[Keuangan] (OOT): Unsubscribe, pindah ke Gmail..

2010-05-02 Terurut Topik wilander
Dear Momod,

Aku mau unsubscribe dari milis ini, dan akan masuk kembali dengan account 
gmail..

Thanks.. 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [Keuangan] [oot] Pidato Presiden Menanggapi Kasus Century (II)

2010-03-05 Terurut Topik Wilander
Setujuuu dengan Mas Oka..
(Dari td setuju aja,, hehehe)

Memang benar negeri ini masih belajar mengenal makna demokrasi..
Yg repot adalah kalau semua ngerasa benar..
Hukum yg paling gampang adalah orang yg benar pasti tau yg salah..
Tp masalahnya adalah kalo semua ngerasa benar siapa yg salah? Dan seberapa 
akurat/terbukti kah kebenaran itu?

*hanya mereka yg tau
Wilander

-Original Message-
From: oka oka.wid...@indosat.net.id
Date: Fri, 05 Mar 2010 08:31:14 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [Keuangan] [oot] Pidato Presiden Menanggapi Kasus Century (II)


Saya kira benar apa yang disampaikan mas Pras ini. Ngak ada yang tidak punya 
kepentingan dalam politik. Penguasa dan koalisinya, oposan dan teman2nya. Semua 
punya kepentingan.

Sayangnya, karena rakyat Indonesia ini masih banyak yang belum paham benar 
bagaimana itu berdemokrasi, malah ada upaya agar yang berbeda dengan Pemerintah 
mendapat cap haus kekuasaan pasti ada udang dibalik batu...mebawa banyak 
kepntingan dll..

Mari kita kembalikan sajalah pada rel demokrasi dan aturan mainnya. Anggota DPR 
harus diasumsikan mewakili rakyat yang memilihnya. Jadi kalo anggota DPR 
kebetulan bersuara bersebrangan dengan Pemerintah, ya diasumsikan bahwa ada 
bagian rakyat yg bersebrangan dengan pemerintah. Ngak perlu dipertanyakan 
mereka mewakili siapa?kalo kita tidak bisa terima bahwa asumsi bahwa 
anggota DPR mewakili rakyat, berarti pemilu legislatif tempo hari ngak bener, 
dong?

Termasuk anggapan bahwa kasus Century karena sentimen pribadi kepada Budiono 
dan SMI...so what? dalam politik memang like and dislike kok..ngak bisa 
dihindari. Profesionalisme satu hal, tapi kemampuan mendekati kekuatan politik 
lain ya harus dilakukan dalam politik. Wapres dan Mentri keuangan adalah 
jabatan politik. Ya para pejabat itu harus siap ada yang sayang ada yang benci.

Yang jelek dari demokrasi adalah hukum suara terbanyak. Suara terbanyak 
dianggap benar. Seperti suara terbanyak bilang, SBY menjadi presiden. Jadilah 
ybs Presiden, apapun kelemahan dan kekuatan, pro dan kontra yang melingkupi 
ybs. Sebangun ketika suara terbayak DPR bilang bail out century salah, maka 
itulah kebenarannyaitulah realitasnya.

Jangan lagi tanya, karena tak relevan, kalo Budiono tidak jadi Wapres, maka 
tidak ada kasus Centuryitu sama saja dengan mengaumsikan, kalo 1998 ngak 
ada krisis dan pak Harto ngak turun, mungkin kita sudah setara dengan 
Korsel.ngak relevankarena kita tidak bisa membalik sejarah

Mari kita ikuti saja proses politik inisaya pribadi juga tidak sabar. Bukan 
masalah saya pro siapa atau kontra yang mana...tapi saya kuatir ini menjadi 
bola liar yang menghantam kemana2



--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, prastowo prastowo sesaw...@... 
wrote:

 Tapi mari kita baca secara terbalik. Jika memang tidak ada apa-apanya, 
 dalam artian rekomendasi Pansus DPR hanya mewakili kepentingan tertentu ( 
 ah..adakah itu netralitas-objektif-nirkepentingan dalam dunia nyata ini?), 
 dan tidak memiliki implikasi apa pun, karena putusannya berbeda dg tujuan 
 awal, mengapa Partai Demokrat dan pihak penguasa harus sedemikian ngotot 
 melakukan lobi, melibatkan staf khusus yang digaji dg uang negara, mengulur 
 waktu voting dengan lobi selama 6 jam, dlsb? Artinya, partai penguasa pun 
 juga punya kepentingan dan ini diam2 menunjukkan kekhawatiran. Jika merasa 
 benar dan akhirnya akan diserahkan ke proses hukum dengan segala 
 keyakinannya, ya sudah, ikuti saja, tak usah ngotot lobi dan ulur waktu.
 
 Sekedar mengingatkan logika ketua DPR dan empat fraksi pengusul Opsi A+C, di 
 samping Opsi A dan Opsi C.
 1. Kebenaran tidak bisa divoting, karenanya voting dihindari. Kebenaran itu 
 diaklamasi (artinya, apakah segala putusan politik hasil voting sama artinya 
 bukan kebenaran?).
 2. Maka dirumuskan Opsi A+C, karena di kedua opsi sama2 mengandung kebenaran.
 3. Dilakukan lobi utk merumuskan formulasi Opsi A+C. 
 4. Hasil lobi ini kemudian dibawa ke paripurna untuk divoting, apakah 
 disetujui ada tiga Opsi A, C, dan A+C. Di sini ada kontradiksi, Opsi A+C yang 
 semula dirumuskan sebagai kebenaran, jatuh pada logika yg sama: divoting.
 5. Artinya ketiganya jadi tidak memiliki kebenaran bukan?
 
 Ya sudah, memang DPR harus belajar ilmu logika lagi. Tapi hebatnya, kekacauan 
 logika ini toh tak ada yg mempertanyakan, karena bisa dibungkus dengan aneka 
 tingkah dan tekuk lidah yang amat lihai.
 
 Ini semua permainan Bungdan teknokrat juga harus mulai awas, sebagaimana 
 disampaikan Pak Mahfud MD, hasil proses di DPR ini sehat, dan bisa jadi 
 rujukan baru bahwa kebijakan bisa dipidanakan sejauh mengandung unsur pidana. 
 Teknokrat dan politisi kapan ya akurnya?
 
 salam,
 
 
 pras
 
 
 
 
 

 Dari: Wilander elchino_...@...
 Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Terkirim: Kam, 4 Maret, 2010 23:04:28
 Judul: Re: [Keuangan] [oot] Pidato Presiden Menanggapi Kasus

Re: [Keuangan] [oot] Pidato Presiden Menanggapi Kasus Century (II)

2010-03-04 Terurut Topik Wilander
Senada dengan pertanyaan Bung Unggono..
Gitu aja kok repot?
Permudahlah dan jangan dipersulit..

Kalau menurut saya, ini tidak punya arah dan tujuan  yg jelas tetapi hanya 
semakin menunjukkan kepentingan..


Wilander

-Original Message-
From: unggono wahyu priharyanto karsay...@yahoo.co.id
Date: Fri, 5 Mar 2010 14:45:20 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] [oot] Pidato Presiden Menanggapi Kasus Century (II)

pertanyaan sy yg bingung..
1. seandainya pres/wapres bukan sby boediono apakah akan ada pansus century?
2. masyarakat mana yg terwakili dg hasil akhir pansus century? nasabah century 
atau yg gak suka sama sby boediono + smi atau siapa? 
3. inti tujuan awal pansus century apa? dan bgmn dg hasil akhirnya, sesuaikah?

tks
anto


--- Pada Jum, 5/3/10, dyahanggitasari dyahanggitas...@yahoo.com menulis:

Justru pada saat ini DPR menunjukkan kualitas terbaiknya. Keberanian 
menyuarakan suara konstituennya meskipun tergabung dalam koalisi 
menunjukkan kematangan pola pikir wakil rakyat tersebut. Koalisi yang 
ada adalah koalisi kebenaran tanpa harus takut akan kehilangan jabatan. 

Sikap pandangan fraksi fraksi merefleksikan pula pandangan dari 
masyarakat. Bahkan mereka yang ada di DPR bukanlah tokoh tokoh yang 
sembarangan. Salah seorang professor yang duduk dalam jabatan Ketua 
Pansus jelas memberikan bobot terhadap rekomendasi yang dihasilkan.

Demokrasi kita makin matang. Meskipun seorang tokoh internasional belum 
tentu keputusan yang dihasilkan selalu baik. Repot sekali apabila 
masyarakat harus membebek dan mengagung agungkan apapun keputusan 
pejabat hanya karena dipuji puji dunia internasional bagaikan dewa tanpa
 cela. Masyarakatlah yang akhirnya yang akan menilai.

 



  






  quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.comquot;

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]