[Keuangan] [ask] jadwal layanan perbankan, tutup tahun 2009

2009-12-20 Terurut Topik anton ms wardhana
dear

ada yang tahu skedul bank yang buka di tutup tahun ini ?
thanks

BR, ari.ams
-- 
-
save a tree, don't print this email unless you really need to


[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Mendagri Cabut 206 Perda Pajak Ganda

2009-12-20 Terurut Topik anton ms wardhana
artikel asli:
http://www.detikfinance.com/read/2009/12/20/170605/1263132/4/mendagri-cabut-206-perda-pajak-ganda

Minggu, 20/12/2009 17:06 WIB
Mendagri Cabut 206 Perda Pajak Ganda
*Chaidir Anwar Tanjung* - detikFinance

*Jakarta* - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi mengaku telah
mencabut 206 Peraturan Daerah (Perda) yang dianggap menjadi pajak ganda.
Perda itu bertentangan dengan perundangan dan segala aturan yang lebih
tinggi.

Selama saya menjadi Mendagri sudah banyak Perda yang dicabut. Perda itu
bertentangan dengan UU serta peraturan yang lebih tinggi. Perda itu semuanya
membebani sektor usaha, kata Gamawan saat akan menghadiri rapat Gubernur Se
Sumatera dan se-Indonesia di Pekanbaru, Riau, Minggu (20/12/2009).

Gamawan menilai ratusan Perda itu selama ini menjadi beban di sektor usaha
seperti di bisnis perhotelan atau perkebunan.

Pengusaha telah membayar izin mendirikan bangunan, izin perhotelan. Namun
masih ada izin atau retribusi  pajak lainnya yang diterbitkan pemerintah
daerah. Sehingga Perda  pajak itu nenjadi beban ganda yang harus ditanggung
pengusaha. Ini jelas sangat membenani pengusaha, katanya.

Gamawan juga menyebut, bila Perda pajak yang membebani para investor itu
tidak ditertibkan, maka akan membuat Indonesia menjadi tidak menarik untuk
pengembangan bisnis di mata investor.

Dan kita ketahui selama ini Indonesia termasuk negara yang paling lama
dalam pengurusan izin. Karena itu kita harus menertibkan masalah ini. Kita
sudah ada kesepakatan dengan empat menteri lainnya agar segala pengurusan
izin investasi harus sudah keluar selama 17 hari, papar Gamawan.

Bila keputusan tersebut nantinya tidak dipatuhi Wlikota atau Bupati, kata
Fauzi, maka hal itu dengan sendirinya akan ada sanksi tegas. Sebab,
keputusan pengurusan izin ini akan diawasi langsung bersama Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).

Kalau memang dalam audit BPK nanti ada kepala daerah yang tidak patuh atas
keputusan tadi, maka has audit BPK akan ditindak lanjuti. Karena itu semua
kepala daerah harus mematuhi keputusan soal izin investasi tadi yang hanya
17 hari, jelas Gamawan.

*(cha/epi)*

-- 
-
save a tree, don't print this email unless you really need to


[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian Indonesia

2009-12-20 Terurut Topik anton ms wardhana
artikel asli: http://perspektif.net/indonesian/article.php?article_id=1227

Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian IndonesiaPerspektif Online
17 December 2009

*Isu pokoknya bukan soal bela Sri Mulyani – Boediono. Itu terlalu personal.
Yang lebih penting adalah kita coba selamatkan nasib kita sendiri dalam arti
tabungan kita, pendapatan kita, pekerjaan kita, dengan mendorong supaya
ekonomi tidak diganggu. Jadi kalau membuat pernyataan atau sikap maka
tujuannya adalah bagaimana menyelamatkan ekonomi Indonesia dari tekanan
politik ini.*
*Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian Indonesia*
*Oleh: Hayat Mansur*
* *
*Ekonom dari Universitas Indonesia DR M. Chatib Basri mengatakan saat ini
aspek politik sudah lebih dominan dalam isu Bank Century karena menyangkut
kursi di kabinet. “Kalau memang mau berkelahi mengenai posisi kursi boleh
saja. Namun jangan donk ekonomi Indonesia dipertaruhkan karena korbannya
akan terlalu banyak dan biayanya juga terlalu mahal kalau ekonomi kita
rusak,” kata Chatib Basri.*
* *
**
* *
*Saat ini Perspektif Online sangat senang mengangkat topik Bank Century
karena banyak terjadi kerancuan pada permasalahan Bank Century yang
dilontarkan politisi dan beberapa pihak seperti terekam di media mainstream.
Guna terus memberikan kejernihan pada publik, kali ini Perspektif Online dan
Perspektif Baru membahas Bank Century dengan ekonom Chatib Basri atau yang
juga akrab dipanggil Dede Basri.*
* *
*Menurut Dede Basri, isu Bank Century merupakan isu yang besar sekali.
Selama ini orang hanya melihat isu tersebut sebatas Bank Century dan terkait
Sri Mulyani - Boediono. Namun ada yang lebih jauh dari hal tersebut dan
tidak sebatas pada Sri Mulyani – Boediono, yaitu negara ini dipertaruhkan.*
* *
*Contoh Dede, saat Bank Century mau diselamatkan (bail out) banyak sekali
beredar pesan layanan singkat (SMS) mengenai bank-bank yang mau dirush.
Bahkan ketika ada demontrasi di satu kantor wilayah yang dekat dengan sebuah
bank membuat orang ribut bahwa bank tersebut dirush.*
* *
*“Itu untuk menunjukkan bagaimana kepanikan yang  terjadi saat itu,” kata
Dede. Apalagi Indonesia tidak melakukan penjaminan penuh terhadap dana pihak
ketiga (blanket guarantee) di**perbankan. Jadi dalam situasi itu maka mau
tidak mau  kita tidak boleh mengambil risiko. Kalau terjadi suatu bank
kolaps maka dampaknya bisa sistemik. Keputusan bail out akhirnya harus
diambil.*
* *
*Sekarang jika krisis global terjadi lagi kemudian ada bank yang terkena
atau kolaps, maka pertanyaannya adalah apakah Menteri Keuangan, siapa pun
dia, berani untuk mengambil tindakan penyelamatan. “Kalau tidak, saya
sebagai investor akan bertanya adalah untuk apa saya menaruh uang di
Indonesia. Saya lebih baik menaruh uang di negara yang memberikan jaminan
100%  atau blanket guarantee,” kata Dede. Ini bukan sesuatu yang
konspiratif, ini sesuatu yang rasional saja. Semua orang akan berusaha
mempertahankan uangnya.*
* *
*Jika melihat perlakuan terhadap Sri Mulyani dan Boediono seperti saat ini,
Dede tidak yakin siapa pun Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia
tidak akan berani mengambil tindakan penyelamatan bank untuk menyelamatkan
negara ini. “Berarti yang terjadi adalah orang baik di-punish (dihukum),
sedangkan yang kurang baik di-reward (diberi angin) dengan kejadian seperti
ini.”   *
* *
*Dede menegaskan bahwa sektor keuangan merupakan bisnis kepercayaan. Yang
paling utama adalah orang percaya atau tidak dengan Indonesia. Kalau tidak
percaya maka akan meninggalkan Indonesia. Saat ini anchor (jangkar) dari
investor baik domestik maupun asing adalah Sri Mulyani dan Boediono. Kalau
anchornya tidak ada maka investor akan bertanya siapa yang akan melindungi
kepentingan di dalam ekonomi saya seperti tabungan dan lain-lain.*
* *
*Para investor telah menyatakan kepada Dede bahwa mereka tidak yakin jika
ada bank yang bermasalah lagi akan diselamatkan karena tindakan yang benar
terhadap Bank Century malah di-punish. Padahal di seluruh dunia tindakan
tersebut dilakukan dan dianggap sebagai sesuatu yang salah dan dihukum.
“Kalau itu terjadi dan para investor menarik uang ke luar negeri maka rush
di bank bisa terjadi dan rupiah bisa mencapai Rp 12.000-an per dolar AS,”
papar Dede.*
* *
*Akibatnya lagi, persoalannya bukan mengenai Sri Mulyani dan Boediono tapi
semua orang yang memiliki tabungan dalam bahaya, dan ekonomi Indonesia ada
dalam bahaya. Jadi yang dilakukan sekarang ini secara tidak langsung
menyiapkan Indonesia menuju kepada kerapuhan sistem keuangan karena yang
dilakukan adalah mencegah orang untuk berbuat baik. “Ini saya kira yang
membuat persoalan lebih krusial dibandingkan isu Bank Century itu,” tegas
dia.*
* *
*Dede Basri mengatakan yang penting saat ini adalah memahami persoalan ini
sangat penting. Jadi isunya bukan soal bela Sri Mulyani – Boediono. Itu
terlalu personal. Yang lebih penting adalah kita coba selamatkan nasib kita
sendiri dalam arti tabungan kita, pendapatan kita, pekerjaan kita, dengan

Re: [Keuangan] Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian Indonesia

2009-12-20 Terurut Topik ari . ams03

Dalam hal empire of silver, contoh itu yang tidak ada dalam hal bank century
Kalo bank yang laen saya kurang tau, masih kecil saya tahun 98 mah :)

Tapi oke deh, ini kan pendapat bahwa ( tentu dengan asumsi bahwa pemilik dan 
atau pengurus ngga punya harta karun :) andainya besok ada bank yang mau 
kolaps, maka otoritas yang berwenang nggga akan berani ambil tindakan ( karena 
takut di pansus kan). Pada titik ini, menurut pendapat ini, maka investor akan 
kabur

So.. Pendapat inilah yang menurut saya patut dibahas bersama apa memang 
segitunya ( dan kalo iya lalu mau gimana ) atau pendapat ini ngaco ( dan lantas 
terus apa )

Kan gitu ?

Menurut saya sih ada benarnya juga. Bukan berarti saya bilang century bersih, 
tapi ketika expose berlebihan kesannya memang jadi ngga ada kpastian hukum.
Saya orang awam di perbankan maka patokan saya adalah hasilnya perbankan rusuh 
dan atau prekonomian kolaps atau tidak, kalau aman aman saja berartu keputusan 
itu sudah benar.

Hanya saja, itu soal keputusannya, maka ada masalah lain lagi, dan inilah 
sebabnya saya mendukung adanya panus century ( tapi tidak untuk hidden agenda 
nya bila ada.. Bila ada loh )
1. Cara ambil keputusannya sah sesuai protap tidak urut2annya ? Atau ada 
pelanggaran hukum..
2. Ada pihak2 yang diuntungkan/diperkaya atau tidak ? Ini tidak termasuk soal 
dana yang dibawa lari.. Kalo itu asli maling
3. Dua ini dulu deh.. Kalo mau dilanjutin ya ada kerugian negara enggak ? 
Kalo ada poin 123, meski secara ekonomi benar tapi memenuhi kaidah korupsi.
Itu asumsi loh, bukan nuduh

Nah pertanyaannya kemudian kok bisa ada sesuatu yang secara hasil benar tapi 
secara teknis lain ngga benar? Pasti ada yang salah dong..

Tapi itu kejauhan Mas.. Yang di atas dulu aja lah.. Hehe

Mohon maaf ini pendapat awam.
Jadi tolong CMIIw

TIA  BR

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: si Nung sinung4mi...@yahoo.com.sg
Date: Sun, 20 Dec 2009 20:19:05 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian Indonesia

On 20 Dec 2009 at 19:42, anton ms wardhana wrote:

 Para investor telah menyatakan kepada Dede bahwa
 mereka tidak yakin jika ada bank yang bermasalah
 lagi akan diselamatkan karena tindakan yang benar
 terhadap Bank Century malah di-punish. Padahal di
 seluruh dunia tindakan tersebut dilakukan dan
 dianggap sebagai sesuatu yang benar dan tepat.
 Kalau itu terjadi dan para investor menarik uang
 ke luar negeri maka rush di bank bisa terjadi dan
 rupiah bisa mencapai Rp 12.000-an per dolar AS
 lagi, papar Dede. 
 
 Akibatnya lagi, persoalannya bukan mengenai Sri
 Mulyani dan Boediono tapi semua orang yang memiliki
 tabungan dalam bahaya, dan ekonomi Indonesia ada
 dalam bahaya. Jadi yang dilakukan sekarang ini
 secara tidak langsung menyiapkan Indonesia menuju
 kepada kerapuhan sistem keuangan karena yang
 dilakukan adalah mencegah orang untuk berbuat
 baik. Ini saya kira yang membuat persoalan lebih
 krusial dibandingkan isu Bank Century itu, tegas dia. 

perasaan mas anton sudah nonton empire of silver ? :)

apa iya, para pemilik dan/atau pengurus bank century (dan 20an bank lain)

menggali silver2 (leluhur) mereka utk menutup 'rush' ?


tia

sinung

ref :
http://www.imdb.com/title/tt1362045/






/*-sig-

http://www.radarjogja.co.id/berita/internasional/5218-pseudo-democracy-demokrasi-kedoknya-demokrator-muaranya.html

http://www.republika.co.id/koran/14/60867/Hari_Jilbab_Dunia_Mengenang_wafatnya_Sahidah_Pembela_Jilbab

-sig-*/









[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:

Re: [Keuangan] Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian Indonesia

2009-12-20 Terurut Topik si Nung
On 20 Dec 2009 at 14:09, ari.am...@gmail.com wrote:

 Dalam hal empire of silver, contoh itu yang tidak ada dalam hal bank century
 Kalo bank yang laen saya kurang tau, masih kecil saya tahun 98 mah :)

yg tahun 97/98an, dari googling ada juga yg mirip,
sudah bersiap mau setor, eh keburu tutup,
trus ngajukan semacam pra-preadilan, trus dicabut sendiri gugatannya, 
entah kenapa ...

 Tapi oke deh, ini kan pendapat bahwa ( tentu
 dengan asumsi bahwa pemilik dan atau pengurus
 ngga punya harta karun :) andainya besok ada bank
 yang mau kolaps, maka otoritas yang berwenang
 nggga akan berani ambil tindakan ( karena takut
 di pansus kan). Pada titik ini, menurut pendapat
 ini, maka investor akan kabur 

dalam kondisi normal saja
otoritas yg berwenang tidak berani menampilkan nama bank dalm pengawasan,
bahkan jumlah bank yg bermasalah disembubyikan dalam prosentase ...

dari laporan pengawasan perbankan 2008,
yg dipublikasi BI april 2009,

Status Bank Des-2007Des-2008
Pengawasan Normal   77,2%   82,4%
Pengawasan Intensif (SIB)   10,2%   12,6%
Pengawasan Intensif 12,6%   3,4%
Pengawasan Khusus   0,0%1,7%
Jumlah  100,0%  100,0%

atau LPP 2007

Status Bank Des»06  Des»07
Normal  77,20%  77,20%
Intensif (Bank Besar)   10,20%  10,20%
Intensif12,60%  12,60%
SSU -   -
Total Bank  100,00% 100,00%

mengapa belum berani menampilkan nama banknya sekalian ?
katanya mau transparansi dan akuntabilitas kepada publik ...

apa menghendaki (calon) nasabah membeli kucing dalam karung ?

mengenai (kemungkinan) investor yg kabur ...
tidak tahu saya ...

sila tengok :
http://bisnis.vivanews.com/news/read/114971-dampak_century_tak_signifikan_ke_pasar

 So.. Pendapat inilah yang menurut saya patut
 dibahas bersama apa memang segitunya ( dan kalo
 iya lalu mau gimana ) atau pendapat ini ngaco (
 dan lantas terus apa ) 
 
 Kan gitu ?
 
 Menurut saya sih ada benarnya juga. Bukan berarti
 saya bilang century bersih, tapi ketika expose
 berlebihan kesannya memang jadi ngga ada kpastian
 hukum. 
 
 Saya orang awam di perbankan maka patokan saya
 adalah hasilnya perbankan rusuh dan atau
 prekonomian kolaps atau tidak, kalau aman aman
 saja berartu keputusan itu sudah benar. 

sama, sinung juga bukan ahli dalam keuangan,
alhamdulillah terdaftar di milis AKI ini :)
trims kepada moderator/owner yg telah meng-approve sinung

btw,

syahdan didirikannya LPS agar nasabah mayoritas (merasa) aman,
dari hitung-hitungan distribusi DPK per oktober 2009,
ternyata nasabah yg jumlah DPK  2M masih mayoritas, 
atau 54 % dalam rupiah maupun dalam jumlah_pemilik_rekening

NO. JUMLAH NOMINAL (Rupiah) JUMLAH REKENING JUMLAH NOMINAL (dalam Triliun 
Rupiah)   Rasio
A   B   C   D   E = (D / D11)
 okt 09  okt 09 
1   s/d 100 Jt  84.044.406   353,24 18,81%
2100 Jt s/d 200 Jt 911.811  129,26 6,88%
3200 Jt s/d 500 Jt 610.996  195,54 10,41%
4500 Jt s/d 1 M245.203  179,54 9,56%
51 M s/d 2 M   112.848  156,90 8,36%
62 M s/d 5 M   55.972   175,61 9,35%
75 M   30.637   687,49 36,62%
JUMLAH  86.011.873   1.877,60   100,00%

direkap   2M dan  2M
 1.014,48   54,03%  54,03%  s/d 2 M

 863,10 45,97%  45,97%   2 M

imho, adanya PENJAMINAN oleh LPS ini yg perlu lebih 
disosialisasikan/di-iklan-kan
untuk menghindari RUSH,

 Hanya saja, itu soal keputusannya, maka ada
 masalah lain lagi, dan inilah sebabnya saya
 mendukung adanya panus century ( tapi tidak untuk
 hidden agenda nya bila ada.. Bila ada loh ) 

 1. Cara ambil keputusannya sah sesuai protap tidak urut2annya ? Atau ada 
 pelanggaran hukum..
 2. Ada pihak2 yang diuntungkan/diperkaya atau tidak ? Ini tidak termasuk soal 
 dana yang dibawa lari.. Kalo itu asli maling
 3. Dua ini dulu deh.. Kalo mau dilanjutin ya ada kerugian negara enggak ? 
 Kalo ada poin 123, meski secara ekonomi benar tapi memenuhi kaidah korupsi.
 Itu asumsi loh, bukan nuduh
 
 Nah pertanyaannya kemudian kok bisa ada sesuatu
 yang secara hasil benar tapi secara teknis lain
 ngga benar? Pasti ada yang salah dong.. 

mengutip dari ustadz zainudding mz :
kalau tongkatnya bengkok bagaimana bayangan mau lurus ... ?

auk ah  ... elap ...

cmiiw

sinung

ref :
http://www.lps.go.id/v2/data/publikasi/Data%20DPK%20Okt%202009.pdf
http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Perbankan+dan+Stabilitas+Keuangan/Laporan+Pengawasan+Perbankan/

 Tapi itu kejauhan Mas.. Yang di atas dulu aja lah.. Hehe
 
 Mohon maaf ini pendapat awam.
 Jadi tolong CMIIw
 
 TIA  BR
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: si Nung sinung4mi...@yahoo.com.sg
 Date: Sun, 20 Dec 2009 20:19:05 
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Subject: Re: [Keuangan] Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian 
 Indonesia
 
 On 20 Dec 2009 at 19:42, anton ms wardhana wrote:
 
  

Re: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian Indonesia

2009-12-20 Terurut Topik Oka Widana
Sebenarnya ada parlemen yang bisa membela mereka, kalo memang mereka benar. 
Namanya DPRD, akronim dari Dewan Perwakilan Rakyat Digital...sudah terbukti 
bisa dipakai sebagai alat penekan.

Selain itu masih ada media, pilar keempat demokrasi. Walaupun media, telah 
dimiliki oleh beberapa orang yg bisa kita kaitan dg parpol tertentu, tetapi 
secara umum media masih cukup netral.

Kita juga bisa lihat ada kekuatan lain yang bisa dipakai. Yaitu media spanduk 
dan demo bayaran. Jika ada peristiwa tertentu, tiba2 spanduk bermunculan 
dimana2 atau ada aksi demo beberapa puluh orang. 

Oka
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Date: Mon, 21 Dec 2009 09:10:55 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan
  Perekonomian Indonesia

At 11:44 PM 12/20/2009, you wrote:




--- In 
mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com,
 
anton ms wardhana ari.am...@... wrote:
 
 
  *Ekonom dari Universitas Indonesia DR M. Chatib Basri mengatakan 
 saat ini aspek politik sudah lebih dominan dalam isu Bank Century 
 karena menyangkut kursi di kabinet. Kalau memang mau berkelahi 
 mengenai posisi kursi boleh saja.

Kursi menteri lagi.
Kursi menteri lagi

Saya amati ya, kayaknya hanya jaman ini saja yang namanya kursi 
menteri sering menjadi titik utama. Sebegitu paling pentingkah 
jabatan ini. Jika ada pemikiran kritis, muncul deh wacana posisi 
menteri. Saya rasa ini pelajaran buat partai partai ke depan jika 
tidak ingin kehilangan pemikiran kritis sebaiknya target menteri 
jangan dijadikan tujuan yang sangat penting. Bikin susah gerak. Kita 
saja yang jadi bagian masyarakat dengernya udah males. Emang nggak 
bisa kritis?


Coba anda lihat - kursi menteri yang berasal dari pejabat yang 
terafiliasi dengan partai dibandingkan dengan kursi yang diisi oleh 
kaum profesional.  Kursi kaum profesional yang cuman sedikit itu saja 
masih juga diincar oleh kekuatan-kekuatan politik - dan ini sudah 
terasa dan terlihat sejak penyusunan kabinet.

Bila anda menganggap posisi menteri ini tidak penting -- coba saja 
crosscheck dengan berbagai kekuatan politik -- rela nggak kursi 
mereka dikurangi untuk diberikan kepada kaum profesional (yang tidak 
terafiliasi partai).

Jawabannya saya rasa akan cukup jelas.

(Dan itu sebabnya yang mereka incar untuk direbut adalah posisi 
jabatan yang dipegang profesional non-partai -- karena mereka tahu 
persis bahwa pejabat-pejabat demikian tidak punya pembela di parlemen).






[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian Indonesia

2009-12-20 Terurut Topik dyahanggitasari


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero hotrad...@... 
wrote:

 At 11:44 PM 12/20/2009, you wrote:
 
 
 Coba anda lihat - kursi menteri yang berasal dari pejabat yang 
 terafiliasi dengan partai dibandingkan dengan kursi yang diisi oleh 
 kaum profesional.  

Jawab :
Inilah dikotomi yang perlu dikoreksi. Memang tidak ada orang profesional dari 
kalangan partai?. Apakah berarti yang bergabung dalam partai partai politik itu 
semuanya tidak profesional?


 
 Bila anda menganggap posisi menteri ini tidak penting

Jawab:
saya tidak mengatakan tidak penting tapi menanyakan apakah ini posisi yang 
paling penting di negeri sehingga harus mengorbankan idealisme partai 
menyalurkan aspirasi rakyat. Sebegitu mahalkah harga jabatan seorang menteri?

 



[Keuangan] Pendapat-pendapat mulia Ibu Sri Mulyani sebagai Ekonom

2009-12-20 Terurut Topik dyahanggitasari
Moga moga beliau masih konsisten.

Dikutip sebagian dari Tempo Interaktif  dengan judul : Berbekal Harapan, Jangan 
Ulangi Kesalahan

1. Tapi, Gus Dur mengulangi kesalahan pemerintahan terdahulu, kata ekonom Sri 
Mulyani Indrawati. Abdurrahman, katanya, tidak mampu memulihkan kembali 
kepercayaan publik dan investor. Salah satu kesalahannya yang terbesar adalah 
melindungi tiga konglomerat: Marimutu Sinivasan, Sjamsul Nursalim, dan Prajogo 
Pangestu.

2. Sri Mulyani sependapat dengan Dradjad. Menurut ekonom Universitas Indonesia 
ini, dengan utang luar negeri 100 persen PDB (produk domestik bruto), akan 
sulit mengembalikan kepercayaan publik dan investor. Meskipun presidennya Mega 
dan tim ekonominya bagus, tetap tidak mudah menyelesaikan masalah ini, 
katanya. Rendahnya kepercayaan juga dipicu oleh ketidakmampuan pemerintah 
menghindari konflik kepentingan. Dulu, katanya, kepercayaan kepada Soeharto 
jatuh setelah ada kebijakan mobil nasional, Habibie dicurigai karena skandal 
Bank Bali, dan Abdurrahman Wahid mengistimewakan tiga konglomerat. Mestinya, 
kata Sri, Mega belajar dari tiga kasus ini.



Re: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian Indonesia

2009-12-20 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 09:43 AM 12/21/2009, you wrote:




--- In 
mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com,
 
Poltak Hotradero hotrad...@... wrote:
 
  At 11:44 PM 12/20/2009, you wrote:
  
 
  Coba anda lihat - kursi menteri yang berasal dari pejabat yang
  terafiliasi dengan partai dibandingkan dengan kursi yang diisi oleh
  kaum profesional.

Jawab :
Inilah dikotomi yang perlu dikoreksi. Memang tidak ada orang 
profesional dari kalangan partai?. Apakah berarti yang bergabung 
dalam partai partai politik itu semuanya tidak profesional?


Saya yakin jauh lebih banyak orang profesional yang kompeten tidak 
terafiliasi dengan partai.

Alasannya sederhana:  untuk menjadi seorang profesional sejati -- 
perlu waktu, tenaga, dan peningkatan 
keahlian.  Konsekuensinya?  Hanya tersedia sedikit waktu untuk bisa 
kongkow-kongkow di partai -- yang sepengamatan saya -- makan waktu 
ribuan jam.  Waktu yang tentu lebih berharga bila digunakan untuk 
meningkatkan profesionalisme.


 
  Bila anda menganggap posisi menteri ini tidak penting

Jawab:
saya tidak mengatakan tidak penting tapi menanyakan apakah ini 
posisi yang paling penting di negeri sehingga harus mengorbankan 
idealisme partai menyalurkan aspirasi rakyat. Sebegitu mahalkah 
harga jabatan seorang menteri?


Anda memotong pendapat saya hingga tidak utuh.

Idealisme partai itu menyalurkan aspirasi pemilih / voters dan 
pengurus partai -- BUKAN dan TIDAK SELALU sama dengan aspirasi rakyat.



Re: [Keuangan] Pendapat-pendapat mulia Ibu Sri Mulyani sebagai Ekonom

2009-12-20 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 09:49 AM 12/21/2009, you wrote:

konteksnya apa?


Moga moga beliau masih konsisten.

Dikutip sebagian dari Tempo Interaktif dengan judul : Berbekal 
Harapan, Jangan Ulangi Kesalahan

1. Tapi, Gus Dur mengulangi kesalahan pemerintahan terdahulu, kata 
ekonom Sri Mulyani Indrawati. Abdurrahman, katanya, tidak mampu 
memulihkan kembali kepercayaan publik dan investor. Salah satu 
kesalahannya yang terbesar adalah melindungi tiga konglomerat: 
Marimutu Sinivasan, Sjamsul Nursalim, dan Prajogo Pangestu.

2. Sri Mulyani sependapat dengan Dradjad. Menurut ekonom Universitas 
Indonesia ini, dengan utang luar negeri 100 persen PDB (produk 
domestik bruto), akan sulit mengembalikan kepercayaan publik dan 
investor. Meskipun presidennya Mega dan tim ekonominya bagus, tetap 
tidak mudah menyelesaikan masalah ini, katanya. Rendahnya 
kepercayaan juga dipicu oleh ketidakmampuan pemerintah menghindari 
konflik kepentingan. Dulu, katanya, kepercayaan kepada Soeharto 
jatuh setelah ada kebijakan mobil nasional, Habibie dicurigai karena 
skandal Bank Bali, dan Abdurrahman Wahid mengistimewakan tiga 
konglomerat. Mestinya, kata Sri, Mega belajar dari tiga kasus ini.



[Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian Indonesia

2009-12-20 Terurut Topik dyahanggitasari


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero hotrad...@... 
wrote:

 
 
 Alasannya sederhana:  untuk menjadi seorang profesional sejati -- 
 perlu waktu, tenaga, dan peningkatan  keahlian.  Konsekuensinya?  Hanya 
 tersedia sedikit waktu untuk bisa  kongkow-kongkow di partai -- yang 
 sepengamatan saya -- makan waktu  ribuan jam.  Waktu yang tentu lebih 
 berharga bila digunakan untuk  meningkatkan profesionalisme.

Jawab:
Nah ini juga pemikiran yang perlu diluruskan. Memangnya kalau ikut berpartai 
bisa berkurang keahliannya?. Dengan berpartai, para professional tersebut akan 
makin diasah dengan realitas nyata yang dihadapi masyarakat dan kesulitan 
kesulitan yang bisa ditemui jika ingin mengaplikasikan pengetahuan yang telah 
diperoleh. Tanpa terjun langsung maka yang terjadi para profesional tersebut 
hanya akan tinggal di menara gading dan menelan mentah mentah teori kapitalis 
yang bisa jadi tidak cocok diterapkan di Indonesia. 



Re: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian Indonesia

2009-12-20 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 11:31 AM 12/21/2009, you wrote:
--- In 
mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com,
 
Poltak Hotradero hotrad...@... wrote:

  Alasannya sederhana: untuk menjadi seorang profesional sejati --
  perlu waktu, tenaga, dan peningkatan keahlian. Konsekuensinya? 
 Hanya tersedia sedikit waktu untuk bisa kongkow-kongkow di partai 
 -- yang sepengamatan saya -- makan waktu ribuan jam. Waktu yang 
 tentu lebih berharga bila digunakan untuk meningkatkan profesionalisme.

Jawab:
Nah ini juga pemikiran yang perlu diluruskan. Memangnya kalau ikut 
berpartai bisa berkurang keahliannya?. Dengan berpartai, para 
professional tersebut akan makin diasah dengan realitas nyata yang 
dihadapi masyarakat dan kesulitan kesulitan yang bisa ditemui jika 
ingin mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh. Tanpa terjun 
langsung maka yang terjadi para profesional tersebut hanya akan 
tinggal di menara gading dan menelan mentah mentah teori kapitalis 
yang bisa jadi tidak cocok diterapkan di Indonesia.


Pengamatan saya sudah bertahun-tahun Mbak meliputi beberapa orang 
teman yang nekad aktif ikut di partai.  Hasilnya?  Nggak 
kemana-mana tuh.  Nggak tambah pinter dan juga nggak tambah profesional.

Yang ada tambah sibuk, tambah frustrasi dan keluar duit 
banyak.  Siapa sih yang bisa jadi profesional kalau berhari-hari dan 
berbulan-bulan harus ikut rapat ke luar kota dan harus melek ikut 
rapat sampai lewat tengah malam?

Di dalam partai saja sikut-sikutan.  Nggak heran kalau sesudah jadi 
anggota parlemen - mereka jadi cenderung korup.

Idealnya, SELURUH anggota kabinet adalah kaum profesional - karena 
kaum demikian sudah mendedikasikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk 
fokus pada bidang yang mereka pilih dalam kapasitas 
profesional.  Mereka akan bisa dinilai berdasarkan pemahaman dan 
keputusan profesional yang diambil.  Ini yang namanya meritocracy 
(pemerintahan oleh orang-orang yang mampu).

Kalau mau aktif di politik -- ya silahkan nangkring saja di parlemen.

Urusin tuh pembuatan undang-undang, supaya jangan cuman pemerintah 
saja yang bisa terbitin Undang-Undang - sementara parlemennya cuman 
bisa teriak-teriak (entah setuju atau nggak setuju) tanpa bisa 
memberi solusi.  Disuruh rapat saja malasnya minta ampun.

Parlemen kita masih seperti rombongan badut - itu masalah besar dalam 
demokrasi kita.





Re: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian Indonesia

2009-12-20 Terurut Topik teddy alfonso
Hemat saya, para profesional mesti mulai bergerak secara masif mengambil alih 
kepemimpinan politik negri ini. tentu bagi profesional yang sudah mapan. Tidak 
mungkin negri ini dibiarkan terus menerus diurus oleh orang2 yang tidak 
kompeten.


Teddy Alfonso Sikumbang

--- On Mon, 12/21/09, Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com wrote:

From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Subject: Re: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan  Perekonomian 
Indonesia
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, December 21, 2009, 11:48 AM







 



  



  
  
  At 11:31 AM 12/21/2009, you wrote:

--- In 

mailto:AhliKeuang an-Indonesia% 40yahoogroups. comAhliKeuangan- Indonesia@ 
yahoogroups. com, 

Poltak Hotradero hotrad...@. .. wrote:



  Alasannya sederhana: untuk menjadi seorang profesional sejati --

  perlu waktu, tenaga, dan peningkatan keahlian. Konsekuensinya? 

 Hanya tersedia sedikit waktu untuk bisa kongkow-kongkow di partai 

 -- yang sepengamatan saya -- makan waktu ribuan jam. Waktu yang 

 tentu lebih berharga bila digunakan untuk meningkatkan profesionalisme.



Jawab:

Nah ini juga pemikiran yang perlu diluruskan. Memangnya kalau ikut 

berpartai bisa berkurang keahliannya? . Dengan berpartai, para 

professional tersebut akan makin diasah dengan realitas nyata yang 

dihadapi masyarakat dan kesulitan kesulitan yang bisa ditemui jika 

ingin mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh. Tanpa terjun 

langsung maka yang terjadi para profesional tersebut hanya akan 

tinggal di menara gading dan menelan mentah mentah teori kapitalis 

yang bisa jadi tidak cocok diterapkan di Indonesia.



Pengamatan saya sudah bertahun-tahun Mbak meliputi beberapa orang 

teman yang nekad aktif ikut di partai.  Hasilnya?  Nggak 

kemana-mana tuh.  Nggak tambah pinter dan juga nggak tambah profesional.



Yang ada tambah sibuk, tambah frustrasi dan keluar duit 

banyak.  Siapa sih yang bisa jadi profesional kalau berhari-hari dan 

berbulan-bulan harus ikut rapat ke luar kota dan harus melek ikut 

rapat sampai lewat tengah malam?



Di dalam partai saja sikut-sikutan.  Nggak heran kalau sesudah jadi 

anggota parlemen - mereka jadi cenderung korup.



Idealnya, SELURUH anggota kabinet adalah kaum profesional - karena 

kaum demikian sudah mendedikasikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk 

fokus pada bidang yang mereka pilih dalam kapasitas 

profesional.  Mereka akan bisa dinilai berdasarkan pemahaman dan 

keputusan profesional yang diambil.  Ini yang namanya meritocracy 

(pemerintahan oleh orang-orang yang mampu).



Kalau mau aktif di politik -- ya silahkan nangkring saja di parlemen.



Urusin tuh pembuatan undang-undang, supaya jangan cuman pemerintah 

saja yang bisa terbitin Undang-Undang - sementara parlemennya cuman 

bisa teriak-teriak (entah setuju atau nggak setuju) tanpa bisa 

memberi solusi.  Disuruh rapat saja malasnya minta ampun.



Parlemen kita masih seperti rombongan badut - itu masalah besar dalam 

demokrasi kita.






 





 



  






  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian Indonesia

2009-12-20 Terurut Topik teddy alfonso
Setuju Mas Prastowo,

Memang tidak perlu dipertentangkan antara profesional non-partisan dengan 
aktivis partai politik. Dan memang harus di dorong semakin banyak orang idealis 
masuk ke partai politik.Karna demokrasi menghendaki kekuasaan harus ditempuh 
melalui jalur partai politik.Namun demikian, tantangannya adalah kulture partai 
yang terbentuk hari ini, tidak memberikan ruang bagi kaum profesional-idealis 
untuk bisa berkembang dan mendedikasikan keahliannya untuk kepentingan bangsa. 
Mereka dituntut untuk bisa berdamai dengan kulture yang ada. Diperlukan upaya 
ekstra keras, stamina serta kemampuan tinggi bersilancar dalam arus yang akan 
menghanyutkan. Bahkan kalau tidak hati-hati bisa menjadi korban permainan 
politik tingkat tinggi. 

Tentu saja, tantangan dimaksud tidak akan menyurutkan bagi kalangan 
profesional-idealis yang telah terlatih. Apalagi menjadi hambatan untuk berbuat 
lebih untuk bangsa dan negara ini. Bila gerakan ini berhasil, tentu memberikan 
kepuasan tersendiri bagi profesional dimaksud.


Salam,

 Teddy Alfonso Sikumbang
       

--- On Mon, 12/21/09, prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com wrote:

From: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com
Subject: Bls: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan  Perekonomian 
Indonesia
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, December 21, 2009, 1:25 PM







 



  



  
  
  Dan mengambil alih kepemimpinan politik suka tidak suka harus melalui 
jalur politik, yakni berpartai. Sebaiknya tidak perlu dipertentangkan apakah 
harus profesional non-partai atau sebaliknya. Persoalannya mungkin tidak di 
sana, karena jabatan setingkat menteri adalah jabatan politik. Bahwa di partai 
politik banyak yang buruk dan busuk, kita semua sudah tahu. Ini juga buah dari 
proses panjang ketika rakyat dibuat apolitis, dan dulu memilih jalur politik 
bisa diartikan bunuh diri, khususnya soal kesejahteraan dan karier, kecuali 
ikut partai pemerintah waktu itu.



Tapi apa yg diprihatinkan Bang Poltak juga beralasan, spektisisme pada para 
politisi kita, karena mereka lahir dari sistem politik yang sekedar menganut 
prinsip demokrasi formalistik, bukan substansial. Biaya politik sangat mahal, 
maka langkah pertama adalah mengembalikan modal, dan tentu harus membuka 
praktik negosisasi dan kolusi jabatan.



Pernah ada politisi yg berasal dari profesional di zaman reformasi, umumnya 
masuk ke PAN, dan tak sedikit yg bertahan, meski yg rontok jg banyak, semisal 
Faisal Basri. Kini kita masih bisa berharap, semoga dg masuknya banyak anak 
muda, mereka bisa mempertahankan idealismenya. Sejauh saya tahu, Budiman 
Sudjatmiko, Rieke Dyah Pitaloka, Miing Gumelar (PDIP) , Nusron Wahid, Nurul 
Arifin (Golkar), dan beberapa yg lain masih bisa diharapkan (maaf saya tak 
hafal). Yang harus diawasi dan didekonstruksi adalah praktik oligarkhi dan 
kartel politik yg jelas tidak sehat.



Mari kita dorong makin banyak orang mau masuk ke parpol dg idealisme. Saya 
rasa, orang seperti Chatib Basri sekalipun tak bisa lagi menyebut dirinya 
profesional murni, karena ia telah menjadi bagian dari kekuasaan. Sebaiknya 
kita dorong saja mereka berkompetisi secara sehat, karena memimpikan zaken 
kabinet dlm format politik seperti sekarang tentu saja sulit. Reformasi harus 
dilanjutkan dengan agenda menyeluruh, dimulai dari penyusunan RUU yang baik, 
dan reformasi kelembagaan yang baik, termasuk konsistensi menerapan 
'treshhold', hingga nanti hanya akan ada setidaknya tiga partai, Partai 
Nasionalis, Partai Islam, dan Partai Independen.



salam



 _ _ __

Dari: teddy alfonso teddyalfonso@ yahoo.com

Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com

Terkirim: Ming, 20 Desember, 2009 21:18:20

Judul: Re: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian 
Indonesia



  

Hemat saya, para profesional mesti mulai bergerak secara masif mengambil alih 
kepemimpinan politik negri ini. tentu bagi profesional yang sudah mapan. Tidak 
mungkin negri ini dibiarkan terus menerus diurus oleh orang2 yang tidak 
kompeten.



Teddy Alfonso Sikumbang



--- On Mon, 12/21/09, Poltak Hotradero hotrad...@gmail. com wrote:



From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail. com

Subject: Re: [Keuangan] Re: Chatib Basri: Jangan Pertaruhkan Perekonomian 
Indonesia

To: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com

Date: Monday, December 21, 2009, 11:48 AM



 



At 11:31 AM 12/21/2009, you wrote:



--- In 



mailto:AhliKeuang an-Indonesia% 40yahoogroups. comAhliKeuangan- Indonesia@ 
yahoogroups. com, 



Poltak Hotradero hotrad...@. .. wrote:







  Alasannya sederhana: untuk menjadi seorang profesional sejati --



  perlu waktu, tenaga, dan peningkatan keahlian. Konsekuensinya? 



 Hanya tersedia sedikit waktu untuk bisa kongkow-kongkow di partai 



 -- yang sepengamatan saya -- makan waktu ribuan jam. Waktu yang 



 tentu lebih berharga bila digunakan untuk meningkatkan profesionalisme.







Jawab:



Nah ini juga pemikiran yang