansi pembiayaan masih dapat tumbuh 26,11% dari level pada bulan yang sama 2008 lalu yang masih Rp32,29 triliun menjadi Rp40,72 triliun. Kucuran pembiayaan terbesar disalurkan ke sektor produktif khususnya sektor usaha kecil menengah yang menyerap sebesar Rp29,22 triliun atau menyumbang 72% terhadap total pembiayaan.
Re: [Keuangan] Aset perbankan syariah tumbuh 30%
Berapa persen pangsa perbankan nasional? Kalo masih kurang dari 5% ya marginal namanya Bank syariah bisa tumbuh karena mendompleng kebesaran nama induknya, misalnya BSM, BRI Syariah, BNI Syartiah, Danamon Syariah, menyusul BCA Syariah.artinya secara global ini hanya strategi diversifikasi dari induk. Karena masih 5% kurang, maka masih blm merupakan prioritas pengembangan dari induk, hanya sekedar...ibarat supermarket ya jualan A-Z. Banks syariah yang ngak punya induk bank...ya ngak kemana2...kebenaran cuma satu BMI Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: herisetiono004 herisetiono...@yahoo.com.sg Date: Wed, 22 Jul 2009 01:51:40 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: [Keuangan] Aset perbankan syariah tumbuh 30% Siapa bilang bisnis bank syariah tidak menggiurkan :-) Dari Bisnis Indonesia JAKARTA: Aset perbankan syariah sampai dengan Juni menyentuh Rp56 triliun atau tumbuh 30% dari posisi periode yang sama tahun lalu seiring dengan pembiayaan yang ekspansif dan masuknya sejumlah pemain baru. Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia Ramzi A Zuhdi menuturkan aset perbankan syariah pada semester I/2009 tumbuh 30% menjadi Rp56 triliun berkat perkembangan pembiayaan dan masuknya bank syariah baru. Kami masih yakin aset perbankan syariah sampai akhir tahun ini bisa mencapai Rp65 triliun yang didorong baik oleh peningkatan bisnis maupun munculnya bank umum syariah baru yang tahun ini akan bertambah sebanyak lima bank, ujarnya di Jakarta pekan lalu. Ramzi menjelaskan pertumbuhan perbankan syariah dari sisi bisnis terlihat dari penyaluran pembiayaan ataupun dana pihak ketiga yang meningkat dalam kisaran 25%-30% di tengah melambatnya industri perbankan. Berdasarkan data Bank Indonesia per Mei, ekspansi pembiayaan masih dapat tumbuh 26,11% dari level pada bulan yang sama 2008 lalu yang masih Rp32,29 triliun menjadi Rp40,72 triliun. Kucuran pembiayaan terbesar disalurkan ke sektor produktif khususnya sektor usaha kecil menengah yang menyerap sebesar Rp29,22 triliun atau menyumbang 72% terhadap total pembiayaan. [Non-text portions of this message have been removed] = Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 = Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas. = Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnyaYahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Keuangan] FW: Sri Mulyani Batal Menjadi Calon Gubernur BI
Mungkin masih lebih senang sebagai Menko? _ From: B.DORPI P. [mailto:bdo...@indopetroleum.com] Sent: Wednesday, July 22, 2009 7:34 AM To: !B. DORPI P. Subject: Re.: Sri Mulyani Batal Menjadi Calon Gubernur BI Importance: High http://www.tempointeraktif.com/hg/perbankan_keuangan/2009/07/21/brk,2009072 1-188309,id.html http://www.tempointeraktif.com/hg/perbankan_keuangan/2009/07/21/brk,20090721 -188309,id.html Selasa, 21 Juli 2009 | 22:44 WIB Sri Mulyani Batal Menjadi Calon Gubernur BI TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dikabarkan batal menjadi calon Gubernur Bank Indonesia. Ketua Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat Achmad Hafiz Zawawi mengatakan nama Sri tidak lagi masuk bursa calon pengganti Boediono, yang mengundurkan diri karena menjadi calon wakil presiden. Tidak jadi lagi Sri Mulyani, tapi saya tidak mengetahui nama calon-calonnya, kata Hafiz di Museum Bank Indonesia yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa (21/7). Hafiz mengharapkan Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa mengirimkan nama calon Gubernur Bank Indonesia paling lambat pertengahan Agustus 2009. Saat berkunjung ke redaksi majalah Tempo, 24 Juni lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebutkan nama Sri Mulyani sebagai salah satu kandidat Gubernur Bank Indonesia. Sudah ada calon. Mungkin dua calon. Salah satu calon, ya, Menteri Keuangan saya, Sri Mulyani, tuturnya. Namun, belakangan, seusai pemilihan presiden, nama Sri Mulyani meredup. Bekas direktur eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) itu kemungkinan akan dipertahankan sebagai menteri keuangan. Dua nama yang saat ini banyak dijagokan menjadi gubernur bank sentral adalah Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Sarwono dan Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution. Darmin baru-baru ini terpilih sebagai Deputi Gubernur Senior menggantikan Miranda Swaray Goeltom. Sekretaris Negara Hatta Rajasa membenarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menandatangani surat keputusan soal Darmin sebagai Deputi Gubernur BI. Tapi saya lupa persis tanggalnya, kata Hatta melalui layanan pesan singkat. Dalam konferensi pers mengenai penerimaan pajak semester pertama siang tadi, Darmin mengaku belum tahu kapan akan diambil sumpah sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Menurut jadwal, Miranda akan habis masa tugasnya pada Ahad ini. Saat ditanya perihal pengganti dirinya, Darmin tak mau berkomentar banyak. Kita tunggu saja, saya tidak berwenang, ucapnya. Dia juga menolak menyebut jumlah nama yang telah berada di meja menteri keuangan. EFRI RITONGA | EKO NOPIANSYAH | RIEKA RAHADIANA __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature database 4265 (20090721) __ The message was checked by ESET Smart Security. http://www.eset.com [Non-text portions of this message have been removed]
[Keuangan] FW: Goodyear's shock exit from Temasek
_ From: B.DORPI P. [mailto:bdo...@indopetroleum.com] Sent: Wednesday, July 22, 2009 6:54 AM To: !B.DORPI P. Subject: Re.: Goodyear's shock exit from Temasek Importance: High http://www.financeasia.com/article.aspx?CIID=150714 http://www.financeasia.com/article.aspx?CIID=150714 22 July 2009 Goodyear's shock exit from Temasek By Rupert Walker Chip Goodyear leaves Temasek even before taking charge, over differences regarding strategic issues. Charles (Chip) Goodyear will not, after all, become the first foreigner to run Temasek Holdings, the Singapore government investment company. The surprise announcement comes just four months into the leadership transition period, which should have ended with Goodyear taking over the reins from Ho Ching on October 1. According to a statement released by Temasek late yesterday afternoon, the board of directors and Goodyear have concluded and accepted that there are differences regarding certain strategic issues that could not be resolved. Hence they both decided that it is in their mutual interests to end the leadership transition process from August 15, at which time Goodyear will also step down from the board. Goodyear was appointed a member of the Temasek board on February 1 and CEO-designate exactly a month later. It is with much regret that both Chip and the board have accepted that it is best not to proceed with the leadership transition. We wish Chip all the best in his future endeavours, and are happy that Ho Ching has agreed to continue as executive director and CEO, Temasek's chairman S Dhanabalan said. Goodyear added that he too was sorry that we are unable to continue with the leadership transition. Temasek has a fantastic platform and I wish the board, Ho Ching and the team all the best, he said. Temasek was unable to comment on any compensation package agreed with Goodyear. Meanwhile, Ho Ching praised Goodyear's albeit brief contribution, but left open what those strategic issues might be, saying that, in the short time with us, Chip has started a number of initiatives which I believe will help strengthen the Temasek platform. I am sorry he is unable to continue with the leadership transition, and hope to complete the initiatives that he has started. Goodyear is the former boss of leading Anglo-Australian mining group BHP Billiton, and would have been the first foreigner to run Temasek, the smaller of Singapore's government investment companies. He left BHP Billiton in early 2008, having started as chief financial officer in 1999 after a career as an investment banker at Kidder Peabody. His appointment to head Temasek had indicated that a redirection of the firm's investment policy towards the natural resources and energy sectors was likely. But Temasek said yesterday that any inference of a change in focus had merely been a rumour, and that the fund would continue to invest in several sectors, and seek various opportunities. But it looks as if it's back to square one for Temasek in terms of the search for a new boss. In a further statement yesterday, chairman Dhanabalan said the board, including Ho Ching, has been engaged on the issue of CEO succession since early 2005. This involves an annual review of both external and internal candidates over various time horizons [and] Temasek will continue with this annual succession planning process, he said. Ho, who is married to Singapore Prime Minister Lee Hsien Loong took the helm at Temasek in 2004, and had aimed to diversify the fund's portfolio with about one-third invested in Singapore, one-third elsewhere in Asia, and the rest in developed economies. A clear investment philosophy was to invest in industries which should grow in tandem with an expansion of the region's middle class, such as healthcare and education providers. Banking and telecoms also entered the fund's radar. In the financial sector, Temasek bought a 20% stake in Standard Chartered in 2006, but it was its combined $5.3 billion investment in Merrill Lynch in December 2007 and July last year, and its £2.1 billion ($3.1billion) investment in Barclays in 2007 that attracted most attention and which have caused the most pain. The fund made losses of more than $4 billion when it sold these stakes earlier this year. The release of the fund's fiscal 2009 results in August will show how badly it was damaged by the collapse in stockmarkets last year. Temasek's portfolio lost $58 billion in value in the eight months to November 2008, leaving it with total assets of $84 billion, Singapore finance minister Tharman Shanmugaratnam said in May. __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature database 4265 (20090721) __ The message was checked by ESET Smart Security. http://www.eset.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Aset perbankan syariah tumbuh 30%
At 08:51 AM 7/22/2009, you wrote: kan ada yang disebut dengan law of diminishing returns semakin membesar skala suatu ekonomi - maka returnnya akan semakin mengecil. jadi ukuran pertumbuhan 30% tadi semata-mata karena basis-nya memang masih sangat kecil (Asset Rp. 56T dibandingkan dengan total sistem perbankan kita yang memiliki aset Rp. 2309T). Coba kita andaikan tahun depan masing-masing asset meningkat Rp. 10 Trilyun - maka asset perbankan syariah akan disebut bertumbuh 17% - sementara untuk perbankan konvensional akan bertumbuh 0,4%. Yang mungkin perlu diperhatikan justru masalah di NPL (non performing loan) - di mana kredit bermasalah di perbankan syariah mencapai 4,77%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan angka di perbankan konvensional, yaitu 4,14%. Ini berarti debitur di perbankan syariah yang dianggap selektif - ternyata memiliki masalah serius soal kualitas kredit yang berada dalam posisi lebih tinggi kendati masih ketinggalan jauh dalam soal ukuran aset. Secara tidak langsung, ini juga berarti perbankan syariah memiliki aspek resiko yang jauh lebih tinggi daripada perbankan konvensional. Dan sebagaimana kita ketahui, resiko yang lebih tinggi harus dikompensasi oleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi (atau cost lebih rendah). Dan ini berarti tingkat bunga (atau bagi hasil atau apapun) dari perbankan syariah akan berada pada posisi yang lebih tinggi dibanding perbankan konvensional ATAU tingkat return dari penabung akan berada pada posisi lebih rendah ketimbang di bank konvensional. Salah satu pihak menjadi untung dengan beban terhadap pihak lain... Siapa bilang bisnis bank syariah tidak menggiurkan :-) Dari Bisnis Indonesia JAKARTA: Aset perbankan syariah sampai dengan Juni menyentuh Rp56 triliun atau tumbuh 30% dari posisi periode yang sama tahun lalu seiring dengan pembiayaan yang ekspansif dan masuknya sejumlah pemain baru. Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia Ramzi A Zuhdi menuturkan aset perbankan syariah pada semester I/2009 tumbuh 30% menjadi Rp56 triliun berkat perkembangan pembiayaan dan masuknya bank syariah baru. Kami masih yakin aset perbankan syariah sampai akhir tahun ini bisa mencapai Rp65 triliun yang didorong baik oleh peningkatan bisnis maupun munculnya bank umum syariah baru yang tahun ini akan bertambah sebanyak lima bank, ujarnya di Jakarta pekan lalu. Ramzi menjelaskan pertumbuhan perbankan syariah dari sisi bisnis terlihat dari penyaluran pembiayaan ataupun dana pihak ketiga yang meningkat dalam kisaran 25%-30% di tengah melambatnya industri perbankan. Berdasarkan data Bank Indonesia per Mei, ekspansi pembiayaan masih dapat tumbuh 26,11% dari level pada bulan yang sama 2008 lalu yang masih Rp32,29 triliun menjadi Rp40,72 triliun. Kucuran pembiayaan terbesar disalurkan ke sektor produktif khususnya sektor usaha kecil menengah yang menyerap sebesar Rp29,22 triliun atau menyumbang 72% terhadap total pembiayaan.
Re: [Keuangan] FW: Sri Mulyani Batal Menjadi Calon Gubernur BI
yang saya dengar, banyak pengusaha -terutama bos lumpur panas- akan sangat senang bila sri mulyani tak lagi berada di kabinet. menempatkan sri mulyani di bank sentral adalah skenario menendang ke atas. Mungkin masih lebih senang sebagai Menko? _ From: B.DORPI P. [mailto:bdo...@indopetroleum.com] Sent: Wednesday, July 22, 2009 7:34 AM To: !B. DORPI P. Subject: Re.: Sri Mulyani Batal Menjadi Calon Gubernur BI Importance: High http://www.tempointeraktif.com/hg/perbankan_keuangan/2009/07/21/brk,2009072 1-188309,id.html http://www.tempointeraktif.com/hg/perbankan_keuangan/2009/07/21/brk,20090721 -188309,id.html Selasa, 21 Juli 2009 | 22:44 WIB Sri Mulyani Batal Menjadi Calon Gubernur BI TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dikabarkan batal menjadi calon Gubernur Bank Indonesia. Ketua Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat Achmad Hafiz Zawawi mengatakan nama Sri tidak lagi masuk bursa calon pengganti Boediono, yang mengundurkan diri karena menjadi calon wakil presiden. Tidak jadi lagi Sri Mulyani, tapi saya tidak mengetahui nama calon-calonnya, kata Hafiz di Museum Bank Indonesia yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa (21/7). Hafiz mengharapkan Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa mengirimkan nama calon Gubernur Bank Indonesia paling lambat pertengahan Agustus 2009. Saat berkunjung ke redaksi majalah Tempo, 24 Juni lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebutkan nama Sri Mulyani sebagai salah satu kandidat Gubernur Bank Indonesia. Sudah ada calon. Mungkin dua calon. Salah satu calon, ya, Menteri Keuangan saya, Sri Mulyani, tuturnya. Namun, belakangan, seusai pemilihan presiden, nama Sri Mulyani meredup. Bekas direktur eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) itu kemungkinan akan dipertahankan sebagai menteri keuangan. Dua nama yang saat ini banyak dijagokan menjadi gubernur bank sentral adalah Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Sarwono dan Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution. Darmin baru-baru ini terpilih sebagai Deputi Gubernur Senior menggantikan Miranda Swaray Goeltom. Sekretaris Negara Hatta Rajasa membenarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menandatangani surat keputusan soal Darmin sebagai Deputi Gubernur BI. Tapi saya lupa persis tanggalnya, kata Hatta melalui layanan pesan singkat. Dalam konferensi pers mengenai penerimaan pajak semester pertama siang tadi, Darmin mengaku belum tahu kapan akan diambil sumpah sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Menurut jadwal, Miranda akan habis masa tugasnya pada Ahad ini. Saat ditanya perihal pengganti dirinya, Darmin tak mau berkomentar banyak. Kita tunggu saja, saya tidak berwenang, ucapnya. Dia juga menolak menyebut jumlah nama yang telah berada di meja menteri keuangan. EFRI RITONGA | EKO NOPIANSYAH | RIEKA RAHADIANA __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature database 4265 (20090721) __ The message was checked by ESET Smart Security. http://www.eset.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Aset perbankan syariah tumbuh 30%
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: oom poltak benar, ketika sudah ditahapan NPL bank syariah yg dari hari ke hari makin tinggi, tiba tiba pendekar syariah pada diam dan tidak meneruskan bahasannya. Masalah ini sudah pernah di bahas juga kok oleh ahli bank syariah, penyebabnya adalah melemahnya nilai tukar rupiah. Ini berita selengkapnya dari inilah dotcom Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah perbankan syariah bisa mencapai 3,5% hingga 4%� hingga akhir 2008. Kondisi ini merupakan lampu kuning karena kecenderunganya bakal terus naik. Dalam parameter perbankan syariah, NPL 3,5 persen�hingga 4 persen patut diwaspadai. Pasalnya, jika NPL berada pada level itu, kecenderungannya akan terus naik hingga melebihi 5% dan kategorinya adalah lampu merah, ujar Kepala Divisi Penelitian dan Manajemen Proyek Karim Business Consulting (KBC) Alfi Wijaya, di Jakarta, Selasa (16/12/2008). Terus melemahnya nilai tukar rupiah dituding menjadi penyebab NPL perbankan syariah lebih tinggi diatas rata-rata perbankan konvensional. Bagi kreditur besar, kondisi ini menghambat ekspansi bisnis mereka, ujar Alfi seperti dikutip Inilah.com. Di sisi lain, Loan to Deposit Ratio (LDR) di perbankan syariah sampai akhir tahun relatif masih tinggi hingga kisaran 110-120%. LDR merupakan rasio antara pinjaman terhadap dana pihak ketiga. Perbankan syariah juga diminta lebih hati-hati menyikapi LDR ini karena penghitungan di bank syariah tidak sama dengan bank konvensional. Akibatnya, risiko perbankan syariah pun masih cukup tinggi. LDR di perbankan konvensional hanya 60 persen. Dalam perspektif intermediasi, perbankan syariah lebih bagus karena rata-rata LDR di perbankan syariah di atas 100 persen, karena semua dana yang dihimpun berhasil disalurkan. Guna mengantisipasi sulitnya likuiditas perbankan Syariah, pekan lalu BI sudah menerbitkan Peraturan BI (PBI) tentang Operasi Moneter Syariah (OMS). Itu bisa menjadi penolong kejadian luar biasa, seperti kesulitan likuiditas. OMS bisa meringankan risiko itu, kata Alfi. OMS merupakan pelaksanaan kebijakan moneter dalam rangka pengendalian melalui kegiatan operasi pasar terbuka dan penyediaan standing facilities berdasarkan prinsip syariah.
[Keuangan] Langkanya SDM Perbankan Syariah
.Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Lembaga Pengembangan Perbankan Syariah, jumlah tenaga kerja perbankan syariah masih dibutuhkan berkisar 14.000 orang guna mencapai target pangsa pasar.. (Vibiznews â Syariah) â .. Guna mencapai target pangsa pasar sebesar 5% diperlukan banyak penambahan sumber daya manusia. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Lembaga Pengembangan Perbankan Syariah, jumlah tenaga kerja perbankan syariah masih dibutuhkan berkisar 14.000 orang guna mencapai target pangsa pasar. Peran SDM sangat vital bagi sebuah perusahaan karena tanpa tersedianya SDM akan menyebabkan kepincangan pada perusahaan. Kebutuhan akan SDM institusi syariah yang tinggi hampir terjadi pada seluruh institusi keuangan di Indonesia dan beberapa negara lainnya. Hal ini dikarenakan minat para institusi pendidikan masih sangat rendah terhadap SDM keuangan berbasis syariah. Sampai dengan tahun 2010 diperlukan berkisar 11.600 profesional dalam institusi syariah. Hal ini sungguh disayangkan karena perkembangan perbankan syariah tidak dibarengi dengan ketersediaan SDM yang memadai. Saat ini, terdapat sekitar 300 lembaga keuangan syariah di dunia. Mereka tersebar di 70 negara. Pada awal tahun lalu, nilai aset mereka diestimasi mencapai sekitar 300 miliar dolar Amerika Serikat. .