[ac-i] [OOT] Fw: Kirab budaya tanggal 17 -18 oktober
Siapa tau ada yg minat... 'Two things are infinite: The Universe and Human Stupidity; and I'm not sure about the universe.' - Albert Einstein - Forwarded Message From: east_road east_r...@yahoo.com Sent: Wednesday, September 9, 2009 10:11:08 Subject: Kirab budaya tanggal 17 -18 oktober Hari/Tanggal : Jumat - Sabtu / 17 - 18 Oktober 2009 Lokasi : FA CU KUNG BIO, Jl. Kemenangan, Kota, Jakarta Barat Peserta : 50 unit Klenteng, Vihara Bio (Thailand, Madura, Jawa, Sumatra dan Bali) Waktu : 09:00 wib - 14:00 wib... ; Kebaktian KARNAVAL/KIRAB BUDAYA Tema Di Empat Samudra Kita Bersaudara Hari / Tanggal : Minggu / 18 Oktober 2009 Waktu : pkl. 13:30 wib - 19:00 wib Rute : Jl.. Kemenangan - Jl. Pintu Kecil - Jl. Kali Besar Barat - Jl. Kali Besar Timur 3 - Berhenti sementara di MUSEUM FATAHILLAH - Jl. Lada - Plaza Glodok / Jl. Hayam Wuruk - Berbelok Jl. Mangga Besar - U Turn sebelum jembatan kereta listrik - Jl. Mangga Besar - Jl. Gajah Mada - Jl. Kemenangan( FAT CU KUNG )/Museum Fatahillah( Rombongan INDONESIA ) KIRAB BUDAYA/KARNAVAL ini terbagi atas 2 rombongan yaitu rombongan FAT CU KUNG dan rombongan KEBUDAYAAN INDONESIA. Rombongan FAT CU KUNG terdiri dari: - Paskibra pembawa bendera merah putih - Marching Band - Naga Doreng - 30 s/d 50 JOLI yang berisi dewa KONG CO FAT CU KUNG dan beberapa dewa yang dibawa oleh beberapa vihara/klenteng/ bio yang berasal dari Thailand,, Madura, Jawa, Bali dan Sumatra Rombongan KEBUDAYAAN INDONESIA terdiri dari: - Marching Band - 2 mobil hias sponsor Platinum/Utama - 10 andong hias sponsor Gold/Pendamping dan Silver/Pendukung - Ondel-ondel, Tanjidor, Reog Ponorogo, Kesenian Bali, Komunitas Bike To Work, Komunitas sepeda ontel/sepeda tua Museum Fatahilah juga ada acara.. Semoga acara ini membawa pariwisata Indonesia ke arah semakin baik dan semoga kita semua mendapat berkah dan kebahagiaan dari acara ini ..^^ - - - - - - Komentar dari saya pribadi: 1. Memang saatnya Indonesia menunjukan eksitensi diri dengan aneka ragam budaya. Dengan ini kita bisa membuktikan bahwa negara kita adalah negara berbudaya dimata internasional. 2. Program ini sekiranya saya setuju dalam upaya pelestarian budaya di Indonesia, apalagi sekarang lagi jamannya klaim - klaiman budaya dari negara tetangga mengatakan dirinya Truly Asia. Kita juga bisa tujukan sikap Truly Asia di mata Internasional. 3. Sekiranya program ini Tak hanya bungkusan budaya saja, ada beberapa hal saya mau kritisi masalah Gotong Tua pe kong, bukan tidak setuju. adalah perihal yang saya tambahkan dalam acara gotong tua pe kong kan ada sumbangan dari masyrakat dari mana- mana. Sekiranya masyrakat terutama dlam memberi sumbangan tak hanya meminta berkah kepada dewa itu, tapi mau meberi berkah kepada yang memerlukannya. Sekiranya panitia saya harapkan bisa memberi bungkusan lain yaitu pengalangan dana untuk korban bencana gempa bumi di daerah jawa, itu mengartikan supaya masyarakat bisa peka terhadap lingkungan sekitar, Tak hanya minta berkah pada dewa,tapi juga mau memberi berkah kepada yang memerlukannya. Semoga acara ini tak sekedar pawai budaya saja tapi juga bisa memberikan kontribusi kepedulian terhadapan sesama. Akhir kata semoga acara ini berjalan dengan sukses. Pawai ini tak sekedar hura-hura, tapi bisa memberi manfaat baik bagi semua pihak. . New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
[ac-i] Undangan: Artist Talk pameran Visible Noise. Jum'at, 11 September 2009, Selasar Sunaryo Art Space
Selasar Sunaryo Mengundang anda untuk hadir dalam acara Artist Talk pameran Visible Noise Bersama Agung Hujatnikajennong dan Beatrix Hendriani Waktu : Jum'at, 11 September 2009 pukul 15.00 - 17.30 wib Tempat: Bale Handap, Selasar Sunaryo Art Space Disediakan Tajil bagi yang berpuasa Televisi selalu menimbulkan stigma alam bawah sadar tentang kebenaran. Misalnya, perempuan yang cantik adalah perempuan yang berkulit putih, berrambut panjang terurai, halus dan berkilauan. Perempuan baik hati pembela kebenaran biasanya pemeluk agama yang teguh. Biasanya mereka selalu tertindas oleh musuh, walaupun di akhir cerita sang musuh selalu bertobat. Lukisan-lukisan saya ingin mendekonstruksi berbagai stereotip tentang perempuan itu. (Beatrix Hendriani Kaswara untuk Pameran Visible Noise, SSAS, 2009) Selasar Sunaryo Art Space Jln. Bukit Pakar Timur No. 100 Bandung - 40198 West Java - INDONESIA Ph: +62 22 2507939 Fax: +62 22 2516508 E-mail: sela...@bdg.centrin.net.id Website: www.selasarsunaryo.com Open daily 10 am - 17 pm (Closed on Monday and Public Holiday) clip_image002.jpg
Re: [ac-i] Hubungan Indonesia-Malaysia; Tanggapan Kritis Untuk Franz Magnis Suseno
Hebat... 'Two things are infinite: The Universe and Human Stupidity; and I'm not sure about the universe.' - Albert Einstein From: winwannur winwan...@yahoo.com To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Sent: Saturday, September 5, 2009 18:31:32 Subject: [ac-i] Hubungan Indonesia-Malaysia; Tanggapan Kritis Untuk Franz Magnis Suseno Di Kompas kemarin, di halaman opini. Saya membaca sebuah tulisan Franz Magnis Suseno, dosen filsafat di STT Driyakara yang membahas tentang ketersinggungan orang Indonesia terhadap Malaysia dan bagaimana seharusnya orang Indonesia menyikapinya. Opini yang ditulis Romo Magnis di Kompas edisi 4 September 2009 ini berlawanan dengan arus utama opini masyarakat Indonesia saat ini, yang rata-rata tersinggung dan terusik rasa nasionalismenya dengan apa yang dilakukan Malaysia yang selama ini terus menerus seolah sengaja cari perkara dengan negara ini. Jika kebanyakan orang Indonesia termasuk anggota DPR RI ingin pemerintah bersikap keras terhadap Malaysia, Romo Magnis sebaliknya. Tawaran Romo Magnis sebagai solusi untuk masalah ini adalah solusi khas dari penganut kristen tipikal. Kalau ada orang menampar pipi kanan, solusinya sodorkan pipi kiri. Untuk bangsa sebesar Indonesia dengan penduduk nomer 4 terbanyak di dunia. Menurut Romo Magnis, marah-marah hanya karena dihina seperti itu sangatlah tidaklah layak untuk dilakukan. Sebaliknya Romo Magnis menganjurkan, selesaikanlah masalah itu dengan sabar dan kepala dingin. Franz Magnis memberi contoh saat Soeharto menjadi presiden. Dia katakan, saat itu Indonesia tidak pernah berkata dengan kata keras dan justru dengan sikap seperti itu Malaysia hormat. Entah amnesia atau memang sengaja, tampaknya Franz Magnis sengaja mengaburkan fakta tentang sosok Soeharto mantan Presiden yang paling kejam sepanjang sejarah Indonesia itu. Soeharto memang tidak pernah dan tidak perlu berkata keras. Dia hanya perlu menebar senyum, karena semua orang tahu di balik senyumnya yang khas itu ada kekuatan militer besar yang sangat loyal dan patuh tanpa syarat kepadanya. Dia dengan mudah bisa menggerakkan kekuatan itu, semudah anak kecil menggerakkan mainan mobil-mobilan dengan remote control di tangan. Bandingkan dengan SBY yang jangankan militer, bahkan dalam politik saja pun di negara ini banyak musuhnya. SBY baru mau mellibatkan TNI dalam menangani teror saja kecaman sudah muncul dari mana-mana. Jadi kalau SBY mau bergaya meniru-niru gaya Soeharto, ya diludahi orang. Well, terlepas dari soal Soeharto, anjuran Romo Magnis memang bisa kita terapkan terhadap beberapa kasus dan terbukti manjur. Misalnya jika anda yang pendatang kebetulan berkunjung ke Bali, bukan sebagai turis. Anda bisa jadi mengalalami pengalaman tidak menyenangkan ditangkap dan diperlakukan tidak enak oleh 'Pecalang' (Hansip Adat). Jika mengalami hal seperti ini di Bali, saran saya akan sama seperti cara yang disarankan Romo Magnis, lebih baik selesaikan masalah itu secara diplaomatis. Hubungi ketua pecalangnya atau langsung usahakan berbicara dengan 'klian' adat setempat. Meskipun anda mungkin Preman terkenal dan ditakuti di kampung asal anda, tapi dalam menghadapi situasi ini. Mengajak konfrontasi 'pecalang Bali, sangat tidak saya anjurkan. Kecuali anda punya ilmu tahan pukul dan ilmu kebal atau siap mental di'massa' orang 'sebanjar'. Tapi anjuran seperti tersebut di atas bukanlah obat ajaib yang manjur untuk segala kasus, situasi dan kondisi. Untuk kasus yang berbeda, kadang-kadang cara seperti yang dianjurkan Romo Magnis ini sama sekali tidak efektif, malah menjadi kontra produktif. Saya secara pribadi pernah mengalami musibah yang tidak perlu karena berbaik-baik seperti saran favorit Romo Magnis ini. Saat itu saya baru pindah ke kompleks perumahan yang saya tinggali sekarang. Untuk menuju ke rumah saya, saya harus melewati sebuah rumah yang memiliki seekor anjing buras alias anjing kampung yang selalu mengonggong keras kepada siapapun yang melintas di depan rumah majikannya itu. Kalau orang yang digonggong ketakutan kadang anjing kampung berkulit belang ini tidak segan-segan mengejar sampai orang yang dikejar berteriak-teriak ketakutan. Warga di kompleks tempat saya tinggal sebenarnya cukup resah dengan keberadaan anjing itu di kompleks kami. Istri dan anak saya sering sangat ketakutan ketika harus melewati rumah itu menuju rumah kami. Ketika keluhan itu saya sampaikan kepada pemilik anjing dengan enteng dia bilang Anjing saya itu memang senang bercanda. Karena 'diplomasi' dengan pemilik anjing itu tidak berhasil. Karena istri saya sangat ketakutan setiap kali melewati rumah itu, sayapun secara resmi melaporkan masalah ini kepada ketua RT yang merupakan penguasa tertinggi di kompleks kami. Tapi ketua RT kami yang secara penampilan luar sangat perlente dan berwibawa ini sama sekali tidak dapat memberi solusi yang memuaskan. Suatu kali istri saya pulang bersepeda dan melewati
[ac-i] Statemen Dewan Kesenian Jatim pada Silaturrahim Gubernur dengan Seniman Jatim
Statemen DEWAN KESENIAN JAWA TIMUR ( dalam rangka Silaturrahim Gubernur dengan Seniman dan Budayawan Jawa Timur) 9 September 2009 Pukul 09.00 wib di Graha Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jatim Jl Wisata Menanggal Surabaya Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas perkenanNYA, kita diberi kesehatan dan kemampuan untuk melangsungkan silaturrahim Gubernur dengan Seniman dan Budayawan Jawa Timur di tengah intensitas kesibukan kita, di bulan Ramadhan, yaitu bulan yang penuh rahmad. Silaturrahim ini adalah yang pertama , sejak Pak De dan Gus Ipul menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, untuk itu dengan bangga dan hormat , kami atas nama Dewan Kesenian Jawa Timur dan seluruh Seniman dan Budayawan Jawa Timur menyampaikan selamat serta dengan dilaksanakannya acara ini kami haturkan terimakasih atas perhatian, kepedulian serta simpati Bapak yang telah berkenan meneruskan tradisi silaturrahim disetiap bulan Ramadhan dengan para Seniman dan Budayawan yang sudah berlangsung 11 tahun. Persamuan seperti ini, kiranya akan menjadi rajutan komitmen serta simpuh bathin bersama antar pemimpin dan rakyatnya agar dalam prosesi pembangunan dapat saling menopang. Apalagi kita sadari bahwa perubahan multi sektor berlansung begitu dinamis dan saling bergesekan dengan sekian kompleksitasnya. Ini adalah tantangan sekaligus tanggungjawab yang perlu disikapi bersama dan kita yakin bahwa kepemimpinan Pak De ini akan mampu menapak langkah dengan cerdas, cermat, cepat dan tepat. Kami laporkan pula bahwa Dewan Kesenian Jawa Timur kini menjalankan estafet kepengurusan ke-3 dan sesungguhnya sangat diuntungkan oleh 3 faktor utama : pertama, kami tinggal melanjutkan dari kuatnya fondasi yang telah dibangun oleh kepengurusan sebelumnya. Kami seperti tinggal menuai berkah dari masa tanam 10 tahun yang sangat melelahkan. Kami sungguh memberikan apresiasi yang tinggi dan merasa berhutang pada kepengurusan sebelumnya. Kedua, kami berada pada sebuah moment kulminasi dari berlangsungnya proses reformasi yang ditandai dengan kian mandirinya masyarakat sipil, otonomi daerah kian menemukan arah dan bentuknya, transparansi dan profesionalisme pemerintahan kian proporsional, demokrasi kian berlangsung lebih baik dan lain semacamnya, termasuk secara institusional Dewan Kesenian dipahami sebagai bagian dari perangkat negara yang ditandai dengan persetujuan Presiden untuk membentuk Dewan Kesenian Nasional. Ketiga, kita memasuki peradaban ekonomi gelombang ke-4, yang dipahami bahwa ekonomi kreatif sebagai mata uang baru bagi negara. Hal ini didasari oleh kajian bahwa dalam situasi krisis ekonomi global, justru kekayaan seni budaya dan insan kreatif yang kita miliki adalah modal utama yang memiliki daya saing tinggi. Sehingga para insan kreatif (seniman) tengah ditimang dan dicanangkan tidak hanya untuk memperkokoh ketahanan budaya tapi juga sebagai ujung tombak dalam persaingan ekonomi kreatif yang meng-global ini. Untuk itu, perlu kita sadari pula bahwa kekayaan seni budaya Jawa Timur dan peluang yang terbentang ini sangat membutuhkan kesungguhan dan kesediaan kualitas SDM yang memadai. Dalam hal ini mari kita urai dengan seksama tentang apa yang telah kita capai dan apa yang hendak digapai agar senantiasa tetap bermuara pada kemaslahatan bersama pula. Dari silaturrahmi ini, kiranya akan kian menguatkan kesungguhan kita untuk kian bermakna dalam menjalankan peran, tugas dan fungsi masing-masing. Semoga komitmen, ketulusan dan keindahan yang dirajut dalam silaturrahim ini mendapat ridho dan barokah dari Allah SWT. Amin. Wassallaamu’alikum Warahmatullahi Wabarokatuh. DEWAN KESENIAN JAWA TIMUR Achmad Fauzi Ketua Umum Konfirmasi: Achmad Fauzi Ketua Umum Dewan Kesenian Jatim Jl. Wisata Menanggal Surabaya Telp/fax 031-8554304 081 330 89 73 27, 031- 700288 02, 081 94 64 722 72 Email:dk_ja...@yahoo.com www.dewankesenianjatim.com *Publikasi ini disebarluaskan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi Dewan Kesenian Jawa Timur. Rabu, 9 September 2009
[ac-i] Malaysia Über Alles
Dalam beberapa tahun belakangan, orang Indonesia tampak mudah sekali tersinggung oleh sikap Malaysia. Orang Indonesia sering merasa dilecehkan dan diprovokasi. Hari-hari belakangan ini hubungan Indonesia Malaysia 'menghangat'. Seperti biasa ketika ini terjadi, di Indonesia ada banyak nada keras yang ditujukan kepada Malaysia. Dan juga seperti biasa ada banyak pro dan kontra mengenai nada-nada keras ini. Banyak orang di negara ini yang bersikap reaksioner, entah itu sekedar memaki tanpa mengerti persoalannnya atau sebaliknya ada yang merasa orang Indonesia tidak layak bersikap seperti itu terhadap Malaysia. Dalam sebuah tulisan di sebuah media online malah ada orang Indonesia yang mengatakan malu terhadap sikap orang Indonesia yang mengeluarkan kata-kata keras terhadap Malaysia. Orang yang malu dengan sikap anti Malaysia ini dengan gamblang dan memaparkan beberapa perbuatan Malaysia yang membuat sakit hati orang Indonesia dan membuat pembelaan untuk itu dengan alasan dangkal dan argumen standar khas para diplomat yang sama sekali tidak menyentuh inti persoalan. Setelah beberapa waktu biasanya emosi orang Indonesia mereda dan memuncak kembali ketika Malaysia lagi-lagi memprovokasi. Untuk meredakan masalah ini biasanya pemerintah kedua negara mencari solusi dengan cara diplomasi, tapi pada waktu tertentu masalah ini muncul lagi. Begitu terus menerus mereda dan berulang kembali. Banyak yang bertanya kenapa masalah ini terus dan terus berulang seperti tidak ada kata berhenti. Itu karena setiap masalah seperti ini terjadi orang langsung terpikir untuk mencari solusi. Hampir tidak ada yang menanyakan apa sih inti persoalan dari hubungan Indonesia-Malaysia ini. Ketika masalah ini terjadi, masalah yang terlihat di permukaan entah itu klaim atas budaya atau klaim atas teritori Indonesia yang dilakukan oleh Malaysia. Rata-rata orang di sini berpikir itu adalah masalah yang sebenarnya dan solusi pun dicari berdasarkan masalah yang kelihatan itu. Padahal yang terlihat itu hanyalah gejala dari penyakit sesungguhnya yang tidak pernah benar-benar serius dipahami oleh kebanyakan orang-orang di Indonesia, entah itu diplomat, pemerintah atau orang biasa. Karena alasan itulah dalam tulisan kali ini saya ingin mengajak orang-orang yang membaca tulisan saya, terutama yang telah membaca dan berkomentar atas tulisan saya sebelumnya http://winwannur.blog.com/2009/09/06/hubungan-indonesia-malaysia-tanggapan-kritis-untuk-franz-magnis-suseno/ yang dengan kritis menanggapi tulisan Franz Magnis Suseno untuk memahami masalah yang sebenarnya dari hubungan Indonesia-Malaysia ini. Untuk memahami masalah yang sebenarnya dari masalah hubungan Indonesia- Malaysia, kita harus melihat dengan jernih persoalan yang ada, kemudian dipetakan masalahnya baru kemudian dicari solusinya. Jika kita mau melihat masalah hubungan Indonesia- Malaysia ini dengan jernih dan langsung pada inti persoalan yang sebenarnya. Maka dengan jelas kita akan melihat bahwa masalah utama dalam hubungan Indonesia- Malaysia ini tidak lain terletak pada sejarah pembentukan Malaysia sendiri sebagai bangsa, yang memang sudah sakit sejak dari awal berdirinya. Sepanjang sejarahnya Malaysia adalah kumpulan dari kerajaan-kerajaan kecil yang tidak terlalu besar pengaruhnya di Nusantara. Di Malaysia, baik di Semenanjung maupun di Kalimantan, tidak pernah ada kerajaan besar sekaliber Sriwijaya, Majapahit atau bahkan Aceh Darussalam. Sepanjang sejarah pra-kolonial, kerajaan-kerajaan di Malaysia selalu berada di bawah bayang-bayang kerajaan besar di kepulauan Nusantara. Bahkan ketika semenanjung Malaka dikuasai Portugis, Aceh yang saat itu dipimpin oleh Iskandar Muda-lah yang membebaskan mereka. Ketika Nusantara akhirnya dikuasai sepenuhnya oleh negara-negara kolonial dari eropa, semenanjung Malaysia dikuasai Inggris sedangkan kerajaan-kerajaan lain di kepulauan ini dikuasai Belanda. Pasca perang dunia kedua, tren merdeka melanda seluruh dunia. Kerajaan-kerajaan di nusantara inipun memerdekakan diri, mereka membentuk negara tidak berdasarkan kedekatan kultural antara satu kerajaan dengan kerajaan lainnya, tapi berdasarkan batas-batas teritori yang dibuat oleh para penjajahnya. Dengan model pendekatan seperti ini jadilah Sumatra, Kalimantan dan semenanjung Malaka yang sebenarnya sangat dekat secara kultural terpisah menjadi beberapa negara. Sumatra dan sebagian Kalimantan yang lebih dahulu merdeka digabungkan dengan Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku sampai Papua. Meski sebenarnya secara kultural mereka tidak memiliki ikatan kuat. Tapi karena wilayah ini sama-sama bekas jajahan Belanda, mereka disatukan menjadi sebuah negara. Negara baru ini diberi nama Indonesia. Beberapa tahun kemudian, Semenanjung Malaka, Sabah dan Sarawak di Kalimantan bersama Singapura (yang belakangan memerdekakan diri) membentuk federasi Malaysia. Belakangan di Kalimantan muncul lagi sebuah negara baru bernama Brunei Darussalam. Berbeda dengan
[ac-i] Sepuluh Komik Cinta Muncul di Majalah HAI
Sepuluh Komik Cinta Muncul di Majalah HAI Wednesday, 09 September 2009 Cover majalah Hai Edisi khusus FiksiMajalah HAI ke 36 kembali meliput komik, tapi kali ini langsung membawa sepuluh karya komik, langsung dimunculkan di majalahnya. Ada komik baru Nadya N The Painkillers karya Ario Anindito, Ada dua komik karya TnP studio yaitu KiBezo “Ojek Cinta” dan karakter terbarunya Bang Jemping dan Jurigpit, Ada karya pemenang nominasi International Manga Award 2007 yaitu komik Sang Sayur karya SYS / Shirley, ditambah karya temannya yaitu Gita dengan komiknya yang berjudul “Cinta?”, Ada tukilan dari komik Brataseta karya Wahyu Hidayat, cerita baru dari Cergam Center yang berjudul “Apa Arti Sebuah Cinta?” karya Sandika Rakhim Andias Rakhman, ditambah tukilan komik Garudayana, karya terbarunya Is Yuniarto, ada komik Grinpiss karya Apio dan Wen Li yang dulu pernah muncul di Hai-Online, dan yang terkhir tukilan dari komik SIJI (Serikat Jagoan Indonesia) yang pertama dari Jagoan Comic menutup kemunculan rombongan komik di majalah HAI yang masih beredar saat ini. Salut untuk majalah HAI karena mau memberikan kesempatan promosi yang sangat baik bagi karya komik yang saat ini beredar, dari komik indi, komik major, komik online, dan komik yang menjadi pemenang lomba. Read more... ahmadzeni Klik cover buku TarKom03 Kaastangel untuk melihat katalog komik! PragatComic.com Web Pergerakan Cergam Baru. Selalu Ada Komik Terbaru! Jatiwangi.Net Tempat Komunitas Jatiwangi!
Re: [ac-i] Fw: [budaya_tionghua] Batik Indonesia Jadi Warisan Budaya Dunia
Rasanya pas sekali ide untuk mengenakan batik secara nasional pada 1 oktober nanti. Lebih baik lagi kalau batik tulis yang dikenakan, sambil membantu para pengrajin batik yang umumnya berpenghasilan rendah. Indria samego Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: ::KaNia:: d_kencanaw...@yahoo.com Date: Mon, 7 Sep 2009 19:42:14 To: FFfemina-frie...@yahoogroups.com; HWhanyawan...@yahoogroups.com; artculture-indonesia@yahoogroups.com; BiZMartbisnis-sm...@yahoogroups.com; elshintagr...@yahoogroups.com; FCfood_combining_indone...@yahoogroups.com; perkebu...@yahoogroups.com; tourismindone...@yahoogroups.com Subject: [ac-i] Fw: [budaya_tionghua] Batik Indonesia Jadi Warisan Budaya Dunia Berita Gembira Buat Bangsa INDONESIA Batik memang identik dengan Indonesia, tetapi bukan berarti negara lain tidak bisa memproduksinya. Negara tetangga kita, seperti Malaysia, Singapura, bahkan China juga memproduksi batik dengan motif yang cukup beragam. Hal itu ternyata tidak membuat pengakuan dunia internasional terkait batik Indonesia memudar. Buktinya, UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) , akan mengukuhkan batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage). Pengukuhan tersebut akan secara resmi dilakukan pada 2 oktober 2009 mendatang di Prancis. Untuk jenis batik yang akan dikukuhkan sebagai World Heritage adalah batik tulis dan bukan batik printing. Hal itu karena jenis batik printing juga diproduksi di beberapa negara lain. Batik tulis memang hanya diproduksi di Indonesia. Pembuatannya yang dilakukan secara manual menggunakan canting serta proses pewarnaan yang memakan waktu cukup lama, membuat corak dan kualitas batik tulis sangat istimewa. Harganya juga lebih tinggi dibandingkan dengan batik yang di cetak atau printing. Untuk membuat batik tulis juga membutuhkan keahlian khusus karena tingkat kesulitan pembuatannya yang cukup tinggi. Untuk jenis corak batik tulis, ada juga beberapa yang hanya diperuntukkan untuk kalangan kerajaan Jawa dan tidak bisa dibuat oleh orang sembarangan. Hal itu terkait filosofi dan status sosial dari si pemakai. Batik bagi masyarakat Jawa, memang bukan hanya sebuah kain bercorak, tetapi juga penggambaran filosofi kehidupan dan warisan budaya leluhur yang harus dijaga. Untuk mendukung pengukuhan batik tulis Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage), mari kita memakai batik pada 2 Oktober mendatang. Tunjukkan rasa bangga kita sebagai bangsa Indonesia, yang memiliki warisan budaya yang luar biasa yaitu batik tulis. . New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
[ac-i] Gubernur Janjikan Seniman Jawa Timur Dapat Jaminan Kesehatan
GUBERNUR JANJIKAN SENIMAN JAWA TIMUR DAPAT JAMINAN KESEHATAN Silaturahmi Gubernur dengan seniman dan budayawan Jatim Rabu, 9 September 2009 pukul 09.00 wib bertempat di Graha Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jatim Jl Wisata Menanggal Surabaya, sejumlah 300 seniman menerima tali asih dari Gubernur Jawa Timur. Seni sebagai pembersih jiwa. Karena itu seniman dipahamai oleh Gubernur sebagai penjaga nilai pada identitas dalam berbangsa dan bernegara. Karena itu ketika tari pendet di klaim oleh Malaysia, kita jadi tersadar bahwa kesenian adalah bagian dari nilai kebangsaan. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jatim menggulirkan program Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) untuk seniman sehingga nantinya pemerintah provinsi akan memberikan asuransi kesehatan kepada seniman.Disiapkan tahun 2010 sebanyak 2 ribu polis asuransi untuk seniman di Jawa Timur yang akan dilakukan pendataan secara bertahap. Secara terpisah Bapak Prasetiyo Hadi, Kepala Bapeprov Jatim berencana menggalang dana kesejahteraan untuk seniman yang diperoleh dari Corporate Social Responsibilty. Achmad Fauzi, Ketua Umum Dewan Kesenian Jatim, menyatakan “ Kita sangat berbangga dan memberikan apresiasi tinggi kepada Gubernur Jatim yang telah memberikan perhatian dan kepedulian kepada seniman melalui program Jamkesmas khusus seniman, dan merupakan program pertama di Indonesia.”.(***) Konfirmasi: Achmad Fauzi Ketua Umum Dewan Kesenian Jatim Jl. Wisata Menanggal Surabaya Telp/fax 031-8554304 081 330 89 73 27, 031- 700288 02, 081 94 64 722 72 Email:dk_ja...@yahoo.com www.dewankesenianjatim.com *Publikasi ini disebarluaskan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi Dewan Kesenian Jawa Timur. Rabu, 9 September 2009
[ac-i] Siluet di Pulau Tidung
Siluet di Pulau Tidung Oleh Novieta Tourisia ... Sekeliling karamba ikan tersebut merupakan tempat yang baik untuk melakukan aktivitas snorkeling. Namun, menurut beberapa teman, di Tidung Kecil pun terdapat snorkeling spot yang lebih baik dan memiliki ragam ikan bervariasi. Sayangnya hari sudah hampir petang maka saya memilih untuk duduk bersantai menunggu sunset datang. Benar saja. Langit yang perlahan berwarna jingga kemerahan lantas membentuk berbagai siluet cantik dan menyinari lautan. Tak hanya itu, kami pun berkesempatan menikmati cahaya bulan purnama yang menyorot laut dengan sinar putih keperakan. Saat itu kami bersama dengan pengunjung yang mencari ikan - sebab periode ini adalah tepat untuk memancing. Hari yang semakin gelap mengingatkan kami untuk pulang ke penginapan. Selanjutnya klik http://wisataloka.com/pelesir/siluet-di-pulau-tidung/ Salam, TM. Dhani Iqbal
[ac-i] Liburan sambil Berkarya!!!
Sebentar lagi liburan Lebaran. Ada yang mudik, ada yang berwisata. Yuk mengisi liburan dengan kegiatan yang bermanfaat. MARI BERMAIN TANAH LIAT !!! Jangan takut kotor..berkreasi dan berkarya, sambil mengenal benda-benda keramik manca negara. Ajak anak-anak, papa mama, om tante, semuanya. Di Museum Seni Rupa dan Keramik. (sebelah kanan Museum Fatahillah-Kota, Stasiun Beos) Jl. Pos Kota No. 2, Jakarta 0 Pendaftaran: Ibu Eni 021-6907062 Tgl 26/09/09-anak remaja Sesi I : 10.00-12.00 wib (usia 5-13 th) Sesi II : 14.00-16.00 wib (usia 5-13 th) Rp.100,000 (tanah liat, pembakaran, pewarnaan, snack) Tgl 27/09/09-anak, remaja,dewasa Sesi I : 10.00-12.00 wib (usia 5-13th) Sesi II : 14.00-16.00 wib (usia 14-dewasa) Rp. 125,000 (tanah liat, pembakaran, pewarnaan, snack) TUNGGU APA LAGI...DAFTARKAN SEGERA
[ac-i] 13 Mei
SASTERA-BERITA HARIAN Dunia Buku: 13 Mei 1969 versi penjajah Oleh Nazmi Yaakub na...@bharian.com.my caption image1 Pendedahan mengejutkan, tapi kaca mata neokolonialisme 13 Mei: Dokumen-dokumen Deklasifikasi mengenai Rusuhan 1969 Malaysia karya Dr Kua Kia Soong dan terjemahan Seah Li Ling, meninjau kembali rusuhan perkauman yang menggegarkan negara ini pada 13 Mei tahun terbabit, berpandukan dokumen sebelah pihak, iaitu British yang dibuka di Pejabat Rekod Awam, London. Pembukaan dokumen itu selaras dengan Peraturan Arkib yang mengkehendaki fail sulit dan rahsia dibuka selepas mencapai tempoh 30 tahun bagi membolehkan orang awam membacanya. Buku ini dibahagikan kepada lima bab meliputi Bab 1: Formula Perikatan Bersifat Perkauman; Bab 2: Pilihan Raya 1969; Bab 3: Rekod Rusuhan; Bab 4: Penilaian Negara Asing tentang Pertukaran Regim dan Bab 5: Kelas Pemerintahan Melayu Baru, selain bahagian Pendahuluan: Mempersoalkan Sejarah Versi Kerajaan serta Kesimpulan: Ke Arah Perdamaian Negara. Bahagian pendahuluan buku ini menjelaskan dokumen yang menjadi rujukan dalam buku ini, membabitkan perutusan rasmi oleh Pegawai Suruhanjaya Tinggi British yang membuat pemerhatian terhadap rusuhan kaum dan perutusan rasmi Pejabat Luar Negeri dan Komanwel (FCO) yang bertanggungjawab terhadap perkembangan negara di Pasifik Barat Daya termasuk Australia, New Zealand, Indonesia serta Singapura. Antara dokumen lain yang turut dipetik dalam buku ini ialah laporan daripada media asing dan kenyataan akhbar oleh Persatuan Palang Merah Malaysia yang menerangkan kesan rusuhan terbabit, khususnya membabitkan kematian serta kecederaan. Kua Kia Soong Buku ini turut berpandukan catatan sulit yang memperlihatkan reaksi Suruhanjaya Tinggi British di Malaysia Barat dan Timur serta laporan kepada London, selain penilaian Jabatan Kabinet British, Pejabat Luar Negeri dan Komanwel serta Kementerian Pertahanan. Maklumat yang menjadi sandaran dalam penulisan buku ini turut dikumpul melalui catatan dalam mesyuarat diplomat dan catatan risikan daripada Kedutaan British, selain turut mengambil kira reaksi masyarakat ekspatriat British di ibu negara. Perlu ditegaskan laporan yang dikumpulkan dalam penulisan buku ini adalah berpunca daripada satu pihak, iaitu British yang pernah menjajah negara ini dan sudah tentu boleh menimbulkan wasangka terhadap penilaian pegawai negara bekas imperialis berkenaan yang boleh dihubungkan dengan maksud neokolonialisme. Pandangan media dan masyarakat ekspatriat pula sudah tentu terhad kepada kejadian yang berlaku dalam jangkauan mereka dan mungkin dipengaruhi oleh pandangan tidak objektif daripada bangsa bekas kuasa imperialis berkenaan. Hal ini boleh dilihat daripada laporan media dengan penggunaan perkataan yang mungkin bersifat hiperbola seperti kumpulan pengganas seramai lebah atau penceroboh, yang sudah tentu maksudnya jauh berlainan sekiranya pembaca cuba membandingkannya dalam konteks hari ini. Berdasarkan dokumen deklasifikasi dan laporan media terbabit itulah, buku ini menganggapnya sebagai petunjuk kepada rancangan untuk menghimpun ‘penjahat muda’ di kediaman Menteri Besar Selangor serta menyimpulkan pihak keselamatan gagal menjalankan tugas dengan baik untuk mengekang rusuhan berkenaan. Buku ini turut memetik pandangan pemimpin dan media daripada negara jiran serta negara asing yang terkandung dalam dokumen deklasifikasi itu, sekali gus turut mendedahkan pandangan sinis bekas Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew. Pandangan lancang Lee itu termuat dalam telegram FCO yang menganggap Tunku Abdul Rahman sebagai ‘seorang tua yang bodoh, tetapi beliau ialah seorang tokoh bapa’, manakala Tun Abdul Razak pula dicemuh dengan mengatakan, ‘Razak menjadi semakin menyerupai seorang setan yang pintar’. Ia disebut dalam telegram yang dihantar Diplomat British di Singapura, Sir A de la Mare yang bertemu dengan Lee dan kemudian menghantar telegram berkenaan pada 2 Jun 1969. Judul buku ini mungkin provokatif dengan maksud memancing minat pembaca kerana menggambarkan penulisannya berdasarkan dokumen sulit dan rahsia yang dibuka serta diturunkan tarafnya, tetapi dokumen terbabit tidak dapat lari daripada pandangan tipikal pegawai tinggi, perisikan, wartawan dan ekspatriat bekas kuasa imperialis kepada negara bekas jajahannya. Kebenaran di sebalik peristiwa 13 Mei sudah tentu tidak boleh dan tidak wajar ditentukan dengan hanya berlandaskan laporan asing, sebaliknya perlu diimbangi dengan penyelidikan daripada pengkaji dan sejarawan tempatan. Sekiranya buku setebal 165 halaman terbitan Suara Rakyat Malaysia (Suaram) Komunikasi ini menimbulkan keterujaan pembaca dengan bahagian yang mempersoalkan sejarah versi kerajaan, maka ia juga sepatutnya turut mempersoalkan sejarah versi ‘bekas