Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Terurut Topik unggono wahyu priharyanto
urun rembug 

yang salah di diri SMI apa ya? pribadinya/cara kerjanya/sistem yg dianutnya 
atau apa? kok banyak yg menghujatnya?

klo memang hidup skrg lebih susah ya.. jgn terlalu nyalahin orang lah (ngaca 
dl, klo diri kita dah terasa patut tp masih belum merasa sreg jg, baru nyalahin 
kacanya knp gak bisa kasih hasil yg bagus) 
bukankah hanya 
diri kita sendiri yg bisa merubah nasib diri kita..

kayaknya indonesia gak bakalan maju2, lha wong rakyatnya pinginnya kerja 
sedikit tp duitnya banyak.. malas2 termasuk sy kali ya..

siapa ya kira2 pengganti SMI, mudah2an menkeu yg baru bisa lebih baik dari SMI 
dan tidak hanya sendiko dhawuh, pejah gesang kulo nderek dan siap2 untuk 
dihujat klo gak nurut sama yg gak sejalan..

anto




 



  







[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Terurut Topik Stanley Naibaho
Boss Waidl,

Dari pengamatan saya (kamu awam bukan pakar ekonomi seperti Boss Waidl yang
punya data lengkap), menurut pengamatan saya salah satu prestasi Ibu Sri
Mulyani adalah berani mengambil keputusan untuk melakukan Bail out Bank
Century...tentu Ibu Sri Mulyani mengambil keputusan itu setelah
melakukan evaluasi yang matang dan tentu dengan banyak pertimbangan, mungkin
kalau mau jujur saya pikir mayoritas kita akan setuju bahwa kebijakan itulah
yang terbaik saat itu untuk mengatasi masalah tersebut. Jelas terlihat
figure seorang pemimpin yang handal berani mengambil keputusan tersebut. Dan
yang paling gress pertumbuhan ekonomi kita Q1 2010 cukup baik (maaf lupa
angka persis nya tapi kalau tidak salah dikisaran 5 percent lebih apakah itu
bukan suatu prestasi yang di acungi jempol?

Orang yang bekerja di World Bank tentu bukan orang sembarangan, saya pikir
kita harus mengaminkan itu, artinya kita harus angkat jempul buat Ibu Sri
Mulyani tapi kalau anda tidak mau agnkat jempol tidak apa2 saya angkat
jempol saya dua kali mewakili anda sekali hehehe Maaf saya tidak sependapat
dengan anda :))


Salam,
Stanley Naibaho
2010/5/6 wa idl waidl2...@yahoo.com



 Dear all,

 Saya membaca tulisan Rhenald Kasali, tidak ada yang substantif. Dia hanya
 berbicara 2 hal. Pertama, Bank Dunia adalah ukuran kebaikan, prestasi, dan
 pokoknya ukuran absolut termasuk dalam hal kinerja. Barang siapa yang
 diterima baik oleh Bank Dunia, maka dia adalah orang terbaik. Di sini Sri
 Mulyani adalah orangnya. Sebagai akibatnya, siapapun yang kritis terhadap
 Sri Mulyani, maka orang tersebut adalah politisi yang sok tahu tentang
 ekonomi. Dan kedua, yang berhak berbicara tentang ekonomi, termasuk
 mengkritik kebijakan ekonomi, adalah hanya para ekonom. Rakyat kecil
 tidaklah perlu bicara, apalagi menuntut pemidanaan sebuah kebijakan. (Ini
 perdebatan apakah sebuah kebijakan bisa dipidanakan atau tidak. Yang
 kira-kira intinya berujung: kebijakan seorang penguasa pastilah benar dan
 tidak boleh dipidanakan, meskipun terindikasi koruptif).

 Selain Kasali, selama 2 hari ini ada banyak pemujaan yang berlebihan kepada
 Sri Mulyani, yang jika ditarik akan menjadi pemujaan terhadap Bank Dunia.
 Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang sifatnya
 lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan bank dunia bagi
 indonesia dan terutama rakyat kecil? Remunerasi jelas gagal dan tidak
 membuahkan kinerja yang baik, bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling,
 penerbitan SUN dan SUKUK
 dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus merupakan
 hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang mengancam dan mendera
 indonesia,
 stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi
 rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus mengalokasikan
 dana besar
 bahkan untuk nyahur utang yang belum dipakai, mengurangi subsidi rakyat,
 dan menghindari alokasi dana untuk pertumbuhan ekonomi rakyat.

 Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat topi
 kepada Sri Mulyani misalnya.

 Wassalam,

 Waidl

 
 Dari: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com sesawi04%40yahoo.com

 Kepada: 
 AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
 Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 10:22:31
 Judul: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani


 Betul, bangsa ini juga harus belajar memilih dan memilah, agar mendewasa.
 Bahwa Ibu Sri Mulyani terkait persoalan Bank Century, biarlah itu
 diselesaikan oleh KPK yang memang berwenang untuk itu. Saya juga mengucapkan
 selamat kepada Ibu Sri atas pencapaian yang tidak mudah ini. Kata Fauzi
 Ichsan semalem, sedikit sekali orang Asia (kebanyakan India) yang bisa
 menempati posisi Managing Director WB. Berarti reputasi Ibu Sri memang
 diakui dunia internasional.

 Terburu-buru dan terkesan membabi buta sekedar mengaitkan SMI dengan neolib
 ( Ichsanudin Noorsy) dan pendiktean asing ( KKG). Ada saatnya kita berbeda,
 ada kalanya kita bersatu. Rasanya mencari figur komplit seperti SMI akan
 menjadi tugas berat bagi SBY, terlebih beban bagi Menkeu berikutnya, krn
 akan selalu dibandingkan dg pendahulunya. Contohlah perpaduan : integritas,
 kapabilitas, dan loyalitas SMI.

 salam,

 pras

  _ _ __
 Dari: sen diskartes d1ka...@yahoo. com
 Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
 Terkirim: Rab, 5 Mei, 2010 20:03:19
 Judul: Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

 Bagaimanapun kita harus mengangkat topi buat Bu Sri Mulyani
 kinerja beliau sudah menunjukkan hasil nyata

 salam
 -kartes-

  _ _ __
 From: anton ms wardhana ari.am...@gmail. com
 Sent: Thu, May 6, 2010 9:55:53 AM
 Subject: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

 tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak,
 tentang ekonomi RI tanpa SMI

 *BR, ari.ams*

 -- Pesan terusan --
 Dari: Koran Digital
 Tanggal

RE: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Terurut Topik Jhon Veter
 

Inflasi 100%??? Masa sih ? ini inflasi pada data BPS atau harga playstation?
Namun demikian inflasi itu jangan jadi momok lah. Coba kalo gak ada inflasi
mana mungkin perusahaan bisa menambah profit (dari sisi price increase) yang
pada akhirnya gaji kita para ahli keuangan bisa naik tinggi :-).

 

Atau mau seperti di Jepang . dulu waktu SMA saya kesana gaji tamat SMA
sekitar 200 ribu Yen pas tahun 2005 saya kesana lagi gajinya udah turun jadi
150.000 Yen untuk tamatan SMA :-)

 

Salam

 

JV

 

  _  

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of rental VCD dan
Playstation
Sent: 06 Mei 2010 12:12
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri
Mulyani

 

  

Kayaknya lebih baik group-nya Sri Mulyani keluar dari kabinetlah..
Soalnya coba kalian hitung angka inflasi yang gak keruan Sejak SBY naik
sampai saat ini angka inflasi lebih dari 100%. Perekonomian kacau
teratur.. Yah banyak yang jatuh sedikit yang bangun Yang bangun
cuman Pemerintahan dengan melonjaknya angka penerimaan pajak. Masyarakat nya
sakit kepala.. Salam dari saya

[Non-text portions of this message have been removed]





[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 11:47 AM 5/6/2010, you wrote:


bung poltak, tahan emosi ya.

ada banyak catatan bahwa rekonstruksi aceh tidak banyak faedahnya 
secara langsung bagi masyarakat. pembangunan rumah tidak berguna dan 
ditinggal masyarakat. masyarakat juga menjadi makin tergantung 
karena cara bekerja yang jor-joran duit. cobalah membaca alternatif 
laporan, jangan marah-marah saja. atau anda adalah yang sedang 
bekerja di bank dunia?


Anda kok enteng banget ngomong tidak banyak faedahnya?
Berapa jauh anda dari Aceh? Berapa banyak sanak saudara anda yang 
tewas oleh bencana itu?
Apa anda tahu berapa besar kerusakan yang terjadi?

Ibu dan adik saya lahir di Sabang. Keluarga kakek saya tinggal di 
Sabang selama PULUHAN TAHUN dan tahu persis karakter orang Aceh 
termasuk berbagai sub-etnis-nya.  Dan kita pun tahu bahwa perubahan 
kultur orang Aceh pesisir memerlukan waktu beberapa GENERASI untuk 
bisa lebih siap terhadap modernitas.

Lalu apakah lantas saya merasa ber-HAK untuk menilai orang Aceh pasca 
bencana tsunami seperti pandangan anda?  Tentu saja tidak.  Nah, bila 
keluarga saya saja tidak merasa berhak dan tidak pantas untuk menilai 
-- lantas anda sendiri menggunakan acuan apa?

Beberapa teman di milis ini bisa mengkonfirmasi secara sangat jelas 
bahwa saya tidak bekerja di Bank Dunia ataupun perusahaan yang 
terafiliasi dengan Bank Dunia.

saya bicara remunerasi, sun, sukuk, stimulus fiskal. tetapi, anda 
berbicara cadangan devisa yang sampai 70 juta dollar. so pasti 
cadangan devisa naik, karena banyak dana hot money masuk, yang 
antara lain karena bunga sun dan sukuk yang tinggi. bukankah 
cadangan devisa kita tertinggi adalah uang asing? apa yang 
membanggakan dari itu bung?

Bunga tinggi?  Memangnya BERAPA tingkat bunga SUN Indonesia?  Coba 
keluarkan semua data yang anda punya.

Dan anda silahkan cek sendiri bahwa cadangan devisa Indonesia adalah 
SERIBU KALI lebih besar daripada yang anda bilang sejumlah USD 70 
Juta... :)  (duh salah kok fatal banget)

anda juga belum memberikan keterangan soal prestasi sri mulyani. 
anda pokoknya marah. dan ngata-ngatain yang tidak baik, seperti 
nyablak. santai saja bung.

Oh saya akan sangat-sangat santai kok berdebat dengan orang yang 
nggak punya data.
Karena saya tahu persis ujungnya akan seperti apa.

Tentang soal prestasi - saya rasa nggak lagi perlu saya tambah-tambahkan.




Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 12:11 PM 5/6/2010, you wrote:

Angka inflasi lebih dari 100%...?
Hallo? anda dapat angka dari mana?




Kayaknya lebih baik group-nya Sri Mulyani keluar dari 
kabinetlah.. Soalnya coba kalian hitung angka inflasi yang gak 
keruan Sejak SBY naik sampai saat ini angka inflasi lebih dari 
100%. Perekonomian kacau teratur.. Yah banyak yang jatuh 
sedikit yang bangun Yang bangun cuman Pemerintahan dengan 
melonjaknya angka penerimaan pajak. Masyarakat nya sakit 
kepala.. Salam dari saya



Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 03:56 PM 5/6/2010, you wrote:

Ini hasil cut and paste atau bukan ya?

Apa iya ini hasil pendapat anda sendiri Bung?
Kalau bukan - tolong dituliskan sumber aslinya.



Pertumbuhan ekonomi
tahun 2010 dirasakan tidak akan beranjak jauh dari perkiraan realisasi pada
tahun 2009. Hal ini disebabkan terutama oleh krisis global yang diprediksi
tidak otomatis selesai pada tahun 2010. Karena itu, pertumbuhan ekonomi dari
realisasi 4,5% pada tahun 2009 menjadi antara 5,0-6,0 pada tahun 2010.
Argumen ini memberikan tanda bahwa pertumbuhan ekonomi yang 
diasumsikan oleh pemerintah hampir 100 persen bergantung pada 
keadaan eksternal luar negeri.


Anda sudah lihat angka pertumbuhan global tahun 2009?  Sudah coba 
bandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 
2009?  Coba anda sebutkan mana yang plus dan mana minus -- dan apa 
masih bisa anda bilang bahwa asumsinya adalah 100% bergantung pada 
keadaan external?



Pertumbuhan sebenarnya
disokong oleh investasi, ekspor, dan konsumsi dalam negeri. Dengan alasan
krisis global, selama ini tekanan pemerintah adalah konsumsi dalam negeri yang
mengandalkan belanja anggaran daerah dan nasional. Ini karena tidak mungkin
mengandalkan konsumsi dari masyarakat secara langsung, karena daya beli yang
rendah. Tetapi, ini sekaligus menciptakan blunder yang tidak berkesudahan, dan
negara membiayai tingkat konsumsi tersebut dari arus modal jangka pendek dan
panjang dari luar negeri.

Berapa besar sih arus modal jangka pendek asing di Indonesia?  Kalau 
itu diasumsikan dengan volume SBI - maka angkanya adalah Rp. 83 
Trilyun silahkan ditambah dengan volume SUN yang dipegang asing yaitu 
Rp. 148 Trilyun.  Jadi totalnya sekitar Rp. 250 Trilyun kurang sedikit.

Anda tahu berapa output ekonomi Indonesia TIAP TAHUN?   sekitar 
Rp. 5500 TRILYUN.
Anda tahu berapa saving rate orang Indonesia TIAP TAHUN...? 20% GDP - 
yang berarti Rp. 1000 TRILYUN tiap tahun.

Silahkan bandingkan sendiri dengan arus modal dari luar negeri yang 
anda sebut-sebut itu.

yang lain adalah tingkat inflasi yang akan menurun, karena daya beli yang
menguat disebabkan penguatan penghasilan mayoritas penduduk Indonesia. Inflasi
yang mencapai 11,3% year on year pada
tahun 2009 akan bisa dikurangi,

Inflasi Indonesia pada pada tahun 2009 adalah di bawah 3%...
Anda dapat dari mana angka 11,3% --- atau ini hasil ngejiplak tulisan orang?




Re: Bls: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Terurut Topik rangga almahendra
Biar makin seru diskusinya,
saya posting juga tulisan ttg SMI yang dimuat di harian yang sama
kalo ini murni copy paste saya..hehe,

*Sri Mulyani Sang Primadona*

Kamis, 6 Mei 2010 | 04:32 WIB

*Alvin Lie*

Sri Mulyani Indrawati benar-benar sedang jadi primadona. Sejak akhir tahun
2009, namanya jadi langganan kontroversi. Mulai dari skandal Bank Century,
makelar pajak yang terjadi di lembaga yang dipimpinnya, perseteruannya
dengan Aburizal Bakrie (Ketua Umum DPP Partai Golkar), pemeriksaan KPK yang
dilakukan di Kantor Kementerian Keuangan, hingga penolakan terhadap
kehadirannya di DPR mewakili pemerintah dalam pembahasan Rancangan Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2010.

Belum reda gonjang-ganjing itu, Bank Dunia mengumumkan bahwa Sri Mulyani
Indrawati (SMI) mereka pilih untuk memimpin lembaga keuangan dunia itu
sebagai direktur pelaksana.

*Tanggapan beragam*

Sebagian khalayak langsung menanggapi positif pengumuman Bank Dunia tesebut.
”Kebanggaan buat Indonesia bahwa putri Indonesia dipercaya memimpin lembaga
keuangan dunia”, demikian argumentasi mereka yang optimistis. Sebagian lagi
menilai bahwa penunjukan SMI merupakan pengakuan atas sukses Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono membenahi perekonomian Indonesia.

Sebaliknya, tidak sedikit pula yang menanggapi negatif. Beberapa pihak
menduga ini merupakan bukti bahwa selama ini sebenarnya SMI adalah kader
Bank Dunia yang ”dikaryakan” untuk menata perekonomian Indonesia sesuai
dengan rencana dan keinginan Bank Dunia. Kebijakan-kebijakan yang dibuat
lebih ditujukan untuk memuaskan Bank Dunia dan para pemodal besar, bukan
untuk memenuhi kebutuhan rakyat kecil bangsa Indonesia sendiri. Setelah
sukses, SMI mendapat reward promosi jabatan di Bank Dunia.

Sebagian khalayak lagi justru lebih sinis menilai bahwa jabatan Direktur
Pelaksana Bank Dunia ini hanya menjadi muslihat SMI dan kabinet Yudhoyono
untuk mengubur kasus Century. KPK akan kesulitan menyidik SMI jika dia sudah
berkantor di Washington DC.

*Tidak datang tiba-tiba*

Keragaman tanggapan tersebut sangat dapat dimaklumi karena di tengah
gencarnya perkembangan kasus yang menerpa SMI serta lembaga yang
dipimpinnya, SMI justru mendapat kepercayaan yang luar biasa besar dari luar
Indonesia. Namun, apakah benar keputusan Bank Dunia ini datang tiba-tiba?

Kedekatan SMI dengan lembaga keuangan internasional sudah dia rintis sejak
lama. Oktober 2002, SMI menjabat Executive Director Dana Moneter
Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara. Sebelumnya, tahun
2001, SMI hijrah ke Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, menjabat sebagai
konsultan di USAid.

Sejak awal menjabat Menteri Keuangan pada tahun 2005, SMI sudah sering
dipuji oleh lembaga-lembaga keuangan internasional. Bahkan, pada tahun 2006
SMI mendapat penghargaan sebagai Menteri Keuangan Terbaik se-Asia versi
Emerging Market Forum dan ”Minister of Finance of the Year 2006” oleh
majalah Euromoney terbitan Swiss. Pada tahun 2008, majalah Forbes
menempatkan SMI pada peringkat ke-23 dalam The 100 Most Powerful Women (100
Wanita Paling Berpengaruh).

Tidak heran jika sejak awal SMI masuk kabinet, pihak yang skeptis sudah
menilai bahwa kebijakan-kebijakan keuangan RI merupakan ”titipan”
kepentingan internasional. Sebagian malah berpendapat bahwa SMI lebih
mementingkan pujian dan penghargaan internasional ketimbang membawa manfaat
nyata buat kesejahteraan rakyat kecil. Kebijakan-kebijakannya dinilai
terlalu elitis, tidak menyentuh kehidupan wong cilik.

Akan tetapi, pihak optimistis tidak salah juga karena selama ini belum
pernah ada putra ataupun putri Indonesia yang mendapat kepercayaan memegang
jabatan super strategis seperti itu.

Sebagai lembaga keuangan dunia yang sudah sangat mapan, tentunya Bank Dunia
tidak akan sembarangan menunjuk seseorang untuk memegang pucuk kepemimpinan
lembaganya. Berbagai kriteria teknis, akademis, politis, serta penyaringan
kualitas pribadi diterapkan untuk menjaring kandidat dari seluruh dunia.
Salah satu tokoh yang pernah menjabat sebagai Presiden Bank Dunia adalah
Paul Wolfowitz yang pernah menjadi Dubes AS di Indonesia dan kemudian
menjadi salah satu orang kepercayaan George W Bush, Presiden AS ketika itu.
Wolfowitz pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan AS sebelum ”dikaryakan”
AS untuk menjabat sebagai Presiden Bank Dunia hingga akhirnya mengundurkan
diri karena terlibat skandal pada tahun 2007.

Bank Dunia pasti menilai ada sesuatu yang luar biasa pada diri SMI sehingga
mengumumkan penunjukan SMI di tengah badai yang bertubi-tubi menerpanya di
dalam negeri. Bank Dunia tentu sudah memperhitungkan apa risikonya jika
setelah menjabat ternyata KPK meningkatkan status SMI menjadi tersangka
dalam skandal Century. Apalagi jika kemudian SMI diwajibkan menghadiri
persidangan di Indonesia dan divonis bersalah. Betapa besar aib dan kerugian
yang harus ditanggung Bank Dunia. Apakah Bank Dunia mau mengulangi episode
Paul Wolfowitz?

Apakah ini merupakan sinyal bahwa Bank Dunia dan kalangan 

[Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-05 Terurut Topik anton ms wardhana
tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak,
tentang ekonomi RI tanpa SMI

*BR, ari.ams*

-- Pesan terusan --
Dari: Koran Digital
Tanggal: 6 Mei 2010 09:15
Subjek: [Koran-Digital] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

artikel asli: http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/06/0432580/
ekonomi.ri.tanpa.sri.mulyani

 *Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani*

Kamis, 6 Mei 2010 | 04:32 WIB

*Rhenald Kasali*

Pada tahun 1961, David McClelland menulis buku terkenal yang berjudul
Achieving Society. Di buku itu McClelland mengingatkan, suatu bangsa akan
jatuh bila mengandalkan pemimpin-pemimpinnya (baca: menteri atau CEO)
berdasarkan motif-motif afiliasi (baca: persekongkolan, kekerabatan,
afiliasi politik) atau motif kekuasaan (bagi-bagi kuasa). Sebagai gantinya,
bangsa-bangsa harus mulai berorientasi pada achievement (hasil/kinerja).

Riset yang dibukukan itu diterima luas di dunia dan diterapkan di
negara-negara maju, mulai dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris, sampai
Malaysia, Thailand, dan Singapura. Sementara di Indonesia, orang- orang yang
mengejar kinerja kehilangan rumah dan dibiarkan pergi. Itukah yang terjadi
dengan Sri Mulyani? Bagaimana masa depan ekonomi Indonesia tanpa mereka?

*Korban perubahan*

Tak dapat disangkal bahwa negeri ini masih perlu banyak tokoh perubahan.
Namun, perubahan selalu datang bersama sahabat-sahabatnya, yaitu resistensi,
penyangkalan, dan kemarahan. Hasil yang dicapai para achiever selalu
ditertawakan dan mereka diadili, dipersalahkan secara hukum, seperti yang
dialami Nicolaus Copernicus di abad ke-16, Giordano Bruno (1600), dan
Galilei Galileo (1633) saat memperjuangkan kebenaran.

Sebagian besar change maker diadili oleh bangsanya, dipenjarakan, dirajam,
dan dibunuh, seperti Martin Luther King, Abraham Lincoln, Gandhi, dan Munir.
Sementara itu di dunia ekonomi, di perusahaan-perusahaan, para pembuat
perubahan dicari untuk diberhentikan, seperti yang dialami Rini Soewandi
yang dianggap berhasil mengawal Astra Internasional dari krisis (1998). Ia
diberhentikan secara tragis sebagai CEO oleh BPPN, padahal media masa
memberikan penghargaan sebagai CEO terbaik (Kompas, 9/2/2000).

Pada tahun 2009, masalah serupa dihadapi Ari Soemarno setelah tiga tahun
memimpin perubahan yang dianggap berhasil di Pertamina. Dan, tahun ini, kita
menyaksikan umpatan-umpatan tidak sedap, bahkan tuntutan hukum terhadap Sri
Mulyani. Padahal, di luar negeri ia dianggap sebagai menteri terbaik yang
dimiliki dunia dan dalam pertimbangan saat memilihnya sebagai direktur
pelaksana, Bank Dunia mengakui keberhasilannya dalam menangani krisis
ekonomi, menerapkan reformasi, dan memperoleh respek dari kolega-koleganya
dari berbagai penjuru dunia (www.worldbank.org).

Inilah saatnya bagi para politisi Indonesia untuk belajar menerima change
maker dan achiever untuk meneruskan karya-karyanya dengan berhenti mengumpat
dan mengadili apalagi mengedepankan motif-motif afiliasi dan kekuasaan.
Kalau kita tidak bisa melakukannya, berhentilah menertawakan mereka.
Janganlah kita menjadi sok kaya, dengan membuang baju bagus hanya karena
satu benangnya terlepas lalu beranggapan seluruh jalinannya terburai.

Sebagai akademisi, sudah lama saya menyaksikan kejanggalan-kejanggalan yang
terjadi di negeri ini. Orang berdebat dengan standar yang berbeda-beda dan
begitu mudah marah bila kehendaknya tidak dipenuhi. Kita lebih sering
menghujat dengan ukuran-ukuran yang tidak masuk akal.

Sudah sering pula disaksikan para ahli kita lebih dihargai di luar daripada
di sini. Kita pun beranggapan politisi bisa lebih dipercaya daripada
lembaga-lembaga internasional yang menghendaki kinerja. Persoalan yang
dihadapi Sri Mulyani Indrawati adalah sama persis dengan anak- anak
Indonesia yang gagal bersekolah di sini, tetapi berhasil di luar negeri.
Saya sendiri mengalaminya, betapa sulit mendapat nilai bagus di sini,
sementara di luar negeri kita sangat dihargai. Kita merasa bodoh di negeri
sendiri bukan karena tidak mampu, melainkan karena betapa arogannya para
pemimpin.

*Ekonomi ke depan*

Tentu saja di Indonesia ada banyak ekonom pintar yang siap menggantikan Sri
Mulyani. Namun, untuk memimpin ekonomi Indonesia, diperlukan lebih dari
sekadar orang pintar. Jujur, bersih, dipercaya dunia internasional, berpikir
jauh ke depan, aktif bergerak dan responsif, berani melakukan perubahan dan
diterima di dalam kementerian adalah syarat yang tidak mudah dipenuhi.

Indonesia butuh lebih dari sekadar pengumbar syahwat kebencian atau orang
yang sekadar pintar bicara. Selama lebih dari sepuluh tahun proses reformasi
berlangsung, ekonomi Indonesia telah menjadi pertaruhan berbagai
kepentingan. Ekonomi yang seharusnya dibangun dengan fondasi makro-mikro
yang seimbang selalu menjadi rebutan di kalangan politisi. Demikian pula
kita butuh lebih dari sekadar birokrat yang hanya menjaga sistem. Kita perlu
pengambil risiko yang berani menghadapi tantangan perubahan.

Ada kesan saat ini ekonom tengah diperlakukan sebagai orang yang tidak tahu

Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-05 Terurut Topik sen diskartes
Bagaimanapun kita harus mengangkat topi buat Bu Sri Mulyani
kinerja beliau sudah menunjukkan hasil nyata

salam
-kartes-




From: anton ms wardhana ari.am...@gmail.com
Sent: Thu, May 6, 2010 9:55:53 AM
Subject: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak,
tentang ekonomi RI tanpa SMI

*BR, ari.ams*

-- Pesan terusan --
Dari: Koran Digital
Tanggal: 6 Mei 2010 09:15
Subjek: [Koran-Digital] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

artikel asli: http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/06/0432580/
ekonomi.ri.tanpa.sri.mulyani

*Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani*

Kamis, 6 Mei 2010 | 04:32 WIB

*Rhenald Kasali*

Pada tahun 1961, David McClelland menulis buku terkenal yang berjudul
Achieving Society. Di buku itu McClelland mengingatkan, suatu bangsa akan
jatuh bila mengandalkan pemimpin-pemimpinnya (baca: menteri atau CEO)
berdasarkan motif-motif afiliasi (baca: persekongkolan, kekerabatan,
afiliasi politik) atau motif kekuasaan (bagi-bagi kuasa). Sebagai gantinya,
bangsa-bangsa harus mulai berorientasi pada achievement (hasil/kinerja).

Riset yang dibukukan itu diterima luas di dunia dan diterapkan di
negara-negara maju, mulai dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris, sampai
Malaysia, Thailand, dan Singapura. Sementara di Indonesia, orang- orang yang
mengejar kinerja kehilangan rumah dan dibiarkan pergi. Itukah yang terjadi
dengan Sri Mulyani? Bagaimana masa depan ekonomi Indonesia tanpa mereka?

*Korban perubahan*

Tak dapat disangkal bahwa negeri ini masih perlu banyak tokoh perubahan.
Namun, perubahan selalu datang bersama sahabat-sahabatnya, yaitu resistensi,
penyangkalan, dan kemarahan. Hasil yang dicapai para achiever selalu
ditertawakan dan mereka diadili, dipersalahkan secara hukum, seperti yang
dialami Nicolaus Copernicus di abad ke-16, Giordano Bruno (1600), dan
Galilei Galileo (1633) saat memperjuangkan kebenaran.

Sebagian besar change maker diadili oleh bangsanya, dipenjarakan, dirajam,
dan dibunuh, seperti Martin Luther King, Abraham Lincoln, Gandhi, dan Munir.
Sementara itu di dunia ekonomi, di perusahaan-perusahaan, para pembuat
perubahan dicari untuk diberhentikan, seperti yang dialami Rini Soewandi
yang dianggap berhasil mengawal Astra Internasional dari krisis (1998). Ia
diberhentikan secara tragis sebagai CEO oleh BPPN, padahal media masa
memberikan penghargaan sebagai CEO terbaik (Kompas, 9/2/2000).

Pada tahun 2009, masalah serupa dihadapi Ari Soemarno setelah tiga tahun
memimpin perubahan yang dianggap berhasil di Pertamina. Dan, tahun ini, kita
menyaksikan umpatan-umpatan tidak sedap, bahkan tuntutan hukum terhadap Sri
Mulyani. Padahal, di luar negeri ia dianggap sebagai menteri terbaik yang
dimiliki dunia dan dalam pertimbangan saat memilihnya sebagai direktur
pelaksana, Bank Dunia mengakui keberhasilannya dalam menangani krisis
ekonomi, menerapkan reformasi, dan memperoleh respek dari kolega-koleganya
dari berbagai penjuru dunia (www.worldbank.org).

Inilah saatnya bagi para politisi Indonesia untuk belajar menerima change
maker dan achiever untuk meneruskan karya-karyanya dengan berhenti mengumpat
dan mengadili apalagi mengedepankan motif-motif afiliasi dan kekuasaan.
Kalau kita tidak bisa melakukannya, berhentilah menertawakan mereka.
Janganlah kita menjadi sok kaya, dengan membuang baju bagus hanya karena
satu benangnya terlepas lalu beranggapan seluruh jalinannya terburai.

Sebagai akademisi, sudah lama saya menyaksikan kejanggalan-kejanggalan yang
terjadi di negeri ini. Orang berdebat dengan standar yang berbeda-beda dan
begitu mudah marah bila kehendaknya tidak dipenuhi. Kita lebih sering
menghujat dengan ukuran-ukuran yang tidak masuk akal.

Sudah sering pula disaksikan para ahli kita lebih dihargai di luar daripada
di sini. Kita pun beranggapan politisi bisa lebih dipercaya daripada
lembaga-lembaga internasional yang menghendaki kinerja. Persoalan yang
dihadapi Sri Mulyani Indrawati adalah sama persis dengan anak- anak
Indonesia yang gagal bersekolah di sini, tetapi berhasil di luar negeri.
Saya sendiri mengalaminya, betapa sulit mendapat nilai bagus di sini,
sementara di luar negeri kita sangat dihargai. Kita merasa bodoh di negeri
sendiri bukan karena tidak mampu, melainkan karena betapa arogannya para
pemimpin.

*Ekonomi ke depan*

Tentu saja di Indonesia ada banyak ekonom pintar yang siap menggantikan Sri
Mulyani. Namun, untuk memimpin ekonomi Indonesia, diperlukan lebih dari
sekadar orang pintar. Jujur, bersih, dipercaya dunia internasional, berpikir
jauh ke depan, aktif bergerak dan responsif, berani melakukan perubahan dan
diterima di dalam kementerian adalah syarat yang tidak mudah dipenuhi.

Indonesia butuh lebih dari sekadar pengumbar syahwat kebencian atau orang
yang sekadar pintar bicara. Selama lebih dari sepuluh tahun proses reformasi
berlangsung, ekonomi Indonesia telah menjadi pertaruhan berbagai
kepentingan. Ekonomi yang seharusnya dibangun dengan fondasi

Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-05 Terurut Topik prastowo prastowo
Betul, bangsa ini juga harus belajar memilih dan memilah, agar mendewasa. Bahwa 
Ibu Sri Mulyani terkait persoalan Bank Century, biarlah itu diselesaikan oleh 
KPK yang memang berwenang untuk itu. Saya juga mengucapkan selamat kepada Ibu 
Sri atas pencapaian yang tidak mudah ini. Kata Fauzi Ichsan semalem, sedikit 
sekali orang Asia (kebanyakan India) yang bisa menempati posisi Managing 
Director WB. Berarti reputasi Ibu Sri memang diakui dunia internasional.

Terburu-buru dan terkesan membabi buta sekedar mengaitkan SMI dengan neolib ( 
Ichsanudin Noorsy) dan pendiktean asing ( KKG). Ada saatnya kita berbeda, ada 
kalanya kita bersatu. Rasanya mencari figur komplit seperti SMI akan menjadi 
tugas berat bagi SBY, terlebih beban bagi Menkeu berikutnya, krn akan selalu 
dibandingkan dg pendahulunya. Contohlah perpaduan : integritas, kapabilitas, 
dan loyalitas SMI.

salam,


pras





Dari: sen diskartes d1ka...@yahoo.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Rab, 5 Mei, 2010 20:03:19
Judul: Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

  
Bagaimanapun kita harus mengangkat topi buat Bu Sri Mulyani
kinerja beliau sudah menunjukkan hasil nyata

salam
-kartes-

 _ _ __
From: anton ms wardhana ari.am...@gmail. com
Sent: Thu, May 6, 2010 9:55:53 AM
Subject: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak,
tentang ekonomi RI tanpa SMI

*BR, ari.ams*

-- Pesan terusan --
Dari: Koran Digital
Tanggal: 6 Mei 2010 09:15
Subjek: [Koran-Digital] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

artikel asli: http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2010/05/06/ 0432580/
ekonomi.ri.tanpa. sri.mulyani

*Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani*

Kamis, 6 Mei 2010 | 04:32 WIB

*Rhenald Kasali*

Pada tahun 1961, David McClelland menulis buku terkenal yang berjudul
Achieving Society. Di buku itu McClelland mengingatkan, suatu bangsa akan
jatuh bila mengandalkan pemimpin-pemimpinny a (baca: menteri atau CEO)
berdasarkan motif-motif afiliasi (baca: persekongkolan, kekerabatan,
afiliasi politik) atau motif kekuasaan (bagi-bagi kuasa). Sebagai gantinya,
bangsa-bangsa harus mulai berorientasi pada achievement (hasil/kinerja) .

Riset yang dibukukan itu diterima luas di dunia dan diterapkan di
negara-negara maju, mulai dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris, sampai
Malaysia, Thailand, dan Singapura. Sementara di Indonesia, orang- orang yang
mengejar kinerja kehilangan rumah dan dibiarkan pergi. Itukah yang terjadi
dengan Sri Mulyani? Bagaimana masa depan ekonomi Indonesia tanpa mereka?

*Korban perubahan*

Tak dapat disangkal bahwa negeri ini masih perlu banyak tokoh perubahan.
Namun, perubahan selalu datang bersama sahabat-sahabatnya, yaitu resistensi,
penyangkalan, dan kemarahan. Hasil yang dicapai para achiever selalu
ditertawakan dan mereka diadili, dipersalahkan secara hukum, seperti yang
dialami Nicolaus Copernicus di abad ke-16, Giordano Bruno (1600), dan
Galilei Galileo (1633) saat memperjuangkan kebenaran.

Sebagian besar change maker diadili oleh bangsanya, dipenjarakan, dirajam,
dan dibunuh, seperti Martin Luther King, Abraham Lincoln, Gandhi, dan Munir.
Sementara itu di dunia ekonomi, di perusahaan-perusaha an, para pembuat
perubahan dicari untuk diberhentikan, seperti yang dialami Rini Soewandi
yang dianggap berhasil mengawal Astra Internasional dari krisis (1998). Ia
diberhentikan secara tragis sebagai CEO oleh BPPN, padahal media masa
memberikan penghargaan sebagai CEO terbaik (Kompas, 9/2/2000).

Pada tahun 2009, masalah serupa dihadapi Ari Soemarno setelah tiga tahun
memimpin perubahan yang dianggap berhasil di Pertamina. Dan, tahun ini, kita
menyaksikan umpatan-umpatan tidak sedap, bahkan tuntutan hukum terhadap Sri
Mulyani. Padahal, di luar negeri ia dianggap sebagai menteri terbaik yang
dimiliki dunia dan dalam pertimbangan saat memilihnya sebagai direktur
pelaksana, Bank Dunia mengakui keberhasilannya dalam menangani krisis
ekonomi, menerapkan reformasi, dan memperoleh respek dari kolega-koleganya
dari berbagai penjuru dunia (www.worldbank. org).

Inilah saatnya bagi para politisi Indonesia untuk belajar menerima change
maker dan achiever untuk meneruskan karya-karyanya dengan berhenti mengumpat
dan mengadili apalagi mengedepankan motif-motif afiliasi dan kekuasaan.
Kalau kita tidak bisa melakukannya, berhentilah menertawakan mereka.
Janganlah kita menjadi sok kaya, dengan membuang baju bagus hanya karena
satu benangnya terlepas lalu beranggapan seluruh jalinannya terburai.

Sebagai akademisi, sudah lama saya menyaksikan kejanggalan- kejanggalan yang
terjadi di negeri ini. Orang berdebat dengan standar yang berbeda-beda dan
begitu mudah marah bila kehendaknya tidak dipenuhi. Kita lebih sering
menghujat dengan ukuran-ukuran yang tidak masuk akal.

Sudah sering pula disaksikan para ahli kita lebih dihargai di luar daripada
di sini. Kita pun beranggapan politisi bisa lebih

Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-05 Terurut Topik wa idl
Dear all,

Saya membaca tulisan Rhenald Kasali, tidak ada yang substantif. Dia hanya 
berbicara 2 hal. Pertama, Bank Dunia adalah ukuran kebaikan, prestasi, dan 
pokoknya ukuran absolut termasuk dalam hal kinerja. Barang siapa yang diterima 
baik oleh Bank Dunia, maka dia adalah orang terbaik. Di sini Sri Mulyani adalah 
orangnya. Sebagai akibatnya, siapapun yang kritis terhadap Sri Mulyani, maka 
orang tersebut adalah politisi yang sok tahu tentang ekonomi. Dan kedua, yang 
berhak berbicara tentang ekonomi, termasuk mengkritik kebijakan ekonomi, adalah 
hanya para ekonom. Rakyat kecil tidaklah perlu bicara, apalagi menuntut 
pemidanaan sebuah kebijakan. (Ini perdebatan apakah sebuah kebijakan bisa 
dipidanakan atau tidak. Yang kira-kira intinya berujung: kebijakan seorang 
penguasa pastilah benar dan tidak boleh dipidanakan, meskipun terindikasi 
koruptif).

Selain Kasali, selama 2 hari ini ada banyak pemujaan yang berlebihan kepada Sri 
Mulyani, yang jika ditarik akan menjadi pemujaan terhadap Bank Dunia. Tetapi, 
belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang sifatnya lebih 
substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan bank dunia bagi 
indonesia dan terutama rakyat kecil? Remunerasi jelas gagal dan tidak 
membuahkan kinerja yang baik, bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling, 
penerbitan SUN dan SUKUK 
dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus merupakan hot 
money yang setiap saat menjadi capital flight yang mengancam dan mendera 
indonesia, 
stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi 
rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus mengalokasikan dana 
besar 
bahkan untuk nyahur utang yang belum dipakai, mengurangi subsidi rakyat, dan 
menghindari alokasi dana untuk pertumbuhan ekonomi rakyat. 

Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat topi kepada 
Sri Mulyani misalnya.

Wassalam,


Waidl








Dari: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 10:22:31
Judul: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

  
Betul, bangsa ini juga harus belajar memilih dan memilah, agar mendewasa. Bahwa 
Ibu Sri Mulyani terkait persoalan Bank Century, biarlah itu diselesaikan oleh 
KPK yang memang berwenang untuk itu. Saya juga mengucapkan selamat kepada Ibu 
Sri atas pencapaian yang tidak mudah ini. Kata Fauzi Ichsan semalem, sedikit 
sekali orang Asia (kebanyakan India) yang bisa menempati posisi Managing 
Director WB. Berarti reputasi Ibu Sri memang diakui dunia internasional.

Terburu-buru dan terkesan membabi buta sekedar mengaitkan SMI dengan neolib ( 
Ichsanudin Noorsy) dan pendiktean asing ( KKG). Ada saatnya kita berbeda, ada 
kalanya kita bersatu. Rasanya mencari figur komplit seperti SMI akan menjadi 
tugas berat bagi SBY, terlebih beban bagi Menkeu berikutnya, krn akan selalu 
dibandingkan dg pendahulunya. Contohlah perpaduan : integritas, kapabilitas, 
dan loyalitas SMI.

salam,

pras

 _ _ __
Dari: sen diskartes d1ka...@yahoo. com
Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
Terkirim: Rab, 5 Mei, 2010 20:03:19
Judul: Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

Bagaimanapun kita harus mengangkat topi buat Bu Sri Mulyani
kinerja beliau sudah menunjukkan hasil nyata

salam
-kartes-

 _ _ __
From: anton ms wardhana ari.am...@gmail. com
Sent: Thu, May 6, 2010 9:55:53 AM
Subject: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak,
tentang ekonomi RI tanpa SMI

*BR, ari.ams*

-- Pesan terusan --
Dari: Koran Digital
Tanggal: 6 Mei 2010 09:15
Subjek: [Koran-Digital] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

artikel asli: http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2010/05/06/ 0432580/
ekonomi.ri.tanpa. sri.mulyani

*Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani*

Kamis, 6 Mei 2010 | 04:32 WIB

*Rhenald Kasali*

Pada tahun 1961, David McClelland menulis buku terkenal yang berjudul
Achieving Society. Di buku itu McClelland mengingatkan, suatu bangsa akan
jatuh bila mengandalkan pemimpin-pemimpinny a (baca: menteri atau CEO)
berdasarkan motif-motif afiliasi (baca: persekongkolan, kekerabatan,
afiliasi politik) atau motif kekuasaan (bagi-bagi kuasa). Sebagai gantinya,
bangsa-bangsa harus mulai berorientasi pada achievement (hasil/kinerja) .

Riset yang dibukukan itu diterima luas di dunia dan diterapkan di
negara-negara maju, mulai dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris, sampai
Malaysia, Thailand, dan Singapura. Sementara di Indonesia, orang- orang yang
mengejar kinerja kehilangan rumah dan dibiarkan pergi. Itukah yang terjadi
dengan Sri Mulyani? Bagaimana masa depan ekonomi Indonesia tanpa mereka?

*Korban perubahan*

Tak dapat disangkal bahwa negeri ini masih perlu banyak tokoh perubahan.
Namun, perubahan selalu datang bersama sahabat-sahabatnya, yaitu resistensi,
penyangkalan, dan

Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-05 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 11:00 AM 5/6/2010, you wrote:
Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang 
sifatnya lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan 
bank dunia bagi
indonesia dan terutama rakyat kecil?

Dulu Listrik Masuk Desa adalah bagian dari program yang dibiayai Bank Dunia.
Juga berbagai proyek pengairan.  Plus proyek Kesehatan di desa.
Dan kalau anda tidak lupa - rekonstruksi Aceh pasca tsunami beroleh 
bantuan besar dari Bank Dunia.

Kalau itu bukan rakyat kecil - saya nggak tau lagi siapa yang bisa 
lebih kecil dan lebih malang lagi dari itu.



Remunerasi jelas gagal dan tidak membuahkan kinerja yang baik, 
bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling, penerbitan SUN dan SUKUK 
dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus 
merupakan hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang 
mengancam dan mendera indonesia,

Menurut anda cadangan devisa sebesar USD 70 Milyar itu lantas buat 
apa?  Buat gagah-gagahan?
Itu buat buffer / bantalan capital flight.

SUN sebagian besar dibeli asing?  Anda punya datanya atau asal nyablak?
Saya punya datanya - dan saya ingin lihat data anda.  Ayo kita 
sama-sama gelar di sini.

Kalau anda tidak berani gelar data - saya akan beberkan - dan semua 
akan lihat seperti apa kualitas pendapat anda.


stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi 
rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus 
mengalokasikan dana besar bahkan untuk nyahur utang yang belum 
dipakai, mengurangi subsidi rakyat, dan menghindari alokasi dana 
untuk pertumbuhan ekonomi rakyat.

Coba anda jujur dan lihat apa yang SUDAH dipakai.


Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat 
topi kepada Sri Mulyani misalnya.

Orang seperti anda rasanya nggak akan ngangkat apapun.
Nggak usahlah bermewah-mewah minta penjelasan rasional.






RE: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-05 Terurut Topik Jhon Veter
 

Gini aja deh bro Wa Idl . Ente kalo ditawarin kerja di Bank Dunia mau gak?
Gak usah panjang-panjang penjelasannya

 

Kalo ane sih mau :-)

 

Salam

 

JV

 

  _  

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of wa idl
Sent: 06 Mei 2010 11:00
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

 

  

Dear all,

Saya membaca tulisan Rhenald Kasali, tidak ada yang substantif. Dia hanya
berbicara 2 hal. Pertama, Bank Dunia adalah ukuran kebaikan, prestasi, dan
pokoknya ukuran absolut termasuk dalam hal kinerja. Barang siapa yang
diterima baik oleh Bank Dunia, maka dia adalah orang terbaik. Di sini Sri
Mulyani adalah orangnya. Sebagai akibatnya, siapapun yang kritis terhadap
Sri Mulyani, maka orang tersebut adalah politisi yang sok tahu tentang
ekonomi. Dan kedua, yang berhak berbicara tentang ekonomi, termasuk
mengkritik kebijakan ekonomi, adalah hanya para ekonom. Rakyat kecil
tidaklah perlu bicara, apalagi menuntut pemidanaan sebuah kebijakan. (Ini
perdebatan apakah sebuah kebijakan bisa dipidanakan atau tidak. Yang
kira-kira intinya berujung: kebijakan seorang penguasa pastilah benar dan
tidak boleh dipidanakan, meskipun terindikasi koruptif).

Selain Kasali, selama 2 hari ini ada banyak pemujaan yang berlebihan kepada
Sri Mulyani, yang jika ditarik akan menjadi pemujaan terhadap Bank Dunia.
Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang sifatnya
lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan bank dunia bagi 
indonesia dan terutama rakyat kecil? Remunerasi jelas gagal dan tidak
membuahkan kinerja yang baik, bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling,
penerbitan SUN dan SUKUK 
dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus merupakan
hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang mengancam dan mendera
indonesia, 
stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi 
rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus mengalokasikan
dana besar 
bahkan untuk nyahur utang yang belum dipakai, mengurangi subsidi rakyat, dan
menghindari alokasi dana untuk pertumbuhan ekonomi rakyat. 

Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat topi kepada
Sri Mulyani misalnya.

Wassalam,

Waidl


Dari: prastowo prastowo sesaw...@yahoo. mailto:sesawi04%40yahoo.com com
Kepada: AhliKeuangan- mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
indone...@yahoogroups.com
Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 10:22:31
Judul: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

Betul, bangsa ini juga harus belajar memilih dan memilah, agar mendewasa.
Bahwa Ibu Sri Mulyani terkait persoalan Bank Century, biarlah itu
diselesaikan oleh KPK yang memang berwenang untuk itu. Saya juga mengucapkan
selamat kepada Ibu Sri atas pencapaian yang tidak mudah ini. Kata Fauzi
Ichsan semalem, sedikit sekali orang Asia (kebanyakan India) yang bisa
menempati posisi Managing Director WB. Berarti reputasi Ibu Sri memang
diakui dunia internasional.

Terburu-buru dan terkesan membabi buta sekedar mengaitkan SMI dengan neolib
( Ichsanudin Noorsy) dan pendiktean asing ( KKG). Ada saatnya kita berbeda,
ada kalanya kita bersatu. Rasanya mencari figur komplit seperti SMI akan
menjadi tugas berat bagi SBY, terlebih beban bagi Menkeu berikutnya, krn
akan selalu dibandingkan dg pendahulunya. Contohlah perpaduan : integritas,
kapabilitas, dan loyalitas SMI.

salam,

pras

 _ _ __
Dari: sen diskartes d1ka...@yahoo. com
Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
Terkirim: Rab, 5 Mei, 2010 20:03:19
Judul: Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

Bagaimanapun kita harus mengangkat topi buat Bu Sri Mulyani
kinerja beliau sudah menunjukkan hasil nyata

salam
-kartes-

 _ _ __
From: anton ms wardhana ari.am...@gmail. com
Sent: Thu, May 6, 2010 9:55:53 AM
Subject: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak,
tentang ekonomi RI tanpa SMI

*BR, ari.ams*

-- Pesan terusan --
Dari: Koran Digital
Tanggal: 6 Mei 2010 09:15
Subjek: [Koran-Digital] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

artikel asli: http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2010/05/06/ 0432580/
ekonomi.ri.tanpa. sri.mulyani

*Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani*

Kamis, 6 Mei 2010 | 04:32 WIB

*Rhenald Kasali*

Pada tahun 1961, David McClelland menulis buku terkenal yang berjudul
Achieving Society. Di buku itu McClelland mengingatkan, suatu bangsa akan
jatuh bila mengandalkan pemimpin-pemimpinny a (baca: menteri atau CEO)
berdasarkan motif-motif afiliasi (baca: persekongkolan, kekerabatan,
afiliasi politik) atau motif kekuasaan (bagi-bagi kuasa). Sebagai gantinya,
bangsa-bangsa harus mulai berorientasi pada achievement (hasil/kinerja) .

Riset yang dibukukan itu diterima luas di dunia dan diterapkan di
negara-negara

Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-05 Terurut Topik wa idl
bung poltak, tahan emosi ya.

ada banyak catatan bahwa rekonstruksi aceh tidak banyak faedahnya secara 
langsung bagi masyarakat. pembangunan rumah tidak berguna dan ditinggal 
masyarakat. masyarakat juga menjadi makin tergantung karena cara bekerja yang 
jor-joran duit. cobalah membaca alternatif laporan, jangan marah-marah saja. 
atau anda adalah yang sedang bekerja di bank dunia?

saya bicara remunerasi, sun, sukuk, stimulus fiskal. tetapi, anda berbicara 
cadangan devisa yang sampai 70 juta dollar. so pasti cadangan devisa naik, 
karena banyak dana hot money masuk, yang antara lain karena bunga sun dan sukuk 
yang tinggi. bukankah cadangan devisa kita tertinggi adalah uang asing? apa 
yang membanggakan dari itu bung?


anda juga belum memberikan keterangan soal prestasi sri mulyani. anda pokoknya 
marah. dan ngata-ngatain yang tidak baik, seperti nyablak. santai saja bung.

salam,


waidl







Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 11:31:16
Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri  Mulyani

  
At 11:00 AM 5/6/2010, you wrote:
Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang 
sifatnya lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan 
bank dunia bagi
indonesia dan terutama rakyat kecil?

Dulu Listrik Masuk Desa adalah bagian dari program yang dibiayai Bank Dunia.
Juga berbagai proyek pengairan.  Plus proyek Kesehatan di desa.
Dan kalau anda tidak lupa - rekonstruksi Aceh pasca tsunami beroleh 
bantuan besar dari Bank Dunia.

Kalau itu bukan rakyat kecil - saya nggak tau lagi siapa yang bisa 
lebih kecil dan lebih malang lagi dari itu.

Remunerasi jelas gagal dan tidak membuahkan kinerja yang baik, 
bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling, penerbitan SUN dan SUKUK 
dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus 
merupakan hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang 
mengancam dan mendera indonesia,

Menurut anda cadangan devisa sebesar USD 70 Milyar itu lantas buat 
apa?  Buat gagah-gagahan?
Itu buat buffer / bantalan capital flight.

SUN sebagian besar dibeli asing?  Anda punya datanya atau asal nyablak?
Saya punya datanya - dan saya ingin lihat data anda.  Ayo kita 
sama-sama gelar di sini.

Kalau anda tidak berani gelar data - saya akan beberkan - dan semua 
akan lihat seperti apa kualitas pendapat anda.

stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi 
rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus 
mengalokasikan dana besar bahkan untuk nyahur utang yang belum 
dipakai, mengurangi subsidi rakyat, dan menghindari alokasi dana 
untuk pertumbuhan ekonomi rakyat.

Coba anda jujur dan lihat apa yang SUDAH dipakai.

Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat 
topi kepada Sri Mulyani misalnya.

Orang seperti anda rasanya nggak akan ngangkat apapun.
Nggak usahlah bermewah-mewah minta penjelasan rasional.


 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-05 Terurut Topik sen diskartes
weits sabar bung...
kita sama sama merah putih untuk Indonesia kok,, jangan sama sama panas lah
SMI, tetep layak dicaungin jempol..karena dia berani menanggung beban sebaga 
Menteri di Negera sakit seperti Indonesia
sekarang beliau ke WB,, harus diakuin juga kemampuannya dong..
remunerasi nggak gagal kok..
kita bisa mengatakan gagal karena kita tidak berada didalamnya sehingga tidak 
tahu apa yang sebenarnya terjadi didalam tubuh kementrian Keuangan..

saya jadi kepikiran,, gimana kalo orang orang di milis ini kapan kapan ngadain 
baksos atau sekedar ngeliat realita di daerah
biar kita beneran bisa merasakan dampak dari semua dari debat kita disini

salam hangat
-kartes-





From: wa idl waidl2...@yahoo.com
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Thu, May 6, 2010 11:47:32 AM
Subject: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri  Mulyani

  
bung poltak, tahan emosi ya.

ada banyak catatan bahwa rekonstruksi aceh tidak banyak faedahnya secara 
langsung bagi masyarakat. pembangunan rumah tidak berguna dan ditinggal 
masyarakat. masyarakat juga menjadi makin tergantung karena cara bekerja yang 
jor-joran duit. cobalah membaca alternatif laporan, jangan marah-marah saja. 
atau anda adalah yang sedang bekerja di bank dunia?

saya bicara remunerasi, sun, sukuk, stimulus fiskal. tetapi, anda berbicara 
cadangan devisa yang sampai 70 juta dollar. so pasti cadangan devisa naik, 
karena banyak dana hot money masuk, yang antara lain karena bunga sun dan sukuk 
yang tinggi. bukankah cadangan devisa kita tertinggi adalah uang asing? apa 
yang membanggakan dari itu bung?

anda juga belum memberikan keterangan soal prestasi sri mulyani. anda pokoknya 
marah. dan ngata-ngatain yang tidak baik, seperti nyablak. santai saja bung.

salam,

waidl

 _ _ __
Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail. com
Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 11:31:16
Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri  Mulyani

At 11:00 AM 5/6/2010, you wrote:
Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang 
sifatnya lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan 
bank dunia bagi
indonesia dan terutama rakyat kecil?

Dulu Listrik Masuk Desa adalah bagian dari program yang dibiayai Bank Dunia.
Juga berbagai proyek pengairan.  Plus proyek Kesehatan di desa.
Dan kalau anda tidak lupa - rekonstruksi Aceh pasca tsunami beroleh 
bantuan besar dari Bank Dunia.

Kalau itu bukan rakyat kecil - saya nggak tau lagi siapa yang bisa 
lebih kecil dan lebih malang lagi dari itu.

Remunerasi jelas gagal dan tidak membuahkan kinerja yang baik, 
bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling, penerbitan SUN dan SUKUK 
dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus 
merupakan hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang 
mengancam dan mendera indonesia,

Menurut anda cadangan devisa sebesar USD 70 Milyar itu lantas buat 
apa?  Buat gagah-gagahan?
Itu buat buffer / bantalan capital flight.

SUN sebagian besar dibeli asing?  Anda punya datanya atau asal nyablak?
Saya punya datanya - dan saya ingin lihat data anda.  Ayo kita 
sama-sama gelar di sini.

Kalau anda tidak berani gelar data - saya akan beberkan - dan semua 
akan lihat seperti apa kualitas pendapat anda.

stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi 
rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus 
mengalokasikan dana besar bahkan untuk nyahur utang yang belum 
dipakai, mengurangi subsidi rakyat, dan menghindari alokasi dana 
untuk pertumbuhan ekonomi rakyat.

Coba anda jujur dan lihat apa yang SUDAH dipakai.

Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat 
topi kepada Sri Mulyani misalnya.

Orang seperti anda rasanya nggak akan ngangkat apapun.
Nggak usahlah bermewah-mewah minta penjelasan rasional.

[Non-text portions of this message have been removed]


 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-05 Terurut Topik Indra Tjahyana
maaf jadi penasaran
ini masalah gelas yg setengah kosong atau menurut anda memang sebenarnya
ada cara lebih baik menangani aceh?

mungkin anda bisa menunjukkan kalau ini bukan masalah sudut pandang anda yg
memang (mungkin selalu) pesimistis?
kalau yg anda maksud rumahnya diperjual belikan sama pejabat korup itu IMHO
bukannya  tanggung jawab negara  masyarakat Indonesia utk mengawasi
distribusinya?
oh ya, susah juga ya.. nanti jangan2 anda bakal bilang bank dunia mendikte
pemda ya :D


salam,
indra

2010/5/6 wa idl waidl2...@yahoo.com



 bung poltak, tahan emosi ya.

 ada banyak catatan bahwa rekonstruksi aceh tidak banyak faedahnya secara
 langsung bagi masyarakat. pembangunan rumah tidak berguna dan ditinggal
 masyarakat. masyarakat juga menjadi makin tergantung karena cara bekerja
 yang jor-joran duit. cobalah membaca alternatif laporan, jangan marah-marah
 saja. atau anda adalah yang sedang bekerja di bank dunia?

 *~-*~-*~-*~-*~-*~-*~-*~-*~-
There are three constants in life... change, choice and principles. -
Stephen Covey


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-05 Terurut Topik rental VCD dan Playstation
Kayaknya lebih baik group-nya Sri Mulyani keluar dari kabinetlah.. Soalnya 
coba kalian hitung angka inflasi yang gak keruan Sejak SBY naik sampai saat 
ini angka inflasi lebih dari 100%. Perekonomian kacau teratur.. Yah banyak 
yang jatuh sedikit yang bangun Yang bangun cuman Pemerintahan dengan 
melonjaknya angka penerimaan pajak. Masyarakat nya sakit kepala.. Salam 
dari saya



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-05 Terurut Topik gatot . adhi
Mas,

Gw heran dengar Aceh gagal...baru kali ini gw dengarnya. 

Gw punya sodara yg tinggal disana kok. Kena tsunami juga, kok berbeda jauh dg 
yg anda bilang.

Terus, seingat saya system yg dipakai dalam penanganan donasi untuk Aceh ini 
diterima sebagai system yg baik dimata dunia.  Sayang saya lupa simpan 
korannya. Pernah dibahas di Kompas kok.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: wa idl waidl2...@yahoo.com
Date: Thu, 6 May 2010 12:47:32 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri  Mulyani

bung poltak, tahan emosi ya.

ada banyak catatan bahwa rekonstruksi aceh tidak banyak faedahnya secara 
langsung bagi masyarakat. pembangunan rumah tidak berguna dan ditinggal 
masyarakat. masyarakat juga menjadi makin tergantung karena cara bekerja yang 
jor-joran duit. cobalah membaca alternatif laporan, jangan marah-marah saja. 
atau anda adalah yang sedang bekerja di bank dunia?

saya bicara remunerasi, sun, sukuk, stimulus fiskal. tetapi, anda berbicara 
cadangan devisa yang sampai 70 juta dollar. so pasti cadangan devisa naik, 
karena banyak dana hot money masuk, yang antara lain karena bunga sun dan sukuk 
yang tinggi. bukankah cadangan devisa kita tertinggi adalah uang asing? apa 
yang membanggakan dari itu bung?


anda juga belum memberikan keterangan soal prestasi sri mulyani. anda pokoknya 
marah. dan ngata-ngatain yang tidak baik, seperti nyablak. santai saja bung.

salam,


waidl







Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 11:31:16
Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri  Mulyani

  
At 11:00 AM 5/6/2010, you wrote:
Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang 
sifatnya lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan 
bank dunia bagi
indonesia dan terutama rakyat kecil?

Dulu Listrik Masuk Desa adalah bagian dari program yang dibiayai Bank Dunia.
Juga berbagai proyek pengairan.  Plus proyek Kesehatan di desa.
Dan kalau anda tidak lupa - rekonstruksi Aceh pasca tsunami beroleh 
bantuan besar dari Bank Dunia.

Kalau itu bukan rakyat kecil - saya nggak tau lagi siapa yang bisa 
lebih kecil dan lebih malang lagi dari itu.

Remunerasi jelas gagal dan tidak membuahkan kinerja yang baik, 
bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling, penerbitan SUN dan SUKUK 
dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus 
merupakan hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang 
mengancam dan mendera indonesia,

Menurut anda cadangan devisa sebesar USD 70 Milyar itu lantas buat 
apa?  Buat gagah-gagahan?
Itu buat buffer / bantalan capital flight.

SUN sebagian besar dibeli asing?  Anda punya datanya atau asal nyablak?
Saya punya datanya - dan saya ingin lihat data anda.  Ayo kita 
sama-sama gelar di sini.

Kalau anda tidak berani gelar data - saya akan beberkan - dan semua 
akan lihat seperti apa kualitas pendapat anda.

stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi 
rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus 
mengalokasikan dana besar bahkan untuk nyahur utang yang belum 
dipakai, mengurangi subsidi rakyat, dan menghindari alokasi dana 
untuk pertumbuhan ekonomi rakyat.

Coba anda jujur dan lihat apa yang SUDAH dipakai.

Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat 
topi kepada Sri Mulyani misalnya.

Orang seperti anda rasanya nggak akan ngangkat apapun.
Nggak usahlah bermewah-mewah minta penjelasan rasional.


 



[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-05 Terurut Topik anton ms wardhana
mas wa idl,

salam kenal. hampir2 tadi saya menyebut anda mbak, karena selama saya
tinggal di sulawesi, wa dan/atau wa ode biasanya adalah gelaran bagi wanita
:))

data yang Anda sebutkan ini bisa diungkap ke milis agar kita bisa sama sama
menilai obyektivitasnya. sebab saya (dulu) adalah auditor pemerintah yang
biasanya melakukan audit atas proyek2 berbantuan luar negeri (bank dunia cs)
dan dari pengalaman itu saya yakin banyak dari proyek itu yang membawa
maslahat bagi masyarakat Indonesia..  saya ngga bermaksud menafikan ada
kebocoran di sana-sini, kesalahan perencanaan di sana-sini, kadang
masalahnya adalah kurang sosialisasi sehingga sarana/prasarana yang
diberikan tak termanfaatkan karena masyarakat tidak tahu bagaimana
menggunakannya..
nah.. tapi itu adalah gaya kita si pengguna dana, bukan si pemberi dana.

jadi saya rasa kok ngga fair ya kita menembak si pemberi dana sementara
semua masalah yang ada lebih disebabkan si peminta dan pengguna dan
well, meskipun ada juga pemberi dana yang ngasih syarat yang luar binasa
berat, tapi masalahnya lagi-lagi kan ada di peminta dana: kok mau ? kok
nggak nawar ? dll dsb

saya takut ini hanya masalah sudut pandang saja. sebab kalau mengikuti
logika berpikir pesimistis Anda, mohon maaf, kalau berangkat dari berbagai
kasus yang ada di Indonesia (tanpa perlu melibatkan bank dunia) saja,
nampaknya ujung2nya Anda akan bilang negara/pemerintah kita ngga ada gunanya
so ngga perlu ada
tapi semoga saya salah bahwa ini bukan cuma soal cara pandang/pikir.

mohon maaf, saya tidak sedang menyerang personaliti Anda,  saya hanya
mencoba menyamakan persepsi dahulu.

*BR. ari.ams*



Pada 6 Mei 2010 11:47, wa idl waidl2...@yahoo.com menulis:



 bung poltak, tahan emosi ya.

 ada banyak catatan bahwa rekonstruksi aceh tidak banyak faedahnya secara
 langsung bagi masyarakat. pembangunan rumah tidak berguna dan ditinggal
 masyarakat. masyarakat juga menjadi makin tergantung karena cara bekerja
 yang jor-joran duit. cobalah membaca alternatif laporan, jangan marah-marah
 saja. atau anda adalah yang sedang bekerja di bank dunia?

 saya bicara remunerasi, sun, sukuk, stimulus fiskal. tetapi, anda berbicara
 cadangan devisa yang sampai 70 juta dollar. so pasti cadangan devisa naik,
 karena banyak dana hot money masuk, yang antara lain karena bunga sun dan
 sukuk yang tinggi. bukankah cadangan devisa kita tertinggi adalah uang
 asing? apa yang membanggakan dari itu bung?

 anda juga belum memberikan keterangan soal prestasi sri mulyani. anda
 pokoknya marah. dan ngata-ngatain yang tidak baik, seperti nyablak. santai
 saja bung.

 salam,

 waidl

 
 Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com hotradero%40gmail.com

 Kepada: 
 AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com
 Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 11:31:16
 Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri
 Mulyani


 At 11:00 AM 5/6/2010, you wrote:
 Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang
 sifatnya lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan
 bank dunia bagi
 indonesia dan terutama rakyat kecil?

 Dulu Listrik Masuk Desa adalah bagian dari program yang dibiayai Bank
 Dunia.
 Juga berbagai proyek pengairan. Plus proyek Kesehatan di desa.
 Dan kalau anda tidak lupa - rekonstruksi Aceh pasca tsunami beroleh
 bantuan besar dari Bank Dunia.

 Kalau itu bukan rakyat kecil - saya nggak tau lagi siapa yang bisa
 lebih kecil dan lebih malang lagi dari itu.

 Remunerasi jelas gagal dan tidak membuahkan kinerja yang baik,
 bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling, penerbitan SUN dan SUKUK
 dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus
 merupakan hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang
 mengancam dan mendera indonesia,

 Menurut anda cadangan devisa sebesar USD 70 Milyar itu lantas buat
 apa? Buat gagah-gagahan?
 Itu buat buffer / bantalan capital flight.

 SUN sebagian besar dibeli asing? Anda punya datanya atau asal nyablak?
 Saya punya datanya - dan saya ingin lihat data anda. Ayo kita
 sama-sama gelar di sini.

 Kalau anda tidak berani gelar data - saya akan beberkan - dan semua
 akan lihat seperti apa kualitas pendapat anda.

 stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi
 rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus
 mengalokasikan dana besar bahkan untuk nyahur utang yang belum
 dipakai, mengurangi subsidi rakyat, dan menghindari alokasi dana
 untuk pertumbuhan ekonomi rakyat.

 Coba anda jujur dan lihat apa yang SUDAH dipakai.

 Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat
 topi kepada Sri Mulyani misalnya.

 Orang seperti anda rasanya nggak akan ngangkat apapun.
 Nggak usahlah bermewah-mewah minta penjelasan rasional.

 [Non-text portions of this message have been removed]

  




-- 
-
save a tree, don't print this email unless you really need to


[Non-text portions of this message have been removed