Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
urun rembug yang salah di diri SMI apa ya? pribadinya/cara kerjanya/sistem yg dianutnya atau apa? kok banyak yg menghujatnya? klo memang hidup skrg lebih susah ya.. jgn terlalu nyalahin orang lah (ngaca dl, klo diri kita dah terasa patut tp masih belum merasa sreg jg, baru nyalahin kacanya knp gak bisa kasih hasil yg bagus) bukankah hanya diri kita sendiri yg bisa merubah nasib diri kita.. kayaknya indonesia gak bakalan maju2, lha wong rakyatnya pinginnya kerja sedikit tp duitnya banyak.. malas2 termasuk sy kali ya.. siapa ya kira2 pengganti SMI, mudah2an menkeu yg baru bisa lebih baik dari SMI dan tidak hanya sendiko dhawuh, pejah gesang kulo nderek dan siap2 untuk dihujat klo gak nurut sama yg gak sejalan.. anto [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
Boss Waidl, Dari pengamatan saya (kamu awam bukan pakar ekonomi seperti Boss Waidl yang punya data lengkap), menurut pengamatan saya salah satu prestasi Ibu Sri Mulyani adalah berani mengambil keputusan untuk melakukan Bail out Bank Century...tentu Ibu Sri Mulyani mengambil keputusan itu setelah melakukan evaluasi yang matang dan tentu dengan banyak pertimbangan, mungkin kalau mau jujur saya pikir mayoritas kita akan setuju bahwa kebijakan itulah yang terbaik saat itu untuk mengatasi masalah tersebut. Jelas terlihat figure seorang pemimpin yang handal berani mengambil keputusan tersebut. Dan yang paling gress pertumbuhan ekonomi kita Q1 2010 cukup baik (maaf lupa angka persis nya tapi kalau tidak salah dikisaran 5 percent lebih apakah itu bukan suatu prestasi yang di acungi jempol? Orang yang bekerja di World Bank tentu bukan orang sembarangan, saya pikir kita harus mengaminkan itu, artinya kita harus angkat jempul buat Ibu Sri Mulyani tapi kalau anda tidak mau agnkat jempol tidak apa2 saya angkat jempol saya dua kali mewakili anda sekali hehehe Maaf saya tidak sependapat dengan anda :)) Salam, Stanley Naibaho 2010/5/6 wa idl waidl2...@yahoo.com Dear all, Saya membaca tulisan Rhenald Kasali, tidak ada yang substantif. Dia hanya berbicara 2 hal. Pertama, Bank Dunia adalah ukuran kebaikan, prestasi, dan pokoknya ukuran absolut termasuk dalam hal kinerja. Barang siapa yang diterima baik oleh Bank Dunia, maka dia adalah orang terbaik. Di sini Sri Mulyani adalah orangnya. Sebagai akibatnya, siapapun yang kritis terhadap Sri Mulyani, maka orang tersebut adalah politisi yang sok tahu tentang ekonomi. Dan kedua, yang berhak berbicara tentang ekonomi, termasuk mengkritik kebijakan ekonomi, adalah hanya para ekonom. Rakyat kecil tidaklah perlu bicara, apalagi menuntut pemidanaan sebuah kebijakan. (Ini perdebatan apakah sebuah kebijakan bisa dipidanakan atau tidak. Yang kira-kira intinya berujung: kebijakan seorang penguasa pastilah benar dan tidak boleh dipidanakan, meskipun terindikasi koruptif). Selain Kasali, selama 2 hari ini ada banyak pemujaan yang berlebihan kepada Sri Mulyani, yang jika ditarik akan menjadi pemujaan terhadap Bank Dunia. Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang sifatnya lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan bank dunia bagi indonesia dan terutama rakyat kecil? Remunerasi jelas gagal dan tidak membuahkan kinerja yang baik, bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling, penerbitan SUN dan SUKUK dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus merupakan hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang mengancam dan mendera indonesia, stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus mengalokasikan dana besar bahkan untuk nyahur utang yang belum dipakai, mengurangi subsidi rakyat, dan menghindari alokasi dana untuk pertumbuhan ekonomi rakyat. Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat topi kepada Sri Mulyani misalnya. Wassalam, Waidl Dari: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com sesawi04%40yahoo.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 10:22:31 Judul: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani Betul, bangsa ini juga harus belajar memilih dan memilah, agar mendewasa. Bahwa Ibu Sri Mulyani terkait persoalan Bank Century, biarlah itu diselesaikan oleh KPK yang memang berwenang untuk itu. Saya juga mengucapkan selamat kepada Ibu Sri atas pencapaian yang tidak mudah ini. Kata Fauzi Ichsan semalem, sedikit sekali orang Asia (kebanyakan India) yang bisa menempati posisi Managing Director WB. Berarti reputasi Ibu Sri memang diakui dunia internasional. Terburu-buru dan terkesan membabi buta sekedar mengaitkan SMI dengan neolib ( Ichsanudin Noorsy) dan pendiktean asing ( KKG). Ada saatnya kita berbeda, ada kalanya kita bersatu. Rasanya mencari figur komplit seperti SMI akan menjadi tugas berat bagi SBY, terlebih beban bagi Menkeu berikutnya, krn akan selalu dibandingkan dg pendahulunya. Contohlah perpaduan : integritas, kapabilitas, dan loyalitas SMI. salam, pras _ _ __ Dari: sen diskartes d1ka...@yahoo. com Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com Terkirim: Rab, 5 Mei, 2010 20:03:19 Judul: Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani Bagaimanapun kita harus mengangkat topi buat Bu Sri Mulyani kinerja beliau sudah menunjukkan hasil nyata salam -kartes- _ _ __ From: anton ms wardhana ari.am...@gmail. com Sent: Thu, May 6, 2010 9:55:53 AM Subject: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak, tentang ekonomi RI tanpa SMI *BR, ari.ams* -- Pesan terusan -- Dari: Koran Digital Tanggal
RE: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
Inflasi 100%??? Masa sih ? ini inflasi pada data BPS atau harga playstation? Namun demikian inflasi itu jangan jadi momok lah. Coba kalo gak ada inflasi mana mungkin perusahaan bisa menambah profit (dari sisi price increase) yang pada akhirnya gaji kita para ahli keuangan bisa naik tinggi :-). Atau mau seperti di Jepang . dulu waktu SMA saya kesana gaji tamat SMA sekitar 200 ribu Yen pas tahun 2005 saya kesana lagi gajinya udah turun jadi 150.000 Yen untuk tamatan SMA :-) Salam JV _ From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of rental VCD dan Playstation Sent: 06 Mei 2010 12:12 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani Kayaknya lebih baik group-nya Sri Mulyani keluar dari kabinetlah.. Soalnya coba kalian hitung angka inflasi yang gak keruan Sejak SBY naik sampai saat ini angka inflasi lebih dari 100%. Perekonomian kacau teratur.. Yah banyak yang jatuh sedikit yang bangun Yang bangun cuman Pemerintahan dengan melonjaknya angka penerimaan pajak. Masyarakat nya sakit kepala.. Salam dari saya [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
At 11:47 AM 5/6/2010, you wrote: bung poltak, tahan emosi ya. ada banyak catatan bahwa rekonstruksi aceh tidak banyak faedahnya secara langsung bagi masyarakat. pembangunan rumah tidak berguna dan ditinggal masyarakat. masyarakat juga menjadi makin tergantung karena cara bekerja yang jor-joran duit. cobalah membaca alternatif laporan, jangan marah-marah saja. atau anda adalah yang sedang bekerja di bank dunia? Anda kok enteng banget ngomong tidak banyak faedahnya? Berapa jauh anda dari Aceh? Berapa banyak sanak saudara anda yang tewas oleh bencana itu? Apa anda tahu berapa besar kerusakan yang terjadi? Ibu dan adik saya lahir di Sabang. Keluarga kakek saya tinggal di Sabang selama PULUHAN TAHUN dan tahu persis karakter orang Aceh termasuk berbagai sub-etnis-nya. Dan kita pun tahu bahwa perubahan kultur orang Aceh pesisir memerlukan waktu beberapa GENERASI untuk bisa lebih siap terhadap modernitas. Lalu apakah lantas saya merasa ber-HAK untuk menilai orang Aceh pasca bencana tsunami seperti pandangan anda? Tentu saja tidak. Nah, bila keluarga saya saja tidak merasa berhak dan tidak pantas untuk menilai -- lantas anda sendiri menggunakan acuan apa? Beberapa teman di milis ini bisa mengkonfirmasi secara sangat jelas bahwa saya tidak bekerja di Bank Dunia ataupun perusahaan yang terafiliasi dengan Bank Dunia. saya bicara remunerasi, sun, sukuk, stimulus fiskal. tetapi, anda berbicara cadangan devisa yang sampai 70 juta dollar. so pasti cadangan devisa naik, karena banyak dana hot money masuk, yang antara lain karena bunga sun dan sukuk yang tinggi. bukankah cadangan devisa kita tertinggi adalah uang asing? apa yang membanggakan dari itu bung? Bunga tinggi? Memangnya BERAPA tingkat bunga SUN Indonesia? Coba keluarkan semua data yang anda punya. Dan anda silahkan cek sendiri bahwa cadangan devisa Indonesia adalah SERIBU KALI lebih besar daripada yang anda bilang sejumlah USD 70 Juta... :) (duh salah kok fatal banget) anda juga belum memberikan keterangan soal prestasi sri mulyani. anda pokoknya marah. dan ngata-ngatain yang tidak baik, seperti nyablak. santai saja bung. Oh saya akan sangat-sangat santai kok berdebat dengan orang yang nggak punya data. Karena saya tahu persis ujungnya akan seperti apa. Tentang soal prestasi - saya rasa nggak lagi perlu saya tambah-tambahkan.
Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
At 12:11 PM 5/6/2010, you wrote: Angka inflasi lebih dari 100%...? Hallo? anda dapat angka dari mana? Kayaknya lebih baik group-nya Sri Mulyani keluar dari kabinetlah.. Soalnya coba kalian hitung angka inflasi yang gak keruan Sejak SBY naik sampai saat ini angka inflasi lebih dari 100%. Perekonomian kacau teratur.. Yah banyak yang jatuh sedikit yang bangun Yang bangun cuman Pemerintahan dengan melonjaknya angka penerimaan pajak. Masyarakat nya sakit kepala.. Salam dari saya
Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
At 03:56 PM 5/6/2010, you wrote: Ini hasil cut and paste atau bukan ya? Apa iya ini hasil pendapat anda sendiri Bung? Kalau bukan - tolong dituliskan sumber aslinya. Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 dirasakan tidak akan beranjak jauh dari perkiraan realisasi pada tahun 2009. Hal ini disebabkan terutama oleh krisis global yang diprediksi tidak otomatis selesai pada tahun 2010. Karena itu, pertumbuhan ekonomi dari realisasi 4,5% pada tahun 2009 menjadi antara 5,0-6,0 pada tahun 2010. Argumen ini memberikan tanda bahwa pertumbuhan ekonomi yang diasumsikan oleh pemerintah hampir 100 persen bergantung pada keadaan eksternal luar negeri. Anda sudah lihat angka pertumbuhan global tahun 2009? Sudah coba bandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2009? Coba anda sebutkan mana yang plus dan mana minus -- dan apa masih bisa anda bilang bahwa asumsinya adalah 100% bergantung pada keadaan external? Pertumbuhan sebenarnya disokong oleh investasi, ekspor, dan konsumsi dalam negeri. Dengan alasan krisis global, selama ini tekanan pemerintah adalah konsumsi dalam negeri yang mengandalkan belanja anggaran daerah dan nasional. Ini karena tidak mungkin mengandalkan konsumsi dari masyarakat secara langsung, karena daya beli yang rendah. Tetapi, ini sekaligus menciptakan blunder yang tidak berkesudahan, dan negara membiayai tingkat konsumsi tersebut dari arus modal jangka pendek dan panjang dari luar negeri. Berapa besar sih arus modal jangka pendek asing di Indonesia? Kalau itu diasumsikan dengan volume SBI - maka angkanya adalah Rp. 83 Trilyun silahkan ditambah dengan volume SUN yang dipegang asing yaitu Rp. 148 Trilyun. Jadi totalnya sekitar Rp. 250 Trilyun kurang sedikit. Anda tahu berapa output ekonomi Indonesia TIAP TAHUN? sekitar Rp. 5500 TRILYUN. Anda tahu berapa saving rate orang Indonesia TIAP TAHUN...? 20% GDP - yang berarti Rp. 1000 TRILYUN tiap tahun. Silahkan bandingkan sendiri dengan arus modal dari luar negeri yang anda sebut-sebut itu. yang lain adalah tingkat inflasi yang akan menurun, karena daya beli yang menguat disebabkan penguatan penghasilan mayoritas penduduk Indonesia. Inflasi yang mencapai 11,3% year on year pada tahun 2009 akan bisa dikurangi, Inflasi Indonesia pada pada tahun 2009 adalah di bawah 3%... Anda dapat dari mana angka 11,3% --- atau ini hasil ngejiplak tulisan orang?
Re: Bls: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
Biar makin seru diskusinya, saya posting juga tulisan ttg SMI yang dimuat di harian yang sama kalo ini murni copy paste saya..hehe, *Sri Mulyani Sang Primadona* Kamis, 6 Mei 2010 | 04:32 WIB *Alvin Lie* Sri Mulyani Indrawati benar-benar sedang jadi primadona. Sejak akhir tahun 2009, namanya jadi langganan kontroversi. Mulai dari skandal Bank Century, makelar pajak yang terjadi di lembaga yang dipimpinnya, perseteruannya dengan Aburizal Bakrie (Ketua Umum DPP Partai Golkar), pemeriksaan KPK yang dilakukan di Kantor Kementerian Keuangan, hingga penolakan terhadap kehadirannya di DPR mewakili pemerintah dalam pembahasan Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2010. Belum reda gonjang-ganjing itu, Bank Dunia mengumumkan bahwa Sri Mulyani Indrawati (SMI) mereka pilih untuk memimpin lembaga keuangan dunia itu sebagai direktur pelaksana. *Tanggapan beragam* Sebagian khalayak langsung menanggapi positif pengumuman Bank Dunia tesebut. Kebanggaan buat Indonesia bahwa putri Indonesia dipercaya memimpin lembaga keuangan dunia, demikian argumentasi mereka yang optimistis. Sebagian lagi menilai bahwa penunjukan SMI merupakan pengakuan atas sukses Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membenahi perekonomian Indonesia. Sebaliknya, tidak sedikit pula yang menanggapi negatif. Beberapa pihak menduga ini merupakan bukti bahwa selama ini sebenarnya SMI adalah kader Bank Dunia yang dikaryakan untuk menata perekonomian Indonesia sesuai dengan rencana dan keinginan Bank Dunia. Kebijakan-kebijakan yang dibuat lebih ditujukan untuk memuaskan Bank Dunia dan para pemodal besar, bukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat kecil bangsa Indonesia sendiri. Setelah sukses, SMI mendapat reward promosi jabatan di Bank Dunia. Sebagian khalayak lagi justru lebih sinis menilai bahwa jabatan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini hanya menjadi muslihat SMI dan kabinet Yudhoyono untuk mengubur kasus Century. KPK akan kesulitan menyidik SMI jika dia sudah berkantor di Washington DC. *Tidak datang tiba-tiba* Keragaman tanggapan tersebut sangat dapat dimaklumi karena di tengah gencarnya perkembangan kasus yang menerpa SMI serta lembaga yang dipimpinnya, SMI justru mendapat kepercayaan yang luar biasa besar dari luar Indonesia. Namun, apakah benar keputusan Bank Dunia ini datang tiba-tiba? Kedekatan SMI dengan lembaga keuangan internasional sudah dia rintis sejak lama. Oktober 2002, SMI menjabat Executive Director Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara. Sebelumnya, tahun 2001, SMI hijrah ke Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, menjabat sebagai konsultan di USAid. Sejak awal menjabat Menteri Keuangan pada tahun 2005, SMI sudah sering dipuji oleh lembaga-lembaga keuangan internasional. Bahkan, pada tahun 2006 SMI mendapat penghargaan sebagai Menteri Keuangan Terbaik se-Asia versi Emerging Market Forum dan Minister of Finance of the Year 2006 oleh majalah Euromoney terbitan Swiss. Pada tahun 2008, majalah Forbes menempatkan SMI pada peringkat ke-23 dalam The 100 Most Powerful Women (100 Wanita Paling Berpengaruh). Tidak heran jika sejak awal SMI masuk kabinet, pihak yang skeptis sudah menilai bahwa kebijakan-kebijakan keuangan RI merupakan titipan kepentingan internasional. Sebagian malah berpendapat bahwa SMI lebih mementingkan pujian dan penghargaan internasional ketimbang membawa manfaat nyata buat kesejahteraan rakyat kecil. Kebijakan-kebijakannya dinilai terlalu elitis, tidak menyentuh kehidupan wong cilik. Akan tetapi, pihak optimistis tidak salah juga karena selama ini belum pernah ada putra ataupun putri Indonesia yang mendapat kepercayaan memegang jabatan super strategis seperti itu. Sebagai lembaga keuangan dunia yang sudah sangat mapan, tentunya Bank Dunia tidak akan sembarangan menunjuk seseorang untuk memegang pucuk kepemimpinan lembaganya. Berbagai kriteria teknis, akademis, politis, serta penyaringan kualitas pribadi diterapkan untuk menjaring kandidat dari seluruh dunia. Salah satu tokoh yang pernah menjabat sebagai Presiden Bank Dunia adalah Paul Wolfowitz yang pernah menjadi Dubes AS di Indonesia dan kemudian menjadi salah satu orang kepercayaan George W Bush, Presiden AS ketika itu. Wolfowitz pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan AS sebelum dikaryakan AS untuk menjabat sebagai Presiden Bank Dunia hingga akhirnya mengundurkan diri karena terlibat skandal pada tahun 2007. Bank Dunia pasti menilai ada sesuatu yang luar biasa pada diri SMI sehingga mengumumkan penunjukan SMI di tengah badai yang bertubi-tubi menerpanya di dalam negeri. Bank Dunia tentu sudah memperhitungkan apa risikonya jika setelah menjabat ternyata KPK meningkatkan status SMI menjadi tersangka dalam skandal Century. Apalagi jika kemudian SMI diwajibkan menghadiri persidangan di Indonesia dan divonis bersalah. Betapa besar aib dan kerugian yang harus ditanggung Bank Dunia. Apakah Bank Dunia mau mengulangi episode Paul Wolfowitz? Apakah ini merupakan sinyal bahwa Bank Dunia dan kalangan
[Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak, tentang ekonomi RI tanpa SMI *BR, ari.ams* -- Pesan terusan -- Dari: Koran Digital Tanggal: 6 Mei 2010 09:15 Subjek: [Koran-Digital] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani artikel asli: http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/06/0432580/ ekonomi.ri.tanpa.sri.mulyani *Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani* Kamis, 6 Mei 2010 | 04:32 WIB *Rhenald Kasali* Pada tahun 1961, David McClelland menulis buku terkenal yang berjudul Achieving Society. Di buku itu McClelland mengingatkan, suatu bangsa akan jatuh bila mengandalkan pemimpin-pemimpinnya (baca: menteri atau CEO) berdasarkan motif-motif afiliasi (baca: persekongkolan, kekerabatan, afiliasi politik) atau motif kekuasaan (bagi-bagi kuasa). Sebagai gantinya, bangsa-bangsa harus mulai berorientasi pada achievement (hasil/kinerja). Riset yang dibukukan itu diterima luas di dunia dan diterapkan di negara-negara maju, mulai dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris, sampai Malaysia, Thailand, dan Singapura. Sementara di Indonesia, orang- orang yang mengejar kinerja kehilangan rumah dan dibiarkan pergi. Itukah yang terjadi dengan Sri Mulyani? Bagaimana masa depan ekonomi Indonesia tanpa mereka? *Korban perubahan* Tak dapat disangkal bahwa negeri ini masih perlu banyak tokoh perubahan. Namun, perubahan selalu datang bersama sahabat-sahabatnya, yaitu resistensi, penyangkalan, dan kemarahan. Hasil yang dicapai para achiever selalu ditertawakan dan mereka diadili, dipersalahkan secara hukum, seperti yang dialami Nicolaus Copernicus di abad ke-16, Giordano Bruno (1600), dan Galilei Galileo (1633) saat memperjuangkan kebenaran. Sebagian besar change maker diadili oleh bangsanya, dipenjarakan, dirajam, dan dibunuh, seperti Martin Luther King, Abraham Lincoln, Gandhi, dan Munir. Sementara itu di dunia ekonomi, di perusahaan-perusahaan, para pembuat perubahan dicari untuk diberhentikan, seperti yang dialami Rini Soewandi yang dianggap berhasil mengawal Astra Internasional dari krisis (1998). Ia diberhentikan secara tragis sebagai CEO oleh BPPN, padahal media masa memberikan penghargaan sebagai CEO terbaik (Kompas, 9/2/2000). Pada tahun 2009, masalah serupa dihadapi Ari Soemarno setelah tiga tahun memimpin perubahan yang dianggap berhasil di Pertamina. Dan, tahun ini, kita menyaksikan umpatan-umpatan tidak sedap, bahkan tuntutan hukum terhadap Sri Mulyani. Padahal, di luar negeri ia dianggap sebagai menteri terbaik yang dimiliki dunia dan dalam pertimbangan saat memilihnya sebagai direktur pelaksana, Bank Dunia mengakui keberhasilannya dalam menangani krisis ekonomi, menerapkan reformasi, dan memperoleh respek dari kolega-koleganya dari berbagai penjuru dunia (www.worldbank.org). Inilah saatnya bagi para politisi Indonesia untuk belajar menerima change maker dan achiever untuk meneruskan karya-karyanya dengan berhenti mengumpat dan mengadili apalagi mengedepankan motif-motif afiliasi dan kekuasaan. Kalau kita tidak bisa melakukannya, berhentilah menertawakan mereka. Janganlah kita menjadi sok kaya, dengan membuang baju bagus hanya karena satu benangnya terlepas lalu beranggapan seluruh jalinannya terburai. Sebagai akademisi, sudah lama saya menyaksikan kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di negeri ini. Orang berdebat dengan standar yang berbeda-beda dan begitu mudah marah bila kehendaknya tidak dipenuhi. Kita lebih sering menghujat dengan ukuran-ukuran yang tidak masuk akal. Sudah sering pula disaksikan para ahli kita lebih dihargai di luar daripada di sini. Kita pun beranggapan politisi bisa lebih dipercaya daripada lembaga-lembaga internasional yang menghendaki kinerja. Persoalan yang dihadapi Sri Mulyani Indrawati adalah sama persis dengan anak- anak Indonesia yang gagal bersekolah di sini, tetapi berhasil di luar negeri. Saya sendiri mengalaminya, betapa sulit mendapat nilai bagus di sini, sementara di luar negeri kita sangat dihargai. Kita merasa bodoh di negeri sendiri bukan karena tidak mampu, melainkan karena betapa arogannya para pemimpin. *Ekonomi ke depan* Tentu saja di Indonesia ada banyak ekonom pintar yang siap menggantikan Sri Mulyani. Namun, untuk memimpin ekonomi Indonesia, diperlukan lebih dari sekadar orang pintar. Jujur, bersih, dipercaya dunia internasional, berpikir jauh ke depan, aktif bergerak dan responsif, berani melakukan perubahan dan diterima di dalam kementerian adalah syarat yang tidak mudah dipenuhi. Indonesia butuh lebih dari sekadar pengumbar syahwat kebencian atau orang yang sekadar pintar bicara. Selama lebih dari sepuluh tahun proses reformasi berlangsung, ekonomi Indonesia telah menjadi pertaruhan berbagai kepentingan. Ekonomi yang seharusnya dibangun dengan fondasi makro-mikro yang seimbang selalu menjadi rebutan di kalangan politisi. Demikian pula kita butuh lebih dari sekadar birokrat yang hanya menjaga sistem. Kita perlu pengambil risiko yang berani menghadapi tantangan perubahan. Ada kesan saat ini ekonom tengah diperlakukan sebagai orang yang tidak tahu
Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
Bagaimanapun kita harus mengangkat topi buat Bu Sri Mulyani kinerja beliau sudah menunjukkan hasil nyata salam -kartes- From: anton ms wardhana ari.am...@gmail.com Sent: Thu, May 6, 2010 9:55:53 AM Subject: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak, tentang ekonomi RI tanpa SMI *BR, ari.ams* -- Pesan terusan -- Dari: Koran Digital Tanggal: 6 Mei 2010 09:15 Subjek: [Koran-Digital] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani artikel asli: http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/06/0432580/ ekonomi.ri.tanpa.sri.mulyani *Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani* Kamis, 6 Mei 2010 | 04:32 WIB *Rhenald Kasali* Pada tahun 1961, David McClelland menulis buku terkenal yang berjudul Achieving Society. Di buku itu McClelland mengingatkan, suatu bangsa akan jatuh bila mengandalkan pemimpin-pemimpinnya (baca: menteri atau CEO) berdasarkan motif-motif afiliasi (baca: persekongkolan, kekerabatan, afiliasi politik) atau motif kekuasaan (bagi-bagi kuasa). Sebagai gantinya, bangsa-bangsa harus mulai berorientasi pada achievement (hasil/kinerja). Riset yang dibukukan itu diterima luas di dunia dan diterapkan di negara-negara maju, mulai dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris, sampai Malaysia, Thailand, dan Singapura. Sementara di Indonesia, orang- orang yang mengejar kinerja kehilangan rumah dan dibiarkan pergi. Itukah yang terjadi dengan Sri Mulyani? Bagaimana masa depan ekonomi Indonesia tanpa mereka? *Korban perubahan* Tak dapat disangkal bahwa negeri ini masih perlu banyak tokoh perubahan. Namun, perubahan selalu datang bersama sahabat-sahabatnya, yaitu resistensi, penyangkalan, dan kemarahan. Hasil yang dicapai para achiever selalu ditertawakan dan mereka diadili, dipersalahkan secara hukum, seperti yang dialami Nicolaus Copernicus di abad ke-16, Giordano Bruno (1600), dan Galilei Galileo (1633) saat memperjuangkan kebenaran. Sebagian besar change maker diadili oleh bangsanya, dipenjarakan, dirajam, dan dibunuh, seperti Martin Luther King, Abraham Lincoln, Gandhi, dan Munir. Sementara itu di dunia ekonomi, di perusahaan-perusahaan, para pembuat perubahan dicari untuk diberhentikan, seperti yang dialami Rini Soewandi yang dianggap berhasil mengawal Astra Internasional dari krisis (1998). Ia diberhentikan secara tragis sebagai CEO oleh BPPN, padahal media masa memberikan penghargaan sebagai CEO terbaik (Kompas, 9/2/2000). Pada tahun 2009, masalah serupa dihadapi Ari Soemarno setelah tiga tahun memimpin perubahan yang dianggap berhasil di Pertamina. Dan, tahun ini, kita menyaksikan umpatan-umpatan tidak sedap, bahkan tuntutan hukum terhadap Sri Mulyani. Padahal, di luar negeri ia dianggap sebagai menteri terbaik yang dimiliki dunia dan dalam pertimbangan saat memilihnya sebagai direktur pelaksana, Bank Dunia mengakui keberhasilannya dalam menangani krisis ekonomi, menerapkan reformasi, dan memperoleh respek dari kolega-koleganya dari berbagai penjuru dunia (www.worldbank.org). Inilah saatnya bagi para politisi Indonesia untuk belajar menerima change maker dan achiever untuk meneruskan karya-karyanya dengan berhenti mengumpat dan mengadili apalagi mengedepankan motif-motif afiliasi dan kekuasaan. Kalau kita tidak bisa melakukannya, berhentilah menertawakan mereka. Janganlah kita menjadi sok kaya, dengan membuang baju bagus hanya karena satu benangnya terlepas lalu beranggapan seluruh jalinannya terburai. Sebagai akademisi, sudah lama saya menyaksikan kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di negeri ini. Orang berdebat dengan standar yang berbeda-beda dan begitu mudah marah bila kehendaknya tidak dipenuhi. Kita lebih sering menghujat dengan ukuran-ukuran yang tidak masuk akal. Sudah sering pula disaksikan para ahli kita lebih dihargai di luar daripada di sini. Kita pun beranggapan politisi bisa lebih dipercaya daripada lembaga-lembaga internasional yang menghendaki kinerja. Persoalan yang dihadapi Sri Mulyani Indrawati adalah sama persis dengan anak- anak Indonesia yang gagal bersekolah di sini, tetapi berhasil di luar negeri. Saya sendiri mengalaminya, betapa sulit mendapat nilai bagus di sini, sementara di luar negeri kita sangat dihargai. Kita merasa bodoh di negeri sendiri bukan karena tidak mampu, melainkan karena betapa arogannya para pemimpin. *Ekonomi ke depan* Tentu saja di Indonesia ada banyak ekonom pintar yang siap menggantikan Sri Mulyani. Namun, untuk memimpin ekonomi Indonesia, diperlukan lebih dari sekadar orang pintar. Jujur, bersih, dipercaya dunia internasional, berpikir jauh ke depan, aktif bergerak dan responsif, berani melakukan perubahan dan diterima di dalam kementerian adalah syarat yang tidak mudah dipenuhi. Indonesia butuh lebih dari sekadar pengumbar syahwat kebencian atau orang yang sekadar pintar bicara. Selama lebih dari sepuluh tahun proses reformasi berlangsung, ekonomi Indonesia telah menjadi pertaruhan berbagai kepentingan. Ekonomi yang seharusnya dibangun dengan fondasi
Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
Betul, bangsa ini juga harus belajar memilih dan memilah, agar mendewasa. Bahwa Ibu Sri Mulyani terkait persoalan Bank Century, biarlah itu diselesaikan oleh KPK yang memang berwenang untuk itu. Saya juga mengucapkan selamat kepada Ibu Sri atas pencapaian yang tidak mudah ini. Kata Fauzi Ichsan semalem, sedikit sekali orang Asia (kebanyakan India) yang bisa menempati posisi Managing Director WB. Berarti reputasi Ibu Sri memang diakui dunia internasional. Terburu-buru dan terkesan membabi buta sekedar mengaitkan SMI dengan neolib ( Ichsanudin Noorsy) dan pendiktean asing ( KKG). Ada saatnya kita berbeda, ada kalanya kita bersatu. Rasanya mencari figur komplit seperti SMI akan menjadi tugas berat bagi SBY, terlebih beban bagi Menkeu berikutnya, krn akan selalu dibandingkan dg pendahulunya. Contohlah perpaduan : integritas, kapabilitas, dan loyalitas SMI. salam, pras Dari: sen diskartes d1ka...@yahoo.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Rab, 5 Mei, 2010 20:03:19 Judul: Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani Bagaimanapun kita harus mengangkat topi buat Bu Sri Mulyani kinerja beliau sudah menunjukkan hasil nyata salam -kartes- _ _ __ From: anton ms wardhana ari.am...@gmail. com Sent: Thu, May 6, 2010 9:55:53 AM Subject: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak, tentang ekonomi RI tanpa SMI *BR, ari.ams* -- Pesan terusan -- Dari: Koran Digital Tanggal: 6 Mei 2010 09:15 Subjek: [Koran-Digital] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani artikel asli: http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2010/05/06/ 0432580/ ekonomi.ri.tanpa. sri.mulyani *Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani* Kamis, 6 Mei 2010 | 04:32 WIB *Rhenald Kasali* Pada tahun 1961, David McClelland menulis buku terkenal yang berjudul Achieving Society. Di buku itu McClelland mengingatkan, suatu bangsa akan jatuh bila mengandalkan pemimpin-pemimpinny a (baca: menteri atau CEO) berdasarkan motif-motif afiliasi (baca: persekongkolan, kekerabatan, afiliasi politik) atau motif kekuasaan (bagi-bagi kuasa). Sebagai gantinya, bangsa-bangsa harus mulai berorientasi pada achievement (hasil/kinerja) . Riset yang dibukukan itu diterima luas di dunia dan diterapkan di negara-negara maju, mulai dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris, sampai Malaysia, Thailand, dan Singapura. Sementara di Indonesia, orang- orang yang mengejar kinerja kehilangan rumah dan dibiarkan pergi. Itukah yang terjadi dengan Sri Mulyani? Bagaimana masa depan ekonomi Indonesia tanpa mereka? *Korban perubahan* Tak dapat disangkal bahwa negeri ini masih perlu banyak tokoh perubahan. Namun, perubahan selalu datang bersama sahabat-sahabatnya, yaitu resistensi, penyangkalan, dan kemarahan. Hasil yang dicapai para achiever selalu ditertawakan dan mereka diadili, dipersalahkan secara hukum, seperti yang dialami Nicolaus Copernicus di abad ke-16, Giordano Bruno (1600), dan Galilei Galileo (1633) saat memperjuangkan kebenaran. Sebagian besar change maker diadili oleh bangsanya, dipenjarakan, dirajam, dan dibunuh, seperti Martin Luther King, Abraham Lincoln, Gandhi, dan Munir. Sementara itu di dunia ekonomi, di perusahaan-perusaha an, para pembuat perubahan dicari untuk diberhentikan, seperti yang dialami Rini Soewandi yang dianggap berhasil mengawal Astra Internasional dari krisis (1998). Ia diberhentikan secara tragis sebagai CEO oleh BPPN, padahal media masa memberikan penghargaan sebagai CEO terbaik (Kompas, 9/2/2000). Pada tahun 2009, masalah serupa dihadapi Ari Soemarno setelah tiga tahun memimpin perubahan yang dianggap berhasil di Pertamina. Dan, tahun ini, kita menyaksikan umpatan-umpatan tidak sedap, bahkan tuntutan hukum terhadap Sri Mulyani. Padahal, di luar negeri ia dianggap sebagai menteri terbaik yang dimiliki dunia dan dalam pertimbangan saat memilihnya sebagai direktur pelaksana, Bank Dunia mengakui keberhasilannya dalam menangani krisis ekonomi, menerapkan reformasi, dan memperoleh respek dari kolega-koleganya dari berbagai penjuru dunia (www.worldbank. org). Inilah saatnya bagi para politisi Indonesia untuk belajar menerima change maker dan achiever untuk meneruskan karya-karyanya dengan berhenti mengumpat dan mengadili apalagi mengedepankan motif-motif afiliasi dan kekuasaan. Kalau kita tidak bisa melakukannya, berhentilah menertawakan mereka. Janganlah kita menjadi sok kaya, dengan membuang baju bagus hanya karena satu benangnya terlepas lalu beranggapan seluruh jalinannya terburai. Sebagai akademisi, sudah lama saya menyaksikan kejanggalan- kejanggalan yang terjadi di negeri ini. Orang berdebat dengan standar yang berbeda-beda dan begitu mudah marah bila kehendaknya tidak dipenuhi. Kita lebih sering menghujat dengan ukuran-ukuran yang tidak masuk akal. Sudah sering pula disaksikan para ahli kita lebih dihargai di luar daripada di sini. Kita pun beranggapan politisi bisa lebih
Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
Dear all, Saya membaca tulisan Rhenald Kasali, tidak ada yang substantif. Dia hanya berbicara 2 hal. Pertama, Bank Dunia adalah ukuran kebaikan, prestasi, dan pokoknya ukuran absolut termasuk dalam hal kinerja. Barang siapa yang diterima baik oleh Bank Dunia, maka dia adalah orang terbaik. Di sini Sri Mulyani adalah orangnya. Sebagai akibatnya, siapapun yang kritis terhadap Sri Mulyani, maka orang tersebut adalah politisi yang sok tahu tentang ekonomi. Dan kedua, yang berhak berbicara tentang ekonomi, termasuk mengkritik kebijakan ekonomi, adalah hanya para ekonom. Rakyat kecil tidaklah perlu bicara, apalagi menuntut pemidanaan sebuah kebijakan. (Ini perdebatan apakah sebuah kebijakan bisa dipidanakan atau tidak. Yang kira-kira intinya berujung: kebijakan seorang penguasa pastilah benar dan tidak boleh dipidanakan, meskipun terindikasi koruptif). Selain Kasali, selama 2 hari ini ada banyak pemujaan yang berlebihan kepada Sri Mulyani, yang jika ditarik akan menjadi pemujaan terhadap Bank Dunia. Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang sifatnya lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan bank dunia bagi indonesia dan terutama rakyat kecil? Remunerasi jelas gagal dan tidak membuahkan kinerja yang baik, bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling, penerbitan SUN dan SUKUK dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus merupakan hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang mengancam dan mendera indonesia, stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus mengalokasikan dana besar bahkan untuk nyahur utang yang belum dipakai, mengurangi subsidi rakyat, dan menghindari alokasi dana untuk pertumbuhan ekonomi rakyat. Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat topi kepada Sri Mulyani misalnya. Wassalam, Waidl Dari: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 10:22:31 Judul: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani Betul, bangsa ini juga harus belajar memilih dan memilah, agar mendewasa. Bahwa Ibu Sri Mulyani terkait persoalan Bank Century, biarlah itu diselesaikan oleh KPK yang memang berwenang untuk itu. Saya juga mengucapkan selamat kepada Ibu Sri atas pencapaian yang tidak mudah ini. Kata Fauzi Ichsan semalem, sedikit sekali orang Asia (kebanyakan India) yang bisa menempati posisi Managing Director WB. Berarti reputasi Ibu Sri memang diakui dunia internasional. Terburu-buru dan terkesan membabi buta sekedar mengaitkan SMI dengan neolib ( Ichsanudin Noorsy) dan pendiktean asing ( KKG). Ada saatnya kita berbeda, ada kalanya kita bersatu. Rasanya mencari figur komplit seperti SMI akan menjadi tugas berat bagi SBY, terlebih beban bagi Menkeu berikutnya, krn akan selalu dibandingkan dg pendahulunya. Contohlah perpaduan : integritas, kapabilitas, dan loyalitas SMI. salam, pras _ _ __ Dari: sen diskartes d1ka...@yahoo. com Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com Terkirim: Rab, 5 Mei, 2010 20:03:19 Judul: Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani Bagaimanapun kita harus mengangkat topi buat Bu Sri Mulyani kinerja beliau sudah menunjukkan hasil nyata salam -kartes- _ _ __ From: anton ms wardhana ari.am...@gmail. com Sent: Thu, May 6, 2010 9:55:53 AM Subject: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak, tentang ekonomi RI tanpa SMI *BR, ari.ams* -- Pesan terusan -- Dari: Koran Digital Tanggal: 6 Mei 2010 09:15 Subjek: [Koran-Digital] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani artikel asli: http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2010/05/06/ 0432580/ ekonomi.ri.tanpa. sri.mulyani *Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani* Kamis, 6 Mei 2010 | 04:32 WIB *Rhenald Kasali* Pada tahun 1961, David McClelland menulis buku terkenal yang berjudul Achieving Society. Di buku itu McClelland mengingatkan, suatu bangsa akan jatuh bila mengandalkan pemimpin-pemimpinny a (baca: menteri atau CEO) berdasarkan motif-motif afiliasi (baca: persekongkolan, kekerabatan, afiliasi politik) atau motif kekuasaan (bagi-bagi kuasa). Sebagai gantinya, bangsa-bangsa harus mulai berorientasi pada achievement (hasil/kinerja) . Riset yang dibukukan itu diterima luas di dunia dan diterapkan di negara-negara maju, mulai dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris, sampai Malaysia, Thailand, dan Singapura. Sementara di Indonesia, orang- orang yang mengejar kinerja kehilangan rumah dan dibiarkan pergi. Itukah yang terjadi dengan Sri Mulyani? Bagaimana masa depan ekonomi Indonesia tanpa mereka? *Korban perubahan* Tak dapat disangkal bahwa negeri ini masih perlu banyak tokoh perubahan. Namun, perubahan selalu datang bersama sahabat-sahabatnya, yaitu resistensi, penyangkalan, dan
Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
At 11:00 AM 5/6/2010, you wrote: Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang sifatnya lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan bank dunia bagi indonesia dan terutama rakyat kecil? Dulu Listrik Masuk Desa adalah bagian dari program yang dibiayai Bank Dunia. Juga berbagai proyek pengairan. Plus proyek Kesehatan di desa. Dan kalau anda tidak lupa - rekonstruksi Aceh pasca tsunami beroleh bantuan besar dari Bank Dunia. Kalau itu bukan rakyat kecil - saya nggak tau lagi siapa yang bisa lebih kecil dan lebih malang lagi dari itu. Remunerasi jelas gagal dan tidak membuahkan kinerja yang baik, bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling, penerbitan SUN dan SUKUK dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus merupakan hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang mengancam dan mendera indonesia, Menurut anda cadangan devisa sebesar USD 70 Milyar itu lantas buat apa? Buat gagah-gagahan? Itu buat buffer / bantalan capital flight. SUN sebagian besar dibeli asing? Anda punya datanya atau asal nyablak? Saya punya datanya - dan saya ingin lihat data anda. Ayo kita sama-sama gelar di sini. Kalau anda tidak berani gelar data - saya akan beberkan - dan semua akan lihat seperti apa kualitas pendapat anda. stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus mengalokasikan dana besar bahkan untuk nyahur utang yang belum dipakai, mengurangi subsidi rakyat, dan menghindari alokasi dana untuk pertumbuhan ekonomi rakyat. Coba anda jujur dan lihat apa yang SUDAH dipakai. Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat topi kepada Sri Mulyani misalnya. Orang seperti anda rasanya nggak akan ngangkat apapun. Nggak usahlah bermewah-mewah minta penjelasan rasional.
RE: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
Gini aja deh bro Wa Idl . Ente kalo ditawarin kerja di Bank Dunia mau gak? Gak usah panjang-panjang penjelasannya Kalo ane sih mau :-) Salam JV _ From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of wa idl Sent: 06 Mei 2010 11:00 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani Dear all, Saya membaca tulisan Rhenald Kasali, tidak ada yang substantif. Dia hanya berbicara 2 hal. Pertama, Bank Dunia adalah ukuran kebaikan, prestasi, dan pokoknya ukuran absolut termasuk dalam hal kinerja. Barang siapa yang diterima baik oleh Bank Dunia, maka dia adalah orang terbaik. Di sini Sri Mulyani adalah orangnya. Sebagai akibatnya, siapapun yang kritis terhadap Sri Mulyani, maka orang tersebut adalah politisi yang sok tahu tentang ekonomi. Dan kedua, yang berhak berbicara tentang ekonomi, termasuk mengkritik kebijakan ekonomi, adalah hanya para ekonom. Rakyat kecil tidaklah perlu bicara, apalagi menuntut pemidanaan sebuah kebijakan. (Ini perdebatan apakah sebuah kebijakan bisa dipidanakan atau tidak. Yang kira-kira intinya berujung: kebijakan seorang penguasa pastilah benar dan tidak boleh dipidanakan, meskipun terindikasi koruptif). Selain Kasali, selama 2 hari ini ada banyak pemujaan yang berlebihan kepada Sri Mulyani, yang jika ditarik akan menjadi pemujaan terhadap Bank Dunia. Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang sifatnya lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan bank dunia bagi indonesia dan terutama rakyat kecil? Remunerasi jelas gagal dan tidak membuahkan kinerja yang baik, bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling, penerbitan SUN dan SUKUK dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus merupakan hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang mengancam dan mendera indonesia, stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus mengalokasikan dana besar bahkan untuk nyahur utang yang belum dipakai, mengurangi subsidi rakyat, dan menghindari alokasi dana untuk pertumbuhan ekonomi rakyat. Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat topi kepada Sri Mulyani misalnya. Wassalam, Waidl Dari: prastowo prastowo sesaw...@yahoo. mailto:sesawi04%40yahoo.com com Kepada: AhliKeuangan- mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com indone...@yahoogroups.com Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 10:22:31 Judul: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani Betul, bangsa ini juga harus belajar memilih dan memilah, agar mendewasa. Bahwa Ibu Sri Mulyani terkait persoalan Bank Century, biarlah itu diselesaikan oleh KPK yang memang berwenang untuk itu. Saya juga mengucapkan selamat kepada Ibu Sri atas pencapaian yang tidak mudah ini. Kata Fauzi Ichsan semalem, sedikit sekali orang Asia (kebanyakan India) yang bisa menempati posisi Managing Director WB. Berarti reputasi Ibu Sri memang diakui dunia internasional. Terburu-buru dan terkesan membabi buta sekedar mengaitkan SMI dengan neolib ( Ichsanudin Noorsy) dan pendiktean asing ( KKG). Ada saatnya kita berbeda, ada kalanya kita bersatu. Rasanya mencari figur komplit seperti SMI akan menjadi tugas berat bagi SBY, terlebih beban bagi Menkeu berikutnya, krn akan selalu dibandingkan dg pendahulunya. Contohlah perpaduan : integritas, kapabilitas, dan loyalitas SMI. salam, pras _ _ __ Dari: sen diskartes d1ka...@yahoo. com Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com Terkirim: Rab, 5 Mei, 2010 20:03:19 Judul: Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani Bagaimanapun kita harus mengangkat topi buat Bu Sri Mulyani kinerja beliau sudah menunjukkan hasil nyata salam -kartes- _ _ __ From: anton ms wardhana ari.am...@gmail. com Sent: Thu, May 6, 2010 9:55:53 AM Subject: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak, tentang ekonomi RI tanpa SMI *BR, ari.ams* -- Pesan terusan -- Dari: Koran Digital Tanggal: 6 Mei 2010 09:15 Subjek: [Koran-Digital] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani artikel asli: http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2010/05/06/ 0432580/ ekonomi.ri.tanpa. sri.mulyani *Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani* Kamis, 6 Mei 2010 | 04:32 WIB *Rhenald Kasali* Pada tahun 1961, David McClelland menulis buku terkenal yang berjudul Achieving Society. Di buku itu McClelland mengingatkan, suatu bangsa akan jatuh bila mengandalkan pemimpin-pemimpinny a (baca: menteri atau CEO) berdasarkan motif-motif afiliasi (baca: persekongkolan, kekerabatan, afiliasi politik) atau motif kekuasaan (bagi-bagi kuasa). Sebagai gantinya, bangsa-bangsa harus mulai berorientasi pada achievement (hasil/kinerja) . Riset yang dibukukan itu diterima luas di dunia dan diterapkan di negara-negara
Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
bung poltak, tahan emosi ya. ada banyak catatan bahwa rekonstruksi aceh tidak banyak faedahnya secara langsung bagi masyarakat. pembangunan rumah tidak berguna dan ditinggal masyarakat. masyarakat juga menjadi makin tergantung karena cara bekerja yang jor-joran duit. cobalah membaca alternatif laporan, jangan marah-marah saja. atau anda adalah yang sedang bekerja di bank dunia? saya bicara remunerasi, sun, sukuk, stimulus fiskal. tetapi, anda berbicara cadangan devisa yang sampai 70 juta dollar. so pasti cadangan devisa naik, karena banyak dana hot money masuk, yang antara lain karena bunga sun dan sukuk yang tinggi. bukankah cadangan devisa kita tertinggi adalah uang asing? apa yang membanggakan dari itu bung? anda juga belum memberikan keterangan soal prestasi sri mulyani. anda pokoknya marah. dan ngata-ngatain yang tidak baik, seperti nyablak. santai saja bung. salam, waidl Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 11:31:16 Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani At 11:00 AM 5/6/2010, you wrote: Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang sifatnya lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan bank dunia bagi indonesia dan terutama rakyat kecil? Dulu Listrik Masuk Desa adalah bagian dari program yang dibiayai Bank Dunia. Juga berbagai proyek pengairan. Plus proyek Kesehatan di desa. Dan kalau anda tidak lupa - rekonstruksi Aceh pasca tsunami beroleh bantuan besar dari Bank Dunia. Kalau itu bukan rakyat kecil - saya nggak tau lagi siapa yang bisa lebih kecil dan lebih malang lagi dari itu. Remunerasi jelas gagal dan tidak membuahkan kinerja yang baik, bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling, penerbitan SUN dan SUKUK dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus merupakan hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang mengancam dan mendera indonesia, Menurut anda cadangan devisa sebesar USD 70 Milyar itu lantas buat apa? Buat gagah-gagahan? Itu buat buffer / bantalan capital flight. SUN sebagian besar dibeli asing? Anda punya datanya atau asal nyablak? Saya punya datanya - dan saya ingin lihat data anda. Ayo kita sama-sama gelar di sini. Kalau anda tidak berani gelar data - saya akan beberkan - dan semua akan lihat seperti apa kualitas pendapat anda. stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus mengalokasikan dana besar bahkan untuk nyahur utang yang belum dipakai, mengurangi subsidi rakyat, dan menghindari alokasi dana untuk pertumbuhan ekonomi rakyat. Coba anda jujur dan lihat apa yang SUDAH dipakai. Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat topi kepada Sri Mulyani misalnya. Orang seperti anda rasanya nggak akan ngangkat apapun. Nggak usahlah bermewah-mewah minta penjelasan rasional. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
weits sabar bung... kita sama sama merah putih untuk Indonesia kok,, jangan sama sama panas lah SMI, tetep layak dicaungin jempol..karena dia berani menanggung beban sebaga Menteri di Negera sakit seperti Indonesia sekarang beliau ke WB,, harus diakuin juga kemampuannya dong.. remunerasi nggak gagal kok.. kita bisa mengatakan gagal karena kita tidak berada didalamnya sehingga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi didalam tubuh kementrian Keuangan.. saya jadi kepikiran,, gimana kalo orang orang di milis ini kapan kapan ngadain baksos atau sekedar ngeliat realita di daerah biar kita beneran bisa merasakan dampak dari semua dari debat kita disini salam hangat -kartes- From: wa idl waidl2...@yahoo.com To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Thu, May 6, 2010 11:47:32 AM Subject: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani bung poltak, tahan emosi ya. ada banyak catatan bahwa rekonstruksi aceh tidak banyak faedahnya secara langsung bagi masyarakat. pembangunan rumah tidak berguna dan ditinggal masyarakat. masyarakat juga menjadi makin tergantung karena cara bekerja yang jor-joran duit. cobalah membaca alternatif laporan, jangan marah-marah saja. atau anda adalah yang sedang bekerja di bank dunia? saya bicara remunerasi, sun, sukuk, stimulus fiskal. tetapi, anda berbicara cadangan devisa yang sampai 70 juta dollar. so pasti cadangan devisa naik, karena banyak dana hot money masuk, yang antara lain karena bunga sun dan sukuk yang tinggi. bukankah cadangan devisa kita tertinggi adalah uang asing? apa yang membanggakan dari itu bung? anda juga belum memberikan keterangan soal prestasi sri mulyani. anda pokoknya marah. dan ngata-ngatain yang tidak baik, seperti nyablak. santai saja bung. salam, waidl _ _ __ Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail. com Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 11:31:16 Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani At 11:00 AM 5/6/2010, you wrote: Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang sifatnya lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan bank dunia bagi indonesia dan terutama rakyat kecil? Dulu Listrik Masuk Desa adalah bagian dari program yang dibiayai Bank Dunia. Juga berbagai proyek pengairan. Plus proyek Kesehatan di desa. Dan kalau anda tidak lupa - rekonstruksi Aceh pasca tsunami beroleh bantuan besar dari Bank Dunia. Kalau itu bukan rakyat kecil - saya nggak tau lagi siapa yang bisa lebih kecil dan lebih malang lagi dari itu. Remunerasi jelas gagal dan tidak membuahkan kinerja yang baik, bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling, penerbitan SUN dan SUKUK dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus merupakan hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang mengancam dan mendera indonesia, Menurut anda cadangan devisa sebesar USD 70 Milyar itu lantas buat apa? Buat gagah-gagahan? Itu buat buffer / bantalan capital flight. SUN sebagian besar dibeli asing? Anda punya datanya atau asal nyablak? Saya punya datanya - dan saya ingin lihat data anda. Ayo kita sama-sama gelar di sini. Kalau anda tidak berani gelar data - saya akan beberkan - dan semua akan lihat seperti apa kualitas pendapat anda. stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus mengalokasikan dana besar bahkan untuk nyahur utang yang belum dipakai, mengurangi subsidi rakyat, dan menghindari alokasi dana untuk pertumbuhan ekonomi rakyat. Coba anda jujur dan lihat apa yang SUDAH dipakai. Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat topi kepada Sri Mulyani misalnya. Orang seperti anda rasanya nggak akan ngangkat apapun. Nggak usahlah bermewah-mewah minta penjelasan rasional. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
maaf jadi penasaran ini masalah gelas yg setengah kosong atau menurut anda memang sebenarnya ada cara lebih baik menangani aceh? mungkin anda bisa menunjukkan kalau ini bukan masalah sudut pandang anda yg memang (mungkin selalu) pesimistis? kalau yg anda maksud rumahnya diperjual belikan sama pejabat korup itu IMHO bukannya tanggung jawab negara masyarakat Indonesia utk mengawasi distribusinya? oh ya, susah juga ya.. nanti jangan2 anda bakal bilang bank dunia mendikte pemda ya :D salam, indra 2010/5/6 wa idl waidl2...@yahoo.com bung poltak, tahan emosi ya. ada banyak catatan bahwa rekonstruksi aceh tidak banyak faedahnya secara langsung bagi masyarakat. pembangunan rumah tidak berguna dan ditinggal masyarakat. masyarakat juga menjadi makin tergantung karena cara bekerja yang jor-joran duit. cobalah membaca alternatif laporan, jangan marah-marah saja. atau anda adalah yang sedang bekerja di bank dunia? *~-*~-*~-*~-*~-*~-*~-*~-*~- There are three constants in life... change, choice and principles. - Stephen Covey [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
Kayaknya lebih baik group-nya Sri Mulyani keluar dari kabinetlah.. Soalnya coba kalian hitung angka inflasi yang gak keruan Sejak SBY naik sampai saat ini angka inflasi lebih dari 100%. Perekonomian kacau teratur.. Yah banyak yang jatuh sedikit yang bangun Yang bangun cuman Pemerintahan dengan melonjaknya angka penerimaan pajak. Masyarakat nya sakit kepala.. Salam dari saya [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
Mas, Gw heran dengar Aceh gagal...baru kali ini gw dengarnya. Gw punya sodara yg tinggal disana kok. Kena tsunami juga, kok berbeda jauh dg yg anda bilang. Terus, seingat saya system yg dipakai dalam penanganan donasi untuk Aceh ini diterima sebagai system yg baik dimata dunia. Sayang saya lupa simpan korannya. Pernah dibahas di Kompas kok. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: wa idl waidl2...@yahoo.com Date: Thu, 6 May 2010 12:47:32 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani bung poltak, tahan emosi ya. ada banyak catatan bahwa rekonstruksi aceh tidak banyak faedahnya secara langsung bagi masyarakat. pembangunan rumah tidak berguna dan ditinggal masyarakat. masyarakat juga menjadi makin tergantung karena cara bekerja yang jor-joran duit. cobalah membaca alternatif laporan, jangan marah-marah saja. atau anda adalah yang sedang bekerja di bank dunia? saya bicara remunerasi, sun, sukuk, stimulus fiskal. tetapi, anda berbicara cadangan devisa yang sampai 70 juta dollar. so pasti cadangan devisa naik, karena banyak dana hot money masuk, yang antara lain karena bunga sun dan sukuk yang tinggi. bukankah cadangan devisa kita tertinggi adalah uang asing? apa yang membanggakan dari itu bung? anda juga belum memberikan keterangan soal prestasi sri mulyani. anda pokoknya marah. dan ngata-ngatain yang tidak baik, seperti nyablak. santai saja bung. salam, waidl Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 11:31:16 Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani At 11:00 AM 5/6/2010, you wrote: Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang sifatnya lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan bank dunia bagi indonesia dan terutama rakyat kecil? Dulu Listrik Masuk Desa adalah bagian dari program yang dibiayai Bank Dunia. Juga berbagai proyek pengairan. Plus proyek Kesehatan di desa. Dan kalau anda tidak lupa - rekonstruksi Aceh pasca tsunami beroleh bantuan besar dari Bank Dunia. Kalau itu bukan rakyat kecil - saya nggak tau lagi siapa yang bisa lebih kecil dan lebih malang lagi dari itu. Remunerasi jelas gagal dan tidak membuahkan kinerja yang baik, bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling, penerbitan SUN dan SUKUK dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus merupakan hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang mengancam dan mendera indonesia, Menurut anda cadangan devisa sebesar USD 70 Milyar itu lantas buat apa? Buat gagah-gagahan? Itu buat buffer / bantalan capital flight. SUN sebagian besar dibeli asing? Anda punya datanya atau asal nyablak? Saya punya datanya - dan saya ingin lihat data anda. Ayo kita sama-sama gelar di sini. Kalau anda tidak berani gelar data - saya akan beberkan - dan semua akan lihat seperti apa kualitas pendapat anda. stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus mengalokasikan dana besar bahkan untuk nyahur utang yang belum dipakai, mengurangi subsidi rakyat, dan menghindari alokasi dana untuk pertumbuhan ekonomi rakyat. Coba anda jujur dan lihat apa yang SUDAH dipakai. Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat topi kepada Sri Mulyani misalnya. Orang seperti anda rasanya nggak akan ngangkat apapun. Nggak usahlah bermewah-mewah minta penjelasan rasional. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
mas wa idl, salam kenal. hampir2 tadi saya menyebut anda mbak, karena selama saya tinggal di sulawesi, wa dan/atau wa ode biasanya adalah gelaran bagi wanita :)) data yang Anda sebutkan ini bisa diungkap ke milis agar kita bisa sama sama menilai obyektivitasnya. sebab saya (dulu) adalah auditor pemerintah yang biasanya melakukan audit atas proyek2 berbantuan luar negeri (bank dunia cs) dan dari pengalaman itu saya yakin banyak dari proyek itu yang membawa maslahat bagi masyarakat Indonesia.. saya ngga bermaksud menafikan ada kebocoran di sana-sini, kesalahan perencanaan di sana-sini, kadang masalahnya adalah kurang sosialisasi sehingga sarana/prasarana yang diberikan tak termanfaatkan karena masyarakat tidak tahu bagaimana menggunakannya.. nah.. tapi itu adalah gaya kita si pengguna dana, bukan si pemberi dana. jadi saya rasa kok ngga fair ya kita menembak si pemberi dana sementara semua masalah yang ada lebih disebabkan si peminta dan pengguna dan well, meskipun ada juga pemberi dana yang ngasih syarat yang luar binasa berat, tapi masalahnya lagi-lagi kan ada di peminta dana: kok mau ? kok nggak nawar ? dll dsb saya takut ini hanya masalah sudut pandang saja. sebab kalau mengikuti logika berpikir pesimistis Anda, mohon maaf, kalau berangkat dari berbagai kasus yang ada di Indonesia (tanpa perlu melibatkan bank dunia) saja, nampaknya ujung2nya Anda akan bilang negara/pemerintah kita ngga ada gunanya so ngga perlu ada tapi semoga saya salah bahwa ini bukan cuma soal cara pandang/pikir. mohon maaf, saya tidak sedang menyerang personaliti Anda, saya hanya mencoba menyamakan persepsi dahulu. *BR. ari.ams* Pada 6 Mei 2010 11:47, wa idl waidl2...@yahoo.com menulis: bung poltak, tahan emosi ya. ada banyak catatan bahwa rekonstruksi aceh tidak banyak faedahnya secara langsung bagi masyarakat. pembangunan rumah tidak berguna dan ditinggal masyarakat. masyarakat juga menjadi makin tergantung karena cara bekerja yang jor-joran duit. cobalah membaca alternatif laporan, jangan marah-marah saja. atau anda adalah yang sedang bekerja di bank dunia? saya bicara remunerasi, sun, sukuk, stimulus fiskal. tetapi, anda berbicara cadangan devisa yang sampai 70 juta dollar. so pasti cadangan devisa naik, karena banyak dana hot money masuk, yang antara lain karena bunga sun dan sukuk yang tinggi. bukankah cadangan devisa kita tertinggi adalah uang asing? apa yang membanggakan dari itu bung? anda juga belum memberikan keterangan soal prestasi sri mulyani. anda pokoknya marah. dan ngata-ngatain yang tidak baik, seperti nyablak. santai saja bung. salam, waidl Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com hotradero%40gmail.com Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 11:31:16 Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani At 11:00 AM 5/6/2010, you wrote: Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang sifatnya lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan bank dunia bagi indonesia dan terutama rakyat kecil? Dulu Listrik Masuk Desa adalah bagian dari program yang dibiayai Bank Dunia. Juga berbagai proyek pengairan. Plus proyek Kesehatan di desa. Dan kalau anda tidak lupa - rekonstruksi Aceh pasca tsunami beroleh bantuan besar dari Bank Dunia. Kalau itu bukan rakyat kecil - saya nggak tau lagi siapa yang bisa lebih kecil dan lebih malang lagi dari itu. Remunerasi jelas gagal dan tidak membuahkan kinerja yang baik, bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling, penerbitan SUN dan SUKUK dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus merupakan hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang mengancam dan mendera indonesia, Menurut anda cadangan devisa sebesar USD 70 Milyar itu lantas buat apa? Buat gagah-gagahan? Itu buat buffer / bantalan capital flight. SUN sebagian besar dibeli asing? Anda punya datanya atau asal nyablak? Saya punya datanya - dan saya ingin lihat data anda. Ayo kita sama-sama gelar di sini. Kalau anda tidak berani gelar data - saya akan beberkan - dan semua akan lihat seperti apa kualitas pendapat anda. stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus mengalokasikan dana besar bahkan untuk nyahur utang yang belum dipakai, mengurangi subsidi rakyat, dan menghindari alokasi dana untuk pertumbuhan ekonomi rakyat. Coba anda jujur dan lihat apa yang SUDAH dipakai. Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat topi kepada Sri Mulyani misalnya. Orang seperti anda rasanya nggak akan ngangkat apapun. Nggak usahlah bermewah-mewah minta penjelasan rasional. [Non-text portions of this message have been removed] -- - save a tree, don't print this email unless you really need to [Non-text portions of this message have been removed