[Keuangan] Listrik mati di lumbung (by Dahlan Iskan)

2009-12-24 Terurut Topik anton ms wardhana
fyi

pemikiran ini memang baik. mungkin banyak juga yang berpikir begini, tapi
ndak banyak yang bisa mengungkapkan dalam proposal kepada mneteri/presiden.
diluar soal itu, IMHO sih banyak yang malas mengungkapkan masukan itu kepada
pihak yang memerlukan atau berwenang. entah karena su'uzhon duluan atau bisa
jadi jatuh mental duluan atau mungkin malah ngga mau repot :((

bagi saya, yang mimpin BUMN ngga harus orang dalam kok. maksud saya, pucuk
pimpinan loh.. jadi presiden aja ngga harus punya pengalaman presiden dulu
kan ? apalagi yang ini udah janji ngga akan bawa orang2 luar buat menggeser
pejabat yang udah ada. (kalo mundur sendiri ya lain cerita, kan?)

hmm.. masih ada sih pendapat saya soal itu.. tapi nantilah..ngga terlalu
penting sih, wong saya cuma orang awam yang curhat colongan doang kok
yang ini dulu aja

sok atuh :))

*BR, ari.ams
sta91 a97*
yang bersyukur ada di tempat yang PLN dan PDAM (ATB) -nya swasta dan bagus.
sama DKI Jaya aja masih bagusan, apalagi kalo dibanding PLN dan PDAM luar
jawa pada umumnya..


-- Pesan terusan --
Dari: Papa Fariz
Tanggal: 24 Desember 2009 14:26
Subjek: Listrik mati di lumbung (by Dahlan Iskan)

 Assalaamu 'alaikum,

Ini salah satu pemikiran Pak Dahlan Iskan tentang kelistrikan kita. 4 Jempol
buat Pak SBY, yang memilih Pak Dahlan Iskan dan nyuekin demo yang gak
jelas dari para petinggi SP. Ini Republik Indonesia, dan bukan Republik
Jalanan yang kebijakannya bisa diatur-atur via demo murahan bahkan kadang
bayaran.

http://dahlaniskan.wordpress.com/2009/11/19/listrik-mati-di-lumbung/

Wassalaam,

Papa Fariz  Ayya aka Mas Boedoet
Web Blog: http://papafariz.blogspot.com
Face Book: boedoe...@gmail.com boedoetsg%40gmail.com

Listrik Mati di Lumbung
In Catatan Dahlan Iskan on 19 November 2009 at 7:00 am
Kamis, 19 November 2009
Listrik Mati di Lumbung

Ayam mati di lumbung bukan lagi kiasan untuk menggambarkan kelistrikan di
Indonesia. Di Pulau Kalimantan yang kaya-raya akan batubara, hampir seluruh
kotanya krisis listrik dengan sangat gawat. Bukan sejak sebulan yang lalu,
tapi sudah 10 tahun atau 20 tahun lamanya. Kota seperti (deretan nama-nama
kota ini anggap saja pelajaran baru ilmu bumi): Pontianak, Singkawang,
Sanggau, Ketapang, Pangkalanbun, Sampit, Palangkaraya, Samarida, Balikpapan,
Penajam, Tanahgrogot, Bontang, Sengata, Tanjungredep, Tanjungselor, Tarakan,
sampai ke kota penting di dekat negara tetangga seperti Nunukan dan
Tanatidung bukan main menderitanya.

Tidak terhitung lagi orang yang kehilangan rumah karena lampu mati. Mereka
menyalakan lilin, ketiduran, lantas rumah yang umumnya terbuat dari kayu
terbakar. Kisah pilu seperti itu menjadi berita koran lokal yang tidak
habis-habisnya. Kebetulan, saya memiliki koran di semua kota yang disebut
terdahulu itu dan yang akan disebut kemudian.

Lalu, generasi masa depan macam apa yang akan tercipta dengan kondisi
listrik seperti itu? Belum lagi penderitaan para investor. Mencari investor
yang mau masuk ke daerah-darah itu bukan main sulitnya. Investor rasional
pasti langsung mengabaikan daerah-daerah itu. Tapi, begitu ada investor yang
?emosional? (biasanya ada hubungan darah dengan salah satu daerah tersebut
seperti saya), kekecewaanlah yang diberikan oleh PLN. Banyak investor
hotel-hotel bagus menderita karena listriknya mati-mati terus. Banyak
investor perumahan yang rumahnya sudah siap tapi listriknya tidak ada.

Itu bukan cerita satu bulan yang lalu. Cerita duka tersebut sudah terjadi
sejak lebih dari 10 tahun yang lalu. Atau sejak 20 tahun silam. Sampai hari
ini. Tetangga dekat Kaltim di Sulawesi seperti Mamuju, Palu, Poso, Luwuk,
Gorontalo, Tolitoli, Kendari, dan bahkan Makasar pun kurang lebih juga sama.
Padahal, membawa batubara yang murah dari Kaltim ke Palu hanya perlu
menyeberang satu malam.

Saya tidak perlu lagi menyebut kota seperti Tanjungpinang di Riau, Pangkal
Pinang di Bangka, Tanjungpandan di Belitung. Belum juga menyebut Ambon,
Lombok, Kupang, Flores, Ternate, Sorong, Jayapura, Merauke?. Pokoknya,
sebutlah nama kota di mana saja di luar Jawa. Lebih mudah menyebut yang
krisis listrik daripada yang tidak.

Kesabaran para gubernur seperti gubernur Kaltim, gubernur Kalteng, dan
gubernur Kalbar sudah habis karena terus-menerus didemo rakyatnya. Juga
gubernur di wilayah lain tadi. Tapi, para gubernur itu hanya bisa meneruskan
suara pendemo itu ke PLN. Sebab, hanya PLN yang diberi hak untuk memiliki
dan mengelola listrik di seluruh Indonesia nan luas ini. Tapi, suara pendemo
itu datang dari tempat yang terlalu jauh dilihat dari kantor pusat PLN nun
di Jakarta sana.

Begitu kaya Kalimantan akan batubara. Tapi, mayoritas pembangkit listrik di
kawasan tadi menggunakan disel. Maka, PLTD (pembangkit listrik tenaga
diesel) menjadi raja di sana. Raja yang haus uang, tapi lembek tenaga. Haus
uang karena menghabiskan uang negara. Lembek karena lemah sekali tenaga
listrik yang dihasilkannya. Padahal, wilayah itu begitu kaya akan batubara.
Kaya-raya. Superkaya. Tapi, kekayaan itu tidak 

Re: [Keuangan] Listrik mati di lumbung (by Dahlan Iskan)

2009-12-24 Terurut Topik rangga almahendra
rekans,

Kontroversi pengangkatan pak dahlan, mengingatkan saya dengan kontroversi
Jack Welch, mantan CEO GE yang dinobatkan sebagai Manager Abad Ini oleh
fortune, karena berhasil menaikkan income GE hingga lebih dari 7 kali lipat
dan menjadikan GE sebagai Global most admired companies versi majalah
fortune beberapa waktu yg lalu.

Namun dibalik itu semua, teman2 mgkn juga pernah mendengar,selama menjadi
CEO GE selama 20 tahun, program restrukturisasi Jack Welch telah memangkas
lebih dari 50% karyawan GE. Tak heran profit GE jadi melejit, karena
komponen cost karyawan juga dia potong habis habisan. Buat shareholder, Jack
Welch adalah malaikat, buat karyawan GE, Jack Welch adalah mimpi buruk.

Wajar kalo pengangkatan Pak Dahlan juga jadi kontroversial buat karyawan
PLN. Saya jadi ingat kata pepatah, If you want to make enemies try to
change something. Program Power Sector Restructuring PLN dikhawatirkan akan
mengancam nasib ribuan karyawan PLN. Namun saya sendiri berpendapat,
sebaiknya semangat perubahan untuk memperbaiki PLN harus didukung oleh semua
pihak. Karena PLN milik bersama, bukan hanya milik karyawan. Lagipula PLN
adalah satu satunya di Indonesia, saya sendiri setuju bahwa sebaiknya
monopoli PLN dihapuskan, karena persaingan yang sehat pasti akan
meningkatkan daya saing dan tingkat inovasi perusahaan. Dan pada akhirnya
seluruh stakeholder yang akan diuntungkan.

Jika PHK karyawan yang ditakutkan, pihak Serikat Pekerja bisa melakukan
dialog dengan direksi untuk mencari titik temu bagaimana caranya
restrukturisasi PLN juga bisa membawa manfaat untuk karyawan. Misal, dengan
memperbaiki sistem reward karyawan berbasis performance, biar tidak ada lagi
byar pet/pemadaman giliran dan karyawan yg berprestasi bisa terus
diapresiasi dan dkembangkan. Kedua, Inefisiensi dan over employee, tidak
harus diakhiri dengan PHK, tapi bisa juga dengan mengalokasikan resource
employee untuk venture bisnis lain disesuaikan dengan minat dan kemampuan
karyawan. Dan tentunya masih banyak cara cara kreatif lainnya yang bisa
diterima semua pihak.


Salam

Rangga
WU Vienna

2009/12/24 si Nung sinung4mi...@yahoo.com.sg



 On 24 Dec 2009 at 15:55, anton ms wardhana wrote:

 
  Begitu kaya Kalimantan akan batubara. Tapi,
  mayoritas pembangkit listrik di kawasan tadi
  menggunakan disel. Maka, PLTD (pembangkit listrik
  tenaga diesel) menjadi raja di sana. Raja yang
  haus uang, tapi lembek tenaga.
  Haus uang karena menghabiskan uang negara. Lembek
  karena lemah sekali tenaga listrik yang
  dihasilkannya.
  Padahal, wilayah itu begitu kaya akan batubara.
  Kaya-raya. Superkaya.
  Tapi, kekayaan itu tidak membawa berkah ke diri
  sendiri. Batubara itu mengalir ke India,
  Thailand, Tiongkok, Jepang, bahkan sampai ke Eropa
  dan Amerika.
  Ibarat lagu Gesang, batubara Kaltim itu mengalir
  sampai jauh. Sampai membuat wilayah
  Kalimantan dan Sulawesi sendiri terlupakan.

 selamat menjadi dirut PLN pak dahlan,

 energi listrik sebagaimana uang,
 adalah suatu bentuk energi yg 'relatif' lebih mudah untuk dikonversi
 menjadi energi lain

 punya listrik ...
 pingin panas, ada kompor listrik, rice cooker, water heater, dll
 pingin dingin , ada AC, kipas angin
 pingin ngobrol, ada HP berbaterai (yg dicharge di stopkontak listrik)
 pingin ... dst...

 punya uang ...
 pingin makan, jalan ke warung, food corner, pasar, tukang sayur, PKL, dll
 pingin tidur, masuk hotel, losmen, kost-kostan, apartemen, ruko dll
 pingin ... dst...

 semoga kemudahan listrik di kalimantan dapat menjadi pijakan kokoh utk
 ibukota NKRI dalam waktu dekat ...

 who knouw's :)

 sinung

 /*-sig-


 http://www.radarjogja.co.id/berita/internasional/5218-pseudo-democracy-demokrasi-kedoknya-demokrator-muaranya.html


 http://www.republika.co.id/koran/14/60867/Hari_Jilbab_Dunia_Mengenang_wafatnya_Sahidah_Pembela_Jilbab

 -sig-*/

  



[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To