Re: Bls: [Keuangan] CFA
Kepada Bung Ryu Valiant, Pendapat Bung Sonny ada benarnya. Saya latar belakang bukan ekonomi/akuntansi. Saya pernah mengintip ringkasan seperti scheweiser itu, rasanya ngejelimet banget. Malah jauh lebih enak membaca langsung dari bacaan yang diperintahkan AIMR, biarpun lebih panjang tapi kita jadi paham. Tapi sebagai gantinya kita musti sabar pelan2 membacanya. Mungkin ringkasan itu lebih cocok buat orang2 yang dari latar belakang ekonomi/akuntansi. Mengenai kans lolos, itu semua ya relatif terhadap kemampuan dan pengetahuan anda saat ini. Tapi saya curiga titik cut yang mereka pakai relatif terhadap performa rata2 pengambil test. Semoga membantu. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Sonny Ardi sonny.a...@... wrote: CFA koq bener cuma karena saya latar blakangnya bukan ekonomi akuntansi jadi emang aga susah untuk mempelajari dari schweisernya itu.. jadi saya mencoba mencari buku2 kuliah untuk di pelajarin sebagai basic. thx banget lho oom yang uda bantuin.. besok coba saya cari di perpus pusat.. On 26/08/2010 10:40, reja dado wrote: tunggu dulu nih... ak takutnya ada miss komunikasi.. karena ada kemiripan penyebutan tp sangat beda akan materinya.. aku ingin meluruskan dari melihat dari tanggapan yg ada... CPA (Certified Public Accountant), yang berhubungan dengan accounting. linknya http://en.wikipedia.org/wiki/Certified_Public_Accountant atau http://www.aicpa.org dan CFA (chartered financial analyst), linknyahttp://en.wikipedia.org/wiki/Chartered_Financial_Analyst atau https://www.cfainstitute.org/learning/topics/Pages/index.aspx (ini materi2nya). bisa dilihat akan kemiripan yg ada.. karena dari tanggapan diberikan referensi akan accounting. semoga berkenan dan senang untuk membantu.. cheers, reja From: Stifanus Stfaero_mi...@... To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Wed, August 25, 2010 8:27:05 PM Subject: Re: Bls: [Keuangan] CFA Bung Sonny Bahas ke arah detail ya. Dalam kuliah mata pelajaran akuntansi dibagi jadi 4 level (saya yang bagi sendiri ini). 1. Pengantar Akuntansi / Intro to Acct. (12) 2. Akuntansi Keuangan / Intermediate Accounting (12) -- Buku si Kieso populer untuk yang subject ini. anda bisa cari buku laen, pokoknya judulnya intermediate acct. Dan di Intermediate itu fondasi yang sangat penting dalam pemahaman financial statement. 3. Akuntansi Keuangan Lanjutan / Advanced Acct 4. Teori akuntansi keuangan / Financial Acct Theory Nah itu dibagi kedalam 6 semester. Intro dan intermediate masing2 2 semester. Untuk sebagai user/analis minimal ngerti sampai level Advanced Acct. Ada juga pelajaran Financial Statement analysis di tempat kuliah saya, materi pelajarannya merangkum sampai yang advanced acct sih. Tapi waktu saya tanya teman saya yang ambil pelajaran tsb, mereka tetap 'kurang' pengertiannya. Ya, pikir gampangnya, pelajaran 5 semester dikebut hanya jadi 1. Tapi boleh dipertimbangkan tuh. Menurut saya, intermediate acct yang perlu anda fokuskan (seperti rekomendasi rekan2, buku Kieso). Kalau intro to acct-nya, kalo dah pelajari intermediate ngerti sendiri lah yang intro to acct. Untuk adv acct, ntar dulu, fokus intermediate dulu aja. Semoga membantu. [Non-text portions of this message have been removed] = Millis AKI mendukung kampanye Stop Smoking = Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 Arsip Milis AKI online: http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke ahlikeuangan-indonesia-ow...@...! Groups Links
Re: Bls: [Keuangan] CFA
Seperti yang sudah dijelaskan Bung RejaDado, dengan mendapatkan designation CFA, otomatis berarti sudah punya pengalaman di bidang keuangan, yang pastinya gampang kalau mau masuk industri keuangan. Dari pengalaman saya pribadi, lulus level 1 CFA tidak berpengaruh banyak dalam usaha masuk industri keuangan. Mungkin kalau pengalaman atau jurusan kerja anda masih ada hubungannya dengan keuangan, lulus level 1 CFA bisa membantu. Tapi kalau anda baru lulus tapi jurusan anda sama sekali tidak ada hubungannya dengan keuangan, meskipun CV pra-dunia kerja anda bagus, lulus level 1 CFA pun mungkin tidak akan mendapatkan panggilan interview. Ini keadaan sekitar 1 dekade lalu. Entah sekarang bagaimana. Dan entah kalau lulus ujian CFA level 2. Salam, Yang tidak pernah berhasil mendapatkan satu panggilan interviewpun dari industri keuangan :-p. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Reksa rx_mencen...@... wrote: Menyambung pembicaraan tentang gelar CFA, saya ingin menanyakan bagaimana value seorang pemegang gelar CFA khususnya bagi orang yang belum masuk di industri keuangan. Apakah dengan memiliki gelar CFA tersebut akan memudahkan kita untuk memasuki industri keuangan? Bagaimana juga dengan value untuk yg baru lulus level 1 atau 2? Bagaimana juga value seorang pemegang gelar CFA dengan yg tdk memiliki gelar CFA untuk pekerjaan yg sama? Reksa
[Keuangan] Masalah yang timbul jika nilai pecahan Rupiah dipangkas
Sekedar informasi, ada barang2 tertentu seperti misalnya batu bata, diperjualbelikan dengan memperhitungkan harga sampai ke satuan rupiahnya, misalnya Rp.215 per buah. Dengan pemotongan, harga akan kehilangan presisi, yang mengurangi fleksibilitas harga karena lompatnya musti bulat. Jadi yang tadinya harga barangnya cuma perlu naik misalnya 7%, mungkin terpaksa harus naik 10% karena tidak ada angka yang mewakili kenaikan 7%. Belum lagi program2 komputer yang sudah ada. Biaya dan waktu yang terbuang untuk melakukan penyesuaian itu, kalau diakumulasi, pasti tidak kecil. Karena sekarang jamannya komputer, mencatat nilai dengan angka nol yang banyak bukan hal yang sulit koq, perhitungannya juga mudah. Saya rasa satu2nya efek positif pemangkasan nilai adalah efek psikologi saja, yang harus ditimbang-timbang apakah lebih besar dibandingkan efek negatifnya. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Eko Prasetiyo ekopraset...@... wrote: trs klo barang yg harganya 1800 ato 2300 apa akan dibulatkan jd 2 dan 3? akar masalah nilai uang bukannya inflasi? klo pun sekarang dilakukan redenominasi lalu inflasi terus digenjot dlm bbrp puluh tahun akan sama seperti sekarang lagi kan? On 8/3/10, tandewi wie_...@... wrote: Imho.. Harus jg diikuti dengan pengawasan ketat thdp pasar,krn klo tidak, ada kemungkinan pengusaha/pedagang yg berusaha curi2 kesempatan dlm pelaksanaan redenominasi ini.. Okelah dikatakan secara teorinya diberlakukan program redenominasi,dimana,misal Rp 1000 menjadi Rp 1, seharusnya hrg2 barang ndak berpengaruh toh, tinggal buang 3 angka 0 nya.. Tp takutnya dipasar hrg barang menjadi katakan Rp 2 atau 1.5...dgn alasan produksi mahal atau ketidaktahuan masyarakat umum apa itu redenominasi,yg dimanfaatkan segelintir pengusahaan nakal...jdnya apa ndak malah memicu inflasi? Keterpurukan ekonomi? Krn masyarakat yg sdh lemah daya beli,makin ga sanggup utk membeli... Jd menurut sy, redenominasi ini alangkah baiknya, digodok mateng2 dulu, baru dihembuskan ke masyarakat,jgn spt skrg...sbagian masyarakat yg denger or baca berita itu, udh mulai panik, duitnya mau dipotong dan dlm benak mereka akan terjadi seperti tahun2 dulu yg perna terjadi devaluasi..lama2 kasian masyarakat kita,hidup dalam ketakutan terus :'( cmiiw.. Mohon pencerahan dr yg lain... Rdgs, Tan Sent from my BlackBerry® -Original Message- From: Rachmad M rachm...@... Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 03 Aug 2010 01:49:26 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Nilai Pecahan Rupiah Bakal Dipangkas? Saya pikir perlu tenggang waktu dimana uang lama dan uang baru tetap berlaku. Masyarakat diberi pilihan menerima uang lama atau uang baru. Masalah baru timbul jika ternyata masih beredar uang dibawah 10 rupiahan dimasyarakat karena 10 rupiah uang lama akan sama dengan 1 sen uang baru. Selama itu memang sudah gak berlaku, maka tidak ada masalah untuk menerapkannya. Salam RM --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Ismed Hasibuan ismed.hasibuan@ wrote: OK..Redenominasi itu berbeda dengan yang disebut dengan Sanering. Jika redenominasi itu adalah pemotongan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya. Sedangkan sanering adalah pemotongan nilai mata uang suatu menjadi lebih kecil tanpa jaminan tidak berubahnya nilai tukarnya.. Dalam redenominasi, uang Rp 10.000 dipotong menjadi Rp 10, dengan harga barang yang semula Rp 10.000 juga berubah menjadi seharga Rp 10. cita2nya sih begitu..!!! Konon kabarnya program sanering itu dilakukan karena ekonomi negara itu sangat buruk yang mendekati ambruk karena hiper inflasi. Sedangkan program redenominasi itu dilakukan bukan karena ekonomi negara itu buruk serta bukan karena hiper inflasi. Namun semata-mata hanya karena tujuan efisien penulisan dan pembukuan sajadg Tiga persyaratan yaitu: kondisi ekonomi yang stabil, inflasi yang terjaga rendah, dan adanya jaminan stabilitas harga Kalau pemotongan sejumlah digit nominal mata uang pada program redenominasi itu ternyata berpotensi meleset, dalam arti ada TIDAK ADA penyesuaian harga berdasarkan nominal baru itu??? karena para pedagang agak takut2 menurun kan harga barang karena (merasa) takut akan rugi? Juga apakah nanti pedagang di pelosok daerah bisa well informed secepatnya, kalo gak, kasihan rakyat yg penghasilannya kecil? Siapa yg akan memantau stabilitas harga? Sedangkan sekarang aja Pemerintah gak berkutik dg para spekulan/penumbun barang dll..??? Bagaimana dengan Zimbabwe yg juga melakukan redenominasi? Kayaknya ekonomi mereka juga tidak membaik...??? Mohon pencerahannya para pakar disini... Salam -Original Message- From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[Keuangan] Halangan dalam memajukan busway?
Sekedar tambahan info yang kelihatannya belum disinggung, Pemilik-pemilik kendaraan angkutan umum di jakarta adalah orang-orang dari kelompok yang punya pengaruh di Indonesia. Jadi mungkin kekuatan itu mencegah agar trans-jakarta jangan sampai cukup maju hingga menggantikan angkutan umum lain. Mungkin setiap kali rekan-rekan naik angkutan umum, bisa iseng tanya supirnya siapa yang punya kendaraan itu. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Wbo will_b...@... wrote: Inilah potret kurangnya penelitian dan analisa. Keputusan hanya didasarkan pada asumsi dan kira-kira. Kalau keputusan salah, baru ambil keputusan baru. Agak menjengkelkan melihat pemerintah yang punya segalanya, tapi aneh2 aja ulahnya. First simple step : Maksimalkan dan banyakin busway. Jaga kualitasnya, agar semua orang suka naik busway. Tidak ada waktu tunggu yang lama, dan antri berkepanjangan. Kalau busway nganggur, bisa di sinergikan dengan Waktu pagi/siang, busway bisa dialihkan sementara jadi bis sekolah. Research / Riset / Teliti / Analisa. Kayaknya harus banget jadi landasan keputusan. IMHO. Wbo. Sent from JJAA's Berry® -Original Message- From: tatang.sutia...@... Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Mon, 2 Aug 2010 09:06:34 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: [Keuangan] OOT: Jakarta: Sekolah Masuk Pagi (06.30) , Kok Makin Macet Sih? Sudah yang evaluasi? Ah...kadang-kadang kasihan lihat anak masih ngantuk dimotor karena ngejar masuk sekolah jam 06.30 pagi. jarak 5km pake motor bisa 45 menit. Salam, Tatang http://sosbud.kompasiana.com/2010/07/06/jakarta-sekolah-masuk-pagi-kok-makin-macet-sih/ Jakarta: Sekolah Masuk Pagi, Kok Makin Macet Sih? Setahun yang lalu, Gubernur DKI Jakarta mencanangkan siswa di Ibukota kudu masuk lebih awal alias jam 06.30 dari jam masuk semula yang pukul 07.00. Walaupun berawal dari himbauan Gubernur saja, namun dalam prakteknya, bahkan belakangan kita ketahui di Surat Pembaca  Kompas 2 hari yang lalu, dimuat keluhan seorang pengelola sekolah yang mengeluh bahwa sekolahnya bisa dibekukan izinnya jika tidak mengikuti himbauan wajib masuk pukul 06.30 Ironis sekali, pendidik ternyata diintimidasi dengan dalih dihimbau. Sekarang, baru terbuka bahwa ada proses intimidasi kalau himbauan tersebut tidak diindahkan. Kini, setelah 1 tahun berjalan, kita merasakan bahwa ada yang ârabunâ mata hatinya, dengan dalih sekolah masuk lebih awal, supaya kemacetan bisa lebih diatasi, ternyata kini kemacetan berawal makin pagi hingga sepanjang hari tidak akan terlewatkan tanpa kemacetan. Jalur busway sudah membentang disepanjang penjuru Ibukota. Namun coba kita amati, justru di sepanjang bentangan jalur busway, kemacetan makin parah. Menerobos jalur busway ? Bisa jadi solusi sesaat, namun apabila beruntung - diujung jalur busway bisa saja Anda akan ditunggu oleh petugas polisi atau DLLAJR. Lalu, apakah dengan masuk lebih awal, prestasi siswa makin meningkat karena alasan lebih segar sehingga proses belajar mengajar lebih lancar ? Ternyata keliru. 1 tahun terakhir ini, silahkan amati di sekolah2, siswa/i yang dihukum karena datang setelah pukul 06.30 dan sebelum pukul 07.00 meningkat drastis dan tiap sekolah bisa sekitar 30-40 orang. Ini belum termasuk guru pengajar yang juga sering telat. Bisa dimaklumi, ternyata banyak juga siswa dan guru serta tenaga administrasi sekolah yang tinggal tidak di dekat area sekolah, sehingga untuk bisa tiba di sekolah sekitar pukul 06.20 - mereka harus berangkat pukul 04 pagi. Bayangkan, jika harus berangkat pukul 04 pagi, pukul berapakah mereka harus bangun dan bersiap-siap ? Yang pasti, dalam 1 tahun ini makin banyak siswa/i yang âmohon maaf agak bau badannyaâ karena pagi-pagi telat bangun hingga buru2 tidak mandi langsung berangkat ke sekolah. Banyak yang masih dekil dan kumel, acak2an rambutnya bisa terlihat di lingkungan sekolah. Lama kelamaan, jumlah siswa/i dan guru yang sakit akibat kurang terjaganya kebersihan dan higienis serta jam istirahat yang berkurang drastis, ikut mempengaruhi kualitas belajar mengajar. Masih banyak lagi dampak negatif dari kebijakan sekolah masuk lebih awal ini, dibandingkan manfaatnya yang konon untuk mengurangi sedikit kemacetan di Ibukota ini. Andai aja ada pemungutan suara utk mengetahui prosentase guru dan murid yang setuju dengan tidak setuju akan kebijakan sekolah masuk lebih awal, mungkin hasilnya pasti akan mengagumkan sekali. Namun, seperti ungkapan orang bijak, sebagai warga DKI, kita cuma bisa menghimbau dan mengingatkan Pemda untuk meninjau ulang kebijakan sekolah masuk lebih awal. Kalau himbauan masih tidak diindahkan, mungkin
[Keuangan] Re: Kartu kredit yang tidak menjual data pribadi dan berhenti jualan
Sebelumnya saya minta maaf, saya yang menciptakan thread ini tapi saya menghilang lama entah kemana -_-. Jadi apakah tidak ada bank yang tidak men-outsource sales cc nya? Saya ingat pernah melamar langsung ke bank tertentu, akhirnya malah dilempar ke bagian outsource lagi.. Mungkin di masa2 awal, data memang jarang bocor. Tapi adakah bank yang di masa akhir2 ini juga jarang bocor? Terima kasih untuk semua respon rekan2 :-) --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Yugo Gautomo mil...@... wrote: Dear Verthandy, Setahu saya saat pengajuan ada klausul bahwa data keanggotaan bisa diikut sertakan untuk kegiatan marketing atau sejenisnya. Nach mungkin atas dasar itu mereka memperjual-belikan data kita kepada pihak ketiga. Wassalam, Yugo Gautomo www.kue-lebaran.com --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, verthandy verthandy@ wrote: Kartu kredit lagi... Institusi penerbit kartu kredit mana yang penanganan data pribadinya dan salesnya tidak dioutsource, dan mereka punya mekanisme audit agar data pribadi tidak disebar sembarangan? Sekalian, adakah dasar hukum untuk membuat institusi keuangan berhenti menawarkan produk kepada kita? Terima kasih.
[Keuangan] Kartu kredit yang tidak menjual data pribadi dan berhenti jualan
Kartu kredit lagi... Institusi penerbit kartu kredit mana yang penanganan data pribadinya dan salesnya tidak dioutsource, dan mereka punya mekanisme audit agar data pribadi tidak disebar sembarangan? Sekalian, adakah dasar hukum untuk membuat institusi keuangan berhenti menawarkan produk kepada kita? Terima kasih.
[Millis AKI- stop smoking] Efisiensi listrik dan pembangunan pembangkit listrik baru
Maaf kalau informasi ini sudah pernah dikatakan sebelumnya, meskipun rasanya tidak ada yang pernah membahasnya di milis ini. Bukankah setiap pembangkit listrik itu punya efisiensinya, jadi dari bahan bakar yang dimasukkan, ada berapa persen yg jadi listrik. Nah, masalahnya kurva efisiensi ini tidak lurus horizontal, melainkan berubah tergantung mau seberapa digenjot outputnya. Makin tinggi outputnya, makin tidak efisien (jadi makin boros energi). Dan generator yang makin tua, apakah efisiensinya bisa menurun? apakah pembangkit listrik di Indonesia banyak yang efisiensinya buruk dimakan usia? Hal kedua adalah beragamnya jenis pembangkit listrik tergantung jenis bahan bakarnya, ada yang bahan bakarnya murah, ada yang mahal. Jadi memang sebisa mungkin didayagunakan yang bahan bakarnya murah dulu, nanti kalau kebutuhan listriknya tidak mencukupi, baru pembangkit yang bahan bakarnya mahal ditingkatkan outputnya. Jadi, 1. Seberapa besarkah efek efisiensi generator ini terhadap biaya listrik di Indonesia? Apakah Indonesia perlu membuat generator yang hemat biaya produksi? 2. Saya agak heran kenapa listrik itu cuma bisa dimonopoli oleh PLN saja? Kalau asing mau buat pembangkit listrik untuk listriknya mereka jual, kenapa tidak diijinkan? Toh mereka memakai uang sendiri? Kalau alasannya takut asing menaikkan harga listrik sampai tinggi sekali, kenapa tidak bikin pembangkit di sebelahnya dan menjual listrik dengan harga yang lebih rendah saja? Toh kalau memang listrik PLN lebih murah, orang akan lari ke PLN juga. Atau jangan2 sebenarnya PLN sadar kalau listrik yang mereka jual kemahalan (mengingat menggunakan BBM bersubsidi) jadi takut berkompetisi? Atau apakah jangan2 ada mafia listrik, hahaha --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Hardi Darjoto hardi...@... wrote: Lagi-lagi soal subsidi. IMHO, soal subsidi ini ada yang kurang tepat: 1. Subsidi ditujukan untuk konsumsi, padahal sebaiknya sektor produksi. Kalo untuk konsumsi sebaiknya langsung dalam bentuk JPS atau BTL. Untuk TDL, konsumsi rumah tangga lah yang harus di lepas subsidinya. Sektor produksi / usaha tertentu seharusnya disubsidi. Ini untuk meningkatkan daya saing sektor produksi. 2. Subsidi energi listrik seharusnya diberikan kepada para pembangkit listrik, bukan ke PLN secara keseluruhan (distribusi dan overhead PLN seharusnya tidak disubsidi). Kan alasan selama ini adalah biaya pembangkit terutama gas / BBM yang tidak tertutup oleh penjualan tarif listrik. Jadi defisit energi di pembangkit sajalah yang boleh di subsidi. Distribusi tidak. Salam Hardi On 23/04/2010 17:36, oka wrote: Siap siap TDL naik lagi. Pengaruh terhadap inflasi konon tak terlalu tinggi, karena dinaikan sebelum Puasa/Lebaran. Saya belum sempat browsing, perbandingan harga TDL kita dengan negeri jiran... Selama ini kan alasannya karena subsidi terlalu tinggi, listrik belum sampai keharga keekonomiannya...kalo memang harganya sudah lebih tinggi dari harga negeri tetangga, berarti memang ada yang salah dengan pengelolaan listrik ini. Oka WIdana Kenaikan TDL 15 Persen Lebih Jumat, 23 April 2010 | 04:12 WIB Jakarta, Kompas - Kenaikan tarif dasar listrik bisa di atas 20 persen tahun 2010. Hal ini akan terjadi jika kenaikan TDL pada Juli ditunda dan kekurangan pasokan gas untuk pembangkit terus terjadi. Menurut Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi J Purwono di sela-sela rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Kamis (22/4) di Jakarta, pihaknya mengusulkan, kalau kenaikan TDL berlaku Juli nanti, rata-rata besaran kenaikan tarif listrik untuk semua golongan 15 persen. Khusus untuk golongan pelanggan kecil, yaitu 450 volt ampere (VA) sampai 900 VA, kenaikan tarif hanya 10 persen. Bahkan, jika pemakaian listrik 30 kWh ke bawah, besaran tarif yang dikenakan tidak naik. Hanya pemakaian di atas 30 kWh yang dihitung dengan tarif baru. Namun, jika kenaikan TDL ditunda, rata-rata besaran kenaikan TDL bisa lebih tinggi dari 15 persen. Dengan kenaikan TDL pada Juli, penghematan subsidi listrik 2010 sebesar Rp 7,3 triliun. Jika kenaikan ditunda, penghematan subsidi listrik tahun ini turun Rp 1,2 triliun per bulan. Ini ditutup dari mana? Ada dua alternatif, yaitu melalui tambahan subsidi dalam APBN 2010. Jika subsidi tidak ditambah, kenaikan TDL lebih tinggi dari 15 persen. Makin diundur, kebutuhan dana lebih besar, kata dia. Pasokan gas Selain itu, besaran kenaikan TDL bisa lebih dari 15 persen jika kekurangan pasokan gas untuk pembangkit-pembangkit listrik terus terjadi. Akibat defisit gas, kebutuhan bahan bakar minyak naik sehingga butuh tambahan dana operasional Rp 5,7 triliun, terutama untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Muara Tawar. Tambahan dana ini bisa ditutup dari APBN atau persentase TDL dinaikkan, ujarnya. Meski TDL naik, lanjut Purwono, tagihan listrik pelanggan bisa tidak berubah jika
Re: [Keuangan] Bank yang tidak melakukan cross-selling lewat telpon
Yang jadi masalah adalah frekuensi dan metode mereka, yang mungkin bukan salah si telemarketer juga. Mengenai frekuensi, meski saya sudah bilang tidak mau, dalam minggu yang sama kadang2 bisa ditelpon lagi dari bank yang sama untuk produk yang sama tapi orangnya beda. Padahal saya benar2 bilang tidak mau, bukan bilang sibuk, dan sejenisnya. Lalu vakum beberapa bulan, baru kemudian bank tersebut menelepon lagi. Kelihatannya banyak bank dengan seenaknya menyebar-nyebar informasi pribadi kita ke semua orang yang mau jualan. Ini bisa terlihat dari beberapa telesales yang bisa menyebut informasi nama dan alamat lengkap saya, sebelum mulai menawarkan produk2 tersebut. Atau bisa jadi ada oknum bank yang jualan data pribadi.. Mengenai metode, mereka seringkali menceritakan seakan-akan kita beruntung sekali bisa memenangkan kartu kredit atau kredit tanpa agunan. Kalau dari awal saya sudah bisa menebak arahnya, saya minta to the point aja? Mereka masih ngotot muter2 dulu ngomongnya. Menghabiskan waktu saya dan menghabiskan waktu dia juga. Pernah ada bank yang sampai saya telpon khusus ke call centernya untuk tidak menawarkan kepada saya produk karena frekuensinya sudah terlalu parah (sekitar seminggu sekali, nyaris konsisten). Padahal saya tidak punya produk apa2 di mereka, bahkan tidak pernah mengajukan aplikasi apa2 ke mereka, gila kan. Permintaan itu baru bisa terasa efektivitasnya beberapa minggu kemudian. Dari sini terlihat kalau mereka kemungkinan besar men-outsource telemarketing (jadi perintahnya sampai dengan telat), entah dengan dipercayai data pribadi sampai seberapa lengkap. Sedikit relevan, ada lagi bank yang hobi men-sms penawaran ini itu di jam-jam yang tidak wajar (di atas jam 8 malam dan di bawah jam 7 pagi). Di sini saya lebih menyalahkan banknya. Memang salah saya juga yang terlalu malas untuk menelpon call center bank yang bersangkutan agar berhenti menawarkan produk lagi. Makanya saya barusan mencoba telpon satu bank yang paling bermasalah saat ini. Tapi kelihatannya mereka belum pernah menangani permintaan seperti ini, saya dihold dulu lumayan lama. Sudah ada nomor laporannya, entah bagaimana hasilnya karena belum ada mekanismenya.. Mengenai kenapa ada telemarketer bisa tahu nomor contact kita, saya curiga di antara telemarketer itu banyak yang saling tukeran data. Salah satunya mungkin juga data aplikasi kartu kredit yang kita ajukan ke bank lain. Kalau saya pribadi lebih suka memasukkan aplikasi langsung ke cabang bank yang bersangkutan, tidak melalu telemarketer atau marketer yang di mal2. Sayang ada bank yang sekarang tidak menerima aplikasi kartu kredit dengan cara langsung begini. Akhirnya isu ini kembali ke kemudahan mendapatkan credit report diri kita sendiri. Kalau setengah mati mendapatkannya, lebih baik jangan mengumbar data pribadi ke mana-mana dengan mengajukan aplikasi-aplikasi ini itu lewat marketing di mal2, karena kalau ada yang disalahgunakan susah ketahuannya. Satu bank besar yang belum pernah cross-selling ke saya seumur-umur adalah BCA. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Oka Widana o...@... wrote: Terganggu? Boleh...marah? Jangan...itukan sdr-sdr kita juga, yg sekedar berusaha menjaga asap dapur ngebul. Ditolak saja baik2, jangan diambangkan, apalagi diremehkan. Model direct sales, ini bukan saja dilakukan kalangan perbankan, melainkan asuransi, hotel, broker pasar modal dan saya yakin kedepannya industry lain akan menggunakan model serupa. Saat ini berkembang penawaran membership mulai dari fitness centre sampai dengan apotek. Mungkin yg jadi pangkal keluhan adalah soal etika direct sales. Sopan santun, timing ketika menelpon, nomor telpon yg dihubungi (rumah atau HP), dll. Ini memang berabe, karena yg mengerjakan kegiatan ini adalah agent (vendor) yg hanya dibayar ketika ada aplikasi yg masuk. Jadi? Maklum sajalah... Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: palam...@... Date: Fri, 5 Mar 2010 09:05:56 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Bank yang tidak melakukan cross-selling lewat telpon Bisa berbagi pak, kejadiannya? Agar dapat pelajaran bagi kita,tq Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: iwanibe iwan...@... Date: Fri, 5 Mar 2010 13:25:45 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Bank yang tidak melakukan cross-selling lewat telpon sama pak nyebelin... yg saya bingung, saya baru pindah rumah beberapa bulan, eh.. dah ada yg call ke rumah.. padahal gak berasa kasih nomor phone rumah.. ajaib nya kenapa bisa tau nya complete yach ? Rgds iwanibe 2010/3/5 verthandy vertha...@... Permisi rekan2, Saya ingin tahu bank2 mana saja yang sejauh ini tidak melakukan cross-selling lewat telpon? Saya capek ditelpon terus. Trims
[Keuangan] Bank yang tidak melakukan cross-selling lewat telpon
Permisi rekan2, Saya ingin tahu bank2 mana saja yang sejauh ini tidak melakukan cross-selling lewat telpon? Saya capek ditelpon terus. Trims.
[Keuangan] Apa beda/samanya bailout dan penjaminan LPS
Rekan2, Saya bingung, apa bedanya penjaminan LPS dengan bailout? Kalau misalnya century tidak dibailout, apakah artinya tabungan di century batal dijamin oleh LPS? Terima kasih sebelumnya.
Re: [Keuangan] Black list
Ini terlalu menarik untuk tidak dikomentari :-D, Data SID ini apakah sama dengan credit report yang ada di BI? Yang setahu saya boleh diambil di kantor BI dengan membawa kartu identitas? Atau SID ini adalah sistem informasi antar bank yang berbeda yang tidak disimpan di BI? Kalau saya baca sekilas, kelihatannya sebuah bank bisa mencelakakan nasabahnya agar cuma bisa meminjam di bank tersebut, dengan cara membuat laporan kredit macet yang palsu. Sementara tidak ada mekanisme bagi nasabah untuk menantang keabsahan data yang ada karena nasabah tidak diberitahu bank mana yang mengklaim kredit macet. Bukankah baik bagi bank kalau nasabah bisa menantang keabsahan laporan kredit macet dari bank lain, sehingga pengajuan kredit nasabah yang seharusnya layak tidak akan ditolak karena bank tertipu data palsu? Apa alasan munculnya aturan aneh yang malah merugikan bank ini? --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Oka Widana o...@... wrote: Data SID belum bisa dibagi kepihak lain. Pd dasarnya data itu bersifat rahasia, bisa dibuka jika debitur ybs mengajukan aplikasi kredit ke bank. Kemudian bank tsb meng-inquiry data via SID, hanya utk data debitur/nasabah yg mengajukan aplikasi kredit. Data yg telah di-retrieve hanya utk kepentingan internal, bank yg memproses pengajuan kredit. Data tsb TIDAK BOLEH dibagikan kepada pihak lain. Bahkan tidak kepada Debitur yg mengajukan kredit. Contoh, saya mengajukan KPR ke bank X, kemudian ternyata ditolak. Saya pasti tanya alasannya. Nah petugas bank X plg akan bilang, bahwa saya punya kredit macet di bank lain. Petugas tsb seharusnya tak akan memberikan info, bank mana saya punya tagihan kredit macet. Ya, dikira2 sendiri aja.
[Keuangan] Jualan email dan dugaan modus penjebolan rekening
1. Kalau di negara2 tertentu, orang2 yang jualan email address seperti ini bisa masuk penjara. Entah di Indonesia. 2. Saya baru ingat kalau jangan2, dalam kasus rekening jebol sekarang ini, tersebarnya titik2 pengambilan dana karena orang yang telah mendapatkan informasi magnetic strip kartu dan PINnya, menjual data ini internet. Makanya ada orang negara X yang menggunakan ATM negara X untuk menarik dana tersebut. Penjualan data kartu seperti ini bukan yang pertama kalinya. Bagi si penjual, resiko dia lebih rendah meski duit yang didapat lebih sedikit. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, fitriya...@... wrote: Ybs masuk karantina selamanya... Salam Ryan Momod Sent from my BlackBerry® pake perangko Rp 5.000 -Original Message- From: nationwebid nationwe...@... Date: Sat, 23 Jan 2010 01:52:20 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: [Keuangan] DIJUAL 100JUTA ALAMAT EMAIL COCOK UNTUK MARKETING DIJUAL 100JUTA ALAMAT EMAIL VALID COCOK UNTUK RETAIL, MLM dan USAHA LAINNYA RP. 199 RIBU, GARANSI 100% UANG KEMBALI JIKA TIDAK BERHASIL. HUBUNGI : 021-27073908 / 0856-1-22 [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Rekening BCA ato mungkin bank lain akan disadap .... berhati hatilah...
Kalau mau dipaksakan kejahatannya memang dari ATM, saya curiga aplikasi di sebagian ATM jebol. Masalah pertamanya adalah OS dari aplikasi ATM yg kelihatannya kurang ter-customize, yang bisa dilihat dari pesan2 error standar yg kadang2 muncul di ATM rusak. OS yang kurang tercustomize ini mungkin mengijinkan local access (akses melalui keyboard di dalam mesin ATM) dengan cara menjebol mesinnya secara fisik. Kalaupun keyboard tidak bisa diaktifkan, mungkin penjebol bisa menggunakan feature autoload dari CD/USB untuk memasukkan program penyadap. Dan begitu satu mesin jebol, mengingat (misalnya) OSnya sudah tidak terupdate lagi dan tidak mengakali menutup lubang keamanan yang ada, penjebol tinggal memakai remote exploit OS tersebut (yang beredar di internet) untuk menguasai seluruh ATM di jaringan. Kalo memang benar begini, wah bisa super heboh :-D. Bisa juga dijebol dari komunikasi datanya. Saya sendiri tidak tahu komunikasi data ATM ke pusat bagaimana tapi kalau melihat contoh internet banking dari salah satu bank (yang sampe detik ini masih membuat saya takjub, itu gabungan antara pelit dan pelit), jangan2 mereka tidak pernah mengasumsikan kalau bisa muncul sebuah komputer jahat di dalam jaringan internal ATM mereka. Kalau menyadap PIN yang berlalu lalang di jalur komunikasinya, harusnya sih tidak yah, harusnya PIN sudah dienkripsi sih. Tapi gak tahu deh, tergantung enkripsi yang dipakai. Kalau melihat sedikitnya jumlah korban dan bervariasinya lokasi korban, saya curiga jangan2 semua korban adalah orang2 yang kebetulan nomor hash (enkripsi) nya sama, dan tergantung metode dan pilihan hashnya, jangan2nya PIN nya yang sama semuanya :-D. Bahkan jangan2 kartu korban tidak pernah dicopy, jadi kartu2 yang dipakai hasil generate-an dari mereka, jadi cuma kartu nomor2 tertentu doang yang bisa, yang mengimplikasikan kalau hash collisionnya parah banget. Saya tidak tahu apakah data di magnetic strip itu cuma nomor kartu aja atau ada nomor tambahan di belakangnya yang kalau digabungkan harus lolos algoritma pengecekan tertentu. Kalaupun ada nomor tambahan, mungkin mereka sudah berhasil menjebol algoritma tersebut, jadi asal tahu nomor kartunya, magnetic stripnya bisa dibuat. So many possibilities, dan mungkin kita tidak akan pernah tahu kebenarannya :-p. Yang pasti kita tidak bisa langsung menyalahkan divisi keamanan bank tersebut atau perusahaan yang mengelola ATM. Keamanan itu mahal dan merepotkan, belum tentu nasabah rela. Semua di atas mengasumsikan jebolnya dari ATM. NB: Beberapa bulan (mungkin hampir setahun?) yang lalu saya melihat pesan error aneh di salah satu mesin ATM, seakan-akan ada program yang tidak diapprove hendak berkomunikasi. Mungkin ada hubungannya :-p. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Oka Widana o...@... wrote: Bagi saya case ini sama sekali ngak jelas. Saya ngak paham knapa seolah2 sudah dapat dipastikan bahwa kejahatan dilakukan via ATM. Memang dulu pernah ada alat skimmer dan kamera yg dipasang sekitar ATM. Tapi kalo kejadiannya menyangkut ratusan account dan terjadi dalam waktu singkat, bagaimana penjelasannya? Saya tahu persis bagaimana pengamanan fisik ATM dilakukan. At least, saat ini kayaknya mustahil. Karena, setiap hari paling tdk 2-3 kali, petugas bank atau vendornya datang ke lokasi ATM utk isi uang, bersih2 atau cek fisik. Kalo ngomong kemungkinan, justru cracking mudah terjadi di mesin2 EDC daripada ATM. Perhatikan deh mesin EDC lokasinya ada dipasar, toko besar maupun kecil bahkan kios. Infra struktur di toko kan ngak bisa di kontrol bank, mau masang alat pengganda model apapun sangat mungkin dilakukan. Polisi juga saat ini saya kira serba salah. Mau terbuka, bisa2 menyalahi ketentuan rahasia bank, mau tertutup nanti dibilang tak transparan. Tapi statement polisi atau BI yg menyalahkan sistem bank saya kira ngak tepat. Oka Powered by Telkomsel BlackBerry®
[Keuangan] Tips tambahan ber-banking yang aman
Kalau dari pengamatan saya selama ini, saya tidak akan ...semena-mena menganggap sistem keamanan BCA canggih, baik prosedur maupun teknologinya. ;-) . Beberapa tips banking yang aman untuk menambah saran2 sebelumnya, maaf kalau beberapa detil sedikit kabur, saya takut jadi prita 2 :-p atau dituduh membantu orang melakukan kejahatan. Maaf kalau informasi saya kadaluarsa karena saya sudah lama tidak memperhatikan hal2 ini lagi. 2. Jangan pernah memberikan nomor PIN atau nomor kartu anda, apalagi kalau anda ditelpon, bukan anda yang menelpon. Apalagi kalau kartu ATM anda kartu yang ada cap VISAnya. Semestinya orang bank pun tidak tahu PIN anda apa jadi percuma diberitahu. 3. Kalau anda ditelpon untuk urusan perbankan, mintalah nomor telpon dan identitas si penelepon untuk anda telpon balik untuk menkonfirmasi bahwa nomor telpon yg mereka sebut benar adanya dan memang si X bekerja di sana. Sebelumnya, hubungi call center bank anda untuk menkorfimasi bahwa nomor telpon yang disebutkan sebelumnya adalah nomor telpon dari bank tersebut. Kemungkinan yang biasa terjadi adalah anda tidak bisa menghubungi kembali orang itu melalui telpon yg diberikan, tapi anda bisa mendapat konfirmasi bahwa nomor telepon itu benar adanya dan milik bank. 4. Biasakan password internet banking dan ATM berbeda, jangan sampe jebol satu jebol semua. User id untuk internet banking beberapa bank mudah ditebak, kalau passwordnya sama dengan PIN (yg misalnya diintip oleh kamera), data rekening anda bisa ketahuan dan bisa dipakai untuk social engineering. 5. Biasakan mengetik PIN dengan satu tangan, dan satu tangan lagi menutupi tombol, tanpa melihat tombol. Kalau anda tidak perlu melihat, tombol, orang lain pun sulit mengintip. Usahakan menggunakan semua jari anda untuk menekan tombol. Jadi jangan telunjuk doang misalnya. 6. Biasakan mengecek lambang gembok di browser anda saat melakukan internet banking. Kalau lambang gembok itu di double click, pastikan identitas si gembok itu adalah identitas bank anda. Pastikan juga alamat website internet anda sama seperti biasanya. 7. Jangan menggunakan komputer umum untuk melakukan transaksi internet banking, gak perduli anda punya token atau tidak. 8. Sebisa mungkin lakukan transaksi khusus di cabang anda buka rekening (misalnya transaksi blokir, buka blokir, dll). Beberapa bank mengirimkan data permintaan2 nasabah seperti itu via fax, yang bisa disadap dan dipakai untuk social engineering (gertak ngaku2 pemilik rekening) untuk melakukan... hal2 lebih lanjut. 8. Kalau anda melihat pencatatan bank itu jelek, misalnya banyak menggunakan buku, atau kerja orangnya tidak profesional, misalnya banyak memberikan pengecualian tanpa ijin bos ataupun mereka tidak tahu permintaan atas isu2 tertentu harus dimintai ijin kepada siapa, sebaiknya jangan menabung di sana. 9. Gunakanlah komputer yang selalu terupdate OSnya dan ada anti virusnya. Malah lebih baik jangan menggunakan windows, paling tidak jangan windows yang sudah tidak diupdate lagi. Jangan menginstal program2 gratisan dari internet. Toolbar lah, smiley lah, dll. Dan jangan browsing ke tempat2 yg memberikan barang2 berharga gratisan, There is no such thing as free lunch.
Re: [Keuangan] Rekening BCA ato mungkin bank lain akan disadap .... berhati hatilah...
Semestinya bank2 di Indonesia menggunakan kartu ATM yang ada smart cardnya, dan mesin ATM yg dipakai juga menuntut adanya smart card itu. Smart card (tertentu) jauh lebih sulit untuk dicopy, kalaupun bisa, tergantung jenisnya. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, jemi...@... wrote: menemukan modus baru pembobolan ATM nasabah bank BCA. Caranya, merekamemasang alat penyadap pada mesin kartu ATM. Dari alat itu, magnetickartu ATM dan kode PIN ATM terekam. Informasi ini beredar meluas dariSMS ke hari ini, Rabu (20/1) . Wah ini mah modus lama, Saran saya : perhatikan bentuk mesin ATM dan ruangan ATM. Beberapa mesin sudah memiliki tonjolan di dekat card reader yang berfungsi menjadi alat anti skimming. Beberapa mesin menggunakan alat tambahan sebagai anti simming. Yg sya takutkan kalau alat tambahan ini di kira anti skimming eh malah skimmer untuk membaca data memory di magnetic stripe. Tapi jangan paranoid. Kode PIN tidak disimpan di magnetic stripe. Kode PIN direkam secara enkripsi di server bank dan di masking, sehingga tidak bisa dibaca. Kalau modusnya menggunakan alat skimmer, pasti ada kamera di dekat keyboard untuk merekam PIN. Ada beberapa atm yang menggunaka pelindung di keyboard. Paling aman, tangan kanan memencet kode PIN, tangan kiri menutupi. Mungkin akan lebih aman menggunakan mesin ATM yang melekat dikantor bank dan dijaga oleh satpam, drpd menggunakan mesin ATM di tempat umum. Cheers Jemitra
[Keuangan] Kerugian kewajiban menulis nama diri
Mungkin sudah jelas keuntungan kalau milis ini mewajibkan nama diri. Tapi menurut saya kerugiannya besar, yaitu tidak adanya orang yang berani berbicara tentang berbagai topik, mengingat keterkaitan dia akan topik itu, apakah karena pekerjaannya, atau karena ketakutan akan didiamkan. Saya optimis kalau milis ini mengijinkan posting tanpa nama dan follow up yg bisa dilakukan milis ini jelas, kasus seperti anggodo dan bank century akan menjadi jelas karena banyak yang berani angkat bicara. Mohon aturan ini dipertimbangkan kembali. Salam, Tony
[Keuangan] Embrace, extend, and extinguish
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Iman widgetena...@... wrote: Maaf kalau jadi melebar. Saya jadi penasaran. Bagaimana sesungguhnya nilai keekonomian sebuah software (asumsinya software legal/berbayar, bukan free/open source)? Koreksi dikit. Legalitas sebuah software tidak ditentukan apakah kita sudah membayar sesuai perjanjian atau tidak, atapun apakah software itu diberikan cuma-cuma atau tidak, maupun software yg isi programnya diberikan secara bebas. Ada klausa di TOS (Term of Servicenya) microsoft windows yg mengatakan kalau hanya windows tertentu saja yg boleh dijalankan dengan bebas, misalnya di dalam sebuah virtualisasi. Ada juga klausa yg legalitasnya masih diperdebatkan karena misalnya melanggar undang-undang monopoli, misalnya TOS dari microsoft visual foxpro 7.0/8.0/9.0, yang melarang visual foxpro dijalankan di linux. Untuk klausa ini, belum ada keputusan yg konklusif karena belum ada pihak yang siap menghabiskan duit meributkan ini dengan microsoft. Software A yg isi programnya boleh dilihat secara bebas, itu kalau dicopy ke dalam program yg isi programnya dirahasiakan, itu juga akan melanggar undang2 meskipun program A diberikan secara gratis ke semua orang misalnya. Jadi jangan menyamakan software legal dan berbayar. Bahkan software open source (yg isinya boleh dilihat semua orang) pun bisa jadi berbayar, misalnya operating system Red Hat. Bahkan meskipun Red Hat berbayar, Red Hat secara sah boleh dipaket ulang menjadi CentOS dan diberikan cuma-cuma ke semua orang. Yang memberikan cuma-cuma itu bukanlah perwakilan dari Red Hat. Kembali ke topik. Salah satu keunikan software dibandingkan produk barang/jasa pada umumnya adalah, biaya replikasi-nya 0. Dengan kata lain, biaya yang dibutuhkan untuk menciptakan 1 software, 10 copy dari software yg sama, dengan 1 copy dari software yg sama, adalah 0. Aspek ini menciptakan kesempatan-kesempatan dan masalah-masalah, yang mungkin bisa dikaji rekan yang lain. Di kantor, kami masih pakai Windows XP dengan aplikasi yang tak terlalu up to date, semua masih berjalan dengan baik dan bisa memenuhi kebutuhan kami. Di percetakan punya teman, mereka juga masih pakai Adobe Photoshop 6 (sekarang sudah CS4) dan masih lancar jaya. Toh sebagian besar dari kita tidak membutuhkan software/hardware terbaru, bukan? Jualan Operating System (OS) seperti windows itu emang bisnis yg serba salah. Di satu sisi, kalau OSnya dibuat bagus sekali, tidak ada lagi kebutuhan untuk membeli OS yg terbaru. Di satu sisi OS baru musti tetap dijual agar perusahaan dapat duit. Jadilah perusahaan seperti microsoft misalnya, menciptakan keterbatasan-keterbatasan semu di dalam OSnya, agar dia bisa mendapatkan consumer surplus dgn menjual OS yg keterbatasan2nya ditambah2 dengan lebih murah. Saya sering kasihan dengan customer yang minim pengetahuan. Mereka butuhnya mungkin basic computing saja, tapi dibombardir dengan kampanye marketing dan diencourage untuk membeli software/hardware terkini yang jauh di atas kebutuhan mereka sesungguhnya. Apakah benar ada kongkalikong antara pembuat software dan pembuat hardware? Di satu sisi, ada lagi kerjasama menarik antara penjual hardware dan software. Hardware lama bisa menjalankan OS lama dengan baik. Dengan menambahkan fasilitas2 baru di OS baru, yg kebetulan mensyaratkan hardware yg lebih canggih, akhirnya konsumen terpaksa membeli hardware baru. Di lain sisi, ada komponen dari hardware baru yg cuma bisa didayagunakan dengan baik kalau dipakai oleh OS baru. Jadi antara dunia hardware dan software saling membantu. Tapi kalo menurut saya gak sampe kongkalikong besar-besaran di mana bos2 saling duduk di meja bundar :-p. Lebih cenderung masing2 pihak saling mengerti satu sama lain, gak usah dibicarakan lagi. Ada komentar? Kalau saya pribadi, saya berusaha mengurangi ketergantungan saya akan microsoft karena saya takut kalau saya tidak bisa berpindah ke kompetitor kalau saya menggunakan produk microsoft terlalu banyak. Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Embrace,_extend_and_extinguish untuk referensi. Quote dari paragraf pertama: Embrace, extend and extinguish,[1] also known as Embrace, extend, and exterminate,[2] is a phrase that the U.S. Department of Justice found[3] was used internally by Microsoft[4] to describe its strategy for entering product categories involving widely used standards, extending those standards with proprietary capabilities, and then using those differences to disadvantage its competitors. Salam, Iman